Anda di halaman 1dari 12

1

INKUIRI: Jurnal Pendidikan IPA P-ISSN: 2252-7893


Vol. 10, No. 1, 2021 (hal 1-12) E-ISSN: 2615-7489
https://jurnal.uns.ac.id/inkuiri DOI: 10.20961/inkuiri.v10i1.25238

HASIL BELAJAR KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA BERBASIS


PENDEKATAN INKUIRI PADA MATERI TEORI KINETIK GAS

Dea Fitriana1, Zulhelmi2 , Fakhruddin Z3 dan Nur Islami4


1,2,3,4Progam Studi Pendidikan Fisika FKIP Universitas Riau, Pekanbaru, 28293, Indonesia
deazahrah@gmail.com

Diajukan: 15 January 2021; Diterima: 20 February 2021; Diterbitkan: 30 April 2021

Abstrak: Proses pembelajaran pada materi teori kinetik gas masih cenderung monoton, siswa tidak dilibatkan
secara aktif selama proses pembelajaran berlangsung. Hal ini menyebabkan kurangnya pemahaman siswa
terhadap konsep yang disampaikan pada materi ini. Guru harus mampu merancang kegiatan pembelajaran yang
berorientasi pada proses, sehingga siswa dapat mengembangkan keterampilan ilmiah yang dimiliki. Dalam hal ini
proses pembelajaran berbasis pendekatan inkuiri sesuai untuk melatih siswa agar tercipta sikap aktif, berpikir
kritis, mampu memecahkan masalah, sehingga tercapai hasil belajar yang baik. Penelitian ini bertujuan untuk
mendeskripsikan hasil belajar keterampilan proses siswa melalui penerapan media pembelajaran teori kinetika
gas berdasarkan pendekatan inkuiri. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain One Shoot Case
Study. Subjek penelitian ini adalah kelas XI MIA 3 SMA Negeri 4 Pekanbaru. Instrumen pengumpulan data adalah
tes hasil belajar keterampilan proses pembelajaran. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif.
Hasil penelitian menunjukkan rata-rata daya serap keterampilan proses siswa berada pada kategori baik sebesar
74,95%. Tingkat keterampilan proses menunjukkan 81,25% siswa memiliki keterampilan dasar yang baik,
sedangkan keterampilan terintegrasi adalah 68,75%. Dapat disimpulkan bahwa penerapan media pembelajaran
dalam bentuk perangkat eksperimental berdasarkan pendekatan inkuiri dapat meningkatkan hasil belajar
keterampilan proses siswa dalam materi teori kinetik gas.
Kata Kunci: Hasil Belajar, Keterampilan Proses, Inkuiri

Abstract: The learning process in the gas kinetic theory material is still practically monotonous; the students are
not actively involved during the learning process. These things lead to students understanding of the concepts
conveyed in this material. The teacher must be able to adjust the process-oriented learning activities, and allow
students to develop their abilities. In this case, the inquiry-based learning process is appropriate to train students
to be active, think critically, be able to solve problems, produce good results. This study aims to determine the
learning outcomes of students' process skills through the implementation of gas kinetic theory learning media
based on the inquiry approach. The method used in this research is One Shoot Case Study design. The subject of
this research was class XI MIA 3 SMA Negeri 4 Pekanbaru. An Instrument of the data collection was test of the
learning result of learning process skills. The data analysis technique used was descriptive analysis. The results
showed the average absorption capacity of students' process skills was in a good category at 74,95%. The level
of process skills shows 81,25% of students have good basic skills, while the integrated skills are 68,75%. It can
be concluded that the implementation of learning media in the form of experimental devices based on the inquiry
approach can improve the learning outcomes of student’s process skills in the material of the kinetic theory of
gas.
Keywords: Learning Outcomes, Process Skill, Inquiry

Pendahuluan dimiliki siswa untuk menemukan konsep


ataupun mengembangkan konsep yang telah
Pelaksanaan pembelajaran membawa ada sehingga kemampuan siswa dapat
pengaruh bagi seorang guru dalam menguasai berkembang. Menurut Funk (1985: 140)
kelas dan melakukan evaluasi pembelajaran. keterampilan proses sains siswa terdiri dari
Salah satu evaluasi yang dapat dilakukan oleh keterampilan dasar dan keterampilan
seorang guru adalah penilaian keterampilan terintegrasi. Keterampilan dasar meliputi
proses. Trianto (2010: 108) menyatakan bahwa kemampuan mengukur, mengobservasi,
keterampilan proses sains siswa dapat dilihat mengkomunikasikan, menyimpulkan,
dari keseluruhan keterampilan ilmiah yang mengklasifikasi dan memprediksi. Sedangkan

1
2
INKUIRI: Jurnal Pendidikan IPA P-ISSN: 2252-7893
Vol. 10, No. 1, 2021 (hal 1-11) E-ISSN: 2615-7489
https://jurnal.uns.ac.id/inkuiri DOI: 10.20961/inkuiri.v10i1.25238

keterampilan terintegrasi meliputi konsep, terampil dalam berpikir, aktif, kreatif


