Anda di halaman 1dari 9

ANALISIS METAKOGNISI DALAM PEMECAHAN

MASALAH OPERATOR ARITMATIKA DAN LOGIKA PADA


MATA PELAJARAN PEMROGRAMAN DASAR DITINJAU
DARI GAYA BELAJAR (STUDI KASUS SISWA KELAS X TKJ
SMK AL-HIKAM)

Nurul Laili Sa’adah

S1 Pendidikan Informatika, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Trunojoyo


Madura
Email : nurullailysaadah.nls@gmail.com

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan atau menggambarkan metakognisi
siswa dalam pemecahan masalah pada materi operator aritmatika dan logika mata
pelajaran pemrograman dasar berdasarkan gaya belajar siswa SMK AL-HIKAM
Bangkalan. Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif. Subjek
yang digunakan adalah siswa kelas X TKJ 2 SMK AL-HIKAM Bangkalan.
Instrumen yang digunakan adalah angket gaya belajar, soal tes essay tentang
materi operator aritmatika dan logika, dilanjutkan dengan wawancara hasil soal
yang telah diberikan peneliti kepada sampel penelitian yang dipilih dengan teknik
purposive sampling. Data yang telah terkumpul kemudian direduksi, ditriangulasi
menggunakan triangulasi teknik dan sumber, kemudian dianalisis oleh peneliti.
Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa siswa dengan gaya belajar visual
dapat memenuhi empat indikator metakognisi yaitu Prediksi, Perencanaan,
Pemantauan, dan Evaluasi. Siswa dengan gaya belajar auditorial hanya dapat
memenuhi tiga indikator metakognisi yaitu Prediksi, Perencanaan, dan
Pemantauan. Sedangkan, siswa dengan gaya belajar kinestetik hanya dapat
memenuhi dua indikator metakognisi yaitu Prediksi dan Pemantauan. Kesimpulan
tersebut didapatkan dari hasil soal tes pemecahan masalah dan wawancara terkait
soal tersebut.

Kata Kunci : Auditorial, Gaya Belajar, Kinestetik , Metakognisi ,Pemecahan


Masalah, Visual

ABSTRACK
This research aims to describe or depict students ' Metacognition in problem
solving in arithmetic and logic operator material subjects basic programming
based on learning styles of the students of SMK AL-HIKAM Bangkalan. This

1
research uses descriptive qualitative approach. The subject used are grade SMK X
TKJ 2 AL-HIKAM Bangkalan. . The instruments used are now learning styles,
test essay question about arithmetic and logic operator material, followed by the
results of the interview questions was given to researchers selected research
samples with the technique of purposive sampling. Data that has been collected is
then reduced, ditriangulasi using triangulation techniques and sources, then
analyzed by researchers. The results of this research show that students with a
visual learning style can fulfill four indicators of Metacognition, namely
prediction, Planning, monitoring, and evaluation. Auditorial learning style
students can only meet three indicators of Metacognition, namely prediction,
planning, and monitoring. Whereas, kinesthetic learning style students can only
meet two indicators of Metacognition, namely monitoring and Prediction. The
conclusion obtained from the results of the test problem solving and the related
question of the interview.
Keywords: Auditorial, Kinaesthetic, Learning Styles, Metacognition, Problem
Solving, Visual

