Anda di halaman 1dari 7

Konfigurasi: Jurnal Pendidikan Kimia dan Terapan, Vol. 6, No.

2, Juli 2022
Website: http://ejournal.uin-suska.ac.id/index.php/konfigurasi/index
p-ISSN 2549-1679 e-ISSN 2807-8241

Analisis Kesulitan Belajar Siswa Pada Materi Struktur Atom

Neti Afrianis1), Laura Ningsih2*)


1
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negri Sultan Syarif Kasim Riau , Riau
2
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negri Sultan Syarif Kasim Riau , Riau
1
Email: neti.afrianis@uin-suska.ac.id
*2
Email: lauraningsih2@gmail.com

ABSTRACT
This research aimed at analyzing student learning difficulty in answering chemistry questions on Atomic
Structure lessonat the tenth grade of State Senior High School 12 Pekanbaru. It was a quantitative
research. 20 test items and interview to 35 students were the techniques of collecting the data. P=
b/n×100 % formula was used to analyze the data. The analysis result showed that students experiencing
learning difficulty about the concept were 59.73% and 74.91% in calculation. Interview result showed
that the lack of student comprehension in understanding the concept and calculation on Atomic
Structure lesson, the use of formula in answering questions that was often wrong, teacher's habit in
learning chemistry that was writing on the whiteboardonly, and the students who were lack of anxiety
in answering examples of questions given by the teachers. So, it could be concluded that there were
learning difficultieson Atomic Structure lesson of Chemistry subjectat the tenth grade of MIPA at State
Senior High School 12 Pekanbaru.

Keywords: Learning Difficulty Analysis, Chemistry, Atomic Structure Lesson

ABSTRACT

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kesulitan belajar siswa kelas X dalam menyelesaikan soal-
soal kimia pada materi Struktur Atom di SMA Negeri 12 Pekanbaru. Jenis penelitian ini termasuk
penelitian kuantitatif. Adapun teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah berupa tes soal
sebanyak 20 soal dan wawancara pada 35 siswa, sedangkan untuk pengolahan data menggunakan rumus
P = b/n x 100 %. Hasil analisis menunjukkan bahwa siswa yang mengalami kesulitan belajar konsep
sebesar 59,73% dan kesulitan perhitungan sebesar 74,91%. Hasil wawancara menunjukkan bahwa
kurangnya pemahaman siswa dalam memahami konsep dan perhitungan pada materi struktur atom,
sering salah dalam menggunakan rumus dalam menyelesaikan soal, dan kebiasaan guru dalam belajar
kimia hanya dengan cara mencatat saja di papan tulis, kemudian siswa kurang keinginannya dalam
menyelesaikan contoh soal yang diberikan oleh guru. Sehingga bisa diambil kesimpulan bahwa terbukti
benar bahwa adanya kesulitan belajar dalam pembelajaran kimia pada materi struktur atom siswa kelas
X MIPA SMA Negeri 12 Pekanbaru.

Kata Kunci: Analisis Kesulitan Belajar, Kimia, Materi Struktur Atom.

PENDAHULUAN pembelajaran. Proses pembelajaran adalah suatu


Pendidikan dapat diartikan sebagai sebuah proses dari tidak tahu menjadi tahu dan terjadi
proses dengan metode-metode tertentu sehingga perubahan perilaku. Aktivitas kehidupan manusia
peserta didik memperoleh pengetahuan, sehari-hari hampir tidak pernah dapat terlepas dari
pemahaman, dan cara bertingkah laku yang sesuai kegiatan belajar, baik ketika seseorang
dengan kebutuhan [1]. Pendidikan dapat dikatakan melaksanakan aktivitas sendiri, maupun dalam
berhasil apabila tujuan pendidikan tercapai. Salah suatu kelompok tertentu. Dipahami atau tidak
satu tujuan pendidikan adalah merubah pola pikir dipahami, sesungguhnya sebagian besar aktivitas
siswa serta menanamkan akhlak mulia kepada diri dalam kehidupan sehari-hari kita merupakan
siswa tersebut. Untuk mencapai tujuan tersebut kegiatan belajar [2].
dibutuhkan suatu proses, yaitu proses
102
KONFIGURASI: JURNAL PENDIDIKAN KIMIA DAN TERAPAN, Vol.6., No. 2, Bulan Juli 2022, hal.104– 110 103

