email: smart_dwi@yahoo.co.id1
email: smart_dwi@yahoo.co.id1
sampling that were class X2 and X1. The research instrument was using
science process skills test in the form of descriptions and tests of
motivation in the form of a questionnaire. The data were analyzed by
ANOVA two lanes. The results showed that: The ability of students’
physics science process skills using inquiry training learning using
mind mapping is better than the ability of students’ science process
skills using conventional learning model. The ability of students’
physics science process skills in motivational groups are above average
better than the ability of students’ physics science process skills in
conventional groups which are below average, and In this research,
motivation above average dominant improves science process skills in
Inquiry Training model using mind mapping rather than in conventional
learning model.
siswa sebagai subjek belajar, dengan model ini X1 : Perlakuan berupa model Inquiry training dengan
membantu para mahasiswa untuk melakukan penelitian menggunakan mind mapping, terhadap
secara mandiri dengan cara yang berdisiplin, yang keterampilan proses sains.
diharapkan ialah para siswa dapat mempertanyakan, X2 : Perlakuan berupa pembelajaran konvensional,
mengapa suatu peristiwa terjadi, dan menelitinya terhadap keterampilan proses sains
dengan cara mengumpulkan dan mengolah data secara Y1 : Prestes yang diberikan kepada kelas eksperimen
logis. Lima fase model pembelajaran inquiry training dan kelas kontrol sebelum perlakukan
(Joyce, Weil, & Calhoun, 2009), yaitu: Menghadapkan Y2 : Postes yang diberikan setelah adanya perlakukan
masalah (menjelaskan prosedur penelitian, menyajikan pada kelas kontrol dan eksperimen
situasi yang saling bertentangan), Menemukan masalah
(memeriksa hakikat obyek dan kondisi yang dihadapi, HASIL DAN PEMBAHASAN
memeriksa tampilnya masalah), Mengkaji data dan Analisis Data Postes Keterampilan Proses
eksperimentasi (mengisolasi variabel yang sesuai, Sains, Terlihat peningkatan rata-rata keterampilan
merumuskan hipotesis), Mengorganisasikan, proses sains fisika sebelum dan sesudah diberikan
merumuskan, dan menjelaskan, dan Menganalisis perlakuan sebesar 37,73 sedangkan kelas eksperimen
proses penelitian untuk memperoleh prosedur yang mengalami peningkatan rata-rata sebesar 46,8. Maka
lebih efektif. Penelitian (windura, 2013; Alamsyah, dapat disimpulakan bahwa peningkatan keterampilan
2009; Septiana, 2007) menyatakan yang dapat proses sains siswa kelas yang dibelajarkan dengan
membantu siswa dalam membuat catatan-catatan berupa model pembelajaran inquiry training menggunakan
outline yang nantinya akan menjadikan siswa mind mapping lebih baik dari pada kelas kontrol yang
memperoleh informasi dalam jangka waktu yang dibelajarkan dengan pembelajaran konvensional
panjang, maka dari itu efektifitas penggunaan mind
100 70.4 78.67
mapping dapat mempersingkat waktu dalam membuat
catatan penting untuk sebagai penduan siswa ketika Nilai Rata-rata KPS
9 80
8 60 32.67 31.87
selesai mempelajari materi yang sudah diberikan kepada 7 40
siswa. Dalam kegiatan belajar, motivasi dapat dikatakan 6 20
sebagai keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa 5 0 Pretes
Frekuensi
55
60
65
70
75
85
52.5
57.5
67.5
77.5
82.5
87.5
Pembelajaran
METODE PENELITIAN
Pengambilan sampel penelitian adalah siswa Nilai Postes
Eksperimen Kontrol
kelas X sebanyak 2 kelas. Teknik pengambilan sampel
dilakukan secara cluster random class. Jumlah Gambar 1. Hubungan Nilai Keterampilan Proses sains
kelompok pertama sebanyak 30 orang yang akan terhadap Pembelajaran
menggunakan model pembelajaran inquiry training
menggunakan mind mapping. Kelompok kedua diambil Analisis Data Keterampilan Proses Sains
30 orang siswa yang akan menggunakan pembelajaran Berdasarkan Tingat Motivasi, Berdasarkan data
konvensional. Variabel Penelitian ini terdiri dari tiga pembagian kelompok motivasi diatas rata-rata dan di
jenis yaitu variabel bebas, variabel terikat dan variabel bawah rata-rata pada Gambar 2 menunjukkan rata-rata
moderator. Pada penelitian ini yang menjadi variabel keterampilan proses sains fisika siswa yang memiliki
bebas adalah model pembelajaran, variabel tingkat motivasi dibawah rata-rata pada kelas kontrol
moderatornya adalah motivasi, sedangkan variabel sebesar70,22 dan kelas eksperimen adalah 75,53.
