Anda di halaman 1dari 3

Prinsip Demokrasi Pendidikan serta merta diterima secara bulat-bulat, namun haruslah disesuaikan dengan Pancasila.

Berdasar Pancasila Demokrasi yang dimaksud adalah demokrasi yang menjunjung prinsip Ketuhanan Yang
(Ibni Wiryateja) Maha Esa, memperhatikan humanisme sebagai upaya menumbuhkan keberadaban dan
tatanan masyarakat madani, serta demokrasi yang berprinsip pada kesatuan bangsa serta
Pendidikan di Indonesia secara ideal haruslah dilaksanakan berdasarkan pada sistem bertujuan untuk menciptakan keadilan sosial bagi rakyat Indoensia. Hal ini dianggap hanya
demokrasi yeng berdasar Pancasila. Demokrasi pendidikan sendiri merupakan pandangan dapat diwujudkan dengan jalan demokrasi yang mengedepankan musyawarah mufakat oleh
hidup yang mengutamakan dan mementingkan persamaan hak dan kewajiban serta perlakuan perwakilan yang diutus rakyat.
yang sama dalam berlangsungnya proses pendidikan antara pendidik dan peserta didik yang Dapat disimpulkan bahwa sistem demokrasi adalah cara tata kelola negara yang
pengelolaannya berlangsung tanpa memandang suku, kebangsaan, agama maupun ras. pelaksanaannya berdasarkan kehendak, kontrol dan kemauan rakyat. Dipandang dari sudut
Demokrasi pendidikan mengutamakan kesetaraan dan persamaan sebab tiap warga negara pandang organisasi, demokrasi berarti pengorganisasian sistem pemerintahan yang dilakukan
berhak mendapatkan pendidikan, apalagi bagi negara Indonesia yang merupakan negara oleh rakyat atau atas persetujuan dan kontrol rakyat berdasar kedaulatan yang berada di
demokratis. Pendidikan yang demokratis adalah pendidikan yang memberikan kesempatan tangan rakyat. Hakikat demokrasi dalam suatu sistem bermasyarakat dan bernegara
yang sama kepada setiap anak untuk mendapat pendidikan di sekolah sesuai dengan ditekankan pada beberapa hal seperti pemerintahan yang dipilih dari rakyat, pemerintah yang
kemampuannya. sah serta diakui oleh rakyat, dan pemerintahan yang telah mendapat pengakuan serta
Dengan demikian pendidikan sangat penting bagi seluruh bangsa tak terkecuali bagi dukungan rakyat. Legitimasi menjadi hal yang penting sebab pemerintahan menjalankan
orang-orang yang kurang mampu melanjutkan ke tingkat sekolah yang lebih tinggi. sistem kekuasaan atas nama rakyat bukan atas golongan atau kelompok tertentu saja.
Indonesia sebagai negara demokrasi yang berlandaskan Pancasila pun harus Sedangkan pendidikan secara sederhana menurut (Tirtaraharja, 2012) dapat
mengimplementasikannya dalam dunia pendidikan. Pendidikan dalam proses mencapai serta dimaknai sebagai usaha untuk beranjak dari kondisi yang ada menuju kondisi yang
menetapkan tujuan harus dilakukan dengan cara yang benar yaitu sesuai dengan nilai-nilai seharusnya. Pendidikan haruslah dipandang bukan semata-mata proses transfer pengetahuan,
pancasila. Penggarapan tujuan nasional pendidikan memberikan peluang bagi pengembangan namun sebagai suatu proses yang berkesinambungan dengan sadar dan mempunyai metode
hakikat manusia yang sesuai dengan jiwa Pancasila. serta tujuan yang jelas. Pendidikan juga dipandang sebagai proses pendewasaan potensi
Demokrasi Pendidikan berdasar Pancasila dipandang sebagai salah satu hal yang kemanusiaan. Penekanan pendidikan dalam konteks ini adalah pendidikan yang demokratis
paling penting. Alasannya karena hal ini merupakan implementasi praksis dari konsep atau dapat pula dikatakan pendidikan dilakukan oleh atas dan bagi insan pendidikan secara
demokrasi dalam pendidikan berbasis Pancasila. Namun demikian, perlu diperhatikan bahwa mandiri dan atas kesadaran sendiri.
demokrasi Pancasila sebagai dasar dalam pendidikan haruslah dipahami sebagai satu Kemampuan memahami bahwa pendidikan tidak serta merta dapat hadir sendiri,
kesatuan yang utuh atau antar instrumennya sebab saling melengkapi dan mengilhami. namun diperlukan usaha untuk menghadirkannya. Sehingga dapat timbul sebuah pemahaman
Pembahasan pertama dapat dimulai dari hakikat demokrasi itu sendiri, Demokrasi dapat bahwa pendidikan bukan suatu keniscayaan namun perlu diadakan dan diusahakan. Oleh
dipahami sebagai sistem yang diambil dari bahasa Yunani, demos (rakyat) dan kratos karena itu, dikenal adanya azas kemandirian dalam pendidikan. Azas kemandirian
(pemerintahan) dengan sederhana dimaknai sebagai pengelolaan pemerintahan berbasis pada menekanan pada keaktifan dan usaha sadar pada tiap individu untuk senantiasa berusaha
kekuasaan rakyat, baik diciptakan, dilakukan, dan difungsikan oleh rakyat. masif dalam mendidik dan menambah pengetahuan.
