Anda di halaman 1dari 6

SEMINAR NASIONAL FISIKA DAN PEMBELAJARANNYA 2015

Survey Proses Pembelajaran dan Penggunaan Lembar Kegiatan


Siswa dalam Pembelajaran serta Tingkat Keterampilan Proses Sains
Guna Membangun Generasi Masyarakat Ekonomi Asia (MEA)
WAHYU LAILATUL AZIZAH
Jurusan Pendidikan IPA Universitas Negeri Surabaya. Jl. Ketintang, Surabaya 60231
E-mail: wahyulailatulazizah@gmail.com
TEL: 085745518192

ABSTRAK: Pembelajaran IPA diberikan dengan harapan agar pembelajaran tersebut dapat
menjadi wahana bagi peserta didik untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitar.
Pembelajaran akan lebih bermakna jika siswa mencoba atau bereksperimen sehingga siswa
mampu menemukan (discovery) pengetahuan melalui refleksi pengalamannya. Proses penemuan
terbentuk dan berkembang melalui suatu proses ilmiah yang sering disebut dengan keterampilan
proses sains. Materi-materi IPA banyak yang bersifat abstrak, sehingga perlu adanya bahan ajar
bagi siswa untuk membantu memahami konsep IPA dan melatih keterampilan proses sains
berupa lembar kegiatan siswa. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan proses
pembelajaran dan penggunaan LKS serta mendeskripsikan tingkat keterampilan proses sains
siswa SMP N 2 Taman, Sidoarjo. Penelitian ini dilakukan pada tanggal 14 April 2015 di SMP N 2
Taman. Subjek penelitian ini adalah 36 siswa kelas VII-H. Teknik pengambilan data dilakukan
dengan pemberian angket kepada siswa. Analisis data dilakukan dengan cara deskriptif
kuantitatif dan selanjutnya dikualitatifkan. Berdasarkan data yang diperoleh menunujukkan
bahwa sebanyak 94,3% siswa merasa tertarik dengan pembelajaran IPA dan 69,44% memilih
kegiatan praktikum sebagai alasan mereka menyukai pembelajaran IPA. Siswa selalu
melakukan praktikum pada pembelajaran IPA dan selalu digunakan LKS. Namun sebanyak 80%
siswa menyatakan bahwa mereka belum memahami tujuan dan prosedur dari praktikum.
Tingkat keterampilan proses sains siswa dari 35 siswa yang dapat merumuskan hipotesis 37,1%,
membuat rumusan masalah 57,1%, membuat kesimpulan dari grafik data sebesar 60%, dan yang
mampu menganalisis data hanya sebanyak 25,7%. Sehingga diperlukan lembar kegiatan siswa
sebagai bahanajar untuk mengembangkan keterampilan proses sains melalui kegiatan
praktikum.
Kata Kunci: guided discovery, lembar kegiatan siswa, keterampilan proses sains.

PENDAHULUAN Di pembelajaran IPA atau sains,


Perkembangan global saat ini proses penemuan terbentuk dan
menuntut dunia pendidikan untuk berkembang melalui suatu proses ilmiah.
mengubah konsep berpikir atau Sejak zaman dahulu pengetahuan
paradigma dari pengajaran (teaching) atau ditemukan dengan melakukan kegiatan
instruksi yang berfokus pada guru yang berlandaskan metode ilmiah,
(teacher-centered) menuju pembelajaran sehingga pada era modern sekarang teori-
yang berfokus pada siswa (student- teori atau pengetahuan yang telah
centered). Hal ini telah terlihat pada ditemukan dahulu mengarahkan kita
kurikulum baru yang telah berlaku terhadap apa yang harus diamati pada
sekarang yaitu kurikulum 2013 yang masa yang akan datang terutama pada
memfokuskan pembelajaran dengan sains modern yang mempelajari hubungan
melakukan kegiatan ilmiah oleh siswa antara teori dan observasi. Menurut Tom
untuk menemukan suatu konsep (scientific Russel dalam yang merupakan pencetus
discovery) sehingga menumbuhkan aliran neoeksperimentalism mengemukakan
kemampuan berpikir, bekerja, dan bahwa kegiatan belajar dapat menjadi
bersikap ilmiah serta bermakna jika kegiatan tersebut dapat
mengkomunikasikannya. mendorong siswa untuk berpikir dan
menemukan pengetahuan atau suatu
SBN 978-602-71273-1-9 PF-MOP-133
SEMINAR NASIONAL FISIKA DAN PEMBELAJARANNYA 2015

