ARTIKEL
PEMANTAPAN KEMAMPUAN
PROFESIONAL (PDGK 4501)
ABSTRAK
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
1. Identifikasi Masalah
Temuan terhadap hasil belajar siswa Kelas V SD Negeri 5 Penatih,
Kecamatan Denpasar Timur pada kondisi awal sebelum dilakuakn
penelitian perbaikan pembelajaran, penguasaan materi pelajaran Tematik
hanya mencapai rata-rata 70,35 berada di bawah Kriteria Ketuntasan
1
Minimal Tematik (=75,00), dan jumlah siswa yang tuntas hanya sebanyak
20 orang (46,51%) dari jumlah siswa seluruhnya sebanyak 43 orang.
Dengan demikian untuk pembelajaran Tematik daya ketuntasan secara
klasikal belum mencapai (=85,00%). Sedangkan hasil pengamatan awal
yang terjadi pada proses pembelajaran Tematik pada siswa Kelas V SD
Negeri 5 Penatih, Kecamatan Denpasar Timur setelah diidentifikasi
ditemukan permasalahan pembelajaran sebagai berikut.
a. Siswa belum aktif dalam bertanya maupun menjawab pertanyaan.
b. Siswa belum mampu menilai kebenaran pelaksanaan proses
pembelajaran.
c. Siswa banyak yang tidak terfokus perhatiannya dalam pembelajaran.
d. Siswa memiliki wawasan yang sempit terhadap materi pelajaran yang
diajarkan.
e. Siswa masih takut menyampaikan pendapatnya sendiri.
f. Guru belum sepenuhnya mampu membimbing siswa membuktikan
konsep Tematik melalui pengalaman langsung terhadap obyek yang
dipelajari.
Temuan pada hasil penilaian dan pengamatan pada Pra Siklus
belum maksimal dan belum sesuai dengan tuntutan mutu pendidikan di
tingkat lokal dan nasional. Sesuai dengan ketentuan Undang-Undang No
20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional penyelenggaraan
pendidikan di setiap satuan pendidikan diharapkan mampu menjamin
pemerataan kesempatan pendidikan, peningkatan mutu serta relevansi dan
efisiensi manajemen pendidikan untuk menghadapi tantangan sesuai
dengan tuntutan perubahan kehidupan lokal, nasional, dan global sehingga
perlu dilakukan pembaharuan pendidikan secara terencana, terarah, dan
berkesinambungan. Sejalan dengan tuntutan tersebut maka pendidikan
yang dilaksanakan di tingkat satuan pendidikan seharusnya selalu
disesuaikan dengan tuntutan jaman terutama penyesuaian dengan
kemajuan di bidang ilmu dan teknologi. Perkembangan teknologi
informasi dan komunikasi yang demikian pesatnya akan mengubah pola
2
hubungan guru-murid, teknologi instruksional dan sistem pendidikan
secara keseluruhan. Teknologi informasi dan komunikasi seharusnya dapat
dimanfaatkan oleh bidang pendidikan sebagai alat mencapai tujuannya dan
bukan menjadi penghambat. Perkembangan di bidang teknologi informasi
dan komunikasi menyebabkan peranan sekolah sebagai lembaga
pendidikan akan mulai bergeser. Sekolah tidak lagi menjadi satu-satunya
pusat pembelajaran karena aktivitas belajar tidak lagi terbatasi oleh ruang
dan waktu.
2. Analisis Masalah
Dari analisis yang dilakukan pada kondisi awal dapat diketahui
bahwa hal-hal yang mempengaruhi rendahnya pencapaian hasil belajar
siswa Kelas V SD Negeri 5 Penatih, Kecamatan Denpasar Timur Semester
1 Tahun Pelajaran 2021/2022 adalah karena faktor siswa, guru dan
lingkungan belajar yang belum dioptimalkan. Faktor dari dalam diri siswa
yang berpengaruh terhadap hasil belajar adalah kecakapan, minat, bakat,
minat, usaha, motivasi, perhatian, kelemahan, dan kesehatan, serta
kebiasaan siswa yang belum dapat berkembang secara optimal. Minat
berkaitan dengan seberapa besar individu merasa suka atau tidak suka
terhadap suatu materi yang dipelajari siswa.
Sedangkan rendahnya perolehan hasil belajar siswa Kelas V SD
Negeri 5 Penatih, Kecamatan Denpasar Timur Semester 1 Tahun Pelajaran
2021/2022, yang disebabkan oleh faktor guru adalah pembelajaran yang
didominasi oleh penggunaan metode ceramah dan tanya jawab yang
berpusat pada guru (teacher centred). Guru tidak menggunakan
pendekatan, metode, strategi pembelajaran inovatif konstruktivistik.
3. Alternatif dan Prioritas Pemecahan Masalah
Alternatif tindakan dan prioritas pemecahan masalah yang dipilih
dalam upaya mengatasi masalah pembelajarn pada siswa Kelas V SD
Negeri 5 Penatih, Kecamatan Denpasar Timur Semester 1 Tahun Pelajaran
2021/2022 adalah melaksanakan penelitian perbaikan pembelajaran
menggunakan Model Pembelajaran Fun Learning (Belajar Ceria). Inti
3
Model Pembelajaran Fun Learning (Belajar Ceria) adalah menanamkan
kebiasaan belajar yang berpusat pada anak yang dan bersifat alami.