Aktivitas belajar bagi setiap individu tidak kimia di Sekolah Menengah Atas Negeri 12
selamanya dapat berlangsung secara wajar, Pekanbaru, yaitu bapak Ittihadul Kemal S.Pd,
kadang-kadang lancar, kadang-kadang tidak mengatakan bahwa 76% siswa mendapatkan hasil
lancar. Kadang-kadang siswa de belajar masih rendah, terlihat dari nilai ulangan
ngan mudah memahami apa yang dipelajari, yang belum tuntas atau tidak mencapai KKM yang
namun sebaliknya kadang terasa sangat sulit. telah ditetapkan, khususnya materi struktur atom.
Dilihat dari semangat siswa terkadang memiliki Oleh karena itu, perlu dilakukan analisis kesulitan
semangat yang tinggi, tetapi terkadang juga sulit belajar siswa terhadap materi struktur atom.
untuk memfokuskan konsentrasi. Keadaan
semacam ini yang sering dijumpai pada setiap METODE PENELITIAN
siswa dalam aktivitas belajar. Aktivitas belajar 1. Jenis Penelitian
setiap individu memang tidak ada yang sama. Penelitian ini merupakan penelitian
Perbedaan individual inilah yang menyebabkan kuantitatif. Fokus utama penelitian ini adalah
perbedaan tingkah laku belajar siswa. Keadaan pengambilan data kesulitan belajar siswa
seperti ini didefinisikan sebagai kesulitan belajar.
secara kuantitatif dengan menggunakan soal
Kesulitan belajar adalah suatu gejala yang
tes. Data wawancara digunakan untuk
tampak pada peserta didik yang ditandai dengan
adanya bentuk perilaku yang menyimpang atau menjelaskan data kuantitatif.
hasil belajar rendah dibandingkan dengan prestasi
yang dicapai sebelumnya [3]. Rendahnya hasil 2. Waktu dan Tempat Penelitian
belajar siswa disebabkan oleh adanya hambatan- Penelitian ini dilaksanakan pada semester
hambatan tertentu seperti faktor internal dan faktor ganjil, tepatnya pada bulan Oktober tahun ajaran
eksternal. Faktor internal berasal dari diri sendiri, 2019/2020. Penelitian ini dilakukan di SMA
seperti minat, bakat, motivasi, intelegensi dan Negeri 12 Pekanbaru kelas X MIA 3.
kesehatan. Faktor eksternal berasal dari luar diri,
seperti keluarga, guru dan sekolah. 3. Populasi dan Sampel Penelitian
Secara garis besar, cara mengatasi kesulitan Populasi pada penelitian ini adalah siswa
belajar, yaitu harus dilakukan dengan kelas X MIA SMA Negeri 12 Pekanbaru yang
pengumpulan data, pengolahan data, diagnosis, terdiri dari 5 kelas dengan jumlah 178 orang.
prognisis, perlakuan dan evaluasi [4]. Dalam Sampel untuk penelitian ini adalah 1 kelas yang
proses pembelajaran, kewajiban guru bukan hanya berasal dari kelas MIA 3 SMA Negeri 12
menyajikan materi pelajaran dan melakukan Pekanbaru. Teknik pengambilan sampel yang
evaluasi, namun guru juga bertanggung jawab digunakan adalah purposive sampling yaitu teknik
dalam memberikan bimbingan kepada siswa. penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu
Pemberian bimbingan kepada siswa dapat [6]. Pertimbangan kenapa peneliti mengambil
dilakukan dengan berbagai macam cara, salah teknik sampel ini dikarenakan peneliti memilih
satunya pemberian bimbingan dalam setiap proses siswa yang baru selesai mempelajari materi
pembelajaran, sehingga guru akan lebih mengenal struktur atom untuk menghindari siswa yang lupa
dan memahami permasalahan dari siswa yang pada materi yang bersangkutan. Pengambilan sampel
akhirnya dapat membantu siswa untuk dilakukan oleh guru kimia yang bersangkutan.
memperoleh hasil belajar yang optimal [2]. Sampel dipilih langsung oleh guru mata pelajaran
Penelitian yang dilakukan oleh Izaak, dkk kimia atas dasar pertimbangan efisiensi waktu oleh
tahun 2016 dengan judul analisis kesulitan belajar peneliti.
dan pencapaian hasil belajar siswa melalui strategi
pembelajaran inkuiri. Dalam penelitian tersebut 4. Teknik Pengumpulan Data
didapatkan selama proses pembelajaran terdapat Teknik pengumpulan data pada penelitian ini
empat jenis kesulitan, yaitu kesulitan dalam adalah menggunakan tes dan wawancara. Tes
menguasaikonsep,mengaitkan hubungan antara adalah suatu cara untuk mengadakan penilaian
konsep, menguasai rumus, dan mengoperasikan yang berbentuk suatu tugas atau serangkaian tugas
rumus saat menyelesaikan soal. Strategi yang harus dikerjakan oleh anak atau sekelompok
pembelajaran inkuri dapat mengatasi kesulitan anak sehingga menghasilkan suatu nilai tentang
belajar siswa dan dapat mencapai hasil belajarnya tingkah laku atau presentasi anak tersebut, yang
pada materi elastisitas bahan [5]. dapat dibandingkan dengan nilai yang dicapai oleh
Berdasarkan hasil wawancara yang anak-anak lain dengan standar yang ditetapkan [7].
dilakukan dengan salah satu guru mata pelajaran Pada penelitian ini, bentuk tes yang digunakan
104 Neti Afrianis, Analisis Kesulitan Belajar Siswa...........