Penjabaran demokrasi secara utuh dapat dimaknai sebagai suatu proses yang Demokrasi Pendidikan berdasar Pancasila, dapat digambarkan dengan memusatkan
berkesinambungan. Mengutip pendapat (Karl, 1991) menyatakan demokrasi sebagai tatanan perhatian pada peserta didik untuk tumbuh dan berkembang menurut kodratnya, baik secara
politik merupakan sistem yang mengatur kebijakan umum ditentukan atas dasar suara rohani, fisik, sosial, buaya, dan intelektual. Demikian tampak bahwa demokrasi pendidikan
dominan oleh wakil- wakil yang kontrol secara efektif dan efisien oleh publik dalam merupakan cara pandangan hidup yang mengutamakan persamaan hak dan pemenuhan
pemilihan berkala yang didasarkan atas prinsip kesamaan politik dan diselenggarakan dalam kewajiban serta perlakuan yang sesuai Pancasila di dalam proses pendidikan antara pendidik
suasana terjaminnya kebebasan politik. dan peserta didik, serta pengelola pendidikan.
Menurut (Udin, 2001), memaknai demokrasi dalam dua wujud yaitu pemaknaan Salah satu konsep demokrasi pendidikan yakni haruslah memperlakukan peserta didik
secara normatif dan empirik. Demokrasi secara normatif merupakan demokrasi yang secara secara adil dan tetap memahami keunikan mereka. Sistem pembelajaran ini menekankan
baik hendak dilakukan oleh negara, sedangkan demokrasi empirik adalah demokrasi dengan bahwa semua berhak mendapatkan pendidikan yang baik serta hubungan yang berimbang
perwujudannya sebagai sebuah politik praktis. Demokrasi dalam hidup bermasyarakat dan antara pendidik dan peserta didik. KBM tidak hanya mengandalkan guru sebagai satu-
bernegara berfungsi memberikan panduan mengenai tata lakunya, termasuk dalam menilai satunya pusat ilmu, namun sistem pembelajaran yang saling berbagi dan terbuka pada
kebijakan publik. Hal tersebut dikarenakan demokrasi lah yang menentukan bagaimana pembaharuan ilmu dan informasi memberi kesempatan pada siswa untuk menyampaikan
pengelolaan rakyat dalam suatu negara. pendapat, memberikan sanggahan, mengajukan pertanyaan dengan cara yang benar,
Demokrasi secara utuh dapat dipahami sebagai sesuatu yang universal, namun hal menyangkut teknis etika dan bobot. Keluwesan pendidik sangat diperlukan dalam
tersebut tidak cukup, Indonesia secara khusus memaknai demokrasi bersumber pada menciptakan pendidikan yang demokratis tanpa mengurangi ketegasan dan kewibawaan.
pandangan hidup bangsa yaitu Pancasila. Tiap paham demokrasi yang di aplikasikan tidak
Pendidikan yang demokratis menekankan pada proses pembelajaran yang ramah. peningkatan kemampuan utamanya dalam dialog, kritik, oposisi, dan pengetahuan atas
Menurut pendapat (Suharto, 2005) dalam proses pembelajaran, pendidik dapat konsep keadilan membiasakan pada kemajemukan dan perbedaan hingga dapat meredam
mememberikan apresiasi dengan memberikan pujian sebagai bentuk penghargaan, dengan potensi konflik horizontal yang mungkin terjadi.
memiliki sifat dasar manusiawi, peserta didik pun akan senang dengan pujian. Pujian mampu Sehingga dapat disimpulkan bahwa Demokrasi Pendidikan berdasar Pancasila
menciptakan suasana pembelajaran menjadi segar dan merangsang semangat belajar siswa. merupakan usaha sadar, terstruktur dan terencana dalam upaya mencerdaskan kehidupan
Inilah bentuk susana pembelajaran yang demokratis. bangsa melalui sistem dengan dan tujuan yang jelas, yaitu dengan memperhatikan aspek
Penekanan nilai-nilai demokrasi dalam pendidikan bukan semata-mata hanya untuk demokrasi, kemandirian, dan integrasi nasioanal. Kemafaatan Pendidikan yang berdasar pada
melancarkan proses pembelajaran, namun lebih jauh lagi dapat dipahami sebagai usaha Demokrasi Pancasila adalah menumbuhkembangkan embrio berdemokrasi dan nilai luhur
jangka panjang pada peserta didik, agar nantinya peserta didik tidak hanya menerima pancasila sedini mugkin dalam proses pembelajaran di dunia pendidikan, hal ini dalam
pendidikan sebagai sebuah disiplin ilmu, namun juga memiliki pemahaman yang utuh rangka pematangan sikap, perlaku, dan pola pikir insan pendidikan, dengan menciptakan
tentang demokrasi yang tepat. suasana belajar yang demokratis, kondusif, nyaman, dan ramah dalam sebuah sistem yang
Demokrasi pendidikan berbasis Pancasila dapat diwujudkan dalam kegiatan disebut pendidikan.
