Anda di halaman 1dari 14

Berkala Ilmiah Pendidikan Fisika Vol 6 no.

1, Februari 2018

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN BERORIENTASI


KETERAMPILAN PROSES SAINS MENGGUNAKAN MODEL INQUIRY
DISCOVERY LEARNING TERBIMBING

Lisa Hartini, Zainuddin, Sarah Miriam


Pendidikan Fisika FKIP Universitas Lambung Mangkurat
Lisahartini@gmail.com

ABSTRAK: Tujuan dari penelitian ini adalah mendeskripsikan kelayakan perangkat


pembelajaran suhu dan kalor berorientasi keterampilan proses sains menggunakan model
inqury discovery learning terbimbing berdasarkan dari validitas, kepraktisan, keefektifan dan
pencapaian keterampilan proses sains. Pengembangan perangkat pembelajaran dengan model
ADDIE (analyze, design, development, implement, evaluate) yang diuji cobakan di SMA
Negeri 10 Banjarmasin kelas X6 menggunakan one-grup pretest-posttest design. Hasil
penelitian ini menunjukkan: (1) Validitas perangkat berkategori sangat baik: rencana
pelaksanaan pembelajaran (RPP) berkategori sangat baik, lembar kerja peserta didik (LKPD)
berkategori sangat baik, tes hasil belajar berkategori sangat baik, materi ajar berkategori
sangat baik. (2) Kepraktisan perangkat pembelajaran berkategori sangat praktis berdasarkan
hasil keterlaksanaan RPP. (3) Keefektifan perangkat pembelajaran berkategori efektif
berdasarkan N-gain tes hasil belajar siswa. (4) Pencapaian keterampilan proses berdasarkan
hasil LKPD dan lembar pengamatan berkategori terampil. Berdasarkan hasil penelitian
meunjukkan bahwa perangkat pembelajaran berkategori sangat baik, sangat praktis, efektif
dan terampil sehingga perangkat pembelajaran layak untuk diimplementasikan.

Kata Kunci: Perangkat Pembelajaran, keterampilan proses sains, inquiry discovery


learning terbimbing.

ABSTRACT:The purpose of this study is description the feasibility of learning materials


temperature and heat that oriented science process skills by using guided inquiry discovery
learning model based on the validity, practicality, effectiveness and achieving of science
process skills. Development learning materials with the ADDIE model (Analyze, design,
development, implementation, evaluate) tested in SMA Negeri 10 Banjarmasin class X6 by
using one- group prettest-posttest design. The result of this research show: 1) validity of
learning materials very good category: the lesson implementation plan very good category,
student works sheet very good category, student's learning results very good category,
student Book very good category. 2) practicality of learning materials very practical
category based on result the application of the lesson plan in classroom. 3) effectieveness of
learning materials Which is the effective category based on the research N-gain students
learning result. 4) Achievement of science process skills based on result that the worksheet
and observation sheet skilled category. Based on the result of the research, it can be
concluded that the developed learning materials are very good, very practical, effective and
skilled so that learning materials feasible to be used implemented.

Keywords: learning materials, science process skills, guided inquiry discovery leraning.

69
Berkala Ilmiah Pendidikan Fisika Vol 6 no.1, Februari 2018

PENDAHULUAN Berdasarkan hasil wawancara dengan


Pentingnya kurikulum sebagai
guru fisika SMA Negeri 10 Banjarmasin
pedoman dalam proses penyelenggaraan
di jalan Tembus Mantuil RT.28 No.51
kegiatan pembelajaran. Penyusunan
pada hari Senin, 27 Februari 2017
kurikulum merupakan salah satu hal yang
diperoleh data bahwa: (1) Buku pegangan
sangat penting oleh karena itu mampu
siswa selama proses pembelajaran yaitu
meningkatkan kualitas pendidikan
menggunakan lembar kegiatan siswa
(Saifiana & Purnomo, 2017). Kemampuan
(LKS) yang dibeli dari distributor (2)
guru dalam mengembangkan perangkat
Belum ada perangkat pembelajaran
pembelajaran sangat menentukan
berorientasi keterampilan proses sains.
keterlaksanaan kurikulum berbasis
Berdasarkan hasil lembar kerja peserta
kompetensi (Akbar, 2016: 2). Salah satu
didik Gerak Lurus Beraturan yang
cara persiapan guru sebelum melakukan
disebarkan pada hari Jumat, 3 maret 2017
proses pembelajaran yaitu membuat
di kelas X6 SMA Negeri 10 Banjarmasin
perangkat pembelajaran. Persiapan guru
diperoleh data yaitu keterampilan proses
sebelum proses pembelajaran merupakan
sains peserta didik masih tergolong
salah satu tongak keberhasilan suksesnya
rendah, yaitu peserta didik mampu
seorang guru (Daryanto dan Dwicahyono,
merumuskan hipotesis sebanyak 22,32%,
2014). Sains sebagai proses yaitu sikap
mengidentifikasi variabel sebanyak
dan keterampilan dalam diri seseorang
24,11%, membuat analisis sebanyak
ilmuan untuk mencapai produk sains
1,79% dan membuat kesimpulan sebanyak
(Ubaidilah, 2016). Keterampilan proses
0,89%. Berdasarkan hasil observasi ini,
sains merupakan suatu keterampilan yang
oleh karena itu dipandang perlu
digunakan dalam menyelidiki suatu
mengembangakan perangkat pembelajaran
fenomena alam disekitar kita dan
berorientasi keterampilan proses sains
bertujuan untuk membangun konsep-
untuk memperkenalkan keterampilan
konsep ilmu pengetahuan. Pada
proses sains kepada peserta didik.
hakikatnya sains merupakan suatu ilmu
Materi suhu dan kalor merupakan
pengetahuan yang telah teruji kebenaran
materi yang tergolong sulit, karena pada
berupa fakta, prinsip, konsep dan hukum
materi suhu dan kalor mengandung
melalui suatu rangkaian/ proses
konsep yang saling berkaitan dan
penyelidikan (Kemendikbud, 2014).
pengetahuan deklaratif. Berdasarkan
kompetensi dasar yang harus dimiliki

