1, Februari 2018
Keywords: learning materials, science process skills, guided inquiry discovery leraning.
69
Berkala Ilmiah Pendidikan Fisika Vol 6 no.1, Februari 2018
70
Berkala Ilmiah Pendidikan Fisika Vol 6 no.1, Februari 2018
siswa setelah mempelajari materi suhu dan keterampilan keterampilan proses sains
kalor maka agar materi ini dapat dipahami mengunakan model Inquiry Discovery
oleh siswa yaitu melalui keterampilan Learning terbimbing.”
proses sains karena siswa harus bisa Rumusan masalah secara umum dari
menganalisis dan menyelidiki perubahan penelitian ini yaitu “Bagaimana kelayakan
yang dialami suatu zat ketika di berikan perangkat pembelajaran suhu dan kalor
kalor dalam jumlah tertentu. Inquiry berorientasi keterampilan proses sains
Discovery Learning merupakan sistem mengunakan model Inquiry Discovery
belajar mengajar yaitu anak didik diberi Learning terbimbing?”. Tujuan dari
kesempatan untuk menemukan dan penelitian ini secara umum yaitu
mencari sendiri sedangkan guru “Mendeskripsikan kelayakan perangkat
memberikan bahan pelajaran tidak dalam pembelajaran suhu dan kalor berorientasi
bentuk final dengan menggunakan teknik keterampilan proses sains”.
pendekatan pemecahan masalah
(Djamarah, 2006). KAJIAN PUSTAKA
Berdasarkan data hasil wawancara Perangkat pembelajaran
dengan guru fisika SMA Negeri 10 merupakan salah satu wujud persiapan
Banjarmasin dan hasil observasi lembar yang di persiapkan oleh guru sebelum
kerja siswa gerak lurus beraturan melakukan proses pembelajaran (Daryanto
menunjukkan bahwa perlu adanya upaya dan Dwicahyono, 2014). Keterampilan
perbaikan perangkat pembelajaran yang proses sains (KPS) merupakan suatu
bertujuan untuk mengenalkan pendekatan dalam proses pembelajaran
keterampilan proses sains kepada siswa, dengan cara memberi kesempatan kepada
hal ini berdasarkan hasil penelitian siswa untuk menemukan fakta,
Karmila (2014) yang menyatakan bahwa membangun konsep-konsep berdasarkan
adanya peningkatan keterampilan proses kegiatan sebagai ilmuwan (Ubaidillah,
sains siswa kelas XI IPA 1 MA Negeri 3 2016). Model pembelajaran inkuiri
Banjarmasin yaitu berkategori baik terbimbing yaitu salah satu model
dengan menerapkan model Inquiry pembelajaran yang dapat
Discovery Learning terbimbing. Jadi, mengembangkan keterampilan proses
penulis bermaksud melakukan penelitian sains dan mampu memberikan fasilitas
berjudul “Pengembangan perangkat pada siswa dalam proses pembelajaran
pembelajaran suhu dan kalor berorientasi penemuan sehingga mampu menjadikan
71
Berkala Ilmiah Pendidikan Fisika Vol 6 no.1, Februari 2018
72
Berkala Ilmiah Pendidikan Fisika Vol 6 no.1, Februari 2018
RPP dan keterampilan proses sains oleh Tabel 2. Kriteria penilaian koefisien
reliabilitas perangkat
dua orang pengamat (3) Tes dilakukan
pembelajaran
pada tes hasil belajar siswa yaitu sebelum
Nilai Klasifikasi
pengembangan perangkat pem-belajaran
0,80-1,00 Sangat Baik
(pretest) dan setelah pengembangan 0,60-0,79 Baik
0,40-0,59 Cukup
perangkat pem-belajaran (posttest), 0,20-0,39 Kurang
keterampilan proses sains berdasarkan 0,00-0,19 Sangat Kurang
(Khusnah dkk, 2015)
hasil lembar kerja peserta didik (LKPD).