adalah tes pilihan ganda yang berisi soal-soal r11 : Reliabilitas tes secara keseluruhan
tentang konsep-konsep dan perhitungan yang p : Proporsi subjek yang menjawab item
berkaitan dengan struktur atom sampai konfigurasi dengan benar
elektron. q : Proporsi subjek yang menjawab item
Wawancara merupakan salah satu bentuk dengan salah (q = 1-p)
evaluasi jenis non-tes yang dilakukan melalui n : banyaknya item
percakapan dan Tanya jawab, baik langsung s : standar devisiasi dari tes, untuk soal bentuk
maupun tidak langsung dengan peserta didik. uraian
Wawancara merupakan teknik evaluasi yang
menekankan adanya pertemuan secara langsung c. Tingkat Kesukaran
antara evaluator dengan yang dievaluasi
(evaluand). Jenis wawancara yang dilakukan Untuk mengetahui tingkat kesukaran soal peneliti
adalah wawancara bebas, dimana responden menggunakan rumus:
mempunyai kebebasan untuk mengutarakan 𝐵
𝑃=
pendapatnya, tanpa dibatasi oleh patokan- 𝐽𝑆
patokan yang telah dibuat oleh subjek evaluasi Keterangan:
[8].
P : Indeks kesukaran.
5. Teknik Analisis Data B : Banyaknya siswa yang menjawab soal
a. Validitas dengan benar.
Untuk melihat validitas instrumen dalam JS : Jumlah seluruh siswa peserta tes.
penelitian ini menggunakan koefisien korelasi
biserial. Rumus yang digunakan untuk menghitung d. Daya Pembeda
koefisien biserial antara skor butir soal dengan Untuk mengetahui daya pembeda item
skor total tes adalah [8] soal yang digunakan rumus sebagai berikut:
𝑀p − 𝑀t 𝑝 𝐵𝐴 𝐵𝐵
𝑟𝑝𝑏𝑖 = √ 𝐷𝑃 = − = 𝑃𝐴 − 𝑃𝐵
𝑆𝐷t 𝑞 𝐽𝐴 𝐽𝐵
rpbi = koefisien korelasi point biserial
Mp = skor rata-rata hitung untuk butir yang Keterangan:
dijawab betul
Mt = skor rata-rata dari skor total DP = Daya pembeda.
SDt = standar deviasi dari skor total BA = Banyaknya peserta kelompok atas yang
P = proporsi siswa yang menjawab benar, menjawab soal dengan benar.
dengan rumus: BB = Banyaknya peserta kelompok bawah
𝐵𝑎𝑛𝑦𝑎𝑘𝑛𝑦𝑎 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑏𝑒𝑛𝑎𝑟 yang menjawab soal dengan benar
𝑝=
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎 Langkah dalam melakukan pengolahan
Q = proporsi siswa yang menjawab salah, data-data hasil penelitian adalah sebagai berikut:
dengan rumus: (1) memberikan skor mentah pada setiap jawaban
(q = 1 –p) siswa terhadap tes pilihan ganda berdasarkan
Kriteria pengujian untuk validitas empiris yaitu: standar jawaban yang telah dibuat. (2)
Jika rhitung ≥ rtabel maka instrumen dikatakan valid. Menghitung skor total dari tes pilihan ganda untuk
Jika rhitung ≤ rtabel maka instrumen dikatakan masing-masing siswa. (3) Menentukan nilai
invalid. persentase kesulitan belajar masing-masing siswa
dengan cara mengubah skor mentah ke dalam nilai
b. Reliabilitas persentase berdasarkan rumus:

