Chemistry in Education
http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/chemined
Abstract
Metacognition has an important role in regulating and controlling one's cognitive processes in
learning and thinking, so that learning and thinking is done by someone to be more effective and
efficient. The aim of this study is to know whether or not there is a positive influence of chemist
module to the students metacognition ability. This research was conducted in SMA N 1
Petarukan on February 14 - March 10, 2017. Sampling technique that being used in this study
was cluster random sampling, grade X MIPA 3 as the experiment class and grade X MIPA 4 as
the control class. The students metacognition ability is measured by the students ability to answer
the description with metacognition indicator as well as through a questionnaire of student
metacognition. This study used experimental method with posttest only control design. The
posttest result showed that the average of experiment class and control class was in the amount of
69,38 and 58,15. The result of this study showed that the t-table was 1,99 while the t-obtained
was 5,23 larger than the t-table in the significane level of 5% with a biserial correlation of 0,51
(medium category). Based on the analisys that have been done, it could be concluded that the
implementation of the use of chemist module positive influenced the students metacognition
ability.
32
Dita Setya Hertiana dkk. / Chemistry in Education 7 (1) (2018)
33
Dita Setya Hertiana dkk. / Chemistry in Education 7 (1) (2018)
lebih cepat menyelesaikan satu atau lebih praktikum siswa, dan lembar diskusi siswa.
kompetensi dasar (KD) dibandingkan dengan siswa Kemampuan metakognisi siswa diukur dari
lainnya. Modul harus menggambarkan KD yang kemampuan siswa dalam menjawab soal uraian
akan dicapai oleh siswa, disajikan dengan dengan indikator metakognisi serta melalui angket
menggunakan bahasa yang baik, menarik, dan tanggapan siswa. Data penelitian kemampuan
dilengkapi dengan ilustrasi (Wenno, 2010). metakognisi dianalisis secara statistik parametrik
Penggunaan modul pada pembelajaran yang yaitu dihitung dengan uji t.
menyajikan contoh nyata dalam kehidupan sehari-
hari berkaitan dengan topik pelajaran mampu Hasil dan Pembahasan
membantu mengembangkan kesadaran
metakognisi dan membantu menguasai konsep Uji ada tidaknya pengaruh penggunaan
baru yang dipelajari (Salleh & Zakaria, 2012). modul terhadap kemampuan metakognisi siswa
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui disajikan pada Tabel 1. Penggunaan modul
apakah terdapat pengaruh pada penggunaan modul ternyata berpengaruh terhadap kemampuan
kimia terhadap kemampuan metakognisi siswa. metakognisi siswa.
Berdasarkan Tabel 1 menunjukkan bahwa
Metode Penelitian rata-rata nilai kelas eksperimen lebih tinggi dari
pada kelas kontrol. Besarnya korelasi biserial
Penelitian dilakukan dan dilaksanakan di menunjukkan harga rb sebesar 0,51 (korelasi
SMA N 1 Petarukan. Objek dari penelitian ini sedang) sehingga besarnya koefisien determinasi
adalah siswa kelas X MIPA semester genap yang atau pengaruh variabel bebas terhadap variabel
terdiri dari dua kelas MIPA. Rancangan penelitian terikat dapat diketahui sebesar 26,00%.
yang digunakan dalam penelitian eksperimen ini Soal posttest yang diberikan kepada siswa
adalah Posttest Only Control Design. Pemilihan terintegrasi dengan indikator kompetensi dan
sampel dalam penelitian ini diambil dengan teknik indikator metakognisi. Indikator kemampuan
Cluster Random Sampling. Penelitian dilakukan pada metakognisi yang dikembangkan yaitu (1)
tahun ajaran 2016/2017 selama bulan Februari- menyatakan tujuan; (2) mengetahui tentang apa
Maret 2017. Variabel bebas dalam penelitian ini dan bagaimana; (3) mengidentifikasi informasi; (4)
adalah penggunaan modul kimia dan pendekatan memilih operasi yang dipakai; (5) menggunakan
saintifik, sedangkan variabel terikatnya adalah operasi yang sama untuk masalah lain; (6)
kemampuan metakognisi yang dilihat dari hasil mengevaluasi prosedur; dan (7) memutuskan
posttest penguasaan konsep dan angket. Teknik operasi yang paling sesuai dipelajari. Kemampuan
pengumpulan data dilakukan dengan tes dan metakognisi siswa dilihat dari kemampuan
angket metakognisi siswa. Bentuk instrumen yang mengerjakan soal uraian, dan dianalisis pencapaian
digunakan berupa soal tes pemahaman konsep indikator metakognisinya. Hasil analisis
berindikator metakognisi dan angket metakognisi pencapaian indikator metakognisi ditunjukkan
siswa, serta perangkat pembelajaran yang meliputi pada Tabel 2.
silabus, rencana pelaksanaan pembelajaran, lembar
34
Dita Setya Hertiana dkk. / Chemistry in Education 7 (1) (2018)
35
Dita Setya Hertiana dkk. / Chemistry in Education 7 (1) (2018)
siswa dalam mencari informasi yang dibutuhkan, indikator kemampuan metakognisi kelas
siswa terbiasa untuk merancang prosedur untuk eksperimen lebih besar daripada rata-rata tiap
menyelesaikan suatu masalah. Pembelajaran indikator kemampuan metakognisi kelas kontrol.
dengan menggunakan media berupa modul Grafik komponen indikator metakognisi terdapat
berdampak positif terhadap prestasi belajar siswa pada Gambar 1.