Menggunakan Model Pembelajaran Fun Learning (Belajar Ceria) dapat
diartikan mengembangkan kemampuan siswa untuk memikirkan secara
sungguh-sungguh dan terarah dan merefleksikan hakekat sosial kehidupan
khususnya kehidupan siswa sendiri dan arah kehidupan masyarakat dalam
upaya memecahkan masalah-masalah sosial. Hal ini yang menyebabkan
Model Pembelajaran Fun Learning (Belajar Ceria) tepat digunakan untuk
memperbaiki pembelajaran apalagi dikaitkan dengan penelitian tindakan
kelas.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi dan analisis masalah diatas maka
dapatdirumuskan masalah sebagai berikut:
1. Apakah penerapan Model Pembelajaran Fun Learning (Belajar Ceria)
dapat meningkatkan rata-rata hasil belajar siswa dalam kemampuan
memahami subtema organ gerak hewan pada pembelajaran Tematik Kelas
V SD Negeri 5 Penatih, Kecamatan Denpasar Timur?
2. Apakah penerapan Model Pembelajaran Fun Learning (Belajar Ceria)
dapat meningkatkan ketuntasan belajar siswa dalam kemampuan
memahami subtema organ gerak hewan pada pembelajaran Tematik Kelas
V SD Negeri 5 Penatih, Kecamatan Denpasar Timur?
C. Tujuan Penelitian Perbaikan Pembelajaran
Berdasarkan latar belakang, identifikasi dan rumusan masalah yang
diuraikan di atas, maka tujuan yang ingin dicapai dalam melaksanakan
perbaikan pembelajaran ini adalah sebagai berikut.
1. Mendeskripsikan peningkatan rata-rata hasil belajar siswa dalam
kemampuan memahami subtema organ gerak hewan pada pembelajaran
Tematik Kelas V SD Negeri 5 Penatih, Kecamatan Denpasar Timur
dengan Model Pembelajaran Fun Learning (Belajar Ceria).
2. Mendeskripsikan peningkatan ketuntasan belajar siswa dalam kemampuan
memahami subtema organ gerak hewan pada pembelajaran Tematik Kelas
4
V SD Negeri 5 Penatih, Kecamatan Denpasar Timur, dengan Model
Pembelajaran Fun Learning (Belajar Ceria).
D. Manfaat Penelitian Perbaikan Pembelajaran
Adapun manfaat yang diharapkan setelah dilakukan perbaikan
pembelajaran adalah sebagai berikut.
1. Bagi siswa, hasil penelitian perbaikan pembelajaran ini dapat meningkatkan
hasil belajar dan aktivitas serta kreativitas
2. Bagi guru, hasil penelitian perbaikan pembelajaran ini dapat menemukan
kelemahan/ permasalahan dalam pembelajaran yang dilakukan melalui
refleksi.
3. Bagi sekolah, hasil penelitian perbaikan pembelajaran ini dapat meningkatkan
mutu guru, mutu pelaksanaan pembelajaran dan menjadikan sekolah sebagai
sekolah yang efektif.
4. Bagi masyarakat hasil penelitian perbaikan pembelajaran ini dapat dijadikan
bahan pertimbangan dalam memberikan apersepsi terhadap sekolah dan
pendidikan pada umumnya yang dapat menggairahkan semua komponen
pendidikan menjadi bermanfaat dan berdaya guna bagi masyarakat.
5
menciptakan dan mengkondisikan suasana yang nyaman dan
menyenangkan bagi siswa. Model Pembelajaran Fun Learning (Belajar
Ceria) dapat menjadi salah satu alternatif pemecahan masalah dalam
pembelajaran, terutama pembelajaran yang cenderung dianggap
membosankan oleh beberapa siswa.
Menurut konsep dasarnya Model Pembelajaran Fun Learning
(Belajar Ceria) merupakan proses belajar mengajar di kelas dapat diubah
menjadi komunitas belajar atau masyarakat mini yang setiap detailnya
telah diubah secara seksama untuk mendukung belajar optimal, yaitu
dengan cara mengatur bangku, menentukan kebijakan kelas, hingga cara
merancang pengajaran. Kelas dapat diubah menjadi rumah tempat siswa
terbuka terhadap umpan balik dan mancari respon, serta menjadikan
kelas sebagai tempat belajar untuk mengakui dan mendukung orang lain,
juga tempat mereka mengalami kegembiraan, kepuasan, memberi dan
menerima, belajar dan tumbuh. Kontek menata kelas bak sebuah
panggung belajar, tempat siswa mengalami perubahan tingkah laku
dengan suasana kegembiraan mempunyai empat aspek, yaitu suasana,
landasan, lingkungan dan rancangan. Aspek suasana mencakup bahasa
yang dipergunakan, cara menjalin simpati, serta sikap terhadap sekolah
serta belajar. Suasana yang penuh kegembiraan membawa kegembiraan
pula dalam belajar (Bobbi DePotter, Mark Reardon, & Sarah Singer-
Nourie: 2000: 14 ).
Dari paparan di atas dapat dikatakan bahwa Model
Pembelajaran Fun Learning (Belajar Ceria) adalah metode pembelajaran
dimana seorang guru dapat menciptakan suasana hangat dan
menyenangkan dalam pembelajaran karena dengan suasana yang hangat
dan menyenangkan apapun yang diajarkan akan mudah diterima dengan
senang hati dan ketika sesuatu itu mudah diterima maka anak akan
mudah melakukan suatu perubahan.