mengidentifikasi variabel, membuat tabulasi dan terampil dalam memperoleh pengetahuan
data, menyajikan data dalam bentuk grafik, sebagai suatu keterampilan proses yang harus
menggambarkan hubungan antar-variabel, dicapai (Alfiah, 2015: 163).
mengumpulkan dan mengolah data, Konsep pembelajaran teori kinetik gas
menganalisa penelitian, menyusun hipotesis, akan lebih maksimal tercapai jika siswa dapat
merumuskan masalah, mendefinisikan variabel melakukan pengamatan langsung. Menurut
secara operasional, merancang penelitian dan Nugroho (2012: 237) untuk memperoleh data
melaksanakan eksperimen. yang akurat siswa perlu berlatih merumuskan
Beberapa peneliti mengatakan bahwa masalah, mengajukan hipotesis, merencanakan
terdapat korelasi antara keterampilan proses percobaan mengamati, mengelompokkan,
sains siswa dengan kemampuan penalaran menafsirkan, membuat kesimpulan, dan
formal (Oloyede, 2012: 2), prestasi belajar mampu mengkomunikasikan kepada orang lain
(Osman dan Vebrianto, 2013: 202), kreativitas secara lisan maupun tulisan. Hal ini dapat
(Ozdemir dan Dikici, 2017: 66), dan sikap mudah terwujud melalui implementasi
ilmiah (Zeidan & Jayosi, 2015: 17). pendekatan inkuiri dengan memanfaatkan
Keterampilan proses sains merangsang media pembelajaran berupa alat percobaan teori
keingintahuan siswa secara mendalam, kinetik gas dan LKPD yang dibagikan pada tiap
sehingga pengajaran fisika secara efisien dapat kelompok.
diwujudkan melalui penerapan keterampilan Proses pembelajaran yang sesuai dengan
proses secara simultan (Aydin, 2013: 58). tujuan pembelajaran Kurikulum 2013 dengan
Menurut Jeon dan Park ( 2014: 647-655) berorientasi pada pendekatan ilmiah salah
keterampilan proses merupakan kunci dalam satunya adalah pendekatan inkuiri (Santoso dan
pencapaian akademik siswa. Siswa dengan Yuanita, 2016: 9) . Setianingsih, et al (2018:
kinerja tinggi cenderung kompeten dalam 228) menyatakan bahwa proses pembelajaran
menerapkan pemikiran logis dan sistematis dengan pendekatan inkuiri memiliki ciri-ciri: a)
untuk situasi yang kompleks, sehingga siswa Siswa tidak secara langsung dapat menemukan
dapat memecahkan masalah dengan baik. jawaban dari suatu permasalahan; b) Siswa
Keterampilan ini dapat ditingkatkan dengan menerapkan keterampilan proses sains; c)
melibatkan siswa dalam kegiatan ilmiah, salah Siswa memiliki semangat untuk memecahkan
satu upaya yang dapat diterapkan dengan suatu permasalahan; d) Siswa mengusulkan
optimalisasi kegiatan laboratorium berorientasi cara-cara pengumpulan data dan pengamatan
pada proses. data; f) Hipotesis dirumuskan oleh siswa; g)
Saat ini, Pembelajaran fisika masih Siswa melakukan penelitian secara
termasuk dalam kategori pelajaran yang sulit. individu/kelompok untuk menggumpulkan data
Terutama pada materi teori kinetik gas yang untuk menguji hipotesis; h) Siswa mengolah
dianggap sebagai materi yang abstrak, karena data sampai menemukan kesimpulan.
berisi banyak konsep sehingga siswa lebih aktif Menurut hasil penelitian yang telah
dilibatkan dalam berpikir untuk memahami dilakukan oleh Susilo, et al (2018: 163) di kelas
materi ini. Siswa tidak hanya dituntut untuk X MAN 2 Semarang yang berjumlah 8 kelas
bisa mengumpulkan pengetahuan berupa fakta menunjukkan bahwa pembelajaran dengan
dan konsep, tetapi siswa juga dituntut untuk menerapkan pendekatan inkuiri terbimbing
menemukan sendiri konsep dari materi maupun inkuiri bebas termodifikasi dapat
tersebut. Kondisi ini menyebabkan seorang mempengaruhi prestasi belajar siswa. Hal ini
guru harus cerdas dalam memilih pendekatan ditunjukkan oleh nilai rata-rata yang diperoleh
pembelajaran yang sesuai untuk diterapkan di siswa sebesar 69,014. Metode pembelajaran
kelas agar tujuan dari pembelajaran yang inkuiri lebih menekankan pada keterlibatan
ditunjukkan dengan hasil belajar keterampilan siswa dalam proses pembelajaran. Keterlibatan
proses siswa dapat tercapai dengan baik. Guru siswa secara aktif dapat meningkatkan
harus mampu membuat kegiatan pembelajaran kemampuan siswa dalam berpikir tingkat
menjadi bervariasi sehingga pembelajaran tidak tinggi.
berlangsung monoton dan siswa mendapatkan Pranoto, et al (2018: 240) juga
kesempatan untuk menghayati penemuan menegaskan bahwa proses pembelajaran

HASIL BELAJAR KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA BERBASIS… 2


3
INKUIRI: Jurnal Pendidikan IPA P-ISSN: 2252-7893
Vol. 10, No. 1, 2021 (hal 1-12) E-ISSN: 2615-7489
https://jurnal.uns.ac.id/inkuiri DOI: 10.20961/inkuiri.v10i1.25238

berbasis inkuiri dapat membuat siswa belajar selanjutnya dianggap sebagai variabel X dan
secara aktif di kelas, mampu meningkatkan variabel terikat yaitu hasil belajar keterampilan
hasil belajar, dan juga dapat menghubungkan proses sains siswa yang selanjutnya dianggap
antara teori dan eksperimen. Hal ini sebagai variabel O.
ditunjukkan oleh hasil penelitian yang telah Sugiyono (2013: 91) menyatakan bahwa
dilakukan bahwa nilai sig.< 0,05. Selain itu, sampel merupakan bagian dari jumlah dan
pembelajaran berbasis inkuiri juga mampu karakteristik yang dimiliki oleh populasi
melatih siswa untuk berpikir kritis dengan tersebut. Pengambilan sampel dilakukan
presentase 51,7%. dengan teknik random sampling. Teknik
Hasil serupa juga telah dibuktikan oleh random sampling adalah pengambilan
Rahmanto, et al (2015: 117) yang menyatakan sampling secara random atau tanpa pandang
bahwa penerapan pembelajaran berbasis bulu. Dalam teknik ini semua individu dalam
pendekatan inkuiri mampu meningkatkan hasil populasi baik sendiri-sendiri atau bersama-
belajar keterampilan proses sains siswa dengan sama diberi kesempatan yang sama untuk
perolehan gain rata-rata sebesar 0,65 (kategori dipilih menjadi anggota sampel. Adapun cara
sedang). Aspek keterampilan yang diukur yaitu yang digunakan dalam random sampling adalah
prediksi, observasi, inferensi serta komunikasi. dengan cara undian. Setelah dilakukan dengan
Hal ini sesuai dengan salah satu kelebihan cara undian, kelas yang terpilih menjadi kelas
inkuiri yaitu mampu mengembangkan sampel adalah kelas XI MIA 3 SMA Negeri 4
keterampilan dan proses kognitif siswa. Pekanbaru.
Berdasarkan uraian masalah yang telah Adapun instrumen yang digunakan pada
diungkapkan, penelitian ini bertujuan untuk penelitian ini berupa perangkat pembelajaran
mendeskripsikan hasil belajar keterampilan dan perangkat pengumpulan data. Perangkat
proses sains siswa pada materi teori kinetik gas pemebelajaran yang diterapkan yaitu RPP,
melalui media pembelajaran berbasis Silabus, Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD),
pendekatan inkuiri. Pendekatan inkuiri dan alat percobaan. LKPD merupakan salah
diperlukan dalam pengajaran teori kinetik gas satu sarana yang digunakan guru untuk
ini agar siswa dapat berpikir scientific. Siswa meningkatkan keterlibatan siswa atau aktivitas
dapat memahami materi ini dengan melakukan siswa dalam proses belajar mengajar. Lembar
kegiatan eksperimen menggunakan media kerja peserta didik berisi tujuan percobaan, alat
pembelajaran yang dapat memudahkan siswa dan bahan, rumusan masalah, hipotesis,
dalam proses menemukan konsep teori kinetik prosedur percobaan, tabel hasil pengamatan,
gas secara ilmiah berdasarkan kreativitas, analisis yang dilengkapi dengan soal, dan
penalaran, dan sikap ilmiah siswa. kesimpulan. LKPD 3.6/XI/I/01 berisi tentang
bunyi hukum Boyle, aplikasi hukum Boyle
Metode Penelitian dalam kehidupan sehari-hari, dan menyelidiki
Jenis penelitian yang digunakan adalah hukum Boyle. LKPD 3.6/XI/I/02 berisi tentang
pre experiment dengan rancangan the one-shot penjelasan hukum Gay Lussac, aplikasi hukum
case study (Sugiyono, 2012: 74 ). Gay Lussac dalam kehidupan sehari-hari, dan
menyelidiki hukum Gay Lussac. LKPD
Perlakuan Postes 3.6/XI/I/03 berisi tentang penjelasan hukum
Charles, aplikasi hukum Charles dalam
X O kehidupan sehari-hari, dan menyelidiki hukum
Charles. LKPD 3.6/XI/I/04 berisi tentang
Keterangan : penjelasan hukum Boyle-Gay Lussac, aplikasi
X = Perlakuan dengan penerapan media hukum Boyle-Gay Lussac dalam kehidupan
pembelajaran berupa perangkat sehari-hari, dan menyelidiki hukum Boyle-Gay
percobaan teori kinetik gas berbasis Lussac. Alat percobaan yang digunakan
pendekatan inkuiri bertujuan untuk menemukan konsep hukum
O = Skor hasil belajar keterampilan proses Boyle, hukum Gay Lussac, hukum Charles, dan
hukum Boyle-Gay Lussac sesuai gambar 1.
Penelitian ini menggunakan dua variabel,
variabel bebas yaitu pendekatan inkuiri yang