70
Berkala Ilmiah Pendidikan Fisika Vol 6 no.1, Februari 2018

siswa setelah mempelajari materi suhu dan keterampilan keterampilan proses sains
kalor maka agar materi ini dapat dipahami mengunakan model Inquiry Discovery
oleh siswa yaitu melalui keterampilan Learning terbimbing.”
proses sains karena siswa harus bisa Rumusan masalah secara umum dari
menganalisis dan menyelidiki perubahan penelitian ini yaitu “Bagaimana kelayakan
yang dialami suatu zat ketika di berikan perangkat pembelajaran suhu dan kalor
kalor dalam jumlah tertentu. Inquiry berorientasi keterampilan proses sains
Discovery Learning merupakan sistem mengunakan model Inquiry Discovery
belajar mengajar yaitu anak didik diberi Learning terbimbing?”. Tujuan dari
kesempatan untuk menemukan dan penelitian ini secara umum yaitu
mencari sendiri sedangkan guru “Mendeskripsikan kelayakan perangkat
memberikan bahan pelajaran tidak dalam pembelajaran suhu dan kalor berorientasi
bentuk final dengan menggunakan teknik keterampilan proses sains”.
pendekatan pemecahan masalah
(Djamarah, 2006). KAJIAN PUSTAKA
Berdasarkan data hasil wawancara Perangkat pembelajaran
dengan guru fisika SMA Negeri 10 merupakan salah satu wujud persiapan
Banjarmasin dan hasil observasi lembar yang di persiapkan oleh guru sebelum
kerja siswa gerak lurus beraturan melakukan proses pembelajaran (Daryanto
menunjukkan bahwa perlu adanya upaya dan Dwicahyono, 2014). Keterampilan
perbaikan perangkat pembelajaran yang proses sains (KPS) merupakan suatu
bertujuan untuk mengenalkan pendekatan dalam proses pembelajaran
keterampilan proses sains kepada siswa, dengan cara memberi kesempatan kepada
hal ini berdasarkan hasil penelitian siswa untuk menemukan fakta,
Karmila (2014) yang menyatakan bahwa membangun konsep-konsep berdasarkan
adanya peningkatan keterampilan proses kegiatan sebagai ilmuwan (Ubaidillah,
sains siswa kelas XI IPA 1 MA Negeri 3 2016). Model pembelajaran inkuiri
Banjarmasin yaitu berkategori baik terbimbing yaitu salah satu model
dengan menerapkan model Inquiry pembelajaran yang dapat
Discovery Learning terbimbing. Jadi, mengembangkan keterampilan proses
penulis bermaksud melakukan penelitian sains dan mampu memberikan fasilitas
berjudul “Pengembangan perangkat pada siswa dalam proses pembelajaran
pembelajaran suhu dan kalor berorientasi penemuan sehingga mampu menjadikan