6
2. Langkah-langkah Model Pembelajaran Fun Learning (Belajar Ceria)
Langkah-langkah pokok yang dapat dilakukan dalam Model
Pembelajaran Fun Learning (Belajar Ceria) (Farida Latifatuz Zahroh,
http://jatengpos.co.id/) adalah:
a. Setiap tatap muka, guru menyampaikan topik-topik pelajaran dan
tujuan yang ingin dicapai dalam pembelajaran,
b. Guru memberikan gambaran atau penjelasan tentang materi yang
dipelajari,
c. Memperlihatkan dan menjelaskan keterkaitan antara konsep Model
Pembelajaran Fun Learning (Belajar Ceria) pada pokok bahasan,
d. Sebelum mengakhiri proses pembelajaran, siswa diberi PRr pokok
bahasan dalam penerapan Model Pembelajaran Fun Learning (Belajar
Ceria) untuk dikerjakan di rumah.
3. Penerapan Model Pembelajaran Fun Learning (Belajar Ceria)
Adi (https://www.esaiedukasi.com/2019/08/5-cara-untuk-menghadirkan-
fun-learning.html) menjelaskan bahwa setidaknya ada lima hal yang bisa
dilakukan oleh para guru untuk dapat melangsungkan pembelajaran yang
menyenangkan bagi anak-anak.
a. Games.
Games atau permainan adalah salah satu ciri dari pembelajaran yang
menyenangkan. Dengan adanya games diharapkan siswa dapat lebih
terstimulus untuk menikmati pembelajaran yang dilakukan. Meski ada
banyak sekali keuntungan dari games, namun perlu diperhatikan
bahwa tidak semua games cocok digunakan di kelas. Ada beberapa hal
yang perlu dipertimbangkan dalam memakai games, seperti tujuan,
kesesuaian materi, jumlah anak, luas kelas, dll.
b. Multimedia.
Penggunaan multimedia juga akan membuat pembelajaran menjadi
menyenangkan. Proses belajar mengajar yang melibatkan, katakan saja
film, akan membuat siswa menjadi lebih tertarik untuk mengikuti
materi yang ada. Beberapa multimedia yang biasa digunakan di kelas
7
antara lain: tv, komputer, audio player, projector, papan elektrik dan
video player.
c. Diskusi dan Presentasi.
Salah satu kemampuan yang sangat dibutuhkan di masa depan adalah
komunikasi. Untuk itu maka perlu rasanya bagi sekolah membiasakan
para siswa untuk berdiskusi dan melakukan presentasi. Beri panduan
tentang cara berdiskusi yang baik agar tujuan pembelajaran Anda dapat
tercapai secara maksimal. Jadilah fasilitator dan terus catat hal yang
menarik selama proses pembelajaran berlangsung.
d. School Project.
Membuat proyek juga dapat menjadi kegiatan yang menyenangkan.
Anak-anak dapat dilatih dan diajari untuk membuat suatu karya, baik
secara bersama-sama maupun mandiri. Bahkan di beberapa negara,
school project dari anak-anak sering dilombakan atau setidaknya
dipamerkan. Membuat sebuah proyek sekolah akan mengjarkan
kepada para siswa mengenai ketekunan, kreatifitas, pantang menyerah
dan tentu saja disiplin ilmu atau materi yang berkaitan.
e. Visitasi.
Visitasi atau karyawisata juga punya banyak manfaat. Selain dapat
membuat siswa menerapkan ilmu dan materi yang sudah dipelajari,
juga membuat pembelajaran menjadi menyenangkan.
B. Tinjauan tentang Belajar dan Hasil Belajar
1. Pengertian Belajar
Menurut Ahmad Mudzalir (1997: 33) “Belajar adalah syarat
mutlak untuk menjadi pandai dalam segala hal baik dalam bidang ilmu
pengetahuan maupun keterampilan”. Sementara itu menurut teori ilmu
jiwa Gestalt (dalam buku Psikolog Pendidikan. Alisuf Sabri, 1996:
72): “Belajar bukan hanya sekedar proses asosiasi antara stimulus dengan
respon yang diperkuat dengan koneksi-koneksi atau conditioning dengan
melalui latihan-latihan atau ulangan-ulangan”. Sementara menurut Sudjana
(2010): “Belajar adalah suatu proses yang ditandai dengan adanya
8
perubahan pada diri seseorang”. Perubahan hasil proses belajar dapat
ditunjukkan dalam berbagai bentuk seperti penambahan pengetahuan,
pemahaman, sikap dan tingkah laku, kecakapan, kebiasaan serta
perubahan aspek-aspek lain yang ada pada individu-individu yang belajar.
Slameto (2003: 2), menyatakan bahwa “Belajar adalah suatu proses
usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan
tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya
sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya”. Belajar adalah perbuatan
menggunakan ingatan/pikiran untuk mendapatkan/ memperoleh
pengetahuan. Belajar artinya berusaha untuk memperoleh ilmu atau
menguasai suatu keterampilan; juga berarti berlatih (Kamus Besar Bahasa
Indonesia, 27). Dari pendapat tersebut dapat dikatakan bahwa belajar
merupakan suatu proses perubahan yaitu perubahan tingkah laku sebagai
hasil interaksi dengan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan
hidupnya. Perubahan-perubahan tersebut akan nyata dalam seluruh aspek
tingkah laku. Jadi belajar merupakan proses untuk memperoleh hasil
belajar. Belajar juga merupakan perilaku aktif dalam menghadapi
lingkungan untuk mendapatkan pengalaman, pengetahuan, pemahaman,
dan makna.
