2, Juli 2022
Website: http://ejournal.uin-suska.ac.id/index.php/konfigurasi/index
p-ISSN 2549-1679 e-ISSN 2807-8241
ABSTRACT
This research aimed at analyzing student learning difficulty in answering chemistry questions on Atomic
Structure lessonat the tenth grade of State Senior High School 12 Pekanbaru. It was a quantitative
research. 20 test items and interview to 35 students were the techniques of collecting the data. P=
b/n×100 % formula was used to analyze the data. The analysis result showed that students experiencing
learning difficulty about the concept were 59.73% and 74.91% in calculation. Interview result showed
that the lack of student comprehension in understanding the concept and calculation on Atomic
Structure lesson, the use of formula in answering questions that was often wrong, teacher's habit in
learning chemistry that was writing on the whiteboardonly, and the students who were lack of anxiety
in answering examples of questions given by the teachers. So, it could be concluded that there were
learning difficultieson Atomic Structure lesson of Chemistry subjectat the tenth grade of MIPA at State
Senior High School 12 Pekanbaru.
ABSTRACT
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kesulitan belajar siswa kelas X dalam menyelesaikan soal-
soal kimia pada materi Struktur Atom di SMA Negeri 12 Pekanbaru. Jenis penelitian ini termasuk
penelitian kuantitatif. Adapun teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah berupa tes soal
sebanyak 20 soal dan wawancara pada 35 siswa, sedangkan untuk pengolahan data menggunakan rumus
P = b/n x 100 %. Hasil analisis menunjukkan bahwa siswa yang mengalami kesulitan belajar konsep
sebesar 59,73% dan kesulitan perhitungan sebesar 74,91%. Hasil wawancara menunjukkan bahwa
kurangnya pemahaman siswa dalam memahami konsep dan perhitungan pada materi struktur atom,
sering salah dalam menggunakan rumus dalam menyelesaikan soal, dan kebiasaan guru dalam belajar
kimia hanya dengan cara mencatat saja di papan tulis, kemudian siswa kurang keinginannya dalam
menyelesaikan contoh soal yang diberikan oleh guru. Sehingga bisa diambil kesimpulan bahwa terbukti
benar bahwa adanya kesulitan belajar dalam pembelajaran kimia pada materi struktur atom siswa kelas
X MIPA SMA Negeri 12 Pekanbaru.
Aktivitas belajar bagi setiap individu tidak kimia di Sekolah Menengah Atas Negeri 12
selamanya dapat berlangsung secara wajar, Pekanbaru, yaitu bapak Ittihadul Kemal S.Pd,
kadang-kadang lancar, kadang-kadang tidak mengatakan bahwa 76% siswa mendapatkan hasil
lancar. Kadang-kadang siswa de belajar masih rendah, terlihat dari nilai ulangan
ngan mudah memahami apa yang dipelajari, yang belum tuntas atau tidak mencapai KKM yang
namun sebaliknya kadang terasa sangat sulit. telah ditetapkan, khususnya materi struktur atom.
Dilihat dari semangat siswa terkadang memiliki Oleh karena itu, perlu dilakukan analisis kesulitan
semangat yang tinggi, tetapi terkadang juga sulit belajar siswa terhadap materi struktur atom.
untuk memfokuskan konsentrasi. Keadaan
semacam ini yang sering dijumpai pada setiap METODE PENELITIAN
siswa dalam aktivitas belajar. Aktivitas belajar 1. Jenis Penelitian
setiap individu memang tidak ada yang sama. Penelitian ini merupakan penelitian
Perbedaan individual inilah yang menyebabkan kuantitatif. Fokus utama penelitian ini adalah
perbedaan tingkah laku belajar siswa. Keadaan pengambilan data kesulitan belajar siswa
seperti ini didefinisikan sebagai kesulitan belajar.
secara kuantitatif dengan menggunakan soal
Kesulitan belajar adalah suatu gejala yang
tes. Data wawancara digunakan untuk
tampak pada peserta didik yang ditandai dengan
adanya bentuk perilaku yang menyimpang atau menjelaskan data kuantitatif.
hasil belajar rendah dibandingkan dengan prestasi
yang dicapai sebelumnya [3]. Rendahnya hasil 2. Waktu dan Tempat Penelitian
belajar siswa disebabkan oleh adanya hambatan- Penelitian ini dilaksanakan pada semester
hambatan tertentu seperti faktor internal dan faktor ganjil, tepatnya pada bulan Oktober tahun ajaran
eksternal. Faktor internal berasal dari diri sendiri, 2019/2020. Penelitian ini dilakukan di SMA
seperti minat, bakat, motivasi, intelegensi dan Negeri 12 Pekanbaru kelas X MIA 3.
