Berdasar Pancasila
Ibni Wiryateja
Dengan demikian pendidikan sangat penting bagi seluruh bangsa tak terkecuali bagi
orang-orang yang kurang mampu melanjutkan ke tingkat sekolah yang lebih tinggi. Indonesia
sebagai negara demokrasi yang berlandaskan Pancasila pun harus mengimplementasikannya
dalam dunia pendidikan. Pendidikan dalam proses mencapai serta menetapkan tujuan harus
dilakukan dengan cara yang benar yaitu sesuai dengan nilai-nilai pancasila. Penggarapan
tujuan nasional pendidikan memberikan peluang bagi pengembangan hakikat manusia yang
sesuai dengan jiwa Pancasila.
Demokrasi Pendidikan berdasar Pancasila dipandang sebagai salah satu hal yang paling
penting. Alasannya karena hal ini merupakan implementasi praksis dari konsep demokrasi
dalam pendidikan berbasis Pancasila. Namun demikian, perlu diperhatikan bahwa demokrasi
Pancasila sebagai dasar dalam pendidikan haruslah dipahami sebagai satu kesatuan yang utuh
atau antar instrumennya sebab saling melengkapi dan mengilhami. Pembahasan pertama
dapat dimulai dari hakikat demokrasi itu sendiri, Demokrasi dapat dipahami sebagai sistem
yang diambil dari bahasa Yunani, demos (rakyat) dan kratos (pemerintahan) dengan
sederhana dimaknai sebagai pengelolaan pemerintahan berbasis pada kekuasaan rakyat, baik
diciptakan, dilakukan, dan difungsikan oleh rakyat.
Penjabaran demokrasi secara utuh dapat dimaknai sebagai suatu proses yang
berkesinambungan. Mengutip pendapat [ CITATION Phi91 \l 1057 ] menyatakan demokrasi
sebagai tatanan politik merupakan sistem yang mengatur kebijakan umum ditentukan atas
dasar suara dominan oleh wakil- wakil yang kontrol secara efektif dan efisien oleh publik
dalam pemilihan berkala yang didasarkan atas prinsip kesamaan politik dan diselenggarakan
dalam suasana terjaminnya kebebasan politik.
Menurut [CITATION Drs01 \l 1057 ], memaknai demokrasi dalam dua wujud yaitu pemaknaan
secara normatif dan empirik. Demokrasi secara normatif merupakan demokrasi yang secara
baik hendak dilakukan oleh negara, sedangkan demokrasi empirik adalah demokrasi dengan
perwujudannya sebagai sebuah politik praktis. Demokrasi dalam hidup bermasyarakat dan
bernegara berfungsi memberikan panduan mengenai tata lakunya, termasuk dalam menilai
kebijakan publik. Hal tersebut dikarenakan demokrasi lah yang menentukan bagaimana
pengelolaan rakyat dalam suatu negara.
Demokrasi secara utuh dapat dipahami sebagai sesuatu yang universal, namun hal tersebut
tidak cukup, Indonesia secara khusus memaknai demokrasi bersumber pada pandangan hidup
bangsa yaitu Pancasila. Tiap paham demokrasi yang di aplikasikan tidak serta merta diterima
secara bulat-bulat, namun haruslah disesuaikan dengan Pancasila. Demokrasi yang dimaksud
adalah demokrasi yang menjunjung prinsip Ketuhanan Yang Maha Esa, memperhatikan
humanisme sebagai upaya menumbuhkan keberadaban dan tatanan masyarakat madani, serta
demokrasi yang berprinsip pada kesatuan bangsa serta bertujuan untuk menciptakan keadilan
sosial bagi rakyat Indoensia. Hal ini dianggap hanya dapat diwujudkan dengan jalan
demokrasi yang mengedepankan musyawarah mufakat oleh perwakilan yang diutus rakyat.
Dapat disimpulkan bahwa sistem demokrasi adalah cara tata kelola negara yang
pelaksanaannya berdasarkan kehendak, kontrol dan kemauan rakyat. Dipandang dari sudut
pandang organisasi, demokrasi berarti pengorganisasian sistem pemerintahan yang dilakukan
oleh rakyat atau atas persetujuan dan kontrol rakyat berdasar kedaulatan yang berada di
tangan rakyat. Hakikat demokrasi dalam suatu sistem bermasyarakat dan bernegara
ditekankan pada beberapa hal seperti pemerintahan yang dipilih dari rakyat, pemerintah yang
sah serta diakui oleh rakyat, dan pemerintahan yang telah mendapat pengakuan serta
dukungan rakyat. Legitimasi menjadi hal yang penting sebab pemerintahan menjalankan
sistem kekuasaan atas nama rakyat bukan atas golongan atau kelompok tertentu saja.