Untuk menguji reliabilitas instrumen yang P = B/N x 100%


item-itemnya dalam bentuk pilihan ganda
digunakan rumus K-R 20 [8] Keterangan:
Rumusnya ialah: P = Persentase siswa yang mengalami kesulitan
𝑛 𝑆 2 −∑ 𝑝𝑞
r11 = ( ) ( 2 ) B = Jumlah siswa yang menjawab salah
𝑛−1 𝑆
N = Jumlah siswa peserta tes
Keterangan:
KONFIGURASI: JURNAL PENDIDIKAN KIMIA DAN TERAPAN, Vol.6., No. 2, Bulan Juli 2022, hal.104– 110 105

Persentase menunjukkan besarnya nilai 2 Sedang 3, 4, 5, 10, 13, 40%


kesulitan belajar siswa yang telah ditentukan pada 15, 18, 30
materi tertentu terhadap tes yang diberikan. Hasil 3 Mudah 7, 12, 16, 19, 23, 30%
pehitungan persentase tersebut kemudian 26
dibandingkan dengan kriteria kesulitan pada Tabel Jumlah 100%
1.
Hal ini sesuai dengan yang disampaikan
Tabel 1. Skala kategori kesulitan [8] oleh Nana Sudjana, ada dua pola perbandingan
Tingkat Kesulitan (%) Kriteria dalam soal mudah, sedang dan sukar yaitu 3-
80 – 100 Sangat tinggi 4-3. Artinya 30% soal kriteria mudah, 40%
66 – 79 Tinggi soal kriteria sedang, dan 30% soal kriteria
40 – 65 Sedang sukar. Kedua, pola perbandingan antara soal
0 – 39 Rendah mudah, sedang, sukar, yaitu 3-5-2. Artinya
(4) Mengelompokkan kesulitan belajar 30% soal kriteria mudah, 50% sola kriteria
berdasarkan kesulitan siswa dalam mempelajari
sedang, 20% soal kriteria sukar [10].
kimia, yaitu kesulitan dalam memahami konsep
Dalam penelitian ini, peneliti ingin
dan perhitungan[9].
mengetahui kesulitan-kesulitan yang dialami siswa
(5) Menganalisis hasil analisis data tes dan
dalam menyelesaikan soal-soal kimia pada materi
wawancara.
struktur atom. Data yang diperoleh kemudian
dianalisis untuk mengetahui adanya kesulitan yang
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
dialami siswa dalam menyelesaikan soal, yang
Instrumen yang digunakan dalam penelitian
dapat dilihat pada perolehan hasil tes. Hasil
ini terlebih dahulu dilakukan uji validitas isi dan
jawaban tersebut kemudian dianalisis dengan cara
validitas empiris. Uji validitas isi didapatkan
memeriksa lembar jawaban setiap siswa. Setelah
semua soal pada kriteria valid, karena sesuai
instrumen selesai dikerjakan oleh siswa, peneliti
dengan indikator yang akan dijujikan, sedangkan
mengumpulkan kembali instrumen dan melakukan
untuk hasil validitas empiris didapatkan 20 soal
analisis terhadap data tersebut. Hal ini bertujuan
yang valid dari 30 soal yang diujikan. Untuk
agar data tersebut lebih bermakna, sehingga
reliabilitas soal berada pada kategori bagus dengan
memberikan gambaran mengenai permasalahan
nilai 0,90.
yang diteliti. Berdasarkan jawaban siswa,
Hasil uji daya beda soal didapatkan 10%
kemudian dianalisis tahap-tahap atau langkah-
memenuhi kriteria cukup, 60% memenuhi kriteria
langkah yang dilakukan oleh siswa.
bagus dan 30% memenuhi kriteria sangat bagus.
Tes yang digunakan dalam penelitian ini
Soal dengan kriteria jelek tidak digunakan dalam
berupa tes tertulis yang diberikan setelah proses
penelitian. Hasil uji daya beda soal dapat dilihat
pembelajaran pada pokok bahasan struktur atom.
pada tabel 2.
Tes ini bertujuan untuk mengukur kesulitan belajar
Tabel 2. Rangkuman Daya Pembeda Soal Tes
siswa, sehingga diketahui siswa mana yang
No Kriteria Nomor Soal Persentase
1 Cukup 7, 30 10%
memiliki tingkat kesulitan belajar yang sangat
2 Bagus 1, 2, 3, 5, 10, 11, 60% tinggi, tinggi, sedang, dan rendah dalam
15, 16, 18, 19, 20, memahami konsep dan perhitungan pada materi
22, struktur atom. Soal tersebut disesuaikan dengan
3 Bagus 4, 12, 13, 23, 24, 30% indikator soal. Persentase hasil belajar siswa dapat
sekali 26 dilihat pada gambar 1.
Jumlah 100% 59.73% 74.91%
100%
Hasil uji tingkat kesukaran soal didapatkan 80%
30% soal kriteria mudah, 40% soal kriteria 60%
sedang, 30% soal kriteria sukar. Hasil tingkat 40%
kesukaran soal dapat dilihat pada tabel 3. 20%
Tabel 3. Tingkat Kesukaran Soal 0%
No Kriteria Nomor Soal Persentase persentase persentase
1 Sulit 1, 2, 11, 20, 22, 30% soal konsep soal
24 perhitungan
106 Neti Afrianis, Analisis Kesulitan Belajar Siswa...........