71
Berkala Ilmiah Pendidikan Fisika Vol 6 no.1, Februari 2018

siswa lebih aktif dan terampil (Purnawati, menemukan konsep/prinsip, kumpulan


2016). Penerapan model penemuan informasi dan siswa aktif belajar dalam
terbimbing pada pembelajaran fisika dapat kelompok penyelidikan (Audina, 2017).
mendorong siswa berfikir sehingga siswa Penerapan model Inquiry Discovery
menemukan prinsip/ konsep dengan Learning Terbimbing merupakan salah
bantuan/ bimbingan dari guru (Rahmi, satu model alternatif untuk meningkatkan
2013). Hal ini juga di dukung oleh keterampilan proses sains siswa (Karmila,
penelitian Setiawan (2016) yaitu 2014).
keterampilan proses sains siswa dapat
meningkat dengan menggunakan model METODE PENELITIAN
pembelajaran inkuiri terbimbing. Model Jenis penelitian pengembangan
discovery learning merupakan suatu perangkat pembelajaran suhu dan kalor ini
proses pembelajaran yang mampu merupakan penelitian dan pengembangan
mengarahkan siswa melalui suatu kegiatan (research and development) karena akan
penemuan (Kosasih, 2014). Hal ini juga di mengembangkan perangkat pembelajaran
dukung oleh penelitian Sudrajat (2017) suhu dan kalor berorientasi keterampilan
yaitu keterampilan proses sains dapat proses sains. Model pengembangan
meningkat dengan menggunakan model perangkat pembelajaran yang digunakan
pembelajaran penemuan terbimbing. adalah mengacu pada pengembangan
Kelebihan model penemuan terbimbing model ADDIE. Penelitian ini dilakukan
yairu memberikan kesempatan kepada pada SMAN 10 Banjarmasin di Jalan
siswa untuk berkembang dengan minat Tembus Mantuil RT.28 No. 51 kelas X6
dan kemampuan siswa (Tiro, 2013). semester genap tahun pelajaran
Inquiry Discovery Learning merupakan 2016/2017. Penelitian dilaksanakan pada
sistem belajar mengajar yaitu anak didik 17 April 2017 sampai 27 April 2017 yang
diberi kesempatan untuk menemukan dan terdiri dari 3 kali pertemuan dengan
mencari sendiri sedangkan guru alokasi waktu (2 45 menit). Teknik
memberikan bahan pelajaran tidak dalam pengumpulan data pada penelitian ini
bentuk final dengan menggunakan teknik yaitu (1) validasi perangkat pembelajaran
pendekatan pemecahan masalah dilakukan 3 orang (2) Observasi dilakukan
(Djamarah, 2006). Model pembelajaran pada setiap pertemuan saat proses
Inquiry Discovery Learning Termimbing pembelajaran berlangsung yaitu observasi
bertujuan untuk melatih siswa dalam

72
Berkala Ilmiah Pendidikan Fisika Vol 6 no.1, Februari 2018

RPP dan keterampilan proses sains oleh Tabel 2. Kriteria penilaian koefisien
reliabilitas perangkat
dua orang pengamat (3) Tes dilakukan
pembelajaran
pada tes hasil belajar siswa yaitu sebelum
Nilai Klasifikasi
pengembangan perangkat pem-belajaran
0,80-1,00 Sangat Baik
(pretest) dan setelah pengembangan 0,60-0,79 Baik
0,40-0,59 Cukup
perangkat pem-belajaran (posttest), 0,20-0,39 Kurang
keterampilan proses sains berdasarkan 0,00-0,19 Sangat Kurang
(Khusnah dkk, 2015)
hasil lembar kerja peserta didik (LKPD).
Teknik analisis data yaitu validitas Kepraktisan perangkat pembelajaran yang

perangkat pembelajaran menggunakan dikembangkan menggunakan persamaan :

persamaan: (3)

(1) (Adaptasi Purwanto, 2014)


(Wiguna, 2016) Keterangan:
Keterangan: Persentase kepraktisan
X= Skor Rata-Rata
perangkat
= Jumlah Skor
Jumlah Skor yang diperoleh
= Jumlah Penilaian
Jumlah Skor Maksimal
Tabel 1. kriteria penilaian validitas
Tabel 3. Kriteria penilaian kepraktisan
perangkat pembelajaran
Nilai Klasifikasi
perangkat pembelajaran
No Persentase Kriteria
X Tidak Baik
1 0 -20 Tidak Praktis
Kurang Baik 2 21-40 Kurang Praktis
Cukup Baik 3 41-60 Cukup praktis
Baik 4 61-80 Praktis
X Sangat Baik 5 81-100 Sangat Praktis
(Adaptasi Widoyoko, 2016) (Adaptasi Supardi, 2015)

Arikunto (2010) menyatakan reliabilitas Keefektifan perangkat pembelajaran

dari validasi perangkat pembelajaran yaitu menggunakan persamaan normalized gain

dapat diperoleh dari persamaan alpha c : (N-gain) yaitu sebagai berikut:

(2)
(5)
(Khusnah dkk, 2015)
Keterangan:
Reliabilitas instrument
Keterangan :
banyaknya butir kriteria
<g>= gain score
Jumlah varians butir %<sf> = persentase rata-rata skor posttest
Varians total %<si> = persentase rata-rata skor pretest