terikat pada penelitian ini adalah keterampilan proses Sedangkan rata-rata keterampilan proses sains siswa
sains siswa. Penelitian ini bersifat quasi eksperiment yang memiliki tingkat motivasi diatas rata-rata dikelas
yaitu merupakan penelitian yang dimaksudkan untuk kontrol sebesar 70,66 dan dikelas eksperimen sebesar
mengetahui apakah ada atau tidaknya akibat dari sesuatu 82,58. Hasil ini menunjukkan bahwa nilai rata-rata
yang dikenakan pada subyek yaitu siswa. keterampilan proses sains siswa di kelas eksperimen
lebih tinggi dari pada dikelas kontrol baik di tingkat
Tabel 1. Desain Penelitian motivasi di atas rata-rata mapun di bawah rata-rata.
Kelas Pretest Perlakukan Post Test Selanjutnya pada pengujian ANAVA dua jalur.
Experimen Y1 X1 Y2 Diperoleh hasil pengujian seperti terlihat pada Tabel 2.
Kontrol Y1 X2 Y2 Hasil interaksi antara model pembelajaran dan tingkat
Keterangan : motivasi dalam mempengaruhi keterampilan proses
sains juga dapat disajikan dalam bentuk grafik. Grafik
tersebut dapat kita lihat pada Gambar 3.
LKS yang diberikan dapat menuntut siswa dalam siswa untuk mencapai kesuksesan lebih secara rinci,
mengembangkan pengetahuannya. secara rinci dijelaskan bahwa siswa yang mempunyai
Pada penelitian ini didapatkan bukti yang motivasi yang tinggi maka peningkatan nilai hasil
menguatkan bahwa keterampilan proses sains yang belajar siswa akan meningkat. Dapat disimpulkan
mendapatkan perlakukan model pembelajaran inquiry perbedaan rata-rata keterampilan proses sains siswa,
training menggunakan mind mapping ternyata lebih dimana siswa yang memiliki motivasi diatas rata-rata
memiliki perbedaan signifikan dengan siswa yang memiliki kemampuan penyelesaian masalah dan hasil
mendapatkan perlakuan model pembelajaran belajar fisika yang dihasilkan juga semakin baik
konvensional. Dapat disimpulkan bahwa keterampilan berdasarkan atas dorongan dari dalam diri siswa sendiri.