Gambar 1. Persentase hasil belajar siswa mengerjakan soal berbentuk konsep dikarenakan
Berdasarkan gambar 1, dapat dilihat bahwa siswa tidak memahami konsep-konsep awal yang
kesulitan belajar siswa pada soal konsep telah diberikan oleh guru saat mengajar, siswa
memperoleh persentase sebesar 59,73% dengan tidak memperhatikan saat guru menjelaskan
kategori sedang. Kesulitan belajar siswa pada soal materi, kurang mendalami pelajaran dasar-dasar
perhitungan memperoleh persentase sebesar pada pelajaran kimia dan kurangnya melakukan
74,91% dengan kategori tinggi. Hal ini terlihat latihan-latihan soal. Salah satu contohnya yaitu
bahwa siswa masih mengalami kesulitan dalam dalam menentukan konfigurasi elektron dimana
pembelajaran materi struktur atom. siswa masih banyak yang belum bisa menghitung
a. Kesulitan siswa dalam menyelesaikan soal konfigurasi elektron, sehingga jika terdapat soal
konsep tersebut mereka ragu-ragu, mereka bingung dalam
Hasil tes dari soal berbentuk konsep, menjawab soal tersebut bahkan tidak bisa
ternyata masih banyak siswa yang salah dalam menjawab.
menjawab soal tersebut yaitu sebesar 59,73% Hal ini didukung oleh pernyataan Mukhtar
Haris, dkk bahwa kesulitan memahami konsep
dengan kategori sedang. Hal ini disebabkan karena
kimia, timbul karena konsep-konsep dalam ilmu
siswa mengalami kesulitan dalam membedakan kimia bersifat abstrak dan kompleks sehingga
berbagai jenis teori atom karena keseluruhannya siswa dituntut untuk memahami konsep-konsep
hampir sama, selain itu pelajaran kimia tersebut dengan benar dan mendalam [15].
kebanyakan materinya sulit untuk dipahami. Hal
ini sejalan dengan penelitian Basri yaitu, materi Kesulitan siswa dalam menyelesaikan soal
yang abstrak seperti struktur atom, ikatan kimia perhitungan
Hasil tes dari soal berbentuk perhitungan,
sulit diamati dengan mata telanjang [11]. Hal ini
ternyata masih banyak yang salah dalam
sejalan dengan penelitian Rica dkk yaitu, menjawab soal tersebut yaitu sebesar 74,91%
menunjukkan bahwa tingkat kesulitan peserta dengan kategori tinggi. Hal ini disebabkan karena
didik dalam memahami materi struktur atom siswa kurang memahami rumus perhitungan
sebesar 52,07% (sedang) [12]. kimia, tidak mengetahui dasar matematika dengan
Kesulitan belajar yang dialami siswa adalah baik, dan hanya menghapal rumus-rumus kimia,