kesehatan. Faktor eksternal berasal dari luar diri,
seperti keluarga, guru dan sekolah. 3. Populasi dan Sampel Penelitian
Secara garis besar, cara mengatasi kesulitan Populasi pada penelitian ini adalah siswa
belajar, yaitu harus dilakukan dengan kelas X MIA SMA Negeri 12 Pekanbaru yang
pengumpulan data, pengolahan data, diagnosis, terdiri dari 5 kelas dengan jumlah 178 orang.
prognisis, perlakuan dan evaluasi [4]. Dalam Sampel untuk penelitian ini adalah 1 kelas yang
proses pembelajaran, kewajiban guru bukan hanya berasal dari kelas MIA 3 SMA Negeri 12
menyajikan materi pelajaran dan melakukan Pekanbaru. Teknik pengambilan sampel yang
evaluasi, namun guru juga bertanggung jawab digunakan adalah purposive sampling yaitu teknik
dalam memberikan bimbingan kepada siswa. penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu
Pemberian bimbingan kepada siswa dapat [6]. Pertimbangan kenapa peneliti mengambil
dilakukan dengan berbagai macam cara, salah teknik sampel ini dikarenakan peneliti memilih
satunya pemberian bimbingan dalam setiap proses siswa yang baru selesai mempelajari materi
pembelajaran, sehingga guru akan lebih mengenal struktur atom untuk menghindari siswa yang lupa
dan memahami permasalahan dari siswa yang pada materi yang bersangkutan. Pengambilan sampel
akhirnya dapat membantu siswa untuk dilakukan oleh guru kimia yang bersangkutan.
memperoleh hasil belajar yang optimal [2]. Sampel dipilih langsung oleh guru mata pelajaran
Penelitian yang dilakukan oleh Izaak, dkk kimia atas dasar pertimbangan efisiensi waktu oleh
tahun 2016 dengan judul analisis kesulitan belajar peneliti.
dan pencapaian hasil belajar siswa melalui strategi
pembelajaran inkuiri. Dalam penelitian tersebut 4. Teknik Pengumpulan Data
didapatkan selama proses pembelajaran terdapat Teknik pengumpulan data pada penelitian ini
empat jenis kesulitan, yaitu kesulitan dalam adalah menggunakan tes dan wawancara. Tes
menguasaikonsep,mengaitkan hubungan antara adalah suatu cara untuk mengadakan penilaian
konsep, menguasai rumus, dan mengoperasikan yang berbentuk suatu tugas atau serangkaian tugas
rumus saat menyelesaikan soal. Strategi yang harus dikerjakan oleh anak atau sekelompok
pembelajaran inkuri dapat mengatasi kesulitan anak sehingga menghasilkan suatu nilai tentang
belajar siswa dan dapat mencapai hasil belajarnya tingkah laku atau presentasi anak tersebut, yang
pada materi elastisitas bahan [5]. dapat dibandingkan dengan nilai yang dicapai oleh
Berdasarkan hasil wawancara yang anak-anak lain dengan standar yang ditetapkan [7].
dilakukan dengan salah satu guru mata pelajaran Pada penelitian ini, bentuk tes yang digunakan
104 Neti Afrianis, Analisis Kesulitan Belajar Siswa...........
adalah tes pilihan ganda yang berisi soal-soal r11 : Reliabilitas tes secara keseluruhan
tentang konsep-konsep dan perhitungan yang p : Proporsi subjek yang menjawab item
berkaitan dengan struktur atom sampai konfigurasi dengan benar
elektron. q : Proporsi subjek yang menjawab item
Wawancara merupakan salah satu bentuk dengan salah (q = 1-p)
evaluasi jenis non-tes yang dilakukan melalui n : banyaknya item
percakapan dan Tanya jawab, baik langsung s : standar devisiasi dari tes, untuk soal bentuk
maupun tidak langsung dengan peserta didik. uraian
Wawancara merupakan teknik evaluasi yang
menekankan adanya pertemuan secara langsung c. Tingkat Kesukaran
antara evaluator dengan yang dievaluasi
(evaluand). Jenis wawancara yang dilakukan Untuk mengetahui tingkat kesukaran soal peneliti
adalah wawancara bebas, dimana responden menggunakan rumus:
mempunyai kebebasan untuk mengutarakan 𝐵
𝑃=
pendapatnya, tanpa dibatasi oleh patokan- 𝐽𝑆
patokan yang telah dibuat oleh subjek evaluasi Keterangan:
[8].