3 D Fitriana, Zulhelmi, Fakhruddin Z, N Islami


4
INKUIRI: Jurnal Pendidikan IPA P-ISSN: 2252-7893
Vol. 10, No. 1, 2021 (hal 1-11) E-ISSN: 2615-7489
https://jurnal.uns.ac.id/inkuiri DOI: 10.20961/inkuiri.v10i1.25238

Daya serap =
scores obtained by students
𝑥 100% (1)
𝑆𝑐𝑜𝑟𝑒𝑠 𝑚𝑎𝑥𝑖𝑚𝑢𝑚

Untuk mengkategorikan daya serap yang


diperoleh siswa dari hasil belajar digunakan
kriteria sebagai berikut :

Tabel 1. Kategori Daya Serap Siswa


Interval (%) Kategori Daya Serap
85 ≥ x ≤ 100 Amat baik
70 ≥ x ˂ 85 Baik
50 ≥ x ˂ 70 Cukup baik
0 ≥ x ˂ 50 Kurang baik

Berdasarkan tabel 1 dapat dilihat bahwa


daya serap siswa dapat dikelompokkan
menjadi 4 kategori sesuai dengan interval skor
Gambar 1. Alat Percobaan Teori Kinetik Gas postes masing-masing siswa. Interval nilai
tertinggi yaitu 85 ≥ x ≤ 100 dengan kategori
Instrumen pengumpulan data yang digunakan amat baik dan interval nilai terendah yaitu 0 ≥
dalam penelitian ini adalah tes essay hasil x ˂ 50 dengan kategori kurang baik. Siswa
belajar keterampilan proses. Aspek yang dinilai dapat memiliki daya serap amat baik ketika
meliputi keterampilan siswa dalam mampu menerapkan pendekatan inkuiri
merumuskan masalah, berhipotesis, merancang dengan baik ketika proses pembelajaran.
percobaan, mengamati, mengklasifikasikan,
mengkomunikasikan, memprediksi data, dan 2. Efektivitas Pembelajaran
menyimpulkan (Eggen dan Kauchak, 2012:
177). Efektivitas pembelajaran adalah
Uji statistik deskriptif dilakukan dalam keberhasilan suatu pembelajaran berdasarkan
penelitian ini untuk mengetahui capaian hasil daya serap rata-rata kelas.
belajar keterampilan proses sains siswa pada
materi teori kinetik gas. Menurut Sugiyono Tabel 2. Kategori Efektivitas Pembelajaran
(2012: 35), statistik deskriptif adalah statistik Daya Serap Kategori
yang digunakan untuk menganalisis data Rata-Rata Kelas
dengan cara mendeskripsikan atau 85 ≥ x ≤ 100 Sangat efektif
menggambarkan data yang telah terkumpul 70 ≥ x ˂ 85 Efektif
sebagaimana adanya tanpa bermaksud 50 ≥ x ˂ 70 Cukup efektif
membuat kesimpulan yang berlaku untuk
0 ≥ x ˂ 50 Kurang efektif
umum atau generalisasi. Menurut Arikunto
(2010: 161) analisis hasil belajar keterampilan
proses siswa meliputi : Tingkat efektivitas pembelajaran siswa
dapat dikategorikan sesuai pada tabel 2.
Pembelajaran dapat dikatakan sangat efektif
ketika siswa memiliki daya serap amat baik,
sedangkan pembelajaran berlangsung kurang
efektif ketika daya serap siswa kurang baik
1. Daya Serap dalam memahami materi yang diajarkan.
Analisis penyelesaian soal-soal hasil tes
Daya serap siswa didefinisikan sebagai dimaksudkan apakah siswa lulus atau tidak
kemampuan siswa menyerap materi yang lulus pada aspek indikator keterampilan proses.
disajikan dalam proses pembelajaran. Kriteria pengelompokkan siswa menjadi
kelompok yang lulus atau tidak lulus pada

HASIL BELAJAR KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA BERBASIS… 4


5
INKUIRI: Jurnal Pendidikan IPA P-ISSN: 2252-7893
Vol. 10, No. 1, 2021 (hal 1-12) E-ISSN: 2615-7489
https://jurnal.uns.ac.id/inkuiri DOI: 10.20961/inkuiri.v10i1.25238

aspek tertentu adalah batas kelulusan dari tiap Hasil Penelitian dan Pembahasan
aspek yang dinyatakan sebagai batas Hasil tes keterampilan proses sains siswa
minimum. Batas kelulusan yang digunakan berbasis pendekatan inkuiri diolah dengan
adalah batas lulus ideal dengan menggunakan menggunakan persamaan 1. Berdasarkan hasil
rumus: analisis deskriptif didapatkan daya serap siswa
terbagi menjadi 4 kategori dan efektivitas
̅ ideal = 1 Skor Maksimum
X (2) pembelajaran.
2