kurangnya pemahaman terhadap konsep kimia, tetapi tidak diterapkan dalam latihan-latihan soal
kurangnya variasi latihan soal, kurangnya interaksi sehingga siswa kebingungan dalam menyelesaikan
antara peserta didik, guru dalam pembelajaran dan persoalan tersebut. Hal ini sejalan dengan hasil
kurangnya penggunaan media pembelajaran serta penelitian Mukhtar Haris yaitu, kesulitan angka
banyaknya materi ajar. Hal ini sejalan dengan hasil timbul karena siswa tidak memahami rumus-
penelitian Sri Adelia Sari yaitu, untuk materi rumus dalam perhitungan kimia dan tidak terampil
struktur atom sulit dijelaskan secara nyata karena dalam operasi matematis [15].
materinya yang bersifat abstrak, maka guru Siswa juga sulit dalam memahami
menggunakan metode ceramah serta menyuruh penjelasan yang disampaikan oleh guru di dalam
peserta didik untuk mencatat inti sari dari materi kelas, dan siswa jarang mengulang kembali
tersebut [13]. pembelajaran struktur atom di rumah, mereka
Interaksi antara guru dengan peserta didik hanya mengandalkan buku paket yang ada di
hanya satu arah, guru menjelaskan secara sekolah. Hal ini sejalan dengan penelitian Maihar
konvensional, tidak menggunakan model Auliana yaitu, siswa sulit mengerjakan soal yang
pembelajaran dan media yang efektif, sehingga diberikan oleh guru, siswa juga tidak mudah
peserta didik sulit memahami konsep-konsep mengerti atau tidak cepat menangkap penjelasan
didalamnya. Hal ini sejalan dengan pernyataan yang disampaikan oleh guru, dan siswa juga jarang
Rachman yaitu, salah satu penyebab rendahnya mengulang pelajaran di rumah [16]. Hal ini
kualitas pendidikan kimia adalah kegiatan dibuktikan oleh data hasil wawancara yang
pembelajaran yang dilaksanakan di sekolah selama dilakukan peneliti terhadap siswa kelas MIPA 3
ini berorientasi pada guru dan kurangnya motivasi bahwasanya siswa kesulitan dalam mengerjakan
peserta didik sehingga penguasaan materi dan soal berbentuk perhitungan dikarenakan siswa
konsep masih rendah [14]. tidak memahami rumus perhitungan kimia, siswa
Berdasarkan data hasil wawancara yang hanya mengapal rumus-rumus kimia sehingga
dilakukan peneliti terhadap siswa kelas X MIPA 3 dikasih soal siswa merasa bingung dalam
bahwasanya siswa mengalami kesulitan dalam menyelesaikan soal tersebut.Salah satu contohnya
KONFIGURASI: JURNAL PENDIDIKAN KIMIA DAN TERAPAN, Vol.6., No. 2, Bulan Juli 2022, hal.104– 110 107