PENDUHULUAN
Pendidikan adalah salah satu menurut UU No. 20 Tahun 2003
aspek yang benting bagi kehidupan Pasal 15 adalah pendidikan
manusia dalam mengembangkan menengah yang mengutamakan
ilmu pengetahuan. Perkembangan pengembangan kemampuan siswa
ilmu pengetahuan dan teknologi untuk pelaksanaan jenis pekerjaan
(IPTEK) yang begitu cepat seiring tertentu. Sehingga Sekolah
dengan arus globalisasi menuntut Menengah Kejuruan (SMK)
manusia untuk memiliki sikap ulet, mempunyai peranan penting dalam
disiplin, kreatif dan inovatif dalam upaya peningkatan sumber daya
meningkatkan sumber daya manusia. manusia, sebab dapat
Pendidikan memegang peranan mempersiapkan tenaga kerja yang
penting dalam peningkatan sumber terampil dan terdidik yang
daya manusia (SDM) agar dapat diperlukan dalam dunia kerja. Hasil
mengikuti dan tidak tertinggal oleh wawancara yang dilakukan dengan
perkembangan zaman serta arus guru mata pelajaran Pemrograman
globalisasi seperti saat ini. Oleh dasar kelas X TKJ SMK AL-
karena itu, melalui pendidikan dapat HIKAM yaitu bapak Sohib, S.Kom.
mengembangkan diri individu agar dapat dipaparkan tentang metode
dapat bersaing di era perkembangan yang digunakan saat proses belajar
IPTEK. Dalam pendidikan Sekolah berlangsung dikelas X TKJ 2.
Menengah Kejuruan tidak menutup Minimnya pengetahuan komputer
kemungkinan juga menyiapkan yang dimiliki siswa, menjadikan
peserta didiknya agar bersaing di era guru lebih extra dalam memberikan
globalisasi. Pendidikan kejuruan materi. Memberikan teori saja tidak

2
cukup karena akan membuat siswa dipikirkan oleh siswa dalam
menjadi bosan. Pemrograman dasar memecahkan suatu masalah. Dalam
merupakan salah satu ilmu mata hal pengontrolan tersebut sangat
pelajaran yang mempunya peranan berkaitan dengan kemampuan
penting dalam teknologi. Pada metakognisi siswa. Pengetahuan
program keahlian teknik komputer metakognisi terbagi menjadi tiga
jaringan terdapat mata pelajaran komponen yang digunakan sebagai
produktif yang mana salah satunya patokan. Pertama, pengetahuan
adalah pemrograman dasar. Dalam deklaratif tentang diri sendiri sebagai
mata pelajaran ini, peserta didik seorang pelajar dan pengetahuan
mempelajari basic dari pemrograman tentang faktor- faktor yang
dasar yang harus dikuasai sebagai mempengaruhi kinerja kita.
penunjang pemrograman lanjutan di Misalnya, ketika guru menjelaskan
kelas XI dengan kesulitan yang lebih materi kepada siswa, siswa tidak
tinggi. dapat langsung memahami apa yang
Kemampuan dasar yang harus dijelaskan oleh guru karena siswa
dimiliki dan harus dikuasai oleh memiliki keterbatasan pemikiran.
siswa adalah kemampuan pemecahan Kedua, pengetahuan prosedural
masalah. Pemecahan masalah adalah tentang strategi kognitif. Misalnya,
proses yang melibatkan pengunaan ketika guru menjelaskan, siswa
langkah-langkah berdasarkan memiliki strategi masing–masing
pengalamannya (heuristik), yang dalam memahami materi yang
sering disebut sebagai gambaran dijelaskan oleh guru. Ketiga,
literatur tentang strategi pemecahan pengetahuan kondisional yaitu
masalah matematika, untuk mengetahui bagaimana dan mengapa
menemukan solusi suatu masalah, hanya menggunakan satu strategi.
Schoenfeld (1992: 7). Artinya, Misalnya, dalam proses
kemampuan siswa dalam pembelajaran, siswa memiliki
menyelesaikan masalah merupakan strategi masing-masing dalam cara
tujuan umum pengajaran belajar.
pemrograman dasar. Sehingga aspek Metakognisi siswa sangat
metakognisi pada siswa. memliki membantu dalam kesuksesan belajar.
peran penting dalam menentukan Berpikir tentang apa yang dipikirkan
strategi untuk memecahkan masalah dalam hal berkaitan dengan
dan pencapaian hasil belajar. kesadaran siswa terhadap
Kemampuan pemecahan kemampuannya untuk
masalah dalam mempelajari materi mengembangkan berbagai cara yang
operator aritmatika dan logika mungkin ditempuh dalam
memerlukan pola pikir yang kritis memecahkan masalah. Oleh karena
dan juga sistematis. Pola pikir yang itu, metakognisi siswa tentang
kritis dan sistematis digunakan untuk bagaimana membuat pendekatan
untuk mengontrol apa yang terhadap masalah, memilih strategi