konsep dengan bimbingan guru (guided kegiatan siswa (LKS) merupakan bahan
discovery) berdasarkan dengan ajar yang dapat mengembangkan
pengalaman atau refleksi dari hal yang kemampuan peserta didik, tidak hanya
dilakukan maupun dialami oleh siswa dari sisi pengetahuan saja, melainkan
sendiri (learning by doing), sehingga juga dalam aspek sikap dan juga
dalam pembelajaran IPA, proses sains / keterampilan, termasuk keterampilan
proses ilmiah harus dikembangkan proses sains dalam pembelajaran IPA.
terhadap siswa sebagai pengalaman yang Berdasarkan uraian di atas, maka
bermakna agar siswa mampu peneliti bermaksud untuk melakukan
mentransformasikan pengalaman yang penelitian untuk mengetahui kondisi
didapat menjadi sebuah pengetahuan. lapangan pada proses pembelajaran IPA,
Oleh karena itu diperlukan kegiatan penggunaan lembar kegiatan siswa serta
penyelidikan atau eksperimen yang tingkat keterampilan proses sains siswa
dilakukan siswa sebagai bagian dari SMP Negeri 2 Taman, Sidoarjo.
kinerja ilmiah yang melibatkan
METODE PENELITIAN
keterampilan proses yang dilandasi sikap Subjek Penelitian
ilmiah. Subjek penelitian ini merupakan siswa kelas
Keterampilan adalah kemampuan VII-H SMP Negeri 2 Taman, Sidoarjo, dengan
menggunakan pikiran, nalar, dan jumlah siswa sebanyak 35 orang. Subyek
perbuatan secara efektif dan efisien guna penelitian ini hanya diambil dari 1 kelas dengan
mencapai hasil tertentu, termasuk kemampuan setara.
kreativitas. Proses diartikan sebagai Rancangan Penelitian
perangkat keterampilan kompleks yang Metode penelitian yang digunakan pada
digunakan ilmuwan dalam melakukan penelitian ini adalah penelitian kualitataif.
penelitian ilmiah. Proses merupakan Metode penelitian kualitatif adalah metode
konsep besar yang dapat diuraikan penelitian yang berlandaskan pada filsafat
menjadi komponen-komponen yang harus postpositivisme. Penelitian ini digunakan untuk
dikuasai seseorang bila akan melakukan meneliti obyek alamiah. Obyek alamiah
penelitian. Menurut Dahar (1996), merupakan obyek yang berkembang apa adanya,
keterampilan proses sains adalah tidak ada manipulasi yang dilakukan peneliti dan
kemampuan siswa untuk menerapkan kehadiran peneliti tidak begitu mempengaruhi
metode ilmiah dalam memahami, obyek. Prosedur pelaksanaan penelitian adalah
mengembangkan dan menemukan ilmu dengan cara subjek diberikan angket tentang
pengetahuan. Keterampilan proses sains pembelajaran IPA yang selama ini dilakukan di
kelas, dan 5 butir soal keterampilan proses sains.
dapat berupa kegiatan mengamati,
Penelitian ini dilakukan pada tanggal 14 April
merumuskan masalah, merumuskan
2015.
hipotesis, mengidentifikasi variabel,
Pengukuran
menginferensi, dan menyimpulkan.
Hasil survei ini diperoleh dari angket
Keterampilan proses sains sangat
yang diberikan kepada siswa dan
penting bagi setiap siswa sebagai bekal
selanjutnya diukur melalui rumus
untuk menggunakan metode ilmiah dalam
persentase. Angket yang diberikan kepada
mengembangkan sains serta diharapkan
siswa terdiri dari 5 soal tentang proses
memperoleh pengetahuan baru atau
pembelajaran IPA di kelas dan
mengembangkan pengetahuan yang telah
penggunaan lembar kegiatan siswa serta 4
dimiliki. Untuk memudahkan atau
soal tes keterampilan proses sains. Selain
membantu siswa dalam melakukan suatu
itu, hasil survei juga diperoleh dari hasil
kegiatan ilmiah dan melatih keterampilan
wawancara guru pengampu mata
proses sains siswa, maka dibutuhkan
pelajaean IPA.
suatu rancangan kegiatan berdasarkan
Data hasil survei dari siswa kemudian
pendekatan saintifik sebagai salah satu
dianalisis secara deskriptif kuantitatif
bentuk bahan ajar siswa yaitu berupa
dengan merata skor masing-masing
lembar kegiatan siswa (LKS). Lembar
komponen. Analisis ini dilakukan dengan
SBN 978-602-71273-1-9 PF-MOP-134
SEMINAR NASIONAL FISIKA DAN PEMBELAJARANNYA 2015

