PENDAHULUAN
fisika merupakan ilmu yang tidak akan mampu diselesaikan tanpa memahami
konsepnya. Hal ini tercantum dalam salah satu tujuan pendidikan yaitu
memfasilitasi peserta didik mencapai pemahaman yang dapat diungkapkan secara
verbal, numerikal, kerangka pikir positivistik dan kerangka pikir kehidupan
berkelompok (Gardner, 1999). Mempelajari konsep merupakan dasar dari
memahami ilmu fisika. Setelah memahami konsep dalam fisika, maka memahami
perumusannya akan lebih mudah.
Memahami konsep merupakan tujuan penting dalam pembelajaran.
Konsep merupakan tanda verbal yang mewakili suatu kenyataan atau realita.
Konsep inilah yang akan menjadi dasar atau acuan seseorang dalam membuat
deskripsi atas suatu objek yang sedang diamati (Sumaji, dkk, 1998:102).
Berdasarkan observasi dengan salah satu guru fisika, didapatkan hasil bahwa
pemahaman konsep di SMA Mumbulsari Jember belum pasti diketahui untuk
pokok bahasan rangkaian arus searah, hanya diduga bahwa pemahaman konsep
masih rendah karena selama ini siswa hanya mempelajari bagian rumus-rumus
fisikanya saja. Siswa hanya memfokuskan mempelajari fisika dengan mengerjakan
soal-soal hitungan dengan benar tanpa mengetahui konsep ilmiahnya.
Linuwih (2013) menyatakan sebagian besar siswa belajar dari dua hal pokok,
yaitu mendengarkan ceramah pengajar dan berlatih cara mengerjakan latihan soal.
Siswa lebih mengedepankan pada bagaimana cara menyelesaikan soal, tanpa harus
memahami secara detail persoalan. Cara belajar seperti ini dikatakan sebagai belajar
pada pola permukaan atau surface pattern matching learning (Sabella & Redish,
2007). Pola belajar yang seperti itu membuat penguasan konsep fisika menjadi
lemah sehingga siswa seringkali mengalami kesalahan (miskonsepsi) atau bahkan
ketidakpahaman konsep.
Faktor yang kedua adalah peran guru dalam membimbing siswa dalam
menyampaikan materi. Peranan guru dalam pembelajaran di kelas sangat penting,
karena guru merupakan media bagi siswa untuk dapat belajar. Apabila guru tidak
memahami tentang kondisi cara belajar siswa maka siswa cukup kesulitan untuk
menerima materi atau informasi yang diberikan oleh guru.
3
Pengetahuan gaya belajar siswa ini akan bermanfaat bagi guru dalam
menerapkan pembelajaran individual yang tepat sesuai gaya belajar siswa sehingga
pembelajaran akan berlangsung secara efektif dan efisien. Melalui indranya, siswa
dapat menyerap informasi dengan cara yang berbeda-beda, begitupula informasi
terkait dengan pemahaman konsep rangkaian arus searah. Menurut Fariyani (2015)
guru harus dapat membedakan siswa yang dapat memahami konsep dengan baik,
tidak memahami konsep dan mengalami miskonsepsi agar dapat mengupayakan
cara mengatasi masalah dengan tepat. Persoalan yang sering muncul adalah ketika
guru akan mengupayakan pengobatan tetapi guru mengalami masalah dalam
membedakan siswa yang memahami konsep dengan baik, tidak tahu konsep
(kurang pengetahuan), atau siswa yang miskonsepsi (Hafizah et al., 2014). Upaya
yang harus dilakukan adalah guru senantiasa mengetahui pemahaman konsep siswa
berdasarkan gaya belajar siswa masing-masing, sehingga akan terjadi perubahan
model, pendekatan, dan metode pembelajaran yang sesuai dengan gaya belajar
siswa dalam menyerap pemahaman konsep rangkaian arus searah.
Menurut kajian kurikulum sains di Indonesia, materi rangkaian listrk arus
searah merupakan salah satu materi dengan frekuensi kemunculan yang selalu ada
di setiap tingkat satuan pendidikan. Di sekolah dasar (SD) materi ini termasuk
dalam bidang kajian energi. Hal yang sama terjadi di sekolah menengah pertama
(SMP) dan sekolah menengah atas (SMA), materi ini juga berada di lingkup kajian
energi. Salah satu alasan mengapa materi ini diajarkan di setiap tingkat satuan
pendidikan disebabkan sifatnya yang kontekstual dengan kehidupan.
Berada pada lingkup kajian energi, materi rangkaian listrik arus searah
mempunyai karakteristik khusus memiliki konsep yang bersifat abstrak. Choi dan
Chang (2004) menyatakan bahwa materi tersebut memiliki konsep yang abstrak
seperti arus, beda potensial, dan energi listrik. Keabstrakan konsep ini pula yang
menjadikan banyak siswa mengalami kesulitan memahami materi tersebut (Baser
dan Durmus, 2009). Banyak siswa yang tidak memahami konsep dengan baik pada
materi listrik rangkaian arus searah. Kesulitan yang sering ditemui diantaranya
pemahaman mengenai hukum konservasi muatan, keterkaitan arus dengan beda
5
potensial, dan jumlah beda potensial pada rangkaian seri, paralel, dan campuran
(Engelhardt dan Beichner, 2004)
Berdasarkan uraian di atas, permasalahan mengenai konsepsi dan gaya belajar
siswa perlu dilakukannya kajian, mengenai hasil belajar kognitif pada pemahaman
konsep yang dialami oleh siswa SMA ditinjau dari gaya belajar siswa. Mengetahui
jenis kesalahan siswa dalam pemahaman konsep yang lebih sederhana akan
memperkecil kemungkinan siswa mengalami kesalahan dalam memahami konsep
yang saling berkaitan, maka perlu dilakukan penelitian yang berjudul “Analisis
Hasil Belajar Kognitif Aspek Pemahaman Berdasarkan Gaya Belajar Siswa
SMA Mumbulsari Jember Kelas XII Pada Pokok Bahasan Rangkaian Arus
Searah”.