Anda di halaman 1dari 10

Penelitian Pengaruh Pembelajaran Luring Terhadap

“Hasil Belajar Biologi Siswa Kelas XI MIPA 6

SMA NEGERI 16 SURABAYA”

Penyusun:

Excel Finanda Ramadhani Aziz

XI MIPA 6 (12)

SMA NEGERI 16 SURABAYA

2022-2023
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Pembelajaran merupakan proses yang sangat penting dalam proses pendidikan, karena
melalui pembelajaran siswa dapat mengembangkan potensi yang dimilikinya. Salah
satu metode pembelajaran yang saat ini sedang digemari adalah pembelajaran luring
(offline). Pembelajaran luring adalah pembelajaran yang dilakukan dengan
menggunakan media luring seperti buku, handout, atau modul. Pembelajaran luring
dianggap dapat meningkatkan hasil belajar siswa karena siswa dapat belajar secara
mandiri dan menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan.

Namun, dalam pembelajaran luring masih dijumpai masalah-masalah seperti siswa


yang kurang aktif dalam belajar, siswa yang kurang memahami materi yang diajarkan,
dan hasil belajar yang kurang memuaskan. adanya permasalahan yang sering dijumpai
dalam pembelajaran biologi di kelas XI Mipa 6 yaitu rendahnya hasil belajar siswa.
Hal ini dapat disebabkan oleh berbagai faktor, salah satunya adalah kurangnya variasi
metode pembelajaran yang digunakan oleh guru. Pembelajaran luring (offline)
merupakan salah satu metode pembelajaran yang cukup efektif dalam meningkatkan
hasil belajar siswa. Namun, masih sedikit penelitian yang meneliti tentang efektivitas
pembelajaran luring terhadap hasil belajar biologi siswa kelas XI. Oleh karena itu,
penelitian ini diharapkan dapat menjadi salah satu referensi bagi guru dalam
meningkatkan hasil belajar siswa melalui pembelajaran luring.

Perlu dilakukan penelitian untuk mengetahui pengaruh pembelajaran luring terhadap


hasil belajar biologi siswa kelas XI Mipa 6. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
mengetahui pengaruh pembelajaran luring (offline) terhadap hasil belajar biologi
siswa kelas XI Mipa 6. Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan
informasi yang berguna bagi guru dan pengembang kurikulum untuk meningkatkan
hasil belajar siswa.
B. Pembatasan Masalah
1. Pembelajaran Luring yang ditinjau dalam penelitian ini hanya meliputi
pembelajaran offline saja.
2. Penelitian ini hanya melibatkan siswa kelas XI Mipa 6 di sekolah yang
mengajarkan mata pelajaran Biologi.
3. Hasil belajar yang diamati dalam penelitian ini hanya berupa tes hasil belajar
Biologi saja.
4. Penelitian ini hanya dilakukan pada satu sekolah saja.
C. Rumusan Masalah
1. Bagaimana kondisi hasil belajar biologi siswa kelas XI Mipa 6 yang diajarkan
dengan pembelajaran luring (offline)?
2. Apakah terdapat perbedaan hasil belajar biologi siswa kelas XI Mipa 6 yang
diajarkan dengan pembelajaran luring (offline) dengan siswa yang diajarkan
dengan metode pembelajaran lain?
3. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi hasil belajar biologi siswa kelas XI
Mipa 6 yang diajarkan dengan pembelajaran luring (offline)?
D. Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui pengaruh pembelajaran luring (offline) terhadap hasil belajar
biologi siswa kelas XI Mipa 6 di sekolah. Melalui penelitian ini diharapkan dapat
ditemukan metode pembelajaran yang efektif untuk meningkatkan hasil belajar siswa.
Penelitian ini juga bertujuan untuk memberikan masukan bagi guru biologi dalam
menyusun perencanaan pembelajaran dan pengembangan materi pembelajaran biologi
di kelas.
E. Manfaat Penelitian
1. Dapat memberikan informasi tentang pengaruh pembelajaran luring (offline)
terhadap hasil belajar biologi siswa kelas XI Mipa 6.
2. Dapat memberikan masukan bagi guru biologi dalam menyusun strategi
pembelajaran yang efektif.
3. Dapat memberikan masukan bagi pengembangan bahan ajar biologi yang sesuai
dengan kebutuhan siswa.
4. Dapat memberikan masukan bagi pengembangan metode pembelajaran biologi
yang sesuai dengan kebutuhan siswa.
BAB II

