Pembelajaran dikaitkan dengan mata pelajaran yang akan di bahas, dalam hal ini
adalah matematika.
Oleh karena itu, hal ini menjadi tantangan untuk para pendidik guna menemukan
model dan metode pembelajaran yang tepat supaya minat peserta didiknya tidak
berkurang untuk belajar serta konsep pelajaran bisa dipahami dengan baik oleh
peserta didiknya sehingga hasil belajar siswanya sesuai dengan harapan.
Menyadari permasalahan tersebut, perlu adanya metode dan model yang tepat
dalam pembelajaan matematika di masa pandemi saat ini, Karakteristik siswa yang
lebih mudah jenuh memahami penyampaian materi guru hanya bermodalkan
ringkasan materi di google classroom dan kurangnya minat untuk menghadiri
meeting bila dilakukan secara terus-menerus, maka sangat tepat bila dilakukan
dengan model blended learning. Blended Learning berasal dari kata Blended dan
Learning. Blended membawa maksud campuran dan Learning bermaksud belajar.
Dari kedua-dua unsur kata tersebut dapat diketahui bahwa konsep Blended Learning
ini merupakan percampuran pola belajar. Menurut Mosa, Yoo, dan Sheets (2011),
pola belajar yang dicampurkan adalah dua unsur utama yaitu pembelajaran di kelas
dengan online learning. Konsep blended learning ini ialah pencampuran model
pembelajaran konvensional dengan belajar secara online. Peserta didik diharapkan
selalu aktif dan dapat menemukan cara belajar yang sesuai bagi dirinya. Guru hanya
berfungsi sebagai mediator, fasilitor dan teman yang membuat situasi yang kondusif
untuk terjadinya konstruksi pengetahuan pada diri peserta didik. Blended learning ini
akan memperkuat model belajar konvensional melalui pengembangan teknologi
pendidikan (Zaharah Hussin, 2015).