2. Pengertian Hasil Belajar
Menurut Dimyati dan Mudjiono (1999:250), hasil belajar
merupakan hal yang dapat dipandang dari dua sisi yaitu sisi siswa dan dari
sisi guru. Dari sisi siswa, hasil belajar merupakan tingkat perkembangan
mental yang lebih baik bila dibandingkan pada saat sebelum
belajar. Tingkat perkembangan mental tersebut terwujud pada jenis-jenis
ranah kognitif, afektif, dan psikomotor. Sedangkan dari sisi guru, hasil
belajar merupakan saat terselesikannya bahan pelajaran. Hasil belajar
adalah proses penentuan tingkat kecakapan penguasaan belajar seseorang
dengan cara membandingkannya dengan norma tertentu dalam sistem
penilaian yang disepakati. Hasil belajar dapat diwujudkan dengan adanya
9
perubahan tingkah laku seseorang dalam ranah kognitif, afektif dan
psikomotorik yang ditetapkan sebagai tujuan pembelajaran.
Dari uraian di atas dapat dikatakan bahwa untuk meningkatkan
kemampuan siswa dalam Memahami Subtema Organ Gerak Hewan pada
pembelajaran Tematik Kelas V SD Negeri 5 Penatih, Kecamatan Denpasar
Timur sangat tepat dipilih dan dipergunakan Model Pembelajaran Fun
Learning (Belajar Ceria), karena dengan model pembelajaran ini
diasumsikan proses pembelajaran akan berlangsung secara aktif, kreatif,
efektif, dan menyenangkan, yang pada akhirnya akan dapat meningkatkan
prestasi belajar siswa.
10
14 Ni Komang Puri Tunasyari Devi P
15 Ni Kadek Putri Septi Rahayu P
16 I Komang Satria Mahayana L
17 Ni Wayan Sophie Pradnyawati P
18 Ni Komang Sri Savitri P
19 I Made Subagiana L
20 Ni Putu Widia Silvia Cahyani P
21 Ni Nengah Widyaswari P
22 Gusti Ayu Wintang Ratnasari L
23 I Made Abdi Satwika Duwi Cahayana L
24 Ni Putu Adeswita Lisma Dewi P
Gusti Ngurah Agung Ricky Prasetya
L
25 Utama
26 I Kadek Agus Muliada L
27 I Gusti Ayu Andira Govardani P
28 Ni Putu Anggita Rahma Swari P
29 Ni Kadek Ari Karthika Dewi P
30 I Kadek Bagus Danurnanda L
31 Ni Kadek Cahya Aprilia P
32 Made Dwi Anggreni P
33 Ni Made Dwi Muliani P
34 Ni Nengah Muliartini P
35 I Putu Putra Dharma Wiguna L
36 Raka Aditya L
37 Kadek Rista Nirmala Dewi P
38 Dewa Nyoman Satria Adhi Putra L
39 Satria Dhamma Manggala L
40 Ni Kadek Selly Arianti P
41 I Gede Subagiarta L
42 I Gusti Ayu Yuni Lestari P
43 Ni Komang Adilya Purnawan P
Jumlah Laki-laki 19
Jumlah Perempuan 24
2. Lokasi Penelitian
Perbaikan Pemantapan Kemampuan Profesional (PKP) ini
dilaksanakan di SD Negeri 5 Penatih, Kecamatan Denpasar Timur yang
beralamat di Jl. Sangalangit No 3, Tembau, Denpasar Timur. Lokasi
11
sekolah yang berada di pinggiran kota, namun lingkungan sangat aman
dan nyaman untuk penyelenggaraan pembelajaran.
3. Waktu dan Tema Penelitian
Waktu pelaksanaan Perbaikan Pemantapan Kemampuan
Profesional (PKP) adalah pada Semester 1 Tahun pelajaran 2021/2022
pada bulan Oktober s.d. November 2021. Jadwal pelaksanaan perbaikan
pembelajaran dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 3.2 Jadwal pelaksanaan perbaikan pembelajaran
No Hari/Tanggal Kegiatan
1 Senin, 11 Oktober 2021 Refleksi awal
2 Selasa, 12 Oktober 2021 Perencanaan Siklus I
3 Kamis, 14 Oktober 2021 Pelaksanaan Siklus I
4 Kamis, 14 Oktober 2021 Pengamatan/Penilaian Siklus I
5 Senin, 18 Oktober 2021 Refleksi Siklus I
6 Senin, 18 Oktober 2021 Perencanaan Siklus II
7 Kamis, 21 Oktober 2021 Pelaksanaan Siklus II
8 Kamis, 21 Oktober 2021 Pengamatan/Penilaian Siklus II
9 Rabu, 27 Oktober 2021 Refleksi Siklus II
10 Senin, 08 November 2021 Penyusunan Laporan
11 Kamis, 02 Desember 2021 Pengesahan Laporan
12
Merencanakan terkait dengan pembelajaran meliputi: menyiapkan RPP,
lembar pengamatan, lembar refleksi, format APKG PKP, media/alat
peraga, dan berdiskusi dengan Supervisor 2.
2. Pelaksanaan
Pada langkah pelaksanaan tindakan guru selaku peneliti melaksanakan
pembelajaran dari awal sampai batas waktu jam pelajaran berakhir.