KAJIAN TEORI

A. Pembelajaran Luring

Luring adalah jenis pembelajaran yang dilakukan dengan tatap muka. Dalam buku
berjudul Corona, an Episode of My Life, pembelajaran yang menggambarkan
pengertian luring adalah dilengkapi dengan peralatan bersifat fisik, seperti modul,
buku paket, dan lainnya. Metode belajar luring adalah dilakukan langsung di sekolah,
di kampus, di tempat les, disertai lembar kerja atau bahan ajar cetak, serta murid atau
siswa atau mahasiswa dan pengajar berada di satu tempat yang sama (Takariyawan,
2021).

Memahami luring adalah salah satu sistem pembelajaran. Luring adalah akronim
dari istilah daring atau pembelajaran online. Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI)
menjelaskan pengertian luring adalah terputus dari jejaring komputer. Maka arti luring
adalah pembelajaran yang dilakukan offline.

“Luring adalah lawan kata dari daring yang sering digunakan pula untuk
membahas sistem pembelajaran,” dijelaskan dalam buku berjudul PAK dan COVID-
19: Problematika Pembelajaran PAK Daerah Tertinggal (Ambarita, dkk, 2021)

Hal yang sama dijelaskan dalam buku berjudul Mahasiswa Berdaya di Tengah
Pandemik Covid-19 oleh Kelompok 174 KKN DR UIN SGD (2021). Pengertian
luring adalah kepanjangan dari “luar jaringan” sebagai pengganti kata offline. Istilah
yang menggambarkan pengertian luring adalah menjadi lawan kata dari daring atau
“dalam jaringan.”

Menurut Prawiyogi et al. (2020: 95) pembelajaran daring adalah pembelajaran


dengan menggunakan suatu media yang memungkinkan terjadi interaksi antara
pengajar dan pembelajar. Dalam pembelajaran daring antara pengajar dan pembelajar
tidak bertatap muka secara langsungdengan kata lain melalui pembelajaran daring
dimungkinkan antara pengajar dan pembelajar berbeda tempat, bahkan bisa dipisahkan
oleh jarak yang sangat jauh.
Pembelajaran daring pada hakikatnya merupakan suatu pembelajaran yang
menggunakan pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi untuk menyalurkan
kegiatan pembelajaran antara pendidik dan peserta didik. Melalui pembelajaran daring
bisa membuat pendidik dan peserta didik dapat mengetahui lebih banyak tentang
teknologi informasi yang ada.

Pembelajaran sesuai dengan pengertian luring adalah metode belajar terutama


yang dipraktikkan di satuan pendidikan secara tatap muka. Pembelajaran luring adalah
tidak menggunakan jaringan internet untuk berkomunikasi.

Pengertian luring adalah sama dengan metode belajar yang dilakukan langsung di
sekolah, di kampus, di tempat les, disertai lembar kerja atau bahan ajar cetak, serta
murid atau siswa atau mahasiswa dan pengajar berada di satu tempat yang sama
(liputan6, 2022).

B. Hasil Belajar
1. Pengertian
Hasil belajar adalah perwujudan perilaku belajar yang biasanya terlihat dalam
perubahan, kebiasaan, keterampilan, sikap, pengamatan, dan kemampuan.
Keberhasilan seseorang di dalam mengikuti proses pembelajaran pada satu jenjang
pendidikan tertentu dapat dilihat dari hasil belajar itu sendiri. Hasil belajar adalah
informasi tentang kemajuan dalam upaya mencapai tujuan siswa lebih lanjut, baik
keseluruhan kelas maupun masing-masing individu, untuk mengetahui
kemampuan siswa, menetapkan kesulitan-kesulitan dan menyarankan kegiatan
remedial atau perbaikan.
Menurut Sardiman (2007:16) Hasil Belajar adalah adanya perubahan tingkah
laku dalam dirinya. Perubahan tingkah laku tersebut menyangkut baik perubahan
yang bersifat pengetahuan (kognitif), keterampilan (psikomotor) maupun yang
menyangkut nilai dan sikap (afektif). Oleh karena itu, apabila siswa mempelajari
pengetahuan tentang konsep, maka perubahan perilaku yang diperoleh adalah tidak
hanya berupa penguasaan konsep tetapi juga keterampilan dan sikap.