(S. R. Yunus, I. G. M. Sanjaya, 2013). Kemampuan metakognisi siswa setiap
Iin dan Sugiarto (2012) menyatakan bahwa indikator kelas eksperimen lebih tinggi daripada
terdapat keterkaitan yang erat antara hasil belajar kelas kontrol. Indikator 1 “Menyatakan Tujuan”,
dengan keterampilan metakognisi, dan keduanya merupakan indikator dengan ketercapaian tertinggi
merupakan satu rangkaian yang tidak terpisahkan. baik pada kelas eksperimen maupun kelas kontrol.
Pada penerapannya dalam kegiatan belajar atau Indikator menyatakan tujuan didapatkan kelas
pemecahan masalah, proses kognitif dan eksperimen dengan persentase 90%, sedangkan
metakognitif dapat berlangsung secara bersama pada kelas kontrol sebesar 81,4%. Indikator 5,
atau beriringan, yang saling menunjang satu sama menggunakan operasi yang sama untuk masalah
lain. Danial (2010) menyatakan bahwa jika lain didapatkan persentase kelas eksperimen
keterampilan metakognisi meningkat, maka sebesar 50,4%, sedangkan pada kelas kontrol
penguasaan konsep juga cenderung meningkat. sebesar 47,2%. Indikator 5 merupakan indikator
Analisis setiap indikator metakognisi dapat dengan kertercapaian terendah baik pada kelas
disajikan melalui grafik, sehingga terlihat eksperimen maupun kelas kontrol.
perbedaan persentase hasil nilai posttest antara kelas Analisis deskriptif metakognisi yaitu melalui
eksperimen dan kelas kontrol pada setiap angket metakognisi siswa (Iin & Sugiarto, 2012).
indikatornya. Berdasarkan persentase setiap Angket metakognisi siswa pada penelitian ini
indikator kelas eksperimen memperoleh persentase adalah untuk mengukur kemampuan metakognisi
yang lebih tinggi dibanding kelas kontrol, sehingga siswa baik pada kelas eksperimen maupun kelas
dapat disimpulkan rata-rata persentase setiap kontrol (Fitriana & Haryani, 2016). Angket
80
dalam persentase (%)
70
60
50
40
30
20
10
0
1 2 3 4 5 6 7
Komponen Indikator Metakognisi
36
Dita Setya Hertiana dkk. / Chemistry in Education 7 (1) (2018)
90 Eksperimen Kontrol
80
Presentase Respon Siswa dalam (%)
70
60
50
40
30
20
10
0
1 2 3 4 5 6 7
Indikator Metakognisi
diberikan saat pembelajaran telah selesai. Analisis ketercapaian terendah kelas eksperimen dan
setiap butir angket metakognisi dapat disajikan indikator 5 merupakan indikator dengan
melalui grafik, sehingga terlihat perbedaan ketercapaian terendah kelas kontrol.
persentase respon siswa antara kelas eksperimen Analisis angket metakognisi siswa
dan kelas kontrol. Berdasarkan persentase setiap menunjukkan bahwa siswa pada kelas eksperimen
indikator kelas eksperimen memperoleh persentase lebih memahami tujuan pembelajaran, memahami
yang lebih tinggi dibanding kelas kontrol, sehingga konsep-konsep yang dipelajari serta dapat memilih
dapat disimpulkan rata-rata presentase setiap butir langkah-langkah yang digunakan untuk
angket kemampuan metakognisi kelas eksperimen menyelesaikan soal (Rahmawati & Haryani, 2015).
lebih besar daripada rata-rata tiap butir angket Hal ini menunjukkan bahwa kemampuan
kemampuan metakognisi kelas kontrol. Grafik metakognisi kelas eksperimen lebih baik daripada
komponen angket metakognisi siawa terdapat pada kelas kontrol. Sejalan dengan penelitian
Gambar 2. Rompayom, Tambunchong, Wongyounoi, dan
Berdasarkan analisis angket metakognisi Dechsri (2010) dan Prytula (2012) bahwa
siswa, kemampuan metakognisi siswa setiap kemampuan metakognisi dapat menuntun siswa
indikator kelas eksperimen lebih tinggi daripada menerapkan apa yang telah mereka pelajari untuk
kelas kontrol. Berdasarkan Gambar 2, indikator memecahkan masalah.
menyatakan tujuan merupakan indikator dengan Penelitian ini tidak akan berjalan dengan
ketercapaian tertinggi pada kelas eksperimen lancar tanpa bantuan dari berbagai pihak. Oleh
sebesar 82%, sedangkan pada kelas kontrol karena itu, peneliti mengucapkan terima kasih
indikator mengetahui tentang apa dan bagaimana kepada semua pihak yang telah membantu dalam
merupakan ketercapaian tertinggi sebesar 78%. penelitian ini.
Indikator 4 merupakan indikator dengan
37
Dita Setya Hertiana dkk. / Chemistry in Education 7 (1) (2018)
38