3
yang digunakan untuk menemukan menggunakan pendekatan kualitatif
pemecahan masalah dan bertanya deskriptif, yaitu pendekatan yang
pada diri sendiri tentang masalah ditujukan untuk mendeskripsikan
tersebut. suatu kondisi seperti apa adanya.
Kemampuan berpikir siswa Pada penelitian ini dilakukan untuk
berbeda-beda antara siswa satu dan menganalisis segala sesuatu yang
lainnya. Salah sataunya adalah gaya berkaitan dengan metakognisi dalam
belajar masing-masing siswa. Gaya pemecahan masalah ditinjau dari
belajar bersifat individual bagi setiap gaya belajar visual, auditorial dan
orang. Setiap individu memiliki gaya kinestetik siswa kelas X TKJ 2 di
yang berbeda dalam memproses SMK AL-HIKAM. Gaya belajar bisa
suatu informasi. Gaya belajar visual, dilihat dengan menggunakan
auditorial, dan kinestetik merupakan angket/kuisioner yang akan diisi oleh
suatu kombinasi dari bagaimana subjek penelitian. Ketiga kategori
siswa menyerap, mengatur, dan tersebut yaitu siswa yang mempunyai
mengolah informasi, Bobbi dan Mike gaya belajar visual, siswa yang
(2007: 112). Dengan mengetahui mempunyai gaya belajar auditorial,
gaya belajar siswa sangat penting, dan siswa yang mempunyai gaya
karena guru dapat menggunakan belajar kinestetik. Kemudian akan
strategi-strategi yang tepat untuk dipilih 3 siswa dari masing-masing
diberikan kepada siswa dalam kategori dengan pengambilan subjek
penyampaian informasi sehingga menggunakan purposive sampling,
tujuan pembelajaran dapat tercapai adalah teknik pengambilan sampel
dengan baik. sumber data dengan pertimbangan
tertentu (Sugiyono, 2017: 300).
METODE PENELITIAN Pertimbangan tertentu dalam
Jenis penelitian yang penelitian ini yaitu guru produktif di
digunakan peneliti dalam melakukan SMK AL- HIKAM menegenai gaya
penelitian ini yaitu metode kualitatif. belajar siswa dan metakognisi siswa
Sugiyono (2017:14-15) menjelaskan dalam pemecahan masalah.
metode penelitian kualitatif sering Instrumen yang digunakan dalam
disebut penelitian naturalistik karena penelitian ini adalah : Lembar
penelitiannya dilakukan pada kondisi Angket/Kuisioner, Lembar tes essay
yang alamiah (natural setting) pemecahan masalah operator
disebut juga sebagai metode aritmatika dan operator logika dan
etnographi, karena pada awalnya wawancara. Dalam penelitian ini
metode ini lebih banyak digunakan peneliti menggunakan cara
untuk penelitian bidang antropologi triangulasi yaitu teknik dan sumber
budaya; disebut juga sebagai metode dengan pengecekan keabsahan data
kualitatif, karena data yang yang memanfaatkan sesuatu yang
terkumpul dan analisisnya lebih lain dari luar data itu untuk keperluan
bersifat kualitatif. Penelitian ini pengecekan atau pembanding

