Anda di halaman 1dari 7

PENERAPAN MODEL DISCOVERY LEARNING BERBANTUAN PhET SIMULATION

PADA PEMBELAJARAN GERAK HARMONIS SEDERHANA DI KELAS XI MIPA


MAN SAMBAS

OUTLINE PENELITIAN

OLEH :
MUHAMMAD NIZAM
NIM. F1051181001

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS TANJUNGPURA

PONTIANAK

2021
JUDUL : Implementasi Model Pembelajaran Discovery Learning Berbantuan E-modul untuk
Meningkatkan Hasil Belajar Kognitif Siswa pada Materi Gerak Harmonis Sederhana Di Man
Sambas

A. Latar Belakang
Hakikat Ilmu pengetahuan Alam (IPA) merupakan makna alam dan berbagai
fenomenanya/perilaku/karakteristik yang dikemas menjadi sekumpulan teori maupun konsep
melalui serangkaian proses ilmiah yang dilakukan manusia . Teori maupun konsep yang
terorganisir ini menjadi sebuah inspirasi terciptanya teknologi yang dapat dimanfaatkan
bagi kehidupan manusia (Mariana dan Wandy, 2009).
Tujuan pendidikan yang telah diamanatkan oleh undang-undang tentunya harus
dicapai dalam proses pelaksanaan pembelajaran di kelas, salah satunya pada pembelajaran
fisika. Pembelajaran fisika merupakan satu diantara beberapa mata pelajaran yang penting
untuk dilaksanakan. Hal ini secara jelas dicantumkan dalam Permendiknas tahun 2006
yaitu fisika merupakan salah satu cabang ilmu dari ilmu pengetahuan alam (IPA). Dalam
pelajaran Fisika akan dikaji dan dipelajari tentang berbagai fenomena alam atau gejala-
gejala alam dengan interaksinya (Suparno, 2005). Selain itu, Fisika juga merupakan salah
satu ilmu dasar dari alam semesta. Dalam pelajaran Fisika peserta didik akan mempelajari
mulai dari hal-hal yang tampak oleh mata (real) sampai dengan hal yang tidak tampak oleh
mata secara langsung dengan kata lain dalam ilmu Fisika akan dipelajari tentang benda-
benda makro sampai dengan benda-benda mikro (Suparno, 2005).
Selain itu, Fisika memuat konsep, prinsip, maupun prosedur dengan tingkatan mulai
dari yang sederhana sampai tingkatan kompleks. Oleh karena itu, beberapa peserta didik
sering menganggap fisika sebagai salah satu mata pelajaran yang sangat sulit untuk
dipahami. Hal ini dapat menyebabkan rendahnya kualitas kemampuan siswa untuk
memahami konsep fisika.
Indikator yang dapat digunakan untuk melihat sejauh mana pemahaman siswa
terhadap konsep fisika dapat dilihat dari hasil belajar yang diperoleh siswa. Hasil belajar
merupakan kemampuan yang dimiliki oleh siswa ketika mereka telah menerima
pengalaman belajarnya. Bloom (dalam Sudjana, 2004) membagi hasil belajar menjadi tiga
ranah, yakni ranah kognitif, ranah afektif, dan ranah psikomotor. Hasil belajar pada
penelitian ini dibatasi hanya pada ranah kognitif saja. Ranah kognitif tersebut terdiri dari
enam tipe hasil belajar yaitu pengetahuan (C1), pemahaman (C2), aplikasi (C3), analisis
(C4), sintesis (C5), dan evaluasi (C6).
Rendahnya hasil belajar siswa tentunya tidak sejalan dengan tujuan pendidikan
untuk mencerdaskan kehidupan bangsa. Artinya hasil belajar yang rendah menunjukkan
tujuan pendidikan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia belum berhasil.
Rendahnya hasil belajar siswa ini merupakan suatu permasalahan yang perlu diselesaikan
dengan memperhatikan faktor penyebab rendahnya hasil belajar siswa tersebut.
Rendahnya hasil belajar peserta didik dipengaruhi oleh faktor internal dan faktor
eksternal. Faktor internal merupakan faktor yang mempengaruhi hasil belajar berasal dari
dalam diri sisiwa itu sendiri. Faktor internal meliputi 2 aspek yaitu aspek fisiologi
(berhubungan dengan fisik siswa) dan aspek psikologi (intelegensi siswa, sikap, bakat,
minat, dan motivasi siswa). Faktor eksternal merupakan faktor yang berasal dari luar diri
siswa. Faktor eksternal meliputi kondisi lingkungan sekitar siswa. Hasil belajar peserta
didik sebesar 70% dipengaruhi oleh kemampuan yang dimiliki dan 30% dipengaruhi oleh
faktor dari luar atau faktor lingkungannya (Sudjana, 2004).
Salah satu faktor lingkungan yang berpengaruh kepada hasil belajar siswa adalah
proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru di dalam kelas, salah satunya pada
penggunaan model dan metode pembelajaran yang digunakan. Dalam melaksanakan
pembelajaran dikelas guru cenderung untuk menggunakan model yang mudah dan tidak
menyita banyak waktu seperti penerapan model ceramah. Hal ini juga dilakukan oleh
guru di MAN Sambas lebih sering mengajar dengan metode ceramah kepada semua materi
pelajaran fisika. Dalam melaksanakan proses pembelajaran, guru sudah seharusnya untuk
memilih model atau metode pembelajaran yang disesuaikan dengan karakteristik materi
pelajaran. Penggunaan model dan metode yang yang kurang tepat dengan karakteristik
materi akan menyebabkan proses pembelajaran tidak berjalan dengan baik sehingga tujuan
pelajaran yang direncanakan tidak tercapai dengan baik. Hal ini akan berdampak terhadap
terhadap hasil belajar siswa.
Berdasarkan wawancara awal dengan guru fisika di MAN Sambas bahwa dalam
