Anda di halaman 1dari 5

Nama: Fariz Maula Israfani

NPM: 200102215
Kelas: 5 F

DESKRIPSI KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA PADA


PRAKTIKUM SUHU DAN PANAS

Kata kunci:
Proses, Keterampilan, Ilmu, Keterampilan Proses sains, Mahasiswa, Belajar,
Konsep, Fisika, Suhu Dan Panas, Berkembang

Alasan Penelitian Dibuat:


1. Siswa memiliki keterampilan proses yang rendah.

2. Kurangnya keterampilan proses siswa karena guru lebih mendominasi proses


pembelajaran(pembelajaran masih berpusat pada guru).

3. Proses pembelajaran masih berorientasi pada penguasaan materi, dan jarang


melakukan eksperimen.

Tujuan:
Deskripsi keterampilan proses sains siswa pada praktikum suhu dan kalor.

Hal Yang Dibahas Dalam Penelitian:


Pembelajaran bermakna adalah proses pembelajaran dimana informasi
baru dikaitkan dengan struktur pemahaman yang sudah dimiliki oleh seseorang
yang sedang dalam proses pembelajaran (Najib & Elhefni, 2017).

Aspek-aspek yang dikembangkan dalam kurikulum saat ini tidak hanya


pada pengetahuan dan nilai tetapi berupa keterampilan dalam menemukan konsep
dan fakta.

Dengan demikian, kurikulum saat ini menuntut siswa untuk


mengembangkan keterampilan dalam menemukan konsep. Kita bisa melihat
keterampilan dalam menemukan konsep dalam fisika.

Fisika dipandang sebagai proses dan sekaligus produk, maka dalam


pembelajaran harus memperhatikan strategi atau metode pembelajaran yang
efektif dan efisien (Astuti, 2015, p. 70).
Pembelajaran fisika tidak hanya mempelajari tentang konsep, penguasaan
kumpulan pengetahuan berupa fakta-fakta alam, atau prinsip-prinsip tetapi juga
merupakan proses penemuan.

Oleh karena itu berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, keterampilan


proses sains sangat dibutuhkan oleh siswa dalam melakukan pembelajaran,
khususnya pembelajaran fisika.

Menurut Budiyono dan Hartini (2016, p. 142), keterampilan proses sains


(SPS) merupakan keterampilan yang diperlukan dan dimiliki oleh siswa untuk
menghadapi persaingan antar manusia di era globalisasi.

Manu dan Nomleni (2018, hlm. 170) meyakini bahwa keterampilan proses
sains merupakan seperangkat kemampuan kompleks yang biasa digunakan oleh
para ilmuwan dalam melakukan penyelidikan ilmiah ke dalam rangkaian proses
pembelajaran.

Selain itu, Hutagalung (2013, hlm. 11) menyatakan bahwa keterampilan


proses sains adalah kemampuan siswa menerapkan metode ilmiah dalam
memahami, mengembangkan, dan menemukan sains.

...(2012, p. 34) menegaskan bahwa keterampilan proses sains mendorong


siswa untuk menemukan fakta, konsep pengetahuan mereka dan mengembangkan
sikap dan nilai yang dituntut....
Keterampilan proses sains terbagi menjadi dua jenis, yaitu keterampilan
proses sains dasar dan keterampilan proses sains terpadu (Darmaji, Kurniawan,
Astalini, dkk., 2019)

Keterampilan proses sains dasar adalah keterampilan dasar yang


digunakan untuk melakukan penyelidikan ilmiah (Darmaji, Kurniawan, &
Suryani, 2019), seperti kemampuan mendeskripsikan objek secara alami.

Keterampilan Proses Sains Terpadu adalah keterampilan untuk


memecahkan masalah atau melakukan eksperimen sains (Karamustafaoğlu, 2011).

Keterampilan proses sains sangat penting untuk ditingkatkan.


Berdasarkan keterampilan proses sains dasar yang dapat membantu siswa
memecahkan masalah dengan baik dan dapat berinteraksi dengan baik satu sama
lain.
Dalam rangka membentuk keterampilan proses sains, siswa melakukan
kegiatan praktikum.

Dari beberapa materi yang dipelajari pada pelajaran fisika SMA, salah satu
materi yang dipraktikkan adalah materi suhu dan kalor, karena untuk mengetahui
dan memaksimalkan konsep suhu dan kalor dalam praktikum siswa diperlukan
kegiatan agar siswa mendapatkan pengalaman langsung. dalam melakukan
penemuan berdasarkan konsep dan fakta.
Suhu dan kalor merupakan materi pembelajaran fisika yang berhubungan
dengan kehidupan sehari-hari.

Suhu dan panas saling berhubungan tetapi tidak sama.

Sub materi yang dipelajari dari suhu dan panas adalah perubahan bentuk.

Hasil Penelitian:

Kegiatan praktikum atau disebut juga kegiatan laboratorium yang


dimaksud disini adalah pengalaman belajar yang memungkinkan siswa
berinteraksi dengan materi hingga pengamatan fenomena.

Kegiatan praktikum dapat mengembangkan keterampilan yang sudah atau


belum dimiliki siswa, seperti melakukan observasi, merumuskan hipotesis,
melakukan percobaan, mengolah data, dan menyimpulkan.

Oleh karena itu, siswa dituntut untuk belajar bermakna, tidak hanya
pengetahuan dan nilai yang dikembangkan tetapi keterampilan dalam menemukan
konsep dan fakta yang ada.

Hal ini diperkuat dengan penelitian Sa-ngiamjit (2016), siswa yang


dituntut untuk mengembangkan keterampilan proses sains menunjukkan tingkat
pencapaian akademik yang lebih tinggi dalam proses pembelajaran.

Pembelajaran ilmiah yang menerapkan keterampilan proses sains


meningkatkan hasil belajar siswa (Hadis & Nurhayati, 2018).

Calon guru perlu memahami materi yang akan diajarkan sebagai dasar dan
bentuk praktik penanaman bagi siswa dalam melaksanakan pembelajaran dan
disesuaikan dengan tujuan khususnya dalam pembelajaran IPA (Asrial et al.,
2019).
Guru sains harus mahir dalam keterampilan proses sains di berbagai
tingkatan dan harus memiliki pengetahuan dan pemahaman untuk mengajarkan
keterampilan proses sains (Chabalengula et al., 2012).

Oleh karena itu, dalam rangka meningkatkan keterampilan proses sains


siswa, guru harus secara efektif meningkatkan ranah kognitif dan psikomotorik
siswa melalui proses pembelajaran
Berdasarkan penjelasan tersebut, maka pengembangan KPS sangat relevan
dengan kurikulum 2013.

Sekolah yang telah menerapkan kurikulum 2013 dianggap telah


membiasakan siswa untuk mengembangkan keterampilan proses sainsnya.
DAFTAR PUSTAKA

https://journal.uny.ac.id/index.php/jpep

Anda mungkin juga menyukai