4
terhadap data tersebut dan Peneliti dapat menganalisis dan
mendapatkan data dari sumber yang mengambil kesimpulan 4 indikator
berbeda-beda dengan teknik yang metakognisi dalam setiap point soal
sama. dengan 2 soal materi operator
aritmatika dan 2 soal materi operator
HASIL DAN PEMBAHASAN logika yang diberikan kepada 3
Berdasarkan hasil penelitian subjek gaya belajar visual. Jadi,
yang didapat dari angket gaya belajar dapat disimpulkan bahwa pada gaya
Visual, Auditorial, dan Kinestetik, belajar visual ini S1/V, S2/V, dan
maka peneliti mendapat hasil seperti S3/V dapat memenuhi 4 indikator
berikut : metakognisi yaitu : Prediksi,
1. Tiga siswa yang memiliki Perencanaan, Pemantauan, dan
gaya belajar Visual dengan Evaluasi dalam memecahkan
3 nilai tertinggi yaitu : masalah pada materi operator
Imroatun Sholiha Oemry aritmatika dan logika. Karena telah
dengan skor 85, Silvia dibuktikan dari hasil soal tes essay
Oktavia Najmi dengan skor dan wawancara kepada masing-
80, dan Sarmila dengan skor masing informan.
76.7 b. Gaya Belajar Auditorial
2. Tiga siswa yang memiliki
gaya belajar Auditorial Peneliti dapat menganalisis dan
dengan 3 nilai tertinggi mengambil kesimpulan 4 indikator
yaitu : Kurniawati Dewi metakognisi dalam setiap point soal
Ningsih dengan skor 98.2, dengan 2 soal materi operator
Robiatul Adawiyah dengan aritmatika dan 2 soal materi operator
skor 87.5 , dan Maisyaroh logika yang diberikan kepada 3
dengan skor 85.7 subjek gaya belajar auditorial. Jadi,
3. Tiga siswa yang memiliki dapat disimpulkan bahwa pada gaya
gaya belajar Kinestetik belajar auditorial ini S1/A, S2/A, dan
dengan 3 nilai tertinggi S3/A hanya dapat memenuhi 3
yaitu : Fitri Natasya dengan indikator metakognisi yaitu :
skor 92.8, Amriyah dengan Prediksi, Perencanaan, dan
skor 85.7, dan Mita Amalia Pemantauan dalam memecahkan
dengan skor 73.2 masalah pada materi operator
Setelah mendapatkan 9 aritmatika dan logika. Karena telah
sampel dari masing-masing gaya dibuktikan dari hasil soal tes essay
belajar 3 siswa, peneliti memberikan dan wawancara kepada masing-
soal tes essay tentang pemecahan masing informan.
masalah dengan indikator c. Gaya Belajar Kinestetik
metakognisi, maka didapatkan hasil
seperti berikut : Peneliti dapat menganalisis dan
a. Gaya Belajar Visual mengambil kesimpulan 4 indikator