73
Berkala Ilmiah Pendidikan Fisika Vol 6 no.1, Februari 2018

Tabel 5. Kriteria penilaian keefektifan Tabel 7. kriteria penilaian keterampilan


perangkat pembelajaran proses sains melakukan
No Nilai Kriteria percobaan
1 Sangat Nilai Klasifikasi
g ) 0,7
Efektif X Tidak Terampil
2 0,3 g 0,7 Efektif Kurang Terampil
3 Cukup Cukup Terampil
( g 0,3
Efektif
Terampil
(Hake, 1999)
X Sangat Terampil
Pencapaian keterampilan proses (Adaptasi Widoyoko, 2016)
sains berdasarkan hasil LKPD
menggunakan persamaan berikut ini: HASIL DAN PEMBAHASAN
(6) Hasil
(Wiguna, 2016) Validitas perangkat pembelajaran
Keterangan:
Validitas perangkat pembelajaran
= Skor Rata-Rata hasil KPS
= Jumlah Skor KPS berdasarkan hasil validasi rencana
= Jumlah Kriteria Penilaian KPS peraksanaan pembelajaran (RPP), Lembar
Kerja Peserta Didik (LKPD), Tes Hasil
Tabel 6. Kriteria pencapaian keterampilan Belajar (THB) dan Materi Ajar. Tabel 8
proses sains adalah hasil validasi perangkat
Nilai Klasifikasi
X Tidak Terampil pembelajaran :
Kurang Terampil Tabel 8. Hasil Validasi Perangkat
Cukup Terampil Pembelajaran
Terampil No Perangkat Rerata
X Kriteria
Sangat Terampil Pembelajaran Skor
(Adaptasi Widiyoko, 2016) 1 Rencana
Pelaksanaan Sangat
3.51
Pencapaian keterampilan proses sains Pembelajaran Baik
siswa berdasarkan melakukan percobaan (RPP)
2 Lembar Kerja
menggunakan persamaan berikut ini: Peserta Didik 3.54
Sangat
Baik
(7) (LKPD)
3 Tes Hasil Belajar Sangat
(Wiguna, 2016) 3.47
(THB) Baik
Keterangan: 4 Sangat
= Skor Rata-Rata KPS Materi Ajar 3.45
Baik
= Jumlah Skor KPS
= Jumlah Kriteria Penilaian KPS

74
Berkala Ilmiah Pendidikan Fisika Vol 6 no.1, Februari 2018

Kepraktisan Perangkat Pembelajaran perangkat pembelajaran. Tabel 10. Hasil


Kepraktisan Perangkat Pembelajaran tes belajar siswa yaitu:
berdasarkan hasil observasi dua orang
Tabel 10. Hasil Keefektifan Perangkat
pengamat keterlaksanaan RPP. Tabel 9.
Pembelajaran
adalah hasil kepraktisan perangkat Rata-
Rata-rata
rata N-
pembelajaran : skor post Kategori
skor pre gain
test
testt
Tabel 9. Hasil Kepraktisan Perangkat 3.56% 43.28% 0,41 Efektif
Pemabalajaran
Katego Pencapaian keterampilan proses sains
Fase Aspek Penilaian Rerata
ri
Pencapaian keterampilan proses sains
PENDAHULUAN
Mengorientasik berdasarkan hasil lembar kerja peserta
Sangat
I an siswa pada 96%
masalah
Praktis didik (LKPD) yaitu merumuskan
KEGIATAN INTI hipotesis, mengidentifikasi variabel,
Menyiapkan Sangat
II 88% menganalisis data dan membuat
Penyelidikan Praktis
Membimbing kesimpulan. Tabel hasil pencapaian
Siswa Sangat
III 89% keterampilan proses sains (produk) yaitu:
Melakukan Praktis
Penyelidikan
Membimbing Tabel 11. Hasil Analisis Pencapaian
Siswa Sangat Keterampilan Proses Sains
IV 88%
Melakukan Praktis Keterampilan Rata-
Prediksi No Kategori
Proses Sains rata
Merefleksikan
Sangat Merumuskan Sangat
V Pemecahan 89% 1 3.29
Praktis Hipotesis Terampil
Masalah
Indentifikasi Sangat
PENUTUP 2 3.26
Variabel Terampil
Menyimpulkan Sangat 3 Menganalisis 2.58 Terampil
88%
Pembelajaran Praktis Membuat
Mengigatkan 4 3.04 Terampil
Kesimpulan
VI Siswa Rata-Rata 3.04 Terampil
Sangat
Mempelajari 92%
Praktis
Materi
Selajutnya Pencapaian keterampilan proses sains
89.07 Sangat berdasarkan hasil observasi 2 orang
Persentase Keseluruhan
% Praktis
pengamat yaitu merangkai alat dan bahan,
Keefektifan perangkat pembelajaran mengumpulkan data, merapikan alat dan
Keefektifan perangkat pembelajaran bahan. Tabel hasil pencapaian
berdasarkan hasil tes hasil belajar dari 28 keterampilan proses sains (proses) yaitu:
siswa sebelum dan setelah menggunakan