2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar


Menurut Nafisah Khoirun, Margunani (2015: 179), keberhasilan belajar sangat
dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu faktor internal dan faktor eksternal.
Faktor internal adalah faktor yang berasal dari dalam diri peserta didik, seperti
kecakapan, minat, bakat, usaha, motivasi, perhatian, kelemahan, kesehatan, dan
kebiasaan peserta didik. Salah satu hal yang paling penting dalam kegiatan belajar
yang harus ditanamkan dalam diri peserta didik bahwa belajar yang dilakukannya
merupakan kebutuhan dirinya. Minat belajar berkaitan dengan seberapa besar
peserta didik merasa suka atau tidak suka terhadap suatu materi yang
dipelajarinya. Minat inilah yang terlebih dahulu harus dicantumkan dalam diri
peserta didik. Minat, motivasi, dan perhatian peserta didik dapat dikondisikan oleh
pendidik.
Faktor eksternal adalah faktor yang berasal dari luar diri peserta didik, seperti
lingkungan fisik dan nonfisik belajar (termasuk suasana kelas dalam belajar)
lingkungan sosial budaya, lingkungan keluarga, program sekolah, pendidik,
pelaksanaan belajar, dan teman sekolah.
C. Hipotesis

Terdapat pengaruh positif dan signifikan antara pembelajaran luring terhadap hasil
belajar Biologi pada siswa kelas XI Mipa 6 SMA Negeri 16 Surabaya.

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Desain Peneltian
Penelitian merupakan kegiatan yang bertujuan mengembangkan pengetahuan dan
menyelesaikan masalah. Dalam penelitian terdapat beberapa metode penelitian.
Metode penelitian adalah cara yang digunakan oleh peneliti untuk mendapatkan data
dan informasi mengenai berbagai hal yang berkaitan dengan masalah yang diteliti.
Dalam melaksanakan penelitian ini, peneliti menggunakan rancangan penelitian
kualitatif menggunakan desain penelitian studi kasus (case study). Studi kasus (case
study) adalah desain penelitian yang dilatarbelakangi masalah untuk mengkaji
individu, komunikasi, sistem, atau keterkaitan antarperistiwa (Agustina, 2016: 2).
Tujuan dari desain studi kasus adalah memperoleh keutuhan suatu peristiwa atau
kasus.
Oleh karena itu, peneliti menggunakan desain studi kasus karena peneliti ingin
mengetahui pengaruh pembelajaran daring terhadap hasil belajar biologi pada sisiwa
kelas XI Mipa 6 SMA Negeri 16 Surabaya.
B. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Menurut Darmawan (2013: 137), populasi adalah sumber data dalam penelitian
tertentu yang memiliki jumlah banyak dan luas. Populasi yang digunakan dalam
penelitian ini adalah siswa kelas XI Mipa 6 SMA Negeri 16 Surabaya sebagai
tempat untuk melakukan penelitian terkait dengan pengaruh pembelajaran daring
terhadap hasil belajar biologi di SMA Negeri 16 Surabya.

2. Sampel
Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah cluster
random sampling atau secara kualitatif, dimana sampel ditentukan dengan cara
mengambil satu kelas atau setengahnya sebagai sampel dalam penelitian. Karena
mereka cocok dengan tujuan-tujuan tertentu peneliti (Agustina, 2016: 3).
Kelompok eksperimen terdiri dari setengah populasi dari kelas XI Mipa 6 dengan
jumlah 18 siswa yang akan diberikan berupa angket atau kuesioner.
C. Teknik Pengumpulan Data
1. Observasi
Observasi atau pengamatan dilakukan untuk memperoleh gambaran real terhadap
fenomena/kejadian yang diteliti (Agustina, 2016: 4). Dalam penelitian ini peneliti
berperan sebagai observer non-partisipan/role of a non-participant observer yang
mana peneliti terlibat penuh sebagai pengamat yang melakukan pengumpulan data
tanpa terlibat dalam peristiwa atau fenomena yang dialami.
2. Wawancara Penelitian
Wawancara semiterstruktur diperlukan untuk memperoleh jawaban yang spesifik
dari sampel/partisipan. Analisis ini umumnya melibatkan perhitungan yang dapat
diukur secara statistik guna memperoleh konsisten jawaban dari informan. Peneliti
melakukan wawancara kepada siswa yang selalu aktif mengikuti pembelajaran
daring atau tidak dan juga kepada guru pengampu mata pelajaran biologi.
D. Instrumen Penelitian
Menurut Agustina (2016: 6), instrumen merupakan alat bantu peneliti dalam
mengumpulkan data. Dalam mengumpulkan data, peneliti menggunakan skala likert.
Skala likert bertujuan mengukur sikap dan emosi sampel/subjek penelitian guna
mencari kebenaran yang bersifat objektif. Peneliti menggunakan skala berupa angket
yang telah disusun dan dikembangkan sendiri berdasarkan uraian yang sudah ada
dalam kajian teori.
E. Analisis Data
Analisis data berarti kategorisasi, penataan, dan peringkasan data untuk memperoleh
jawaban dalam penelitian. Langkah-langkah dalam analisis data studi kasus khususnya
dalam bimbingan konseling dapat dilakukan dengan secara Kualitatif. Data kualitatif
dianalisis dengan cara membuat kode data yang disesuaikan dengan cara
mengumpulkan data, dengan menyampaikan persepsi melalui cara sebagai berikut.
Triangulasi data, data yang dikumpulkan melalui berbagai sumber agar hasil
wawancara, observasi, dan dokumentasi dapat dianalisis seutuhnya.