Teknik analisis data yaitu validitas Kepraktisan perangkat pembelajaran yang
persamaan: (3)
(2)
(5)
(Khusnah dkk, 2015)
Keterangan:
Reliabilitas instrument
Keterangan :
banyaknya butir kriteria
<g>= gain score
Jumlah varians butir %<sf> = persentase rata-rata skor posttest
Varians total %<si> = persentase rata-rata skor pretest
73
Berkala Ilmiah Pendidikan Fisika Vol 6 no.1, Februari 2018
74
Berkala Ilmiah Pendidikan Fisika Vol 6 no.1, Februari 2018
75
Berkala Ilmiah Pendidikan Fisika Vol 6 no.1, Februari 2018
76
Berkala Ilmiah Pendidikan Fisika Vol 6 no.1, Februari 2018
ajar yang dikembangakan yaitu terdiri dari materi ajar yang dibuat sendiri oleh guru,
3 pokok bahasan (1) Suhu dan pemuaian maka akan timbul dorongan untuk
(2) kalor dan perubahan wujud (3) menyiapkan fasilitas pembelajaran dan
Perpindahan kalor. Materi ajar yang memudahkan siswa belajar karena RPP
dikembangakan dilengkapi dengan isi disusun sendiri oleh guru. Hal ini juga
materi ajar yang mengacu pada pokok sejalan dengan pendapat Rismawati.dkk
bahasan suhu dan kalor, memuat contoh (2017) yang menyatakan guru hanya
soal dan pembahasan dilengkapi dengan berperan sebagai fasilitator pada kegiatan
gambar dan keterangan-keteranganya. Hal percobaan. Tugas guru berperan
ini merujuk pada pernyataan Warso memimbing siswa selama proses
(2014) yang menyatakan bahwa materi percobaan agar sesuai dengan sesuai
ajar yang baik adalah materi yang ber isi prosedur pada LKPD.
tentang ilmu pengetahuan, disajikan
Keefektifan Perangkat Pembelajaran
secara menarik, gambar dan keterangan
Berdasarkan data tes hasil belajar
gambar dan dapat digunakan peserta didik
berupa pretest dan postest, diperoleh nilai
untuk belajar.
N-gain score sebesar 0,41 yang
berkategori efektif. Walaupun demikian,
Kepraktisan Perangkat Pembelajaran
berdasarkan perhitungan ketuntasan
Berdasarkan hasi observasi
individu, belum ada siswa yang tuntas
keterlaksanaan RPP menunjukkan skor
(meraih skor akhir minimal 70). Hal ini
rata-rata keterlaksanaan rencana
berakibat pada tidak tercapainya
pembelajaran yaitu sebasar 89,07%
ketuntasan secara klasikal. Dengan
berkategori sangat praktis. Ketercapaian
demikian temuan keefektifan perangkat
rencana pelaksanaan pembelajaran diduga
pembelajaran belum sejalan dengan
kuat diakibatkan oleh beberapa faktor: (1)
ketercapaian ketuntasan belajar siswa.
Lembar kerja peserta didik (LKPD) dan
Hal ini sangat dimungkinkan, mengingat
materi ajar yang dikembangkan dapat
perolehan gain score dalam penelitian ini
memfasilitasi siswa dalam proses
berada pada level bawah (hampir batas
pelaksanaan pembelajaran, hal ini sejalan
bawah) kelompok kategori efektif.
dengan pernyatan Daryanto dan
Rendahnya hasil belajar siswa pada
Dwicahyono (2014) yang menyatakan
pelaksanaan postest yang berkibat pada
bahwa RPP yang benar akan memberikan
belum tercapainya ketuntasan klasikal
pengaruh pada penulisan LKPD dan
77
Berkala Ilmiah Pendidikan Fisika Vol 6 no.1, Februari 2018
diduga kuat disebabkan oleh pelaksanaan tingkat II hanya bisa dicapai apabila
fase kelima pembelajaran inkuiri yaitu siswa telah mempunyai keterampilan
merefleksikan masalah pembelajaran dasar yang dibutuhkan pada proses
pada aspek membimbing siswa pembelajaran. Dalam konteks penelitian
mendiskusikan soal penerapan materi ini, semestinya siswa yang menjadi
pada LKPD pemantapan. Belum subjek uji coba sudah memiliki
maksimalnya pelaksanaan pada aspek ini pengalaman sebelumnya terkait dengan
karena waktu yang tersedia banyak keterampilan proses sains. Dengan
terkuras pada pelaksanaan eksperimen demikian, pelaksanaan
fase ketiga dan keempat pembelajaran inkuiri/penyelidikan tidak membutuhkan
inkuiri. Akibatnya, alokasi waktu untuk waktu yang lama. Jika prasyarat diatas
melatihkan kemampuan menerapkan tidak dipenuhi maka waktu yang panjang
konsep/prinsip yang sudah diperoleh dari untuk pelaksanaan inkuiri akan terjadi,
hasil penemuan menjadi lebih singkat. sebagaimana penelitian oleh Rismawati
Sesi tersebut idealnya untuk melatih (2017). Penelitian tersebut guru kesulitan
pemecahan masalah bagi siswa, baik pada menyesuaikan waktu yang telah
level C3 maupun level C4 dalam ditetapkan akibat kurangnya waktu dalam
taksonomi Bloom. Dengan demikian Tes proses pembelajaran inkuiri terbimbing.