75
Berkala Ilmiah Pendidikan Fisika Vol 6 no.1, Februari 2018

Tabel 12 Hasil Analisis Pencapaian Berdasarkan hasil validasi dari 3


Keterampilan Proses Sains
orang validator maka diperoleh rata-rata
Melakukan Rata
No Kategori
Percobaan -rata skor pada format, bahasa, dan isi LKPD
Merangkai Alat
1 3.06 Terampil sebesar 3,54 berkategori sangat baik.
dan Bahan
Mengumpulkan Sangat Dugaan kuat LKPD berkategori sangat
2 3.63
Data Terampil
3
Merapikan Alat
3.38 Terampil baik yaitu: (1) Kerangka lembar kerja
dan Bahan
Rata-Rata 3.36 Terampil peserta didik yang telah dikembangkan
sejalan dengan pernyataan Majid dan
Pembahasan
Rochman (2014) yaitu pada umumnya
Validitas Perangkat Pembelajaran
kerangka lembar kerja peserta didik terdiri
Berdasarkan hasil validasi oleh 3
dari judul percobaan, tujuan percobaan,
orang validator pada tabel menunjukkan
alat dan bahan percobaan, langkah kerja
bahwa rencana pelaksanaan pembelajaran
dan sejumlah pertanyaan. (2) Lembar
(RPP) yang telah dikembangkan yaitu
kerja peserta didik yang dikembangkan
sebesar 3,51 berkategori sangat baik, hal
sejalan dengan penelitian Prasojo (2016)
ini didukung oleh beberapa faktor yaitu
yaitu LKPD berisi kegiatan percobaan dan
rencana pelaksanan pembelajaran yang
pertanyaan-pertanyaan.
dikembangkan menggunakan model
Berdasarkan pada tabel 8
inquiry discovery learning terbimbing
menunjukkan skor rata-rata aspek pada
yang bertujuan untuk menumbuh
indikator penilaian validasi butir soal 3,47
kembangkan kerampilan proses sains,
berkategori sangat baik. Lembar tes hasil
pernyataan ini didukung oleh pendapat
belajar yang dikembangkan sejalan
Suhartono (2013) yaitu rencana
dengan pernyataan Rustama bahwa ciri-
pelaksanan pembelajaran (RPP) berbasis
ciri lembar tes hasil belajar yang baik
inkuiri bertujuan menekankan
adalah petunjuk ditulis dalam bentuk
keterampilan proses sains. Pendapat yang
sedehana dengan kalimat singkat, berisi
sama juga dinyatakan oleh Kurniawati,
pertanyaan-pertayaan yang harus diisi
dkk (2016) dan pembelajaran
oleh siswa, adanya ruang kosong untuk
menggunakan model inkuiri terbimbing
menuliskan jawaban siswa (Majid &
bertujuan meningkatkan keterampilan
Rochman).
proses sains dan menekankan proses
Pada tabel 8. menunjukkan rata-rata
pembelajaran menggunakan langkah-
secara keseluruhan hasil validasi materi
langkah ilmiah.
ajar 3,45 berkategori sangat baik. Materi

76
Berkala Ilmiah Pendidikan Fisika Vol 6 no.1, Februari 2018

ajar yang dikembangakan yaitu terdiri dari materi ajar yang dibuat sendiri oleh guru,
3 pokok bahasan (1) Suhu dan pemuaian maka akan timbul dorongan untuk
(2) kalor dan perubahan wujud (3) menyiapkan fasilitas pembelajaran dan
Perpindahan kalor. Materi ajar yang memudahkan siswa belajar karena RPP
dikembangakan dilengkapi dengan isi disusun sendiri oleh guru. Hal ini juga
materi ajar yang mengacu pada pokok sejalan dengan pendapat Rismawati.dkk
bahasan suhu dan kalor, memuat contoh (2017) yang menyatakan guru hanya
soal dan pembahasan dilengkapi dengan berperan sebagai fasilitator pada kegiatan
gambar dan keterangan-keteranganya. Hal percobaan. Tugas guru berperan
ini merujuk pada pernyataan Warso memimbing siswa selama proses
(2014) yang menyatakan bahwa materi percobaan agar sesuai dengan sesuai
ajar yang baik adalah materi yang ber isi prosedur pada LKPD.
tentang ilmu pengetahuan, disajikan
Keefektifan Perangkat Pembelajaran
secara menarik, gambar dan keterangan
Berdasarkan data tes hasil belajar
gambar dan dapat digunakan peserta didik
berupa pretest dan postest, diperoleh nilai
untuk belajar.
N-gain score sebesar 0,41 yang
berkategori efektif. Walaupun demikian,
Kepraktisan Perangkat Pembelajaran
berdasarkan perhitungan ketuntasan
Berdasarkan hasi observasi
individu, belum ada siswa yang tuntas
keterlaksanaan RPP menunjukkan skor
(meraih skor akhir minimal 70). Hal ini
rata-rata keterlaksanaan rencana
berakibat pada tidak tercapainya
pembelajaran yaitu sebasar 89,07%
ketuntasan secara klasikal. Dengan
berkategori sangat praktis. Ketercapaian
demikian temuan keefektifan perangkat
rencana pelaksanaan pembelajaran diduga
pembelajaran belum sejalan dengan
kuat diakibatkan oleh beberapa faktor: (1)
ketercapaian ketuntasan belajar siswa.
Lembar kerja peserta didik (LKPD) dan
Hal ini sangat dimungkinkan, mengingat
materi ajar yang dikembangkan dapat
perolehan gain score dalam penelitian ini
memfasilitasi siswa dalam proses
berada pada level bawah (hampir batas
pelaksanaan pembelajaran, hal ini sejalan
bawah) kelompok kategori efektif.
dengan pernyatan Daryanto dan
Rendahnya hasil belajar siswa pada
Dwicahyono (2014) yang menyatakan
pelaksanaan postest yang berkibat pada
bahwa RPP yang benar akan memberikan
belum tercapainya ketuntasan klasikal
pengaruh pada penulisan LKPD dan