Pelaksanaan pembelajaran diobservasi oleh Supervisor 2 pada waktu yang
bersamaan. Tindakan perbaikan pembelajaran dilakukan dengan langkah-
langkah inti adalah sebagai berikut.
a. Guru melakukan apersepsi dengan pertanyaan pada materi pelajaran;
b. Gunakan pertanyaan tentang dimensi-dimensi atau cakupan materi
pelajaran;
c. Sambil bertanya guru mencoba mentransfer jawaban siswa dalam
bentuk peta konsep;
d. Perbaiki peta konsep yang belum terstuktur;
e. Setelah gambar peta jadi dapapan tulis, guru meminta siswa untuk
membuat peta konsep secara berkelompok berdasarkan sub-sub materi
yang ada;
f. Guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok, kemudian siwa
kerja kelompok untuk menbuat peta konsep untuk itu di berikan batas
waktu misalnya 10-15 menit. Jika siswa sudah terbiasa mambuat peta
konsep siswa sudah dapat ditugaskan ecara individu atau kompok kecil
per dua orang;
g. Selama siswa menyusun peta konsep guru keliling untuk memberikan
penjelasan jika ada kelompok yang bertanya;
h. Guru meminta siswa untuk membuat matrik konsep pengelompokan
dan atributnya;
i. Setelah selesai wakil-wakil kelompok disuruh maju untuk
mempresentasikan. Sementara kelompok lain diberikan kesempatan
untuk menanggapi dan masukan;
13
j. Jika diperlukan guru memberikan penjelasan kepada materi yang
belum dapat dipahami siswa;
k. Berikan masukan terhadap hasil pekerjakan siswa;
l. Lakuklan postest tentang konsep yang dikuasai;
m. Berikan siswa untuk memberikan masukan terhadap cara pembelajaran
guru sebagai evaluasi untuk pembelajaran pada pertemuan selanjutnya.
3. Pengamatan
Pada tahapan pengamatan, Supervisor 2 mengamati kegiatan guru yang
melaksanakan pembelajaran dan siswa yang belajar. Hal yang menjadi
fokus pengamatan antara lain ketepatan model pendekatan dan metode
pembelajaran yang digunakan guru apakah sesuai dengan yang
direncanakan atau tidak, penggunaan media pembelajaran, kemampuan
siswa menjawab pertanyaan guru, aktivitas siswa dalam bekerja kelompok
dsb. sehingga dapat diketahui apakah perbaikan pembelajaran yang
dilaksanakan mencapai hasil sesuai yang diharapkan.
4. Refleksi
Pengamatan yang telah dilakukan oleh kepala sekolah dari awal sampai
akhir pertemuan dengan format observasi yang telah disiapkanoleh
peneliti. Temuan yang diperoleh selama pengamatan tersebut ketikaguru
sedang menjelaskan, aktivitas siswa, kemampuan siswa dalam merespon
pertanyaan dsb. Hasil refleksi ini dipakai bahan oleh guru selaku peneliti
dengan mengkaji ulang dan merenungkan, memikirkan kembali langkah
rencana perbaikan pembelajaran selanjutnya untuk lebih bisa
mengoptimalkan hasil perbaikan pembelajaran akan diberikan pada siklus
berikutnya jika diperlukan.
C. Teknik Pengumpulan Data
Data untuk penelitian adalah hasil belajar dan kinerja guru. Data hasil
belajar dikumpulkan menggunakan tes hasil belajar sedangkan data kinerja
guru dan keaktifan siswa diperoleh menggunakan format pengamatan.
Penilaian dilakukan pada setiap Siklus untuk pembelajaran Tematik. Adapun
tujuan dilakukannya penilaian hasil belajar adalah untuk mendeskripsikan
14
kecakapan belajar para siswa sehingga dapat diketahui kelebihan dan
kekurangannya dalam penguasaan meteri pelajaran yang telah diajarkan.
Data keaktifan siswa dan kegiatan guru dalam melaksanakan Model
Pembelajaran Fun Learning (Belajar Ceria) diperoleh melalui pengamatan
yang dilakukan Supervisor 2. Pengamatan dilakukan untuk menentukan tindak
lanjut hasil penilaian, yakni melakukan perbaikan dan penyempurnaan
pembelajaran serta strategi pelaksanaannya.
D. Teknik Analisis Data
Data hasil belajar siswa dianalisis dengan analisis kuantitatif dan
kualitatif secara sederhana. Data hasil belajar siswa yang telah berhasil
dikumpulkan selanjutnya ditabulasikan dalam bentuk tabel, dihitung jumlah
skor perolehan, rata-rata perorangan dan kelompok, persentase ketuntasan
dengan menggunakan bantuan komputer. Selanjutnya hasil analisis data
disajikan dalam bentuk tabel, uraian secara deskriptif dan digambarkan dalam
bentuk histogram serta diberikan argumentasi seperlunya. Dalam sajian data
hasil penelitian juga dibandingkan nilai rata-rata dan ketuntasan kelompok
yang diperoleh pada setiap siklus mulai dari Pra Siklus, Siklus I dan Siklus II.
E. Indikator Keberhasilan
Indikator keberhasilan yang ditetapkan dalam penelitian ini adalah
menyamai Kriteria Ketuntasan Minimal Tematik (=75,00), dan ketuntasan
klasikal (=85,00%). Sesuai indikator keberhasilan tersebut, maka pada
pembelajaran Tematik siswa yang memperoleh nilai rata-rata minimal
(=75,00), serta ketuntasan klasikal minimal (=85,00%), dinyatakan telah
memenuhi indikator keberhasilan dan penelitian ini dapat dikatakan berhasil.
15
serangkaian kegiatan ilmiah dengan mengikuti prosedur yang sudah
standar. Maka dalam menyampaikan hasil penelitian dan pembahasan,
perlu menyajikan uraian masing-masing siklus dengan data lengkap mulai
dari perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi. Berdasarkan
hasil observasi dan penilaian pada kegiatan awal diperoleh bahwa dari 13
orang siswa seluruhnya rata-rata hasil belajar siswa hanya 61,50 dengan
hanya terdapat 20 orang (46,51%) siswa yang tergolong tuntas belajarnya.