Hasil Belajar (THB) yang didominasi Temuan penelitian yang sama juga oleh
oleh soal-soal pada tingkatan/level Sari, dkk (2016) yang menyatakan bahwa
tersebut tidak mampu diselesaikan kendala yang ditemui yaitu siswa belum
dengan baik. terbiasa mengerjakan LKPD berbasis
Kondisi karakteristik siswa yang inkuiri yang memuat keterampilan proses
“baru” mengenal keterampilan proses sains akibatnya kegiatan pembelajaran
sains merupakan faktor utama penyebab melebihi alokasi waktu yang ditetapkan.
molornya pelaksanaan pembelajaran
inkuiri. Merujuk pada buku Engaging Pencapaian Keterampilan Proses Sains
Children in Science karangan Howe & Secara keseluruhan rata-rata
Jones pada tahun 1993, pada dasarnya pencapaian keterampilan proses sains
model pembelajaran inkuri maupun berdasarkan hasil lembar kerja peserta
pembelajaran penemuan berada pada didik (LKD) sebesar 3,04 berkategori
level otonomi tingkat II (Salam, Prabowo, terampil, kuat dugaan disebabkan oleh
dan Supardi, 2015). Level otonomi beberapa faktor yaitu: (1) LKPD yang
78
Berkala Ilmiah Pendidikan Fisika Vol 6 no.1, Februari 2018
79
Berkala Ilmiah Pendidikan Fisika Vol 6 no.1, Februari 2018
telah dikembangkan ditinjau dari hasil Karmila, L., Zainuddin, Z., & An'nur, S.
(2016). Improving Science
keterlaksanaan rencana pelaksanaan
Process Skills Class XI IPA 1
pembelajaran oleh 2 orang pengamat pada MAN 3 Banjarmasin Inquiry
Discovery Learning (IDL) Guided
3 kali pertemuan berkategori sangat
By Operation Of Model Material
praktis. (3) Keefektifan perangkat In Teaching Impulse and
Momentum. Berkala Ilmiah
pembelajaran yang telah dikembangkan
Pendidikan Fisika, 2(3), 383-392.
ditinjau dari hasil tes belajar pretest dan
Kemendikbud. (2014). Buku Guru Ilmu
posttest dengan N-gain score berkategori Pengetahuan Alam. Jakarta:
efektif. (4) Pencapaian keterampilan Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan.
proses sains siswa ditijau dari hasil lembar
Khusnah, Laila, Ibrohim, and Ghofur.
kerja peserta didik (LKPD) dan
(2015). Pengembangan Perangkat
keterampilan proses sains melakukan Pembelajaran IPA Terpadu
Berbasis Saling Temas dan Inkuiri
percobaan dari 3 kali pertemuan
Terbimbing untuk Membentuk
berkategori terampil. Pemahaman Terintegrasi Peserta
80
Berkala Ilmiah Pendidikan Fisika Vol 6 no.1, Februari 2018
Kosasih, E. (2014). Strategi Balajar dan Rismawati, Iriwi L.S. S, Irfan Y, dan Sri
Pembelajaran Implementasi Wahyu Widyaningsih. (2017).
Kurikulum 2013. Bandung: Yrama Penerapan Model Pembelajaran
Widya. Inkuiri Terbimbing Terhadap
Keterampilan Proses Sains Peserta
Kurniawati, D, Maskuri, M dan Saputro, Didik Di SMK Negeri 02
S. (2016). Penerapan Model Manokwari. Jurnal Pendidikan,
Pembelajaran Inkuiri Terbimbing 8(1), 12-25.
Dilengkapi LKS Untuk
Meningkatkan Keterampilan Sadia, I. W. (2014). Model-Model
Proses Sains dan Prestasi Belajar Pembelajaran Sains
Pada Sateri Pokok Hukum Dasar Konstruktivistik. Yogyakarta:
Kimia Siswa Kelas X MIA 4 Graha Ilmu.
SMA N 1 Karanganyar Tahun
Pelajaran 2014/2015. Jurnal Saifiana, Ayu Arivani Putri, and Tarzan
Pendidikan Kimia Universitas Purnomo. (2017). Pengembangan
Sebelas Maret, 5(1), 88-98. Perangkat Pembelajaran IPA
Model Project Based Learning
Majid, A., & Rochmad, C., (2014). (PJBL) untuk meningkatkan Hasil
Pendekatan Ilmiah Dalam Belajar Siswa Kelas VII SMPN 2
Implementasi Kurikulum 2013. Sidoarjo. E-Journal Unesa. Hal :
Bandung: Remaja Rosdakarya. 92-98.
81
Berkala Ilmiah Pendidikan Fisika Vol 6 no.1, Februari 2018
82