yaitu dalam menetukan bilangan kuantum dimana Saran


siswa masih banyak yang belum bisa menjawab Berdasarkan hasil penelitian ini, peneliti
soal dengan benar. Jika terdapat soal mereka memberikan saran yang berhubungan dengan
bingung bahkan tidak bisa menjawab sama sekali. penelitian ini yaitu sebagai berikut:
Hal ini sejalan dengan penelitian Vivian 1. Guru hendaknya lebih menekankan/
Ardillah yaitu, kesulitan belajar siswa melalui memperhatikan (membimbing) siswa dalam
lembar jawaban ulangan harian siswa, diketahui memecahkan soal-soal dalam bentuk konsep
banyak siswa yang mengalami kesulitan belajar dan soal dalam bentuk perhitungan dan juga
pada sub bab materi bilangan kuantum [17]. dengan menciptakan pembelajaran yang
Kesulitan yang dialami siswa dikarenakan siswa efektif dan menyenangkan.
kurang memahami cara menentukan bilangan 2. Siswa diharapkan dapat memperdalam
kuantum suatu unsur berdasarkan jumlah elektron pengetahuan tentang pembelajaran struktur
suatu atom dan menentukan nomor atom suatu atom yang berhubungan dengan konsep dan
unsur berdasarkan bilangan kuantumnya. perhitungan untuk mengatasi kesulitan-
Siswa hanya mengandalkan buku paket yang kesulitan belajar yang terjadi.
dipinjamkan dari sekolah, sehingga siswa sering
mengalami kesulitan ketika menyelesaikan soal 5. REFERENSI
karena soal yang diberikan oleh guru tidak ada Syah, Muhibbin. (2010). Psikologi Pendidikan.
contohnya dibuku tersebut. Siswa tidak Bandung: Remaja Rosda Karya.
mengerjakan sendiri tugas dari guru yang Aunurrahman. (2009). Belajar dan pembelajaran.
berkaitan dengan soal hitungan pada materi Bandung: alfa beta.
struktur atom disebabkan oleh kurangnya Sabri A. (2007). Psikologi Pendidikan. Jakarta :
penguasaan konsep, kurangnya kemampuan Pedoman Ilmu Jaya
matematis. Siswa juga jarang melakukan latihan- Achmadi, Abu. (2004). Psikologi Belajar. Jakarta:
latihan soal perhitungan materi struktur atom Pt Rineka Cipta.
ketika di rumah atau pada waktu luang, siswa akan Izaak, Dkk. Analisis Kesulitan Belajar dan
belajar apabila guru memberikan pekerjaan rumah. Pencapaian Hasil Belajar Siswa Melalui
Siswa juga hanya menerima apa yang guru Strategi Pembelajaran Inkuiri. Jurnal
jelaskan dan tidak ingin mempelajari lebih jauh. Cakrawala Pendidikan. Ambon. 2016.
Siswa tidak berusaha bertanya kepada guru Vol. 3 No. 35. Hal. 378
mengenai materi yang belum dipahami. Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Kuantitatif
Hasil analisis kesulitan siswa dalam Kualitatif dan RND. Bandung: Alfabeta.