pelaksanaan pembelajaran di kelas lebih sering menggunakan model pembelajaran
ceramah dalam penyampaian materi. Selain itu, guru juga kurang melibatkan siswa dalam
proses pembelajaran. Hal ini menyebabkan pembelajaran akan terasa lebih membosankan
bagi siswa sehingga kebermaknaan dalam proses pembelajaran belajar akan berkurang,
akibatnya hasil belajar siswa juga akan berkurang.
Selain pemilihan model pembelajaran, faktor eksternal yang mempengaruhi hasil
belajar siswa adalah media dan sumber belajar yang digunakan oleh guru di sekolah.
Biasanya dalam proses pembelajaran guru hanya menggunakan buku paket yang sudah
disediakan oleh pihak sekolah sebagai bahan belajar. Buku paket yang digunakan hanya
berisi tulisan dan rumus-rumus fisika saja. Dengan keadaan yang demikian dapat membuat
siswa menjadi bosan dan sulit memahami materi yang diberikan pada buku tersebut. Siswa
yang bosan dalam belajar akan cenderung tidak memperhatikan penjelasan dari guru dan
tidak dapat mengikuti pembelajaran dengan baik, hal ini dikarenakan mereka hanya fokus
mendengarkan, pasif tanpa melakukan atau mencari pengetahuannya sendiri. Akibatnya,
siswa tersebut menjadi tidak dapat memahami sepenuhnya materi yang diajarkan oleh
guru sehingga tingkat penguasaan materinya rendah. Hal ini dapat membuat hasil belajar
siswa tersebut menjadi rendah.
Rendahnya hasil belajar peserta didik merupakan suatu masalah yang terjadi dalam
skala nasional yang dibuktikan dengan nilai ujian Fisika siswa pada tahun 2019
berdasarkan data dari pusat penilaian pendidikan kementerian pendidikan dan kebudayaan
yang hanya mencapai rata-rata yaitu 46,47 yang dimana nilai dengan rata-rata tesebut
masih dibawah kriteria ketuntasan minimum (KKM). Selain itu rendahnya hasil belajar
juga dapat dilihat dari hasil survei Progamme for Internatiobal Student Assesment (PISA)
pada tahun 2018 yang ternyata hasilnya menurun jika dibandingkan dengan tahun 2015.
Pada tahun 2015, Indonesia berada diperingkat 62 dari 70 negara untuk kategori bidang
sains. Sementara itu berdasarkan hasil survei yang dilakukan PISA pada tahun 2018 dari
79 negara, Indonesia menempati peringkat 73 untuk kategori matematika dengan rata-rata
skor 371 dan peringkat 71 untuk kategori kinerja sains dengan rata-rata skor 386.
Salah satu upaya yang dapat dilakukan oleh guru untuk meningkatkan hasil belajar
siswa adalah dengan menggunakan model dan media pembelajaran yang tepat. Pemilihan
model dan media yang tepat harus mempertimbangkan karakteristik materi dan siswa agar
belajar aktif. Hal ini sejalan dengan kurikulum 2013, yaitu lebih menekankan agar
pembelajaran dilakukan untuk mendorong siswa menjadi aktif, jika pada umunya
pembelajaran dimulai dengan penyampaian informasi dari guru maka pada kurikulum
2013 dimulai dengan siswa mengamati fenomena tertentu yang dapat membangkitkan rasa
ingin tahu siswa.
Berdasarkan pada hal tersebut, salah satu alternatif pembelajaran yang dapat
meningkatkan hasil belajar siswa adalah pembelajaran dengan model Discovery Learning
dengan berbantuan e-modul. Model discovery learning bertujuan untuk meningkatkan
keterlibatan siswa secara aktif untuk mendapatkan informasi, mengurangi ketergantungan
kepada guru, melatih siswa untuk mengeksplorasi dan memanfaatkan sumber informasi
selain guru, sehingga siswa akan termotivasi dalam proses pembelajaran fisika. Siswa
didorong untuk mempunyai pengalaman dalam melakukan percobaan yang
memungkinkan mereka menemukan prinsip-prinsip atau pengetahuan bagi dirinya sendiri
dengan bimbingan dari guru (Rohim, 2012).
Penelitian sebelumnya mengenai penggunaan media e-modul pernah dilakukan oleh
Susilawati (2020) dengan judul penelitian “Penguasaan konsep siswa melalui sumber
belajar e-modul gerak lurus dengan software Flipbook maker”. Berdasarkan hasil
penelitian tersebut mereka menyatakan bahwa penggunaan e-modul efektif terhadap
penguasaan konsep siswa sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
Berdasarkan pada uraian permasalahan diatas maka pada penelitian ini peneliti
tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Implementasi Model Pembelajaran
Discovery Learning Berbantuan E-modul untuk Meningkatkan Hasil Belajar
Kognitif Siswa pada Materi Gerak Harmonis Sederhana Di Man Sambas”.
Pada penelitian ini, peneliti menggunakan media e-modul yang dibuat dengan
aplikasi flip pdf profesional. Pada penelitian sebelumnya, penelitian yang serupa
dilakukan oleh Mulyadi, dkk (2013) dengan penelitian berjudul “pengembangan media
flash flipbook untuk meningkatkan keterampilan berpikir kreatif siswa dalam
pembelajaran IPA di SMP”, namun pada penelitian ini media yang digunakan dibuat
dengan aplikasi Kvisoft Flipbook Maker Pro 3.6.1. Selain itu, tempat penelitian yang
digunakan juga berbeda dengan penelitian sebelumnya serta adanya perbedaan materi
yang digunakan dalam penelitian.