Data awal tersebut menunjukkan bahwa kemampuan siswa menyerap
materi pembelajaran pada pembelajaran Tematik berdasarkan aspek-aspek
yang yang diobservasi dan dinilai masih berada di bawah indikator
keberhasilan yang ditetapkan yakni rata-rata (=75,00) dan ketuntasan
(=85,00%).
Hasil obervasi pada kondisi awal sebelum dilakukan tindakan
terhadap kemampuan siswa pada pembelajaran Tematik Kelas V SD
Negeri 5 Penatih, Kecamatan Denpasar Timur Semester 1 Tahun Pelajaran
2021/2022 dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 4.1 Hasil Pembelajaran Tematik Pra Siklus.
16
15 Ni Kadek Putri Septi Rahayu 70 Tidak Tuntas
16 I Komang Satria Mahayana 55 Tidak Tuntas
17 Ni Wayan Sophie Pradnyawati 80 Tuntas
18 Ni Komang Sri Savitri 70 Tidak Tuntas
19 I Made Subagiana 70 Tidak Tuntas
20 Ni Putu Widia Silvia Cahyani 55 Tidak Tuntas
21 Ni Nengah Widyaswari 75 Tuntas
22 Gusti Ayu Wintang Ratnasari 65 Tidak Tuntas
23 I Made Abdi Satwika Duwi Cahayana 75 Tuntas
24 Ni Putu Adeswita Lisma Dewi 70 Tidak Tuntas
Gusti Ngurah Agung Ricky Prasetya
55 Tidak Tuntas
25 Utama
26 I Kadek Agus Muliada 80 Tuntas
27 I Gusti Ayu Andira Govardani 65 Tidak Tuntas
28 Ni Putu Anggita Rahma Swari 70 Tidak Tuntas
29 Ni Kadek Ari Karthika Dewi 70 Tidak Tuntas
30 I Kadek Bagus Danurnanda 75 Tuntas
31 Ni Kadek Cahya Aprilia 75 Tuntas
32 Made Dwi Anggreni 55 Tidak Tuntas
33 Ni Made Dwi Muliani 75 Tuntas
34 Ni Nengah Muliartini 65 Tidak Tuntas
35 I Putu Putra Dharma Wiguna 75 Tuntas
36 Raka Aditya 75 Tuntas
37 Kadek Rista Nirmala Dewi 55 Tidak Tuntas
38 Dewa Nyoman Satria Adhi Putra 80 Tuntas
39 Satria Dhamma Manggala 65 Tidak Tuntas
40 Ni Kadek Selly Arianti 80 Tuntas
41 I Gede Subagiarta 75 Tuntas
42 I Gusti Ayu Yuni Lestari 75 Tuntas
43 Ni Komang Adilya Purnawan 75 Tuntas
Jumlah nilai 3025
Rata-rata 70,35 Tidak Tuntas
Nilai tertinggi 85
Nilai terendah 55
KKM mata pelajaran 75
Jumlah Siswa Seluruhnya 43
Jumlah Siswa Tidak Tuntas 23
% Siswa Tidak Tuntas 53,49%
Jumlah Siswa Tuntas 20
17
% Siswa Tuntas 46,51%
18
Pada tahap pengamatan dan penilaian Siklus I telah dilakukan
pengamatan sebagai upaya mencek sejauh mana penerapan model
pembelajaran yang diterapkan sebagai upaya untuk meningkatkan hasil
belajar siswa telah terlaksana secara baik dan benar. Pengamatan
dilakukan oleh Supervisor 2 bersamaan dengan pelaksanaan tindakan yang
dilakukan dengan cara mencatat hal-hal yang dilakukan peneliti.
Sedangkan penilaian terhadap hasil belajar siswa dilakukan oleh peneliti
pada akhir kegiatan pembelajaran menggunakan tes yang disiapkan
sebelumnya atau yang tertera pada RPP Perbaikan Pembelajaran.
Hasil penilaian terhadap kemampuan siswa menyerap materi
pembelajaran pada Siklus I dapat dilihat pada Tabel berikut.
Tabel 4.2 Hasil Pembelajaran Tematik Siklus I
19
22 Gusti Ayu Wintang Ratnasari 70 Tidak Tuntas
23 I Made Abdi Satwika Duwi Cahayana 80 Tuntas
24 Ni Putu Adeswita Lisma Dewi 75 Tuntas
Gusti Ngurah Agung Ricky Prasetya
60 Tidak Tuntas
25 Utama
26 I Kadek Agus Muliada 85 Tuntas
27 I Gusti Ayu Andira Govardani 70 Tidak Tuntas
28 Ni Putu Anggita Rahma Swari 75 Tuntas
29 Ni Kadek Ari Karthika Dewi 75 Tuntas
30 I Kadek Bagus Danurnanda 80 Tuntas
31 Ni Kadek Cahya Aprilia 80 Tuntas
32 Made Dwi Anggreni 60 Tidak Tuntas
33 Ni Made Dwi Muliani 80 Tuntas
34 Ni Nengah Muliartini 70 Tidak Tuntas
35 I Putu Putra Dharma Wiguna 80 Tuntas
36 Raka Aditya 80 Tuntas
37 Kadek Rista Nirmala Dewi 60 Tidak Tuntas
38 Dewa Nyoman Satria Adhi Putra 85 Tuntas
39 Satria Dhamma Manggala 75 Tuntas
40 Ni Kadek Selly Arianti 80 Tuntas
41 I Gede Subagiarta 80 Tuntas
42 I Gusti Ayu Yuni Lestari 80 Tuntas
43 Ni Komang Adilya Purnawan 75 Tuntas
Jumlah nilai 3235
Rata-rata 75,23 Tuntas
Nilai tertinggi 95
Nilai terendah 55
KKM mata pelajaran 75
Jumlah Siswa Seluruhnya 43
Jumlah Siswa Tidak Tuntas 11
% Siswa Tidak Tuntas 25,58%
Jumlah Siswa Tuntas 32
% Siswa Tuntas 74,42%
20
siswa yang tuntas sebanyak 32 orang (74,42%). Dari data yang diperoleh
dapat dikatakan bahwa rata-rata sebesar 75,23 berada di atas indikator
keberhasilan yang ditetapkan pada penelitian ini yakni rata-rata hasil
belajar sebesar (=75,00), tetapi ketuntasan klasikal hanya dicapai oleh
sebanyak 32 orang (74,42%) berada di bawah ketuntasan minimal yang
ditetapkan dalam penelitian ini yakni (=85,00%) belum memenuhi
indikator keberhasilan tindakan yang ditetapkan pada penelitian ini,
sehingga tindakan perbaikan pembelajaran perlu dilanjutkan ke Siklus II.