menggunakan perhitungan persentase. hipotesis


Adapun rumus yang digunakan untuk Membuat rumusan Optional
memperoleh persentase sebagai berikut: masalah
Membuat Optional
persentase (%) kesimpulan dari
jml skor pengumpulan data grafik data
= x100% Menganalisis data Optional
jml siswa keseluruhan
Pengukuran dilakukan secara
deskriptif kuantitatif dengan merata skor Tabel 3. Distribusi Angket Wawancara
Guru
masing-masing komponen. Analisis ini Sub Pertanyaan Option
dilakukan dengan menggunakan Bagaimana proses pembelajaran IPA Essay
perhitungan persentase. di sekolah bapak/ibu secara umum?
Apakah kesulitan/hambatan Essay
Adapun rumus yang digunakan bapak/ibu dalam menyampaikan
untuk memperoleh persentase materi saat pembelajaran IPA?
keterampilan tiap aspek sebagai berikut: Bagaimana respon siswa terhadap Essay
pembelajaran IPA yang bapak/ibu
terapkan?
persentase (%) Bagaimana ketuntasan siswa dalam Essay
jumlah skor tiap aspek pelajaran IPA?
= x100% Apakah siswa ikut berperan aktif? Essay
jumlah siswa Jika iya, apa bentuk peran aktif
siswa dalam pembelajaran IPA?
Apakah sering dilakukan praktikum Essay
Tabel 1. Distribusi Angket Siswa pada pembelajaran IPA?
tentang Metode Pembelajaran dan Jika dilakukan praktikum, apakah Essay
Penggunaan LKS bapak/ibu memberikan LKS yang
berisi panduan siswa melakukan
Sub
Option Keterangan kerja dalam kegiatan praktikum?
Pertanyaan
LKS yang digunakan berasal atau Essay
Ketertarikan a. Ya Pilih satu
bersumber dari mana?
siswa terhadap b. Tidak optional
Kesulitan-kesulitan apa yang Essay
pembelajaran
dialami siswa dalam pembelajaran
IPA
IPA?
Alasan a. Cara guru Pilih satu
ketertarikan menerangkan optional
siswa terhadap pelajaran
pembelajaran b. Materi yang Data hasil wawancara guru mata
IPA menarik pelajaran IPA dianalisis dan disajikan
c. Kegiatan
praktikum
secara desktiptif.
Alasan Sulit a. Cara guru Pilih satu
memahami menjelaskan optional
HASIL DAN PEMBAHASAN
pelajaran IPA b. Jenuh banyak Berikut diuraikan hasil observasi
materi angket dan wawancara mengenai proses
c. Materinya
campur pembelajaran dan penggunaan lembar
(terpadu) kerja siswa dalam pembelajaran IPA serta
Apakah setiap a. Ya Pilih satu
praktikum b. Tidak optional
tingkat keterampilan proses sains siswa.
diberikan LKS Sebelum menganalisis hasil wawancara
Apakah kamu a. Ya Pilih satu guru, dilakukan analisis angket. Analisis
paham setiap b. Tidak optional
tujuan dan
tentang ketertarikan siswa terhadap
prosedur LKS pembelajaran IPA yang disajikan pada
dan praktikum gambar diagram 1 berikut ini.