Tabel 4. Daya Serap Keterampilan Proses Siswa pada


Materi Teori Kinetik Gas
Jumlah
1
Jumlah
SDideal = X̅ (3) No Interval Kategori Siswa
3 ideal Siswa
(%)
̅ minimum =X
̅ ideal +0,25.SDideal 1 85 – Amat 14 38,89
X (4)
100 Baik
2 70 – 84 Baik 13 36,11
Siswa dinyatakan tidak lulus jika siswa
memperoleh nilai kurang dari X ̅ minimum atau 3 50 – 69 Cukup 5 13,89
tidak memberikan jawaban dan siswa dianggap Baik
lulus jika siswa memperoleh nilai lebih dari 4 0 – 49 Kurang 4 11,11
atau sama dengan X ̅ minimum . Dalam penelitian Baik
ini skor maksimum indikator adalah berbeda. Daya Serap Rata-Rata (%) 74,95
Berdasarkan persamaan 1, 2 dan 3 didapatkan Kategori Baik
nilai skor maksimum dan batas lulus untuk tiap Tabel 4 menunjukkan bahwa daya serap
tahap yang ditunjukkan pada tabel 3. siswa tersebar pada seluruh kategori. Daya
serap siswa paling dominan berada pada
Tabel 3.Batas Lulus Kemampuan Pemecahan Masalah kategori amat baik yaitu sebanyak 14 siswa dari
Indikator Nom 36 siswa dengan persentase sebesar 38,89%,
Skor
Keterampilan or BL sedangkan daya serap terendah sebesar 11,11%
Maks
Proses Soal dengan jumlah siswa 4 orang. Hal ini
Merencanakan
1 5.0 2.7 menunjukkan bahwa siswa yang memiliki
Percobaan
Mengkomunikasikan 2 10 5.4
kemampuan daya serap kurang baik sangat
Mengklasifikasikan 3 5.0 2.7 sedikit. Daya serap siswa tergantung pada
Memprediksi 4 10 5.4 tingkat kecerdasan siswa, daya ingat yang
Mengamati 5 10 5.4 tinggi, dan guru yang profesional. Pada
Merumuskan 2.7 kegiatan pembelajaran ini, siswa yang memiliki
6 5.0
Masalah daya serap kurang baik diketahui kurang
Merancang Hipotesis 7 5.0 2.7 mengikuti proses pembelajaran dengan baik.
Menyimpulkan 8 5.0 2.7 Pada saat melaksanakan percobaan yang
bertujuan untuk menemukan dan memahami
Keterangan: konsep pada materi teori kinetik gas, siswa
Nilai Maks : Nilai Maksimum kurang fokus dan bersikap mudah menyerah
Nilai BL : Nilai Batas Lulus ketika tidak menemukan hasil percobaan yang
diharapkan. Selain itu, siswa tidak mampu
Tabel 3 menunjukkan bahwa batas lulus tiap memahami dengan baik setiap tahapan dalam
indikator berada pada skala nilai 2,7 dan 5,4. melaksanakan percobaan hingga memperoleh
Adapun yang indikator soal yang memiliki skor data, sehingga siswa mudah lupa.
batas lulus 2,7 adalah aspek keterampilan Berdasarkan persentase daya serap rata-
proses pada tingkatan dasar dan skor batas lulus rata siswa pada tabel 4 maka dapat dinyatakan
5,4 merupakan indikator soal sesuai aspek bahwa kefektivan pembelajaran yang dilakukan
keterampilan proses tingkatan terintegrasi. siswa berlangsung secara efektif yang
ditunjukkan dengan presentase daya serap rata-
rata siswa sebesar 74,95%. Indikator

5 D Fitriana, Zulhelmi, Fakhruddin Z, N Islami


6
INKUIRI: Jurnal Pendidikan IPA P-ISSN: 2252-7893
Vol. 10, No. 1, 2021 (hal 1-11) E-ISSN: 2615-7489
https://jurnal.uns.ac.id/inkuiri DOI: 10.20961/inkuiri.v10i1.25238

keterampilan proses yang dinilai disesuaikan


dengan pendekatan inkuiri yang diterapkan saat 100
81,25
proses pembelajaran. Hal ini menjadi sarana 80 68,75
latihan bagi siswa agar dapat terampil dalam Keterampilan
mengembangkan sikap ilmiah siswa yang 60 Terintegrasi
berpotensi dalam mencapai keterampilan 40 Keterampilan
proses yang baik. Dasar
Analisis persentase jumlah siswa kelas XI 20
MIA 3 SMA Negeri 4 Pekanbaru yang lulus
0
untuk setiap indikator keterampilan proses
disajikan pada tabel 5.
Gambar 2. Persentase Jumlah Kelulusan Siswa
Tabel 5. Persentase jumlah siswa yang lulus untuk setiap untuk Tiap Tingkatan Keterampilan Proses
indikator

No 1 2 3 4 5 6 7 8 Gambar 2 menunjukkan bahwa


TK D T D T D T T D keterampilan proses sains siswa terbagi
menjadi dua kategori yaitu keterampilan dasar
JSL 35 28 25 22 28 27 22 29
dan keterampilan terintegrasi. Persentase skor
(%) 97 77 69 61 77 75 61 80
siswa pada keterampilan dasar lebih tinggi
Keterangan : dibandingkan keterampilan terintegrasi sebesar
TK : Tingkatan keterampilan proses 81,25% dengan perbandingan skor 1,18 : 1.
D/T : Dasar/ Terintegrasi Adapun indikator soal pada aspek keterampilan
JSL : Jumlah siswa yang lulus proses sains siswa tiap tingkatan dapat
dijelaskan sebagai berikut:
Tabel 5 menunjukkan bahwa jumlah siswa
yang lulus pada tiap indikator soal bervariasi. 1. Keterampilan Dasar
Terdapat 4 soal yang diberikan berdasarkan a. Merencanakan Percobaan
tingkatan keterampilan proses sains. Jumlah Indikator ini bertujuan untuk mengetahui
terbesar terdepat pada indikator soal nomor 1 kemampuan siswa dalam merencanakan
sebanyak 35 siswa dan terkecil pada soal nomor percobaan. Indikator ini akan tercapai apabila
4 dan nomor 7 sebanyak 22 siswa. Persentase siswa mengetahui alat dan bahan apa saja yang
skor sesuai dengan tingkatan keterampilan dibutuhkan untuk melakukan percobaan sesuai
proses menunjukkan bahwa persentase jumlah penjelasan yang tercantum pada Lembar
siswa yang lulus pada indikator soal dasar lebih Kegiatan Peserta Didik (LKPD). Siswa
besar dibandingkan tingkatan terintegrasi. diberikan sebuah pertanyaan yang merujuk
Persentase tertinggi yang dicapai siswa yaitu pada indikator merencanakan percobaan, yaitu
pada soal nomor 1 sebesar 97% dan terendah pertanyaan dengan nomor soal 1. Berdasarkan
pada soal nomor 4 dan nomor 7 sebesar 61%. hasil analisis yang disajikan pada Gambar 2
Hasil belajar keterampilan proses sains menunjukkan bahwa 97.22% dari jumlah siswa
siswa dapat dikelompokkan berdasarkan secara keseluruhan lulus dalam merencanakan
tingkatan dasar dan terintegrasi yang percobaan. Salah satu pelajaran fisika kelas XI
ditunjukkan pada Gambar 2. SMA adalah teori kinetik gas yang merupakan
materi yang membutuhkan pemikiran yang
abstrak. Selama ini pembelajaran dilakukan
oleh guru pada teori kinetik gas masih
menggunakan ceramah diselingi dengan
diskusi.
Pada pembelajaran ini sebenarnya guru
dapat mengajak siswa untuk mengamati
kejadian untuk menggiring pada pemahaman
materi, sehingga pembelajaran bisa
berlangsung lebih baik jika menerapkan suatu