Sedangkan pendidikan secara sederhana menurut[ CITATION Uma12 \l 1057 ] dapat dimaknai
sebagai usaha untuk beranjak dari kondisi yang ada menuju kondisi yang seharusnya.
Pendidikan haruslah dipandang bukan semata-mata proses transfer pengetahuan, namun
sebagai suatu proses yang berkesinambungan dengan sadar dan mempunyai metode serta
tujuan yang jelas. Pendidikan juga dipandang sebagai proses pendewasaan potensi
kemanusiaan. Penekanan pendidikan dalam konteks ini adalah pendidikan yang demokratis
atau dapat pula dikatakan pendidikan dilakukan oleh atas dan bagi insan pendidikan secara
mandiri dan atas kesadaran sendiri.
Kemampuan memahami bahwa pendidikan tidak serta merta dapat hadir sendiri, namun
diperlukan usaha untuk menghadirkannya. Sehingga dapat timbul sebuah pemahaman bahwa
pendidikan bukan suatu keniscayaan namun perlu diadakan dan diusahakan. Oleh karena itu,
dikenal adanya azas kemandirian dalam pendidikan. Azas kemandirian menekanan pada
keaktifan dan usaha sadar pada tiap individu untuk senantiasa berusaha masif dalam
mendidik dan menambah pengetahuan.
Salah satu konsep demokrasi pendidikan yakni haruslah memperlakukan peserta didik
secara adil dan tetap memahami keunikan mereka. Sistem pembelajaran ini menekankan
bahwa semua berhak mendapatkan pendidikan yang baik serta hubungan yang berimbang
antara pendidik dan peserta didik. KBM tidak hanya mengandalkan guru sebagai satu-satunya
pusat ilmu, namun sistem pembelajaran yang saling berbagi dan terbuka pada pembaharuan
ilmu dan informasi memberi kesempatan pada siswa untuk menyampaikan pendapat,
memberikan sanggahan, mengajukan pertanyaan dengan cara yang benar, menyangkut teknis
etika dan bobot. Keluwesan pendidik sangat diperlukan dalam menciptakan pendidikan yang
demokratis tanpa mengurangi ketegasan dan kewibawaan.
Peran pendidik adalah menumbuhkan dorongan kerja sama mengenai konsensus dalam
kehidupan belajar yang didasarkan pada pembelajaran. Penjabaran teknis secara formal dapat
dilihat dari pemberlakuan kurikulum demokratis yang berlandaskan pancasila serta memberi
peluang terhadap segala informasi dan apresiasi atas perbedaan pendapat. Pendidik
berorientasi bahwa pengetahuan diciptakan oleh individu berdasarkan kondisi sosial serta
dihasilkan dan disebarkan oleh individu itu sendiri. Untuk mewujudkannya diperlukan materi
pembelajaran yang cepat dan akurat, seperti media masa baik cetak maupun elektronik,
sehingga menghasilkan pola pikir kritis, cepat, tanggap dan akurat, serta pembiasaan pada
sistem demokrasi itu sendiri.
Penerapan kurikulum yang demokratis tidak hanya berorientasi pada dalil akademik,
tetapi juga hal konkret yang menjadi persoalan peserta didik kaitannya dengan dirinya dan
kondisi sosial yang nyata. Penerapan pembelajaran demokratis berlandaskan Pancasila
mensyaratkan peran aktif dari peserta didik sebagai subjek pendidikan, dan penyerapan
pengetahuan atas pembelajaran yang secara aktif diarahkan pada pengembangan dan
peningkatan kemampuan kecerdasan dan solutif terhadap masalah, yang mungkin muncul
dalam realita, hal ini menjadikan peserta didik paham dengan berbagai masalah dan konsep
penanganannya. Pendidikan yang demokratis membentuk peserta didik paham mendukung
peningkatan kemampuan utamanya dalam dialog, kritik, oposisi, dan pengetahuan atas
konsep keadilan membiasakan pada kemajemukan dan perbedaan hingga dapat meredam
potensi konflik horizontal yang mungkin terjadi.