3. Hasil Penelitian Perbaikan Pembelajaran Siklus II
Pada tahap perencanaan Siklus II guru selaku peneliti telah
membuat perencanaan Perbaikan untuk memperbaiki hasil belajar siswa
pada pembelajaran Tematik yang kemampuan belajarnya masih di bawah
KKM dengan menerapkan Model Pembelajaran Fun Learning (Belajar
Ceria). Untuk memperdalam pemahaman tentang model dan/atau metode
yang akan diterapkan, guru selaku peneliti melakukan pengkajian beberapa
literatur yang sesuai dengan permasalahan yang akan diselesaikan. Guru
juga menyusun jadwal penelitian perbaikan pembelajarn, menyiapkan
materi, menyusun RPP, menyiapkan soal-soal sebagai instrumen untuk
mengumpulkan data hasil penelitian.
Pelaksanaan simulasi perbaikan Siklus II pada hari Kamis, 21
Oktober 2021 dilakukan perbaikan pembelajaran secara daring
pembelajaran tatap muka.
Pada tahap pengamatan dan penilaian Siklus II telah dilakukan
pengamatan sebagai upaya mencek sejauh mana penerapan model
pembelajaran yang diterapkan sebagai upaya untuk meningkatkan hasil
belajar siswa telah terlaksana secara baik dan benar. Pengamatan
dilakukan oleh Supervisor 2 bersamaan dengan pelaksanaan tindakan yang
dilakukan dengan cara mencatat hal-hal yang dilakukan peneliti.
Sedangkan penilaian terhadap hasil belajar siswa dilakukan oleh peneliti
pada akhir kegiatan pembelajaran menggunakan tes yang disiapkan
sebelumnya atau yang tertera pada RPP Perbaikan Pembelajaran.
21
Hasil penilaian terhadap kemampuan siswa menyerap materi
pembelajaran pada Siklus II dapat dilihat pada Tabel berikut.
Tabel 4.3 Hasil Pembelajaran Tematik Siklus II
22
33 Ni Made Dwi Muliani 85 Tuntas
34 Ni Nengah Muliartini 75 Tuntas
35 I Putu Putra Dharma Wiguna 85 Tuntas
36 Raka Aditya 85 Tuntas
37 Kadek Rista Nirmala Dewi 75 Tuntas
38 Dewa Nyoman Satria Adhi Putra 90 Tuntas
39 Satria Dhamma Manggala 80 Tuntas
40 Ni Kadek Selly Arianti 85 Tuntas
41 I Gede Subagiarta 85 Tuntas
42 I Gusti Ayu Yuni Lestari 85 Tuntas
43 Ni Komang Adilya Purnawan 80 Tuntas
Jumlah nilai 3500
Rata-rata 81,40 Tuntas
Nilai tertinggi 100
Nilai terendah 70
KKM mata pelajaran 75
Jumlah Siswa Seluruhnya 43
Jumlah Siswa Tidak Tuntas 4
% Siswa Tidak Tuntas 9,30%
Jumlah Siswa Tuntas 39
% Siswa Tuntas 90,70%
23
Dengan adanya peningkatan nilai rata-rata di atas, maka untuk
matapelajaran Tematik tidak diadakan perbaikan pada siklus selanjutnya.
Tabel 4.4 Rangkuman Hasil Pembelajaran Tematik
24
pencapaian tujuan pembelajaran lebih mudah tercapai, sepertidilihat pada
histogram berikut ini.
Rata-rata
% Siswa Tuntas
25
B. Pembahasan Hasil Penelitian Perbaikan Pembelajaran
1. Pembahasan Hasil Penelitian Perbaikan Pembelajaran Siklus I
Pada pembelajaran Tematik dengan memfokuskan nilai rata-rata
yang telah dicapai pada penelitian tindakan kelas dalam pembelajaran
Tematik pada umumnya mengalami peningkatan dari Pra Siklus, Siklus I.
Perbaikan yang terjadi dalam pembelajaran adalah guru sudah menerapkan
model pembelajaran inovatif berbasis konstruktif yakni pembelajaran
dengan pendekatan inkuri sosial dan tidak hanya menuntut kepada siswa
dari ranah kognitif tetapi ditekankan pada adanya perubahan perilaku
melalui penyelesaian masalah pada pencapaian ranah afektif dan
piskomotor yang semuanya ditunjukkan oleh meningkatnya aktivitas dan
hasil belajar siswa dalam pelaksanaan perbaikan pembelajaran.