HASIL BELAJAR KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA BERBASIS… 6


7
INKUIRI: Jurnal Pendidikan IPA P-ISSN: 2252-7893
Vol. 10, No. 1, 2021 (hal 1-12) E-ISSN: 2615-7489
https://jurnal.uns.ac.id/inkuiri DOI: 10.20961/inkuiri.v10i1.25238

media pembelajaran berupa perangkat c. Mengamati


percobaan. Perangkat percobaan yang Keterampilan mengamati merupakan
digunakan ini berfungsi sebagai sarana siswa kemampuan untuk mengumpulkan informasi
agar lebih mudah memahami konsep pada yang diperoleh dari objek-objek dan fenomena
materi teori kinetik gas ini. Siswa diberi alam dengan menggunakan atau lebih indera
kesempatan untuk menemukan konsep secara yang dimiliki. Dimyati dan Mudjiono (2013:
mandiri dengan memaksimalkan keterampilan 13) menyatakan bahwa informasi yang
merencanakan percobaan dengan cara diperoleh dari keterampilan mengamati dapat
menentukan alat percobaan, melakukan menuntut keingintahuan, mempertanyakan,
pengamatan, dan menentukan langkah kerja memikirkan, melakukan interpretasi tentang
untuk memulai percobaan. Roestiyah (2008: lingkungan dan mencari lebih lanjut.
96) juga menyatakan bahwa pada indikator Kemampuan mengamati merupakan
keterampilan proses ini siswa telah berhasil keterampilan paling dasar dalam proses untuk
melaksanakan salah satu pokok dari pendekatan memperoleh ilmu pengetahuan dalam
inkuiri yaitu siswa memiliki kebebasan untuk mengembangkan keterampilan proses yang
belajar secara mandiri ditunjukkan dengan lain. Keterampilan proses pada aspek
persentase jumlah siswa yang lulus pada mengamati menggunakan indikator sebagai
indikator merencanakan percobaan ini berada berikut:
pada kategori amat baik. 1) Menggunakan sebanyak mungkin indera
yang dimiliki
b. Mengklasifikasikan 2) Menggunakan fakta yang relevan
Indikator ini bertujuan untuk mengetahui
kemampuan siswa dalam mengelompokkan Berdasarkan hasil analisa tes yang telah
data dalam bentuk tabel. Berdasarkan hasil dilakukan persentase jumlah siswa yang lulus
analisis pada Gambar 2 menyatakan bahwa pada keterampilan mengamati sebesar 77,77%.
persentase jumlah siswa yang lulus pada Masih terdapat siswa yang tidak mampu
indikator mengklasifikasikan yang ditunjukkan menyelesaikan soal ini dikarenakan kurangnya
pada soal nomor 3 sebesar 69.44%. Terdapat 4 keseriusan siswa dalam melakukan percobaan
siswa yang mengosongkan jawaban dan 7 siswa sehingga masih mengalami kebingungan ketika
yang menjawab tidak tepat. Hal ini disebabkan mengerjakan soal. Terdapat 4 siswa yang
oleh kurangnya siswa dalam memahami soal mengosongkan jawaban dan 4 siswa yang
sehingga terdapat beberapa siswa yang menjawab tidak tepat. Sesuai dengan yang
menjawab tidak tepat tersebut hanya dikemukakan oleh Sanjaya (2008: 108) bahwa
memasangkan atau mengelompokkan data kesiapan dan keseriusan dalam proses
dengan memberi panah, namun jawaban yang pembelajaran sangat diperlukan karena
diisi siswa tersebut juga tidak sempurna. merupakan salah satu hukum belajar. Inti dari
Pemecahan permasalahan yang dilakukan hukum belajar ini adalah bahwa setiap individu
siswa tidak sesuai dengan yang diperintahkan akan merespon dengan cepat dari setiap
dalam soal. Kemampuan untuk stimulus manakala dalam dirinya belum
mengklasifikasikan dibutuhkan kemampuan memiliki kesiapan. Hal senada yang
untuk memilah suatu objek dengan cara dikemukakan oleh Balim (2009: 18) dalam
mengamati persamaan, perbedaan, dan jurnal internasional bahwa aktivitas dari
hubungan dari objek tersebut (Dimyati dan penyelidikan dengan penemuan dapat
Mudjiono, 2013: 13). Proses digunakan dengan tujuan menggambarkan
mengklasifikasikan, sistem yang digunakan perhatian dari siswa dan keaktifan mereka
sebaiknya dipilih yang paling sesuai dengan untuk berpartisipasi lebih di kelas.
tujuan. Seperti yang dikemukakan oleh Nur
(2011) bahwa dalam sains, benda-benda d. Menyimpulkan
maupun proses-proses dapat diklasifikasikan Pada indikator ini siswa diharapkan
dengan cara yang berbeda-beda. Hal ini mampu membuat kesimpulan akhir hubungan
bertujuan agar pengelompokan tersebut mudah suhu, tekanan, dan volume dari data yang
dipahami. diberikan dalam bentuk tabel. Soal yang
berhubungan dengan aspek ini terdapat pada

7 D Fitriana, Zulhelmi, Fakhruddin Z, N Islami


8
INKUIRI: Jurnal Pendidikan IPA P-ISSN: 2252-7893
Vol. 10, No. 1, 2021 (hal 1-11) E-ISSN: 2615-7489
https://jurnal.uns.ac.id/inkuiri DOI: 10.20961/inkuiri.v10i1.25238