P : Indeks kesukaran.
5. Teknik Analisis Data B : Banyaknya siswa yang menjawab soal
a. Validitas dengan benar.
Untuk melihat validitas instrumen dalam JS : Jumlah seluruh siswa peserta tes.
penelitian ini menggunakan koefisien korelasi
biserial. Rumus yang digunakan untuk menghitung d. Daya Pembeda
koefisien biserial antara skor butir soal dengan Untuk mengetahui daya pembeda item
skor total tes adalah [8] soal yang digunakan rumus sebagai berikut:
𝑀p − 𝑀t 𝑝 𝐵𝐴 𝐵𝐵
𝑟𝑝𝑏𝑖 = √ 𝐷𝑃 = − = 𝑃𝐴 − 𝑃𝐵
𝑆𝐷t 𝑞 𝐽𝐴 𝐽𝐵
rpbi = koefisien korelasi point biserial
Mp = skor rata-rata hitung untuk butir yang Keterangan:
dijawab betul
Mt = skor rata-rata dari skor total DP = Daya pembeda.
SDt = standar deviasi dari skor total BA = Banyaknya peserta kelompok atas yang
P = proporsi siswa yang menjawab benar, menjawab soal dengan benar.
dengan rumus: BB = Banyaknya peserta kelompok bawah
𝐵𝑎𝑛𝑦𝑎𝑘𝑛𝑦𝑎 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑏𝑒𝑛𝑎𝑟 yang menjawab soal dengan benar
𝑝=
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎 Langkah dalam melakukan pengolahan
Q = proporsi siswa yang menjawab salah, data-data hasil penelitian adalah sebagai berikut:
dengan rumus: (1) memberikan skor mentah pada setiap jawaban
(q = 1 –p) siswa terhadap tes pilihan ganda berdasarkan
Kriteria pengujian untuk validitas empiris yaitu: standar jawaban yang telah dibuat. (2)
Jika rhitung ≥ rtabel maka instrumen dikatakan valid. Menghitung skor total dari tes pilihan ganda untuk
Jika rhitung ≤ rtabel maka instrumen dikatakan masing-masing siswa. (3) Menentukan nilai
invalid. persentase kesulitan belajar masing-masing siswa
dengan cara mengubah skor mentah ke dalam nilai
b. Reliabilitas persentase berdasarkan rumus:
Gambar 1. Persentase hasil belajar siswa mengerjakan soal berbentuk konsep dikarenakan
Berdasarkan gambar 1, dapat dilihat bahwa siswa tidak memahami konsep-konsep awal yang
kesulitan belajar siswa pada soal konsep telah diberikan oleh guru saat mengajar, siswa
memperoleh persentase sebesar 59,73% dengan tidak memperhatikan saat guru menjelaskan
kategori sedang. Kesulitan belajar siswa pada soal materi, kurang mendalami pelajaran dasar-dasar
perhitungan memperoleh persentase sebesar pada pelajaran kimia dan kurangnya melakukan
74,91% dengan kategori tinggi. Hal ini terlihat latihan-latihan soal. Salah satu contohnya yaitu
bahwa siswa masih mengalami kesulitan dalam dalam menentukan konfigurasi elektron dimana
pembelajaran materi struktur atom. siswa masih banyak yang belum bisa menghitung
a. Kesulitan siswa dalam menyelesaikan soal konfigurasi elektron, sehingga jika terdapat soal
konsep tersebut mereka ragu-ragu, mereka bingung dalam
Hasil tes dari soal berbentuk konsep, menjawab soal tersebut bahkan tidak bisa
ternyata masih banyak siswa yang salah dalam menjawab.
menjawab soal tersebut yaitu sebesar 59,73% Hal ini didukung oleh pernyataan Mukhtar
Haris, dkk bahwa kesulitan memahami konsep
dengan kategori sedang. Hal ini disebabkan karena
kimia, timbul karena konsep-konsep dalam ilmu
siswa mengalami kesulitan dalam membedakan kimia bersifat abstrak dan kompleks sehingga
berbagai jenis teori atom karena keseluruhannya siswa dituntut untuk memahami konsep-konsep
hampir sama, selain itu pelajaran kimia tersebut dengan benar dan mendalam [15].