Tabel 2. Distribusi Tes Keterampilan


Proses Sains Siswa
Aspek Pertanyaan Keterangan
Merumuskan Optional
SBN 978-602-71273-1-9 PF-MOP-135
SEMINAR NASIONAL FISIKA DAN PEMBELAJARANNYA 2015

Minat Siswa dalam Pembelajaran


IPA Intensitas Penggunaan LKS saat
Praktikum
Tidak
Senang
5,7%

Selalu
Senang 100%
94,3%

Gambar 1. Diagram Minat Siswa dalam Gambar 4. Intensitas Penggunaan Lembar


Pembelajaran IPA. Kegiatas Siswa dalam praktikum

Alasan Menyukai Pembelajaran IPA Tingkat Pemahaman Siswa terhadap


Tujuan dan Prosedur Praktikum
Cara
Guru
Paham
Menjelas
20%
kan
5,56%
Tidak
Materi Paham
yang 80%
Praktiku Menarik
m 25%
69,44%
Gambar 5. Diagram Tingkat Pemahaman
Gambar 2. Diagram Alasan Siswa Siswa terhadap Tujuan dan Prosedur
Menyukai Pembelajaran IPA Praktikum

Sebesar 69,44% dari 36 siswa yang


Alasan Kesulitan Memahami Materi memilih kegiatan praktikum sebagai
IPA Cara
Materi alasan mereka menyukai pembelajaran
IPA Guru IPA, sebesar 5,56% siswa memilih alasan
yang Menjelas
kan
menyukai pembelajaran IPA dikarenakan
terpadu cara mengajar guru, dan sebesar 25%
11,11% 8,33%
siswa memilih alasan menyukai
pembelajaran IPA dikarenakan materinya
Materi
Banyak
yang berhubungan dengan alam. Dari
(Jenuh) angket siswa juga diketahui alasan yang
80,56% mendasari siswa kesulitan mempelajari
Gambar 3. Diagram Alasan Kesulitan materi IPA disajikan dalam diagram
Mempelajari Materi IPA berikut
Sebesar 80,56% siswa menyatakan
Siswa pada umumnya tertarik kesulitan menerima pelajaran karena
dengan pembelajaran IPA sebesar 94,3%, materinya yang terlalu banyak sehingga
dan hanya sebesar 5,7% yang tidak membuat jenuh, sebanyak 8,33% siswa
tertarik dengan pembelajaran IPA. Dari menyatakan kesulitan karena cara
94,3% siswa yang menyukai atau tertarik mengajar guru, dan sebanyak 11,11%
terhadap pembelajaran IPA dapat merasa kesulitan karena materi disajikan
dianalisis kembali alasan siswa tertarik dalam bentuk terpadu.
terhadap pembelajaran IPA. Alasan siswa
menyukai IPA dapat disajikan pada
gambar 2.
SBN 978-602-71273-1-9 PF-MOP-136
SEMINAR NASIONAL FISIKA DAN PEMBELAJARANNYA 2015

Analisis Penggunaan Lembar Analisis Hasil Wawancara Guru.