nomor 8. Berdasarkan hasil analisis pada 2. Keterampilan Terintegrasi


Gambar 2 menunjukkan bahwa persentase a. Mengkomunikasikan
jumlah siswa yang lulus pada indikator ini Indikator ini bertujuan untuk mengetahui
berada pada urutan terbesar ke-2 yaitu sebesar kemampuan siswa dalam mengkomunikasikan
80.56% dari jumlah siswa secara keseluruhan. permasalahan dalam bentuk gambar (grafik
Namun masih terdapat siswa yang kurang atau bagan), diskusi dan presentasi. Pada soal
paham dalam mmbaca data di tabel dan nomor 2 yang diberikan dengan memuat
memahami hukum yang berkaitan dengan data indikator ini tercapai apabila siswa mampu
yang disajikan pada tabel. Kurangnya menggambarkan data empiris hasil percobaan
pemahaman dalam menentukan hubungan pada Hukum Boyle dari pengamatan menjadi
suhu, tekanan, dan volume yang disajikan bentuk grafik. Berdasarkan data yang
dalam bentuk rumus. Secara umum kesulitan ditunjukkan pada Gambar 2 sebesar 77.77%
dalam menyelesaikan soal fisika dapat dari jumlah siswa secara keseluruhan
diindikasi dari kemampuan siswa dalam dinyatakan lulus pada indikator keterampilan
memahami konsep dan kemampuan berpikir mengkomunikasikan. Siswa yang dinyatakan
memecahkan masalah atau soal. Kurang tidak lulus disebabkan karena adanya siswa
optimalnya keterampilan menyimpulkan juga yang sama sekali tidak menulis jawaban dan
disebabkan siswa belum terbiasa untuk adanya siswa yang menjawab tidak tepat. Hal
menafsirkan dari hasil pengamatan berupa data ini terjadi karena ketidakmampuan siswa dalam
yang disajikan dalam bentuk tabel kemudian merepresentasikan. Siska (2013: 74)
menyusunnya menjadi kesimpulan (Chusni dan menyatakan bahwa tidak tercapainya indikator
Widodo, 2013: 55). keterampilan mengkomunikasikan dapat
Keterampilan dasar yang ditunjukkan pada disebabkan oleh tidak terbiasanya siswa dalam
soal meliputi keterampilan merencanakan menyajikan data yang diperoleh dari hasil
percobaan, mengklasifikasikan, mengamati dan percobaan ke dalam bentuk grafik ataupun
menyimpulkan. Berdasarkan analisis yang mengubah bentuk penyajian data karena siswa
telah dideskripsikan pada tiap indikator lebih sering diberikan lembar kerja yang
keterampilan proses tersebut dapat dilengkapi dengan tabel pengamatan. Guru
dikelompokkan bahwa persentase jumlah juga jarang melatih siswa untuk terampil dalam
kelulusan siswa pada keterampilan dasar ini berkomunikasi melalui gambar (grafik atau
sebesar 81,25% dari jumlah siswa secara bagan). Hasil analisa ini sesuai dengan hasil
keseluruhan. Sebagian besar siswa telah penelitian yang dilakukan oleh Liandari, et al
mampu menyelesaikan soal keterampilan (2017: 40) bahwa keterampilan berkomunikasi
proses pada tingkatan dasar dengan baik. siswa melalui gambar (grafik atau bagan) hanya
Keterampilan dasar merupakan keterampilan mencapai 40% disebabkan oleh kurang
proses sederhana yang dimiliki siswa tanpa terlatihnya siswa dalam mengkomunikasikan
memerlukan pemikiran tingkat tinggi. data hasil percobaan dengan mengubah bentuk
Mengingat proses yang telah dilakukan saat penyajian data. Proses pembelajaran dengan
pembelajaran juga berpengaruh dalam menerapkan pendekatan inkuiri memerlukan
menyelesaikan soal pada tingkatan waktu yang tidak sedikit, sehingga kurang
keterampilan proses ini. Pada saat proses maksimal dalam mengulas hasil percobaan
pembelajaran dengan menerapkan pendekatan yang telah dilakukan dan memberikan latihan-
inkuiri siswa dilatih untuk terampil dalam latihan soal kepada siswa (Roestiyah, 2008:
mengamati, merencanakan percobaan, 96). Pada pelaksanaan pembelajaran materi
melaksanakan percobaan, mengukur, dan Hukum Boyle memiliki beberapa keunggulan
menghitung. Keterampilan ini berfungsi dalam dalam penyampaiannya dibandingkan materi
melatih daya ingat siswa agar bertahan lama lainnya dikarenakan merupakan materi pertama
dalam memahami konsep sehingga yang diajarkan dengan langkah kerja praktikum
berpengaruh pada prestasi belajar (Lubis, 2012: yang paling berbeda dari lainnya. Percobaan
71) Hukum Boyle dilaksanakan pertama, sehingga
siswa lebih mudah mengingatnya dikarenakan
belum tercampur dengan materi teori kinetik
gas yang lainnya. Pelaksanaan praktikum untuk

HASIL BELAJAR KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA BERBASIS… 8


9
INKUIRI: Jurnal Pendidikan IPA P-ISSN: 2252-7893
Vol. 10, No. 1, 2021 (hal 1-12) E-ISSN: 2615-7489
https://jurnal.uns.ac.id/inkuiri DOI: 10.20961/inkuiri.v10i1.25238

LKPD 1-4 menggunakan alat yang sama, Lussac. Pada data tersebut ditunjukkan bahwa
namun langkah kerja praktikum Hukum Boyle nilai suhu, tekanan dan volume selalu berubah.
(LKPD 1) memiliki perbedaan yang menonjol Namun, ada beberapa siswa yang memprediksi
dari yang lainnya, yaitu tidak menggunakan es tidak sesuai dengan konsep hukum Boyle-Gay
batu sebagai bahan percobaan yang Lussac, sehingga untuk memantapkan
menandakan bahwa suhu tetap. Poin ini pemahaman konsep siswa maka data haruslah
membuat siswa menjadi lebih mudah disajikan dengan cantik dan menarik sehingga
mengingat bahwa pada Hukum Boyle, variabel kemampuan untuk memprediksi dan
yang tidak berubah adalah suhu. Sesuai mengkomunikasikan akan lebih terarah. Selain
penjelasan tersebut seharusnya menyelesaikan itu siswa harus banyak berlatih dan belajar agar
soal yang memuat keterampilan mampu mengembangkan kreativitas dalam
mengkomunikasikan dari data tabel menjadi pemecahan masalah. Perlu adanya perbaikan
bentuk grafik lebih mudah diselesaikan dengan dengan membimbing siswa dalam merumuskan
melihat variabel yang berubah dan tidak prediksi, karena indikator tersebut merupakan
berubah dalam soal yang ditunjukkan. indikator keterampilan proses yang menuntut
siswa untuk berpikir tingkat tinggi (Juhji, 2016:
67).
b. Memprediksi Data
Keterampilan memprediksi dapat c. Merumuskan Masalah
diartikan sebagai membuat ramalan atau Pada aspek merumuskan masalah ini siswa
perkiraan tentang hal atau kejadian yang akan membuat suatu pertanyaan terhadap studi kasus
terjadi pada waktu mendatang, berdasarkan yang diberikan pada soal nomor 6. Berdasarkan
hubungan antara fakta, konsep dan prinsip hasil analisis pada Gambar 2 sebesar 75% dari
dalam ilmu pengetahuan. Indikator ini akan jumlah siswa keseluruhan dinyatakan lulus
tercapai jika siswa mampu memahami pada indikator ini. Siswa yang belum mencapai
hubungan tekanan (P), suhu (T), dan volume batas kelulusan pada indikator keterampilan
(V) pada beberapa data yang ditunjukkan pada merumuskan masalah disebabkan oleh
tabel dalam soal nomor 4 yang diberikan, kurangnya memahami studi kasus yang
sehingga siswa dapat melanjutkan diberikan sehingga hasilnya tidak sesuai
kemungkinan data selanjutnya yang dihasilkan dengan yang diharapkan. Kurangnya
pada percobaan. Berdasarkan data yang keseriusan dalam memahami kembali LKPD
ditunjukkan pada Gambar 1 bahwa persentase yang telah dikerjakan pada pertemuan
jumlah siswa yang lulus pada indikator ini sebelumnya juga mempengaruhi hasil belajar
termasuk pencapaian terendah dari 8 indikator keterampilan proses yang diukur dari skor hasil
yang disajikan dalam bentuk soal yaitu sebesar tes yang diberikan. Selain itu, kurang
61.11%. Kesalahan yang masih terjadi ini mampunya siswa dalam mengidentifikasi
disebabkan oleh kurangnya kemampuan siswa masalah yang diberikan dalam bentuk gambar
dalam memahami hubungan tekanan, suhu, dan sehingga siswa sulit menemukan rumusan
volume dari data yang telah diberikan, sehingga masalah yang sesuai dengan ilustrasi yang
siswa tidak dapat menyelesaikan soal yang diberikan dalam soal. Keterampilan
diberikan dengan baik. Hasil skor postest merumuskan masalah ini dilatih melalui
menunjukkan bahwa terdapat 6 siswa yang Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) berupa
mengosongkan jawaban dan 8 siswa yang memberikan suatu ilustrasi berdasarkan
menjawab tidak tepat. Salah satu cara untuk peristiwa dalam kehidupan sehari-hari,
menumbuhkan kemampuan memprediksi yaitu kemudian dari hasil reflective observation
dengan berlatih dalam menentukan pola dan siswa akan menemukan masalah yang
keteraturan dari data hasil percobaan (Siska, diungkapkan dalam bentuk rumusan masalah
2013: 74). Sebagian kecil siswa tidak mampu (Kastawaningtyas, 2017: 46).
dalam membuat strategi sehingga salah dalam
menemukan rumus yang harus digunakan
dalam menyelesaikan soal. Pada tabel data hasil d. Menyusun Hipotesis
percobaan yang disajikan menunjukkan bahwa Kemampuan menyusun hipotesis adalah
data tersebut memuat hukum Boyle-Gay salah satu keterampilan yang sangat mendasar