77
Berkala Ilmiah Pendidikan Fisika Vol 6 no.1, Februari 2018

diduga kuat disebabkan oleh pelaksanaan tingkat II hanya bisa dicapai apabila
fase kelima pembelajaran inkuiri yaitu siswa telah mempunyai keterampilan
merefleksikan masalah pembelajaran dasar yang dibutuhkan pada proses
pada aspek membimbing siswa pembelajaran. Dalam konteks penelitian
mendiskusikan soal penerapan materi ini, semestinya siswa yang menjadi
pada LKPD pemantapan. Belum subjek uji coba sudah memiliki
maksimalnya pelaksanaan pada aspek ini pengalaman sebelumnya terkait dengan
karena waktu yang tersedia banyak keterampilan proses sains. Dengan
terkuras pada pelaksanaan eksperimen demikian, pelaksanaan
fase ketiga dan keempat pembelajaran inkuiri/penyelidikan tidak membutuhkan
inkuiri. Akibatnya, alokasi waktu untuk waktu yang lama. Jika prasyarat diatas
melatihkan kemampuan menerapkan tidak dipenuhi maka waktu yang panjang
konsep/prinsip yang sudah diperoleh dari untuk pelaksanaan inkuiri akan terjadi,
hasil penemuan menjadi lebih singkat. sebagaimana penelitian oleh Rismawati
Sesi tersebut idealnya untuk melatih (2017). Penelitian tersebut guru kesulitan
pemecahan masalah bagi siswa, baik pada menyesuaikan waktu yang telah
level C3 maupun level C4 dalam ditetapkan akibat kurangnya waktu dalam
taksonomi Bloom. Dengan demikian Tes proses pembelajaran inkuiri terbimbing.
Hasil Belajar (THB) yang didominasi Temuan penelitian yang sama juga oleh
oleh soal-soal pada tingkatan/level Sari, dkk (2016) yang menyatakan bahwa
tersebut tidak mampu diselesaikan kendala yang ditemui yaitu siswa belum
dengan baik. terbiasa mengerjakan LKPD berbasis
Kondisi karakteristik siswa yang inkuiri yang memuat keterampilan proses
“baru” mengenal keterampilan proses sains akibatnya kegiatan pembelajaran
sains merupakan faktor utama penyebab melebihi alokasi waktu yang ditetapkan.
molornya pelaksanaan pembelajaran
inkuiri. Merujuk pada buku Engaging Pencapaian Keterampilan Proses Sains
Children in Science karangan Howe & Secara keseluruhan rata-rata
Jones pada tahun 1993, pada dasarnya pencapaian keterampilan proses sains
model pembelajaran inkuri maupun berdasarkan hasil lembar kerja peserta
pembelajaran penemuan berada pada didik (LKD) sebesar 3,04 berkategori
level otonomi tingkat II (Salam, Prabowo, terampil, kuat dugaan disebabkan oleh
dan Supardi, 2015). Level otonomi beberapa faktor yaitu: (1) LKPD yang

78
Berkala Ilmiah Pendidikan Fisika Vol 6 no.1, Februari 2018

dikembangkan dapat menunjang siswa membantu jalannya proses inkuiri dan


untuk melatihkan keterampilan proses lembar kerja peserta didik berisi tahap
sains, karena LKPD yang dikembangkan ada petunjuk atau pedoman yang
disusun dalam bentuk pentanyaan- dirancang oleh guru.
pertanyaan untuk menumbuhkan Berdasarkan hasil lembar
kembangkan keterampilan proses sains observasi keterampilan proses sains
yaitu merumuskan hipotesis, melakukan percobaan dari 3 kali
mengidentifikasi variabel, menganalisis pertemuan sebesar 3.36 berkategori
data dan membuat kesimpulan. Hal ini terampil, hal ini diduga kuat disebabkan
sejalan dengan pendapat Kurniawati, dkk oleh beberapa faktor yaitu: (1) Proses
(2016) yang menyatakan bahwa pembelajaran dengan menggunakan
kombinasi media pembelajaran yang model pembelajaran inquiry discovery
cocok dalam penggunaan model learning terbimbing dapat memberikan
pembelajaran inkuiri terbimbing adalah pengaruh terhadap motivasi dan aktivitas
LKPD, agar diharapkan KPS siswa akan siswa pada proses pembelajaran. Hal ini
meningkat berdasarkan langkah-langkah merujuk pada hasil penelitian Saniah, dkk
ilmiah dengan adanya aktivitas siswa (2017) pengaruh yang sangat besar
dalam menemukan konsep. Hal ini juga terhadap peningkatan motivasi siswa dan
senada dengan pendapat Prasojo (2016) aktivitas siswa menggunakan model
yang menyatakan bahwa LKPD pembelajaran inkuiri terbimbing.(2) Pada
merupakan pedoman bagi siswa yang saat proses pembelajaran model
berisi kegiatan dan pertanyaan yang harus pembelajaran inkuiri terbimbing siswa
dijawab oleh siswa untuk melakukan terlibat langsung dalam melakukan
kegiatan percobaan atau memecahkan kegiatan praktikum sehingga menjadikan
masalah dalam pembelajaran dan LKPD siswa lebih aktif, terampil dan dapat
bertujuan menjadikan kegiatan mengembangkan keterampilan proses
pembelajaran berpusat pada siswa. (2) sains. Hal ini sejalan dengan penelitian
Lembar kerja peserta didik (LKPD) yang Purnawati (2016) yaitu Model
dikembangkan dapat menjadi panduan pembelajaran inkuiri terbimbing yaitu
dan acuan siswa dalam proses salah satu model pembelajaran yang
pembelajaran. Hal ini sejalan dengan mampu mengembangkan keterampilan
pernyataan Sadia (2014) yaitu lembar proses sains dan dapat memfasilitasi
kerja peserta didik yang agak rinci siswa untuk terlibat langsung dalam