menyelesaikan soal-soal kimia berdasarkan Nurkanca, Wayan. (1992). Evaluasi Hasil Belajar.
jawaban siswa pada hasil tes yang telah diberikan Surabaya: Usaha. Nasional.
kepada 35 siswa, dapat diketahui jumlah siswa Suharsimi Arikunto. Prosedur Penelitian Suatu
yang salah dalam menjawab atau melakukan Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka
kesalahan dalam menjawab setiap indikator soal. Cipta.
Hal ini dapat dilihat bahwa rata-rata sebesar Arifin, Zainal. (2016). Evaluasi Pembelajaran.
(59,73%) siswa yang menjawab salah untuk soal Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
konsep dan perhitungan sebesar (74,91%). Nana Sudjana. Penilaian Hasil Proses Belajar
Mengajar. Bandung: PT Remaja
4. SIMPULAN DAN SARAN Rosdakarya. 2011. Hal. 135-136
Basri, L. Y dan Andri, M. (2011). Pemanfaatan
Simpulan
Animasi Multimedia Pada Mata Kuliah
Hasil penelitian yang dilakukan dapat
Kimia Teknik Untuk Peningkatan
disimpulkan bahwasiswa mengalami kesulitan
Pemahaman Mahasiswa Terhadap Konsep
dalam menyelesaikan soal-soal pada pokok
Ikatan Kimia. Jurnal Teknologi Informasi
bahasan Struktur Atom yaitu pada soal konsep,
dan Pendidikan. Vol.4 No.1. Hal. 66-72.
rata-rata sebesar (59,73%) siswa yang menjawab
Rica dan Suyanta. (2013). Analisis Kesulitan
salah dan soal perhitungan sebesar (74,91%),
Belajar Peserta Didik dalam Memahami
dikarenakan siswa hanya menghapal dan tidak
Materi Kimia Kelas XI Semester I SMAN
memahami dengan benar konsep tersebut. Siswa
1 Sanggau Ledo Kabupaten Bengkayang.
hanya terfokus dalam penjelasan guru di sekolah
Jurnal Uny. Vo.4 No. 2. Hal. 1-18.
saja tanpa mencari sumber lain.
Sri Adelia Sari. (2017). Pengembangan Media
Poster pada Materi Struktur Atom di Sma
108 Neti Afrianis, Analisis Kesulitan Belajar Siswa...........

Negeri 12 Banda Aceh. Jurnal Pendidikan Hasil Belajar Siswa pada Materi Struktur
Sains Indonesia. Vol.05 No.01. Hal. 127- Atom Kelas XI IPA SMA Negeri I
133. Sanggau. Jurnal Ilmiah. Vol.5 No.1. 144.
Rachman, A. (2004). Pendidikan di Indonesia
masih Berpusat pada Guru. Koran Kompas
Edisi 12.
Mukhtar Haris dkk. Analisis Kesulitan Belajar
Ikatan Kimia ditinjau dari Kesalahan
Konsep Siswa Kelas X Sma Negeri 3
Mataram. Jurnal Pijar MIPA. ISSN 1907-
1744.
Maihar Auliana. (2016). Analisis Kesulitan yang
dialami Siswa Kelas X MAN Indrapuri
dalam Menentukan Massa Atom Realtif
dan Massa Molekul Realtif. Skripsi.
Hal.47
Vivian Ardillah. (2017). Pengaruh Remedial
Teaching Metode Tutor Sebaya terhadap

Anda mungkin juga menyukai