pembelajaran dengan dicirikan adanya keterlibatan pihak terkait seperti pendidik, peserta Demokrasi pendidikan berbasis Pancasila dapat diwujudkan dalam kegiatan
didik, pengelola sekolah, staf, orangtua peserta didik, dan masyarakat, serta upaya tata kelola pembelajaran dapat dicirikan dengan keterlibatan pihak terkait dalam upaya tata kelola
sekolah dan pembuatan keputusan sekolah yang tetap berorientasi pada nilai dan melalui sekolah dan pembuatan keputusan sekolah tetap berorientasi pada nilai dan melalui proses
proses yang bersifat demokratis. Dalam proses pendidikan yang menjunjung nilai yang bersifatdemokratis berorintasi pada Pancasila.
demokratis, idealnya peserta didik dilibatkan secara aktif dalam penyelenggaraan
pengelolaan sekolah, khususnya seperti ekstrakulikuler, pembinaan dan pengembangan bakat
serta minat, memilih apa yang ingin kembangkan menurut standar dan kebutuhan yang telah Daftar Pustaka
ditetapkan.
Kepemimpinan (pengelolaan) dibangun atas pengkhidmatan perwakilan.
mengedepankan komitmen yang tinggi untuk mendengar orang lain dan empati, memiliki
kemampuan menganalisis secara futuristik dan melakukan perubahan (inovasi), transparan,
konsisten serta jujur, untuk mengarahkan partisipasi bersama dalam kegiatan pembelajaran.
Pendidikan demokratis juga mencerminkan komitmen pada tujuan bersama, yakni setiap
individu merasa diterima, dan tergugah untuk mengembangkan potensi diri. Pendidikan
demokratis memberikan apresiasi kepada tiap peserta didik atas karyanya. Penghargaan dapat
berupa bantuan kepada peserta didik untuk memahami tujuan serta mencapai sasaran, kontrol
mandiri, dan kerja sama antarpeserta didik.
Peran pendidik adalah menumbuhkan dorongan kerja sama mengenai konsensus
dalam kehidupan belajar yang didasarkan pada pembelajaran. Penjabaran teknis secara
formal dapat dilihat dari pemberlakuan kurikulum demokratis yang berlandaskan pancasila
serta memberi peluang terhadap segala informasi dan apresiasi atas perbedaan pendapat.
Pendidik berorientasi bahwa pengetahuan diciptakan oleh individu berdasarkan kondisi sosial
serta dihasilkan dan disebarkan oleh individu itu sendiri. Untuk mewujudkannya diperlukan
materi pembelajaran yang cepat dan akurat, seperti media masa baik cetak maupun
elektronik, sehingga menghasilkan pola pikir kritis, cepat, tanggap dan akurat, serta
pembiasaan pada sistem demokrasi itu sendiri.
Penerapan kurikulum yang demokratis tidak hanya berorientasi pada dalil akademik,
tetapi juga hal konkret yang menjadi persoalan peserta didik kaitannya dengan dirinya dan
kondisi sosial yang nyata. Penerapan pembelajaran demokratis berlandaskan Pancasila
mensyaratkan peran aktif dari peserta didik sebagai subjek pendidikan, dan penyerapan
pengetahuan atas pembelajaran yang secara aktif diarahkan pada pengembangan dan
peningkatan kemampuan kecerdasan dan solutif terhadap masalah, yang mungkin muncul
dalam realita, hal ini menjadikan peserta didik paham dengan berbagai masalah dan konsep
penanganannya. Pendidikan yang demokratis membentuk peserta didik paham mendukung
Arifin, A. H. (2012). Implementasi Pendidikan Multikultural dalam Praksis Pendidikan di Indonesia. Jurnal Pembangunan Pendidikan: Fondasi dan Aplikasi , I (1), 72-82.
Karl, P. C. (1991). The Unfinished Revolution. Jurnal of Democracy , 2-4.
Schmitter, P. C., & Karl, T. L. (1991). What Democracy Is and Is Not. Journal of Democracy , 1-16.
Sihono, T. (2011). Upaya Menuju Demokratisasi Pendidikan. Jurnal Ekonomi & Pendidikan , VIII (1), 1-22.
Suharto, T. (2005). Konsep Dasar Pendidikan Berbasis Masyarakat. Cakrawala Pendidikan , XXIV (3), 323-346.
Sulisworo, T. D., Wahyuningsih, D., & Arif, B. (2012). Demokrasi. Hibah Materi Pembelajaran Non Konvensional , 1-37.
Supardi. (2013). Arah Pendidikan di Indonesia dalam Tataran Kebijakan dan Implementasi. Jurnal Formatif , II (2), 111-121.
Tirtaraharja, U. (2012). Pengantar Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.
Winataputra, U. S. (2011). Jatidiri Pendidikan Kewarganegaraan sebagai Wahana Sistemik Pendidikan Demokrasi. Disertasi, Universitas Pendidikan Indonesia, Program Pascasarjana.

Anda mungkin juga menyukai