Setelah pelaksanaan perbaikan pembelajaran pada Siklus I, dilihat
dari lembar observasi maka beberapa aspek pelaksanaan perbaikan
pembelajaran belum sepenuhnya dapat dilaksanakan dengan baik. Aspek
yang diamati sebagai berikut.
a. Guru mampu melakukan apersepsi dengan pertanyaan pada materi
pelajaran;
b. Guru mampu menggunakan pertanyaan tentang dimensi-dimensi atau
cakupan materi pelajaran;
c. Sambil bertanya guru telah mencoba mentransfer jawaban siswa dalam
bentuk peta konsep;
d. Guru mampu memperbaiki peta konsep yang belum terstuktur
e. Setelah gambar peta jadi dapapan tulis, guru telah meminta siswa
untuk membuat peta konsep secara berkelompok berdasarkan sub-sub
materi yang ada;
f. Guru telah meminta siswa untuk membuat matrik konsep
pengelompokan dan atributnya;
g. Guru telah menugaskan wakil-wakil kelompok maju untuk
mempresentasikan hasil kerja.
26
h. Guru telah memberikan penjelasan materi yang belum dapat dipahami
siswa;
i. Guru mampu memberikan masukan terhadap hasil pekerjakan siswa;
j. Guru mampu melakuklan postest tentang konsep yang diluasai.
2. Pembahasan Hasil Penelitian Perbaikan Pembelajaran Siklus II
Pada pelaksanaan perbaikan pembelajaran Siklus II dari hasil
observasi diketahui bahwa hasil yang menggembirakan karena semua
aspek yang diobservasi telah dapat terlaksana dengan baik. Hal ini dapat
diketahui dari hal-hal berikut.
a. Guru mampu melakukan apersepsi dengan pertanyaan pada materi
pelajaran;
b. Guru mampu menggunakan pertanyaan tentang dimensi-dimensi atau
cakupan materi pelajaran;
c. Sambil bertanya guru telah mencoba mentransfer jawaban siswa dalam
bentuk peta konsep;
d. Guru mampu memperbaiki peta konsep yang belum terstuktur
e. Setelah gambar peta jadi dapapan tulis, guru telah meminta siswa
untuk membuat peta konsep secara berkelompok berdasarkan sub-sub
materi yang ada;
f. Guru mampu membagi siswa menjadi beberapa kelompok, kemudian
siwa kerja kelompok untuk menbuat peta konsep untuk itu di berikan
batas waktu misalnya 10-15 menit. Jika siswa sudah terbiasa mambuat
peta konsep siswa sudah dapat ditugaskan ecara individu atau kompok
kecil per dua orang.
g. Selama siswa menyusun peta konsep guru telah keliling untuk
memberikan penjelasan kjika ada kelompok yang bertanya;
h. Guru mampu memberikan masukan terhadap hasil pekerjakan siswa;
i. Guru mampu melakuklan postest tentang konsep yang diluasai.
Pada Siklus I dan II pada pembelajaran Tematik perbaikan yang
terjadi dalam pembelajaran adalah guru sudah menggunakan media berupa
contoh-contoh dan gambar yang menunjukan proses pembelajaran berjalan
27
non verbal. Masalah-masalah yang dibahas dekat dengan dunia anak serta
guru meggunakan metode yang bervariasi yang memungkinkan siswa
lebih berperan aktif dalam proses pembelajaran. Kegiatan ini berbeda
sekali pada saat penelitian belum melakukan perbaikan pembelajaran,
dimana siswa terkesan kurang aktif. Pada pelaksanaan perbaikan Siklus I,
dan Siklus II peranan siswa sangat aktif dan sikap siswa lebih terbuka dan
berani mengemukakan pendapatnya. Pada akhirnya proses pencapaian
Tujuan Perbaikan Pembelajaran tercapai. Hal ini sejalan denganpenjabaran
teori humanism dalam pembelajaran dan prinsip pebelajaran aktif, kreatif,
efektif dan menyenangkan.
28
pembelajaran yang bertujuan meningkatkan prestasi siswa dan aktivitas
adalah:
1. Guru hendaknya memahami dan mampu menerapkan berbagai metode dan
pendekatan dalam pembelajaran terutama model-model pembelajaran
inovatif berbasis konstruktivistik dalam merencanakan melaksanakan
pembelajaran dan melaksanakan evaluasi di kelas.
2. Guru hendaknya menggunakan media dalam pembelajaran untuk
mengurangi pembelajaran yang terkesan monoton yang hanya bersifat
verbal dan abstrak
3. Kepala sekolah dan pengawas sekolah dalam melakukan pembinaan,
pemantauan dan penilaian secara akademik terhadap guru hendaknya perlu
menerapkan sistem pendampingan Supervisor 2 yang tujuannya secara
bersama-sama memperbaiki kualitas pembelajaran yang dilaksanakan oleh
guru kelas atau guru mata pelajaran.
DAFTAR PUSTAKA
Adi Fun Learning, 5 Cara Untuk Menghadirkan Fun Learning Di Kelas.
https://www.esaiedukasi.com/2019/08/5-cara-untuk-menghadirkan-fun-
learning.html diunduh 24 Oktober 2020.
Bobbi De Porter dan Mark Reardon. (2000). Membiasakan Belajar Nyaman dan
Menyenangkan. Bandung: Kaifa.
-----, http://www.asikbelajar.com/2014/04/teori-karakteristik-prinsip-dasar.html
diunduh 15 Okotber 2019
29
Mikarsa Hera Lestari, Agus Taufik, Puji Lestari Prianto. (2012). Penelitian Anak
SD. Jakarta: Universitas Terbuka.
30