79
Berkala Ilmiah Pendidikan Fisika Vol 6 no.1, Februari 2018

proses pembelajaran penemuan sehingga DAFTAR PUSTAKA


mampu menjadikan siswa menjadi lebih
Akbar, S. (2016). Instrumen Perangkat
aktif dan terampil (Purnawati, 2016). Pembelajaran. Bandung: PT
Remaja Rosdakarya.
SIMPULAN Audina, M., Jamal, M. A., & Misbah, M.
Perangkat pembelajaran suhu dan (2017). Meningkatkan
Pemahaman Konsep Siswa
kalor berorientasi keterampilan proses dengan Menggunakan Model
sains dengan menggunakan model inquiry Guided Inquiry Discovery
Learning (GIDL) di Kelas X
discovery learning terbimbing yang PMIA-2 SMA 3 Banjarmasin.
dikembangkan layak untuk Jurnal Ilmiah Pendidikan Fisika,
1(1), 38-49.
diimplementasikan di SMA. Hal ini
berdasarkan pada temuan (1) Validitas Daryanto, & Dwicahyono, A. (2014).
Pengembangan Perangkat
perangkat pembelajaran yang telah Pembelajaran. Yogyakarta: Gava
dikembangkan berdasarkan hasil validasi Media.

oleh 3 orang validator pada rencana Djamarah, S. B. (2006). Strategi Belajar


Mengajar. Jakarta: PT. Rineka
pelaksanaan pembelajaran, lembar kerja Cipta.
peserta didik, tes hasil belajar dan materi
Hake, R.R. (1999). Analizing Chage/Gain
ajar berkategori sangat baik. (2) Score. USA : Dept Of Physics
Kepraktisan perangkat pembelajaran yang Indiana Uuniversity.

telah dikembangkan ditinjau dari hasil Karmila, L., Zainuddin, Z., & An'nur, S.
(2016). Improving Science
keterlaksanaan rencana pelaksanaan
Process Skills Class XI IPA 1
pembelajaran oleh 2 orang pengamat pada MAN 3 Banjarmasin Inquiry
Discovery Learning (IDL) Guided
3 kali pertemuan berkategori sangat
By Operation Of Model Material
praktis. (3) Keefektifan perangkat In Teaching Impulse and
Momentum. Berkala Ilmiah
pembelajaran yang telah dikembangkan
Pendidikan Fisika, 2(3), 383-392.
ditinjau dari hasil tes belajar pretest dan
Kemendikbud. (2014). Buku Guru Ilmu
posttest dengan N-gain score berkategori Pengetahuan Alam. Jakarta:
efektif. (4) Pencapaian keterampilan Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan.
proses sains siswa ditijau dari hasil lembar
Khusnah, Laila, Ibrohim, and Ghofur.
kerja peserta didik (LKPD) dan
(2015). Pengembangan Perangkat
keterampilan proses sains melakukan Pembelajaran IPA Terpadu
Berbasis Saling Temas dan Inkuiri
percobaan dari 3 kali pertemuan
Terbimbing untuk Membentuk
berkategori terampil. Pemahaman Terintegrasi Peserta

80
Berkala Ilmiah Pendidikan Fisika Vol 6 no.1, Februari 2018

Didik SMP. Jurnal Pendidikan Ilmiah Pendidikan Fisika, 1(1), 1-


Sains. Hal: 149-157. 15

Kosasih, E. (2014). Strategi Balajar dan Rismawati, Iriwi L.S. S, Irfan Y, dan Sri
Pembelajaran Implementasi Wahyu Widyaningsih. (2017).
Kurikulum 2013. Bandung: Yrama Penerapan Model Pembelajaran
Widya. Inkuiri Terbimbing Terhadap
Keterampilan Proses Sains Peserta
Kurniawati, D, Maskuri, M dan Saputro, Didik Di SMK Negeri 02
S. (2016). Penerapan Model Manokwari. Jurnal Pendidikan,
Pembelajaran Inkuiri Terbimbing 8(1), 12-25.
Dilengkapi LKS Untuk
Meningkatkan Keterampilan Sadia, I. W. (2014). Model-Model
Proses Sains dan Prestasi Belajar Pembelajaran Sains
Pada Sateri Pokok Hukum Dasar Konstruktivistik. Yogyakarta:
Kimia Siswa Kelas X MIA 4 Graha Ilmu.
SMA N 1 Karanganyar Tahun
Pelajaran 2014/2015. Jurnal Saifiana, Ayu Arivani Putri, and Tarzan
Pendidikan Kimia Universitas Purnomo. (2017). Pengembangan
Sebelas Maret, 5(1), 88-98. Perangkat Pembelajaran IPA
Model Project Based Learning
Majid, A., & Rochmad, C., (2014). (PJBL) untuk meningkatkan Hasil
Pendekatan Ilmiah Dalam Belajar Siswa Kelas VII SMPN 2
Implementasi Kurikulum 2013. Sidoarjo. E-Journal Unesa. Hal :
Bandung: Remaja Rosdakarya. 92-98.