proses sains siswa lebih baik jika diajarkan
menggunakan model inqury training menggunakan KESIMPULAN
mind mapping dibandingkan pembelajaran Berdasarkan hasil penelitian yang telah di uraikan
konvensional. Selain itu dapat pula dilihat pada analisis pada bab sebelumnya, maka dapat ditarik kesimpulan
pretes-postes pada penjelasan sebelumnya telah sebagai berikut. Kemampuan keterampilan proses sains
digambarkan perbandingan keterampilan proses sains fisika siswa menggunakan pembelajaran inquirytraining
pada kelas kontrol dan kelas eksperimen. menggunakan mind mapping lebih baik dibandingkan
Model pembelajaran yang diterapkan pada dengan kemampuan keterampilan proses sains siswa
kedua kelompok sampel memberikan pengaruh yang menggunakan model pembelajaran konvensional,
sama terhadap tingkat motivasi siswa. Hal ini sejalan kemampuan keterampilan proses sains fisika siswa pada
dengan penelitian Herliana,dkk (2015:5) kelompok motivasi diatas rata-rata lebih baik
mengemukakan hasil belajar fisika siswa yang memiliki dibandingkan kemampuan keterampilan proses sains
motivasi belajar rendah dengan menggunakan model fisika siswa pada kelompok motivasi di bawah rata-rata,
PBL-BL akan lebih rendah dibandingkan yang pada penelitian ini motivasi diatas rata-rata dominan
menggunakan model DI-BL. Hal ini dikarenakan siswa meningkatkan keterampilan proses sains pada model
yang memiliki motivasi belajar rendah kurang tekun dan Inquiry Training menggunakan mind mapping dari pada
gigih dalam menyelesaikan suatu masalah. Disaat di pembelajaran konvensional. Berdasarkan hasil
mereka menemukan kesulitan dalam menyelesaikan pembahasan dan simpulan, saran yang dapat
suatu permasalahan, rasa putus asa dan cepat menyerah dikemukakan adalah: 1) Siswa harus dibimbing dengan
adalah hal yang dirasakan oleh siswa. memberikan latihan yang cukup untuk meningkatkan
Hasil perhitungan yang telah peneliti lakukan, kemampuan keterampilan proses sains fisikasiswa,
begitu besar pengaruh motivasi belajar dalam 2)Peneliti selanjutnya menggunakan jangka waktu yang
meningkatkan prestasi belajar siswa. Karena pentingnya lebih lama karena waktu yang tersedia dalam
pengaruh motivasi terhadap prestasi disini siswa harus pelaksanaan pembelajaran baik dibelajarkan dengan
dapat menumbuhkan dan mengembangkan motivasi menggunakan model pembelajaran inquiry training dan
belajar yang ada didalam dirinya. Prestasi belajar adalah dibelajarkan dengan pembelajaran konvensional masih
suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk sangat kurang, sebab disesuaikan dengan jadwal sekolah
memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru yang bersangkutan, 3) Pendidik hendaknya memilih
secara keseluruhan sebagai hasil pengalamannya sendiri model pembelajaran yang sesuai, dengan tujuan
sebagai hasil interaksi dengan lingkungannya, pada pembelajaran, 4) model pembelajaran inquiry training
penelitian ini prestasi belajar siswa adalah keterampilan baik diterapkan karena dapat meningkatkan
proses sains siswa. keterampilan proses sains siswa, 5) Dilihat dengan
Hal ini sejalan dengan penilitian Rafiqoh karakter siswa, siswa belum terbiasa dengan
(2013:7) mengemukakan bahwa hasil yang ditunjukan menggunakan model pembelajaran inquiry training,
dari kedua penelitian yang telah dilakukan dapat dilihat maka sebaiknya siswa mulai dilatih untuk
bahwa kedua penelitian tersebut sama-sama melakukanpercobaan-percobaan sederhana ketika
menunjukan besarnya motivasi belajar terhadap prestasi pembelajaran fisika agar memiliki respon yang cepat
belajar yang ditunjukkan dari hasil perhitungan yang akan melakukan model pembelajaran inquiry trainng, 6)
dilakukan oleh kedua peneliti. Dari samanya hasil yang Untuk peneliti selanjutnya dapat mengalokasi waktu
didapatkan bahwa ada pengaruh motivasi belajar dalam yang lebih banyak sehingga pelaksanaanya lebih
prestasi belajar yang telah dilakukan kedua peneliti, optimal.
dapat ditarik kesimpulan bahwa motivasi sangat
berperan penting dalam meningkatkan prestasi belajar.
Motivasi sendiri merupakan faktor intrinsik yaitu
REFERENSI
dorongan dalam diri sendiri
Penelitian yang terkait tentang motivasi yang Herliana, Supriyati, Astra. 2015. Pengaruh Model
dilakukan beberapa ahli diantaranya menurut levy, et.al Pembelajaran Berbasis Blended Learmimh Dan
(2008) menyebutkan didalam terminologi akademis, Motivasi Belajar Terhadap Hasil Belajar Fisika
Siswa SMA. Prosiding Seminar Nasional Fisika
motivasi dapat digambarkan sebagai “ suatu kebutuhan