B. Rumusan masalah
Masalah umum dalam penelitian ini adalah : “apakah terjadi peningkatan hasil
belajar peserta didik antara sebelum dan sesudah melakukan pembelajaran menggunakan
model discovery learning berbantuan e-modul ?”. Adapun masalah khusus dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana pengaruh model pembelajaran discovery learning berbantuan e-modul
terhadap hasil belajar kognitif peserta didik ?
2. Berapa persentase jumlah siswa yang mengalami kenaikan hasil belajar setelah
dilakukan perlakuan dengan penerapan model discovery learning menggunakan
bantuan e-modul ?

C. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi peningkatan hasil belajar peserta
didik yang belajar dengan model discovery learning berbantuan e-modul. Adapun tujuan
khusus dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Membandingkan hasil belajar peserta didik sebelum dan sesudah melaksanakan
kegiatan pembelajaran dengan menggunakan model discovery learning berbantuan e-
modul.
2. Menghitung besarnya persentase jumlah siswa yang mengalami peningkatan hasil
belajar kognitif peserta didik sebelum dan setelah diberikan perlakuan.

D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Sekolah
Dapat menjadi pertimbangan untuk meningkatkan mutu pembelajaran dengan
meningkatkan kualitas pada proses pembelajaran.
2. Bagi Guru
a. Guru termotivasi untuk menggunakan model discovery learning dalam proses
pembelajaran.
b. Guru termotivasi untuk menggunakan media pembelajaran berupa e-modul yang
dibuat dengan software flip pdf profesional.
3. Bagi Peneliti
a. Hasil yang diparoleh dari penelitian dapat menjadi referensi ketika mengajar
nantinya.
b. Menambah wawasan peneliti.
c. Melatih kemampuan peneliti dalam melaksanakan pembelajaran menggunakan
media online.
4. Bagi Program Studi Pendidikan Fisika
Hasil penelitian diharapkan dapat menjadi referensi bagi penelitian selanjutnya dari
mahasiswa pendidikan fisika.
Daftar referensi

Ardhana, W., Purwanto, K. L., & Santyasa, I W. (2004). Implementasi pembelajaran inovatif
untuk pemahaman dalam belajar fisika di SMU. Jurnal Ilmu Pendidikan. 11(2). 152-
168.
Dahar, R. W. (1989). Teori-Teori Belajar. Jakarta: Erlangga.
MULYADI dkk. (2016). PENGEMBANGAN MEDIA FLASH FLIPBOOK UNTUK
MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERFIKIR KREATIF SISWA DALAM
PEMBELAJARAN IPA DI SMP. JURNAL PEMBELAJARAN FISIKA, 4(4).
Rohim, F. Susanto, H dan Ellianawati. (2012). Penerapan Model Discovery Terbimbing pada
Pembelajaran Fisika untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kreatif. Unnes
Physics education Journal. Vol. 1(1):1-5.
Sudjana, N. (2004). Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung : Sinar baru Algesindo.

Sudjana, N. (2004). Penilaian hasil proses belajar mengajar. Bandung: PT Remaja


Rosdakarya.
Suparno, P. (2005). Filsafat Konstruktivisme dalam Pendidikan. Yogyakarta: Kanisius.
Susilawati, S., Pramusinta, P., & Saptaningrum, E. (2020). Penguasaan Konsep Siswa
Melalui Sumber Belajar E-Modul Gerak Lurus Dengan Software Flipbook Maker.
UPEJ Unnes Physics Education Journal, 9(1), 36–43. Diunduh di:
https://doi.org/10.15294/upej.v9i1.38279

Anda mungkin juga menyukai