9 D Fitriana, Zulhelmi, Fakhruddin Z, N Islami


10
INKUIRI: Jurnal Pendidikan IPA P-ISSN: 2252-7893
Vol. 10, No. 1, 2021 (hal 1-11) E-ISSN: 2615-7489
https://jurnal.uns.ac.id/inkuiri DOI: 10.20961/inkuiri.v10i1.25238

dalam kerja ilmiah. Hipotesis adalah suatu Kesimpulan dan Rekomendasi


perkiraan yang bertujuan untuk menerangkan Kesimpulan dari penelitian yang telah
suatu kejadian atau pengamatan tertentu. Pada dilakukan yaitu: (1) Pembelajaran berbasis
keterampilan menyusun hipotesis ini siswa pendekatan inkuiri dapat melatih sikap ilmiah
diharapkan mampu membuat dugaan sementara siswa sehingga akan berpengaruh pada
sesuai dengan rumusan masalah yang diajukan. keterampilan proses sains siswa. Hal ini dapat
Dugaan sementara yang diajukan harus logis dilihat dari keaktifan siswa meningkat selama
dan dapat diuji dalam suatu percobaan. proses pembelajaran yang dilakukan. Keaktifan
Berdasarkan Gambar 2 menunjukkan ini muncul karena adanya rasa ingin tahu yang
bahwa persentase jumlah siswa yang lulus pada tinggi sehingga siswa antusias dalam
indikator ini sebesar 61.11%. Siswa yang melakukan percobaan untuk menemukan
belum mencapai batas kelulusan pada indikator konsep dari materi teori kinetik gas secara
menyusun hipotesis yang ditunjukkan pada soal mandiri; (2) Keterampilan proses sains yang
nomor 7 disebabkan siswa tersebut tidak dimiliki siswa akan mempengaruhi
memahami rumusan masalah yang dibuat keterampilan kognitif siswa sehingga siswa
sehingga sulit untuk menemukan hipotesis. dapat memperoleh pemahaman konsep dan
Kurangnya kemampuan siswa dalam menyusun hasil belajar yang baik; (3) Daya serap siswa
hipotesis menunjukkan bahwa siswa belum secara umum berada pada kategori baik
mampu melaksanakan proses pembelajaran sehingga proses pembelajaran yang dilakukan
dengan pendekatan inkuiri secara maksimal berlangsung efektif; (4) Keterampilan proses
(Roestiyah, 2008: 96). Keterampilan dalam sains siswa pada tingkatan terintegrasi cukup
menyusun hipotesis ini juga dilatih dalam baik sedangkan pada tingkatan dasar sudah
Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) melalui baik; (5) Pembelajaran berbasis pendekatan
kegiatan eksperimen yang dilakukan pada tahap inkuiri sesuai untuk diterapkan yang bertujuan
pemahaman konsep yang masih abstrak. setelah untuk meningkatkan hasil belajar keterampilan
siswa mampu merumuskan masalah maka proses sains siswa serta pilihan yang tepat bagi
siswa diberi arahan untuk dapat menemukan guru dalam menumbuhkan keaktifan dan
dugaan sementara dengan melibatkan dua kreativitas siswa selama proses pembelajaran
variabel yang saling berhubungan. Belajar sehingga pembelajaran tidak berlangsung
melibatkan banyak melibatkan logika atau monoton.
gagasan daripada memahami masalah atau Rekomendasi yang diajukan dari
situasi. Hal ini merupakan sistematika dalam penelitian ini adalah: (1) Guru harus mampu
perencanaan untuk memecahkan suatu masalah membuat kesiapan siswa untuk melaksanakan
(Kastawaningtyas, 2017: 50). percobaan agar data yang diperoleh sesuai
Keterampilan terintegrasi merupakan dengan tujuan yang ingin dicapai; (2) Penelitian
keterampilan proses hasil dari pengembangan ini bisa dikembangkan dengan menerapkan
kemampuan siswa pada keterampilan dasar. quasi experiment design agar hasil yang
Berdasarkan Gambar 2 dapat dilihat bahwa diperoleh lebih maksimal dalam melihat
persentase jumlah kelulusan siswa pada pengaruh pendekatan inkuiri terhadap hasil
keterampilan terintegrasi sebesar 68,75%. Data belajar keterampilan proses sains siswa.
tersebut menunjukkan bahwa persentase
jumlah kelulusan siswa pada keterampilan Daftar Pustaka
terintegrasi lebih rendah dibandingkan Alfiah. (2015). Kemampuan Siswa dalam
keterampilan dasar. Secara umum kesalahan Menyelesaikan Soal-Soal Uraian
individu yang sama terdapat pada indikator Terstruktur Pokok Bahasan Teori
merumuskan masalah dan menyusun hipotesis. Kinetik Gas. Jurnal EduSains, 3(2), 161-
Pada keterampilan terintegrasi ini sesuai 175.
dengan penerapan inkuiri harus sering Arikunto, S. (2010). Prosedur Penelitian Suatu
dilaksanakan latihan agar keterampilan proses Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka
yang dimiliki siswa lebih terasah sehingga hasil Cipta.
belajar keterampilan proses pada tingkatan ini Aydin, A. (2013). Representation of Science
menjadi lebih baik. Process Skills in the Chemistry Curricula