kebanyakan materinya sulit untuk dipahami. Hal
ini sejalan dengan penelitian Basri yaitu, materi Kesulitan siswa dalam menyelesaikan soal
yang abstrak seperti struktur atom, ikatan kimia perhitungan
Hasil tes dari soal berbentuk perhitungan,
sulit diamati dengan mata telanjang [11]. Hal ini
ternyata masih banyak yang salah dalam
sejalan dengan penelitian Rica dkk yaitu, menjawab soal tersebut yaitu sebesar 74,91%
menunjukkan bahwa tingkat kesulitan peserta dengan kategori tinggi. Hal ini disebabkan karena
didik dalam memahami materi struktur atom siswa kurang memahami rumus perhitungan
sebesar 52,07% (sedang) [12]. kimia, tidak mengetahui dasar matematika dengan
Kesulitan belajar yang dialami siswa adalah baik, dan hanya menghapal rumus-rumus kimia,
kurangnya pemahaman terhadap konsep kimia, tetapi tidak diterapkan dalam latihan-latihan soal
kurangnya variasi latihan soal, kurangnya interaksi sehingga siswa kebingungan dalam menyelesaikan
antara peserta didik, guru dalam pembelajaran dan persoalan tersebut. Hal ini sejalan dengan hasil
kurangnya penggunaan media pembelajaran serta penelitian Mukhtar Haris yaitu, kesulitan angka
banyaknya materi ajar. Hal ini sejalan dengan hasil timbul karena siswa tidak memahami rumus-
penelitian Sri Adelia Sari yaitu, untuk materi rumus dalam perhitungan kimia dan tidak terampil
struktur atom sulit dijelaskan secara nyata karena dalam operasi matematis [15].
materinya yang bersifat abstrak, maka guru Siswa juga sulit dalam memahami
menggunakan metode ceramah serta menyuruh penjelasan yang disampaikan oleh guru di dalam
peserta didik untuk mencatat inti sari dari materi kelas, dan siswa jarang mengulang kembali
tersebut [13]. pembelajaran struktur atom di rumah, mereka
Interaksi antara guru dengan peserta didik hanya mengandalkan buku paket yang ada di
hanya satu arah, guru menjelaskan secara sekolah. Hal ini sejalan dengan penelitian Maihar
konvensional, tidak menggunakan model Auliana yaitu, siswa sulit mengerjakan soal yang
pembelajaran dan media yang efektif, sehingga diberikan oleh guru, siswa juga tidak mudah
peserta didik sulit memahami konsep-konsep mengerti atau tidak cepat menangkap penjelasan
didalamnya. Hal ini sejalan dengan pernyataan yang disampaikan oleh guru, dan siswa juga jarang
Rachman yaitu, salah satu penyebab rendahnya mengulang pelajaran di rumah [16]. Hal ini
kualitas pendidikan kimia adalah kegiatan dibuktikan oleh data hasil wawancara yang
pembelajaran yang dilaksanakan di sekolah selama dilakukan peneliti terhadap siswa kelas MIPA 3
ini berorientasi pada guru dan kurangnya motivasi bahwasanya siswa kesulitan dalam mengerjakan
peserta didik sehingga penguasaan materi dan soal berbentuk perhitungan dikarenakan siswa
konsep masih rendah [14]. tidak memahami rumus perhitungan kimia, siswa
Berdasarkan data hasil wawancara yang hanya mengapal rumus-rumus kimia sehingga
dilakukan peneliti terhadap siswa kelas X MIPA 3 dikasih soal siswa merasa bingung dalam
bahwasanya siswa mengalami kesulitan dalam menyelesaikan soal tersebut.Salah satu contohnya
KONFIGURASI: JURNAL PENDIDIKAN KIMIA DAN TERAPAN, Vol.6., No. 2, Bulan Juli 2022, hal.104– 110 107
Negeri 12 Banda Aceh. Jurnal Pendidikan Hasil Belajar Siswa pada Materi Struktur
Sains Indonesia. Vol.05 No.01. Hal. 127- Atom Kelas XI IPA SMA Negeri I
133. Sanggau. Jurnal Ilmiah. Vol.5 No.1. 144.
Rachman, A. (2004). Pendidikan di Indonesia
masih Berpusat pada Guru. Koran Kompas
Edisi 12.
Mukhtar Haris dkk. Analisis Kesulitan Belajar
Ikatan Kimia ditinjau dari Kesalahan
Konsep Siswa Kelas X Sma Negeri 3
Mataram. Jurnal Pijar MIPA. ISSN 1907-
1744.
Maihar Auliana. (2016). Analisis Kesulitan yang
dialami Siswa Kelas X MAN Indrapuri
dalam Menentukan Massa Atom Realtif
dan Massa Molekul Realtif. Skripsi.
Hal.47
Vivian Ardillah. (2017). Pengaruh Remedial
Teaching Metode Tutor Sebaya terhadap