F. Tahapan atau Prosedur Penelitian


Berikut langkah-langkah atau tahapan dalam melakukan penelitian.
1. Pertanyaan Penelitian/Study Questions/Research Questions
Peneliti memulai penelitian dengan merumuskan pertanyaan-pertanyaan
penelitian. Sebagai upaya untuk memperoleh data dengan melakukan wawancara,
seperti menggunakan pertanyaan "Bagaimana siswa mengikuti pembelajaran
luring? "Bagaimana peran aktif siswa saat mengikuti pembelajaran luring?", dan
"Bagaimana pemahaman siswa terhadap pembelajaran luring yang disampaikan?".
2. Fokus Kajian Penelitian/Study Propositions
Pada tahap ini peneliti mencari dan mengkaji teori yang berkaitan dengan
penelitian yang akan peneliti lakukan, yaitu tentang pengaruh pembelajaran luring,
seperti buku, jurnal, maupun hasil penelitian-penelitian sebelumnya.
3. Analisis Data/Unit of Analysis
Di tahap penganalisisan data, peneliti menganalisis data yang sudah diperoleh dari
sumber-sumber yang ada di ruang lingkup penelitian. Peneliti dalam menganalisis
data menggunakan dua cara, yaitu dengan cara statistika untuk menganalisis hasil
angket interaksi sosial yang sudah peneliti sebarkan, dan cara interpretasi kualitatif
untuk menganalisis data dari hasil wawancara dan observasi.
4. Menghubungkan Proporsi Data/Linking Data to Propositions
Setelah melakukan analisis data, peneliti menghubungkan proposi data dengan
strategi-strategi validitas kualitatif, yaitu triangulasi data, member checking, peer
examination, pola partisipatoris, dan waktu observasi, guna memastikan
kevaliditasan data yang sudah diperoleh peneliti.
5. Menafsirkan Temuan/Criteria for Interpreting the Findings
Pada tahap ini peneliti melakukan penafsiran temuan yang disesuaikan dengan
tujuan dan kebutuhan data yang disesuaikan dengan hasil penganalisisan data pada
tahap sebelumnya/penganalisisan data.

DAFTAR PUSTAKA
Agustina, I. 2016. Hangout Perkuliahan Metode Penelitian Kualitatif. Malang:
Universitas Kanjuruhan. Darmawan, D. 2013. Metode Penelitian Kuantitatif.
Bandung: Remaja Rosdakarya.
https://www.liputan6.com/hot/read/4925841/pengertian-luring-adalah-pembelajaran-
tatap-muka-simak-penjelasannya
https://repository.uir.ac.id/4938/6/bab2.pdf
Nafisah, Khoirun, Margunani, dan Lyna Latifah. 2015. "Faktor-Faktor yang
Memengaruhi Hasil Belajar Akuntansi Siswa Kelas XI Program Keahlian
Akuntansi SMK Negeri 2 Semarang" dalam Economic Education Analysis
Journal (Vol. 4 No. 1). Semarang: Jurusan Pendidikan Ekonomi Universitas
Negeri Semarang.

Anda mungkin juga menyukai