Prasojo, P. Pengembangan perangkat Salam, A, Prabowo, Supardi, Z.A.I.


pembelajaran IPA berbasis inkuiri (2015). “Pengembangan
terbimbing untuk meningkatkan Perangkat Perkuliahan Inovatif
KPS dan berpikir kritis. Jurnal Berdasarkan Tingkat Otonomi
Pendidikan Matematika dan Pembelajaran Pada Perkuliahan
Sains, 4(2), 130-141. Fisika Dasar. Jurnal penelitian
pendidikan sains, 4( 22), 547-556.
Purwati, R., Prayitno, B. A., & Sari, D. P.
(2016). Penerapan Model Saniah, S., Hala, Y., & Taiyeb, A. M.
Pembelajaran Inkuiri Terbimbing (2017). Pengaruh Model
pada Materi Sistem Ekskresi Kulit Pembelajaran Inkuiri Terbimbing
untuk Meningkatkan terhadap Aktivitas, Motivasi dan
Keterampilan Proses Sains Siswa Hasil Belajar IPA Biologi Siswa
Kelas XI SMA. In Prosiding Kelas VII SMP Negeri 1
Seminar Biologi (Vol. 13, No. 1, Watampone Kabupaten Bone.
pp. 325-329). bionature, 17(1).

Rahmi, K., Zainuddin, Z., & Suriasa, S. Sari, N. R. (2016). Pengembangan


(2016). Penerapan Model Perangkat Pembelajaran IPA
Pembelajaran Penemuan Topik Tekanan Pada Zat Cair
Terbimbing Suatu Upaya Berorientasi Inkuiri Terbimbing
Meningkatkan Keterampilan Untuk Melatihkan Keterampilan
Proses Sains Siswa. Berkala Proses Sains dan Pemahaman
Konsep Siswa SMP. Jurnal

81
Berkala Ilmiah Pendidikan Fisika Vol 6 no.1, Februari 2018

Pendidikan Sains Pascasarjana Pembelajaran dengan


Universitas Negeri Surabaya, Menggunakan Model
5(3), 1048-1056. Pembelajaran Penemuan
Terbimbing pda Materi Pokok
Setiawan, H., Jamal A.M dan Salam, A. Cahaya. Berkala Ilmiah
(2016). Meningkatkan Pendidikan Fisika, 3(2), 162-169.
Keterampilan Proses Sains Fisika
Siswa Kelas VII SMP NEGERI 2 Ubaidillah, M. (2016). Pengembangan
Juai dengan menggunakan model Lkpd Fisika Berbasis Problem
pembelajaran inkuiri terbimbing. Solving Untuk Meningkatkan
Berkala Ilmiah Pendidikan Fisika, Keterampilan Proses Sains Dan
4(1), 27-35. Keterampilanberpikir Tingkat
Tinggi. EduFisika, 1(2), 09-20.
Sudrajat, A., Zainuddin, Z., & Misbah, M.
(2017). Meningkatkan Warso, A. W. D. D. (2014). Proses
Keterampilan Proses Sains Siswa pembelajaran & Penilaian.
Kelas X Ma Muhammadiyah 2 Al Yogyakarta: Graha Cendekia.
Furqan Melalui Model
Pembelajaran Penemuan Widoyoko, E. P. (2016). Evaluasi
Terbimbing. Jurnal Ilmiah Program Pembelajaran.
Pendidikan Fisika, 1(2), 74-85. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Suhartono, S. (2013). Pengembangan Rpp Wiguna, M. C. (2016). Pengembangan


Berbasis Inkuiri Dengan LKPD IPA berbasis keterampilan
Penerapan Keterampilan Proses proses untuk meningkatkan sikap
Sains Dalam Pembelajaran ilmiah dan minat siswa
Fisika. Edu Sains: Jurnal SMP. Jurnal Pendidikan
Pendidikan Sains & Matematika dan Sains, 4(2), 176-
Matematika, 1(2). 183.

Supardi. (2015). Penilaian Autentik


Pembelajaran Afektif, Kognitif,
dan Psikomotor konsep dan
aplikasi. Jakarta: Rajawali Pers.

Tiro, C., Jamal, M.A., Mastuang. (2015).


Pengembangan Perangkat

82

Anda mungkin juga menyukai