Kegiatan Siswa dalam Pembelajaran Berdasarkan wawancara dengan
IPA guru mata pelajaran IPA di SMP Negeri 2
Analisis penggunaan lembar Taman, siswa lebih tertarik melakukan
kegiatan siswa yang dalam pembelajaran pembelajaran dengan mencoba, sehingga
IPA yang diperoleh dari hasil survei membuat pembelajaran IPA lebih
dengan memberikan angket kepada siswa bermakna bagi siswa. Siswa aktif dalam
disajikan dalam bentuk diagram pada pembelajaran karena senang melakukan
gambar 4. Dari gambar diagram di atas kegiatan praktikum. Namun pengadaan
dapat diketahui bahwa dalam melakukan lembar kegiatan siswa untuk praktikum
praktikum, guru selalu menggunakan saat pembelajaran berlangsung sangat
LKS sebagai panduan kegiatan siswa. kurang. Kurikulum yang diberlakukan
Dari percobaan yang dilakukan sekarang menuntut pembelajaran
denganpanduan lks, persentase siswa dilakukan dengan banyak praktikum
yang mengerti tujuan dan prosedur sehingga siswa dapat menemukan konsep
praktikum dengan jelas ditunjukkan pada sendiri bahkan dapat menghubungkan
diagram berikut antara konsep satu dengan konsep yang
Dari diagram diatas dapat diketahui lain melalui pengalamannya tersebut,
sebanyak 80% siswa menyatakan belum sedangkan, LKS yang banyak tersedia
paham tentang tujuan dan prosedur setiap berupa lembar kerja evaluatif, bukan
praktikum dan sebanyak 20% menyatakan lembar kegiatan siswa. Nilai siswa
sudah paham. cenderung menurun dengan
Analisis Tingkat Keterampilan Proses diberlakukannya banyak praktikum
Sains Siswa. berdasarkan kurikulum 2013 karena
Tingkat keterampilan proses sains siswa kesulitan dalam mengaitkan antara
siswa diuji dengan menggunakan 4 butir praktikum dengan konsepatau materi
soal yang mewakili aspek merumuskan yang didapat.
hipotesis, membuat rumusan masalah,
KESIMPULAN
membuat kesimpulan dari grafik, dan
Simpulan dari penelitian ini adalah
menganalisis data. Hasil pengolahan nilai
pada umumnya siswa merasa tertarik
ditunjukkan dalam tabel berikut :
dengan pembelajaran IPA sebesar 94,3 %.
Sebesar 69,44% dari 36 siswa yang
Tabel 3. Tingkat Keterampilan Proses
Sains Siswa
memilih kegiatan praktikum sebagai
Aspek Pertanyaan Persentase (%) alasan mereka menyukai pembelajaran
Merumuskan hipotesis
37,1
IPA. Tetapi dalam kenyataannya
Membuat rumusan masalah 57,1
berdasarkan wawancara guru didapat
Membuat kesimpulan dari bahwa guru masih banyak memberi
60,0
grafik data materi dengan ceramah karena materi
Menganalisis data 25,7
yang diajarkan banyak. Sebanyak 80,56%
Berdasarkan hasil prapenelitian
siswa tidak menyukai pembelajaran IPA
terkait keterampilan proses sains siswa di
karena materinya banyak dan dijelaskan
SMPN 2 Taman, Sidoarjo menunjukkan sehingga membuat jenuh. Penggunaan
bahwa keterampilan proses sains siswa kurikulum 2013 pada SMP 2 Taman
masih belum maksimal. Dari 35 siswa
membuat pembelajaran IPA selalu
yang dapat merumuskan hipotesis 37,1%,
diselingi dengan praktikum. Pada
membuat rumusan masalah 57,1%,
kegiatan praktikum selalu digunakan
membuat kesimpulan dari grafik data
lembar kegiatan siswa. Namun sebanyak
sebesar 60%, dan yang mampu
80% siswa menyatakan bahwa mereka
menganalisis data hanya sebanyak 25,7%.
belum memahami tujuan dan prosedur
dari praktikum.
Tingkat keterampilan proses sains
siswa SMP 2 Taman masih belum
SBN 978-602-71273-1-9 PF-MOP-137
SEMINAR NASIONAL FISIKA DAN PEMBELAJARANNYA 2015

