Anda di halaman 1dari 4

Jurnal 1 PERMAINAN “KIMIA KOTAK KATIK” SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN

PADA MATERI SISTEM PERIODIK UNSUR

Pelajaran kimia merupakan salah satu cabang ilmu alam yang sering kita jumpai di
kehidupan sehari-hari. Banyak sekali peserta didik yang merasa kesulitan dalam mempelajari
kimia dikarenakan materi kimia pada umumnya bersifat abstrak, berkaitan tentang reaksi dan
struktur zat serta mengandung konsep-konsep yang komplek. Seringkali pelajaran kimia
disampaikan dengan ceramah dan berpusat terhadap guru, sehingga membuat para peserta
didik merasa bosan dengan pelajaran ini dan cenderung hanya mengikuti saja. Kebanyakan
siswa mengalami kesulitan dalam mengingat serta memahami pelajaran yang telah diberikan
dengan pola pembelajaran yang berpusat pada guru. Salah satu materi dalam pembelajaran
kimia adalah Sistem Periodik Unsur (SPU). Materi tersebut menitik beratkan terhadap
kemampuan memori siswa untuk menghafalkan sejumlah unsur-unsur yang ada di dalam
SPU. Materi ini juga dapat membuat penerimaan informasi yang kurang efektif terhadap
memori jangka panjang siswa, sehingga pemahaman tentang materi tersebut mudah hilang
atau mudah dilupakan. Lupa terjadi karena memori jangka pendek tidak pernah ditransfer ke
memori jangka panjang atau karena kehilangan kemampuan untuk mengingat informasi yang
ada di dalam memori jangka panjang. Berdasarkan penelitian Fadilah tahun 2003
permasalahan dapat diidentifikasi sebagai berikut:
(1) siswa kesulitan memahami materi kimia khususnya materi SPU,
(2) kondisi siswa yang kurang aktif dalam mengikuti pelajaran kimia,
(3) pemilihan model dan media pembelajaran yang kurang bervariasi,
(4) proses pembelajaran yang berlangsung cenderung didominasi oleh guru (Pembelajaran
Teacher Centered Learning) sehingga siswa hanya bertindak sebagai agen pembelajar yang
pasif.
Kesulitan dalam mengatasi materi tersebut maka perlu dibuat inovasi dalam proses
belajar dan mengajar. Salah satu cara yang dapat dilakukan dalam mengatasi fakta tersebut
perlu menggunakan media yang sesuai dengan kondisi keadaan siswa. Untuk mewujudkan
harapan tersebut maka harus memilih media yang sesuai untuk digunakan. Media adalah
segala alat fisik yang dapat menyajikan pesan serta merangsang siswa untuk belajar. Media
atau alat bantu disadari oleh banyak praktisi pendidikan sangat membantu aktivitas
pembelajaran dan mambantu meningkatkan prestasi belajar siswa. Media Permainan
merupakan salah satu cara untuk menciptakan suasana “bermain sambil belajar”. Permainan
dapat memotivasi siswa untuk belajar. Belajar dapat didefinisikan tambahan pengetahuan
atau kemampuan melalui pengalaman, cara yang lebih baik untuk belajar adalah melalui
permainan. Permainan Kimia kotak katik merupakan jenis permainan yang melibatkan
strategi serta keaktifan dari seluruh peserta. Dalam permaian ini mengharuskan peserta
berfikir cepat serta tanggap serta harus tepat dalam mengambil keputusan karena dibatasi
oleh waktu dan juga dibutuhkan strategi yang tepat. Dalam permainan ini akan ditampilkan