HASIL BELAJAR KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA BERBASIS… 10


11
INKUIRI: Jurnal Pendidikan IPA P-ISSN: 2252-7893
Vol. 10, No. 1, 2021 (hal 1-12) E-ISSN: 2615-7489
https://jurnal.uns.ac.id/inkuiri DOI: 10.20961/inkuiri.v10i1.25238

for Grades 10, 11, and 12. International Nur, M. (2011). Modul Keterampilan-
Journal Education and Practice, 1(15), keterampilan Proses Sains. Pusat Sains
51-63. dan Matematika Sekolah: Universitas
Balim, A.G. (2009). The Effects of Discovery Negeri Surabaya.
Learning on Students Success and Oloyede, O.I. (2012). The Relationship
Inquiry Learning Skills. Journal of between Acquisition of Science Process
Education Research, 2(1), 1-20. Skills, Formal Reasoning Ability and
Chusni, M.M. dan Widodo. (2013). Chemistry Achievement. International
Pengembangan LKS Sains Berbasis Journal of Advanced and Applied
Kerja Laboratorium untuk Sciences, 8(1), 1-4.
Meningkatkan Keterampilan Proses dan Osman, K. dan R. Vebrianto. (2013). Fostering
Hasil Belajar Siswa. Prosiding Seminar Science Process Skills and Improving
Nasional FMIPA UKSW Salatiga, 4(1), Achievement Through The Use of
2087-0992. Multiple Media. Journal of Baltic
Dimyati dan Mudjiono. (2013). Belajar dan Science Education, 12(2), 191-204.
Pembelajaran. Rineka Cipta: Jakarta. Ozdemir, G. dan A. Dikici. (2017).
Eggen, P. dan D. Kauchak. (2012). Strategi dan Relationships between Scientific Process
Model Pembelajaran. Jakarta: PT Skills and Scientific Creativity:
Indeks. Mediating Role of Nature of Science
Funk, J.H., Fiel, R. L., Okey, J. R., Jaus, H. H., Knowledge. Journal of Education in
dan Sprague, C. S. (1985). Learning Science, Environment and Health, 3(1),
Science Process Skills (2nd ed.) 52-68.
Dubuque, Iowa: Kendall Hunt Pranoto, A.M.S., Sajidan, dan B.A. Prayitno.
Publishing Company. (2018). Pengembangan Modul Berbasis
Jeon, S., & Park, J.-H. (2014). Analysis of Inquiry Lab pada Materi Sistem Gerak
Relationships of Scientific untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa
Communication Skills, Science Process Kelas XI SMAN 1 Mejayan. INKUIRI:
Skills, Logical Thinking. Journal of the Jurnal Pendidikan IPA, 7(2), 232-242.
Korean Association for Science Roestiyah, N.K. (2008). Strategi Belajar
Education, 34(7), 647–655. Mengajar. Rineka Cipta. Jakarta.
Juhji. (2016). Peningkatan Keterampilan Proses Rahmanto, K.F., M. Masykuri, dan W.
Sains Siswa Melalui Pendekatan Inkuiri Sunarno. (2015). Pengembangan Modul
Terbimbing. Jurnal Penelitian dan IPA Terpadu Berbasis Inkuiri
Pembelajaran IPA, 2(1), 58-70. Terbimbing dengan Tema Keju untuk
Kastawaningtyas, A. dan Martini. (2017). Meningkatkan Keterampilan Proses
Peningkatan Keterampilan Proses Sains Sains dan Hasil Belajar Siswa SMP
Siswa Melalui Model Experientatial Kelas VII. Inkuiri: Jurnal Pendidikan
Learning pada Materi Pencemaran IPA, 4(4), 109-120.
Lingkungan. Jurnal Penelitian Santoso, T. dan L. Yuanita. (2016).
Pendidikan IPA, 2(2), 45-52. Pengembangan Bertanya Kritis Berbasis
Lubis, M.A., M.B. Harahap, dan S.R. Inkuiri (BKBI) untuk Pembelajaran
Manurung. (2017). Analisis Model Kimia. Jurnal Pendidikan Sains, 4(1), 9-
Pembelajaran Scientific Inquiry dan 16.
Kemampuan Berpikir Logis Terhadap Setianingsih, E., W. Sunarno, dan Sukarmin.
Keterampilan Proses Sains Siswa SMA. (2018). Pengembangan Modul
Jurnal Pendidikan Fisika, 6(2), 70-75. Pembelajaran Dinamika Gerak Berbasis
Nugroho, S., Suparmi, dan Sarwanto. (2012). Inkuiri Terbimbing untuk Siswa Kelas X
Pembelajaran IPA dengan Metode SMA/MA. Inkuiri: Jurnal Pendidikan
Inkuiri Terbimbing Menggunakan IPA, 7(2), 220-231.
Laboratorium Riil dan Virtuil Ditinjau Sugiyono. (2012, 2013). Metode Penelitian
dari Kemampuan Memori dan Gaya Kuantitatif Kualitatif dan R&D.
Belajar Siswa. Inkuiri: Jurnal Alfabeta: Bandung.
Pendidikan IPA, 1(3), 235-244.

11 D Fitriana, Zulhelmi, Fakhruddin Z, N Islami


12
INKUIRI: Jurnal Pendidikan IPA P-ISSN: 2252-7893
Vol. 10, No. 1, 2021 (hal 1-11) E-ISSN: 2615-7489
https://jurnal.uns.ac.id/inkuiri DOI: 10.20961/inkuiri.v10i1.25238

Susilo, A., W. Sunarno, dan Sukarmin. (2018). Trianto. (2010). Model Pembelajaran Terpadu.
Pembelajaran Fisika Menggunakan Jakarta: Bumi Aksara
Metode Inkuiri Terbimbing dan Inkuiri Zeidan, A.H. dan M.R. Jayosi. (2015). Science
Bebas Termodifikasi Berdasarkan Process Skills and Attitudes toward
Kompendium Al-Qur’an Ditinjau dari Science among Palestinian Secondary
Kedisiplinan Belajar dan Sikap Ilmiah. School Students. World Journal of
Inkuiri: Jurnal Pendidikan IPA, 7(2), Education, 5(1), 13-24.
160-167.

HASIL BELAJAR KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA BERBASIS… 12

Anda mungkin juga menyukai