maksimal. Dari 36 siswa yang dapat Nomor 58 Tahun 2014. Jakarta:


merumuskan hipotesis 37,1%, membuat Kemendikbud.
rumusan masalah 57,1%, membuat Mohamad, Nur & Prima Retno. 2008.
kesimpulan dari grafik data sebesar 60%, Pengajaran Berpusat pada Siswa dan
dan yang mampu menganalisis data hanya Pendekatan Konstruktivis dalam
sebanyak 25,7%. Sehingga siswa perlu Pengajaran Edisi 5. Surabaya: UNESA
dilatih untuk mengembangkan Pusat Sains dan Matematika Sekolah.
keterampilan proses sains melalui Poedjiadi, A. 2005. Sains Teknologi
kegiatan praktikum yang ditunjang mAsyarakat: Pendekatan Pembelajaran
dengan lembar kegiatan siswa yang Kontekstual Bermuatan Nilai.
bersifat penemuan terbimbing agar tujuan Bandung: Remaja Rosdakarya.
dan prosedur praktikum mudah Prastowo, Andi. 2013. Panduan Kreatif
dipahami. Membuat Bahan Ajar Inovatif:
Menciptakan Metode Pembelajaran
DAFTAR RUJUKAN
yang Menarik dan Menyenangkan.
Arikunto, Suharsimi.1998. Prosedur
Yogyakarta: DIVA Press.
Penelitian Suatu Pendekatan Praktek
Rahman, R., Samsul M. 2014. Pengaruh
Edisi Revisi IV. Jakarta: Rineka Cipta
Penggunaan Metode Discovery terhadap
Budiningsih, Asri C. 2005. Belajar dan
Kemampuan Analogi Matematis Siswa
Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta
SMK Al- Ikhlas Pamaciran Kabupaten
Cahyu, Agus P. 2013. Panduan Aplikasi
Ciamis Jawa Barat. Jurnal Ilmiah
Teori-Teori Belajar Mengajar Teraktual
Program Studi Matematika STKIP
dan Terpopuler. Jogjakarta: Diva Press.
Bandung, 3(1):33-55.
Carin, Arthur A. 1993. Teaching Science
Slavin, Robert E. 2008. Psikologi
Throught Discovery (Seventh Edition).
pendidikan: teori dan praktik jilid 1 /
New York: Macmillan Publishing
Robert E. Slavin. Jakarta: Jakarta
Company.
Indeks.
Dahar, R. W. 1991. Teori-Teori Belajar.
Sugiyono. 2013. Metode Penelitian
Jakarta: Erlangga.
Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,
Kamalia Devi, Poppy. 2010. Keterampilan
Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabet.
Proses dalam Pembelajaran IPA untuk
Sulistyowati, Nastiti., Anthonius T., Woro
Guru SMP. Jakarta: Pusat
S. 2012. Efektivitas Model
Pengembangan dan Pemberdayaan
Pembelajaran Guided Discovery
Pendidik dan Tenaga Kependidikan
Learning Terhadap Kemampuan
Ilmu Pengetahuan Alam (PPPPTK
Pemecahan Masalah Kimia. Chemistry
IPA).
in Education, 2(1):49-55).
Komalasari, Kokom. 2010. Pembelajaran
Suyono, dan Hariyanto.2011. Belajar dan
Kontekstual, Konsep dan Aplikasi.
Pembelajaran Teori dan Konsep Dasar.
Bandung: Refika Aditama.
Bandung: Remaja Rosdakarya Offset.
M. Djauhar Siddiq, dkk. 2008.
Semiawan, Conny. 1992. Pendekatan
Pengembangan Bahan Ajar. Direktorat
Keterampilan Proses: Bagaimana
Jendral Pendidikan Tinggi
Mengaktifkan Siswa dalam Belajar?.
DEPDIKNAS.
Jakarta: Gramedia Widisarana
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
Indonesia.
Republik Indonesia. 2014. Permen

SBN 978-602-71273-1-9 PF-MOP-138

Anda mungkin juga menyukai