20 kotak soal dengan susunan 4 x 5 baris. Perolehan kotak atas dasar kemampuan menjawab
benar dari isi soal didalamnya, pertanyaan salah akan kembali ditutup dan memungkinkan
keuntungan bagi Tim lain merebutnya jika mengatahui jawaban benar. Dari latar belakang
diatas maka perlu dilakukan penelitian dan pengembangan media pembelajaran berbasis
permainan Kimia kotak katik ini agar dapat menunjang hasil belajar kimia khususnya materi
SPU.
Jurnal 2 Studi Kesulitan Belajar Mahasiswa Jurusan Pendidikan IPA dalam
Mempelajari Sifat Periodik Unsur
Materi sifat periodik unsur (SPU) terdapat dalam mata kuliah Dasar-dasar Kimia
Anorganik (DKAN) yang harus diambil mahasiswa jurusan Pendidikan IPA Universitas
Negeri Padang. Merujuk kepada silabus yang disusun, topik materi ini mencakup sifat
periodik jari-jari atom dan ion, energi ionisasi, afinitas elektron, dan keelektronegatifan.
Secara garis besar, materi SPU merupakan pengulangan dari materi dengan judul yang sama
pada mata kuliah Kimia Umum yang diikuti mahasiswa sebelumnya. Namun, dibalik judul
yang sama ini, terdapat beberapa pendalaman dan penekanan materi SPU yang diberikan
dalam mata kuliah DKAN. Sebagai mata kuliah wajib program studi, mata kuliah ini
diharapkan dapat mendukung kompetensi profesional mahasiswa calon guru IPA untuk
mengajar materi yang relevan di SMP seperti materi atom, ion, dan molekul. Di samping
pendalaman dan penekanan pada beberapa konsep, perbedaan materi ini dengan mata kuliah
Kimia Umum adalah diselipkannya kompetensi yang menuntut keterampilan berpikirkritis
dan logis mahasiswa serta kemampuan menyusun scientific explanation untuk fenomena
alam yang relevan.
Materi SPU sering dipandang sebagai materi yang sarat dengan pengetahuan faktual
yang membutuhkan kemampuan menghafal yang baik. Beberapa penelitian telah dilakukan
terkait kesulitan belajar untuk toik ini, baik untuk tingkat SMA yang menitikberatkan pada
strategi penyampaian materi selama pembelajaran; atau SMP maupun tingkat universitas
yang menitikberatkan pada miskonsepsi yang dimiliki mahasiswa terkait materi SPU. Untuk
konteks mahasiswa di luar jurusan Kimia, penelitian menunjukkan bahwa motivasi dan
partisipasi mahasiswa meningkat untuk mata kuliah yang melibatkan praktikum dan menurun
untuk kuliah tatap muka yang membahas teori dan prosedur. Mata kuliah DKAN bertujuan
membekali mahasiswa jurusan Pendidikan IPA dengan pengetahuan dan keterampilan
berpikir yang memadai untuk mengajar topik yang relevan (seperti: atom, ion, dan molekul)
sebagai calon guru IPA di SMP. Meskipun kajian materinya secara umum tidak begitu dalam,
namun pemahaman yang baik dapat membantu mahasiswa menjelaskan feno-mena alam
dengan lebih konseptual ketika bertugas nanti. Misalnya, ketika mahasiswa harus mengajar
topik lintas disiplin ilmu seperti pemasanan global, pencemaran lingkungan, dan teknologi
ramah lingkungan. Penjelasan yang baik menuntut mahasiswa untuk menghubungkan
beberapa konsep dan prosedur, yang memang seharusnya dilatihkan di tingkat universitas.

Menghafal nama dan nomor atom unsur bukanlah tuntutan atau prasyarat utama untuk
menguasai seluruh KAD materi SPU. Namun jika hafal, tentunya dapat membantu dalam
pembelajaran. Kami menduga, mahasiswa ini menjadikan pengalaman belajar sebelumnya
yang kurang berhasil, banyaknya unsur dalam tabel periodik yang dirasa perlu dihafal dan
ketidaan referensi berbahasa Indonesia sebagai alasan untuk tidak berusaha lebih keras,
sehingga merasa pembelajaran di kelas terlalu cepat untuk diikuti. Dugaan ini perlu diteliti
lebih lanjut untuk memastikan kesulitan belajar yang dialami mahasiswa ini. Karakteristik
materi SPU, karakter dan gaya belajar personal mahasiswa, kondisi/ suasanya perkuliahan
dan ketersediaan buku referensi yang relevan, dan pengalaman belajar sebelumnya. Upaya
yang dapat dilakukan untuk pembelajaran materi SPU yang akan datang antara lain:
optimalisasi fasilitas ruang perkuliahan untuk mengatasi suhu udara yang panas di siang hari,
penekanan aspek metakognitif agar mahasiswa mampu memaksimalkan cara belajarnya
sendiri, penyesuaian metode dan alur proses pembelajaran khususnya untuk konsep-konsep
yang dirasa paling sulit bagi mahasiswa, dan penyusunan bahan ajar yang sesuai dengan
tuntutan silabus yang disusun program studi.
Jurnal 3 Pemahaman Konsep Sifat Keperiodikan Unsur Pada Mahasiswa Pendidikan
Kimia Semester Iv Tahun Ajaran 2016/2017 Hasil Pembelajaran Menggunakan Model
Discovery Learning
Salah satu materi yang dibahas dalam perkuliahan telaah kurikulum kimia adalah sifat
keperiodikan unsur. Materi ini memiliki konsep-konsep akan saling berhubungan sehingga
mahasiswa sangat dituntut untuk memahami konsepkonsep dasar. Pada pokok bahasan sifat
keperiodikan unsur mahasiswa dituntut tidak hanya menghafal sifat-sifat yang ada tanpa
memahami konsep sebenarnya tetapi mahasiswa dituntut mampu menjelaskan konsep sifat
keperiodikan tersebut. Pendekatan pembelajaran model Discovery learning diharapkan
mampu membangkitkan mahasiswa dalam menemukan konsep, dengan rangkaian sintak
kegiatan penemuan di mana masalah dikemukakan dosen kemudian mahasiswa bekerja untuk
menemukan jawaban terhadap masalah tersebut dengan bimbingan dosen.
Peningkatan pemahaman konsep Sistem Periodik Unsur Hasil Pembelajaran
menggunakan model discovery learning pada setiap konsep adalah :
1. Pemahaman konsep mahasiswa dalam menjelaskan kecendrungan jari-jari atom unsure
seperiode atau segolongan dalam sistem periodik unsur sebelum pembelajaran sebanyak
51,06% mahasiswa tidak memiliki pemahaman dan setelah pembelajaran sebanyak 89,35%
mahasiswa, terjadi perubahan pemahaman konsep, dan sebanyak 38,29% mahasiswa tidak
mengalami perubahan pemahaman.
2. Menjelaskan kecenderungan energi ionisasi suatu unsur dalam sistem periodik unsur
adalah sebesar 29,79% siswa, hasil pembelajaran sebesar 63,89% mahasiswa terjadi
perubahan pemahaman konsep dan 19,15% mahasiswa tidak mengalami perubahan
pemahaman konsep. Terjadi perubahan pemahaman konsep sebesar 42,55% siswa.
3. Menjelaskan kecenderungan afinitas electron suatu unsur dalam sistem periodik unsur
berdasarkan data hasil percobaan sebelum pembelajaran sebanyak 44,68% mahasiswa tidak
dapat mengurutkan dan menjelaskan kecenderungan afinitas elektron berdasarkan hasil
percobaan dan setelah pembelajaran sebanyak 70,22% mahasiswa mampu membuktikan
mengurutkan dan menjelaskan kecenderungan afinitas elektron
4. Menjelaskan kecenderungan keelektronegatifan suatu unsur dalam sistem periodik unsur
berdasarkan data hasil percobaan sebelum pembelajaran sebanyak 44,68% mahasiswa tidak
dapat mengurutkan dan menjelaskan kecenderungan keelektronegatifan dan setelah
pembelajaran sebanyak 75,86% mahasiswa mampu membuktikan mengurutkan dan
menjelaskan kecenderungan keelektronegatifan.
5. Rata-rata pemahaman konsep mahasiswa Kimia hasil pembelajaran menggunakan model
discovery learning pada materi Sistem Periodik Unsur adalah sebesar 15,42% yang tergolong
cukup. Skor postes siswa sangat bervariasi dengan nilai ketuntasan terhadap KKM yaitu
sebesar 0,43% siswa dengan nilai tuntas dan 96,65% siswa belum tuntas. Hal tersebut
dipengaruhi oleh penggunaan model pembelajaran discovery learning dan hasil diskusi siswa
dalam kelompok.

Anda mungkin juga menyukai