5
metakognisi dalam setiap point soal SIMPULAN DAN SARAN
dengan 2 soal materi operator
aritmatika dan 2 soal materi operator Berdasarkan hasil penelitian
logika yang diberikan kepada 3 dan pembahasan yang terdapat pada
subjek gaya belajar kinestetik. Jadi, bab 4, siswa dengan gaya belajar
dapat disimpulkan bahwa pada gaya visul, auditorial, dan kinestetik
belajar kinestetik ini S1/K, S2/K, dan dengan indikator metakognisi : 1)
S3/K hanya dapat memenuhi 2 prediksi, 2) perencanaan, 3)
indikator metakognisi yaitu : Prediksi pemantauan, dan 4) evaluasi, maka
dan Pemantauan dalam memecahkan dapat disimpulkan sebagai berikut :
masalah pada materi operator 1. Siswa dengan gaya belajar
aritmatika dan logika. Secara umum visual dapat memenuhi 4
siswa dengan gaya belajar kinestetik indikator metakognisi yaitu :
memenuhi indikator Prediksi dan prediksi, perencanaan,
Pemantauan. Namun, terdapat pemantauan, dan evaluasi
perbedaan pada tiga informan gaya dalam memecahkan masalah
belajar kinestetik yang diambil pada materi operator
peneliti sebagai sampel. Dengan ini aritmatika dan logika.
peneliti menggunakan tesis yang 2. Siswa dengan gaya belajar
berjudul “Proses Metakognisi Siswa auditorial hanya dapat
SMA Dalam Memecahkan Masalah memenuhi 3 indikator
Pembuktian Tringonometri Ditinjau metakognisi yaitu : prediksi,
dari Gaya Belajar” yang digunakan perencanaan, dan pemantauan
sebagai pembanding, karena dalam dalam memecahkan masalah
pemaparan pada hasil jawaban soal pada materi operator
dan wawancara dengan terdapat aritmatika dan logika.
perbedaan dimana peneliti belum 3. Siswa dengan gaya belajar
bisa menyimpulkan. Namun, kinestetik hanya dapat
Mukhlis (2018: 183) mengatakan memenuhi 2 indikator
bahwa, proses metakognisi pada metakognisi yaitu : prediksi
tahap memahami masalah, subjek dan pemantauan dalam
kinestetik tidak melakukan aktivitas memecahkan masalah pada
perencanaan dalam memikirkan cara materi operator aritmatika
memahami masalah, hanya membaca dan logika.
sekilas dan langsung mengerjakan
dikertas lain. Berdasarkan pemaparan Saran
data peneliti dan data pembanding Berdasarkan hasil penelitian
diatas dapat disimpulkan bahwa tentang metakognisi dalam
siswa dengan gaya belajar kinestetik pemecahan masalah materi operator
tidak melakukan indikator aritmatika dan logika pada mata
metakognisi yang kedua yaitu pelajaran pemrograman dasar
Perencanaan. ditinjau dari gaya belajar oleh siswa

6
kelas X TKJ SMK Al-HIKAM, maka Akbar, Sa’dun. 2017. Instrumen
peneliti mengajukan saran sebagai Perangkat Pembelajaran.
berikut : Bandung : PT Remaja
1. Bagi guru hendaknya lebih Rosdakarya
memperhatikan metakognisi
siswa meskipun di SMK AL- Aurah, dkk.2011. The Role Of
HIKAM khususnya kelas X Metacognition In
termasuk kelas besar, karena Everyday Problem Solving
jika guru sudah memperhatikan Among Primary Students
metakognisi siswa, untuk In Kenya. Problems Of
selanjutnya siswa akan lebih Education In The 21st
menguasai pada bidangnya Century. Vol. 30 2011
(TKJ).
2. Untuk siswa dengan gaya Anggo, Mustamin 2011. “Pelibatan
belajar visual, guru hendaknya Matakognisi dalam
memberikan materi atau Pemecahan Masalah
menyampaikan materi dengan Matematika”. Jurnal
strategi memberikan instruksi Edumatica. Vol. 01 No. 01
kepada siswa untuk menulis April 2011. ISSN:2088-
atau mencatat poin-poin yang 2157
telah disampaikan.
3. Untuk siswa dengan gaya Arikunto, 2013.Prosedur Penelitian.
belajar auditorial, guru Jakarta : PT Rineka Cipta
hendaknya memberikan materi
atau menyampaikan materi Bire, Geradus, Josua, 2014.
dengan lantang didepan kelas, “Pengaruh Gaya Belajar
atau menghafal rumus, Visual, Auditorial, dan
perangkat komputer dan Kinestetik Terhadap
sebagainya dengan diiringi Prestasi Belajar Siswa”
musik. Jurnal Kependidikan. Vol
4. Untuk siswa dengan gaya 44 No. 2 November 2014
belajar kinestetik, guru
hendaknya memberikan materi
atau menyampaikan materi Direktorat Pembinaan SMK. 2017.
dengan memberikan Panduan Penilaian Hasil
kesempatan siswa untuk Belajar Pada Sekolah
mempraktikkan secara Menengah Kejuruan
langsung dengan didampingi
dan diarahkan. Deporter, Bobbi. 2015. Quantum
Learning. Bandung: PT
DAFTAR PUSTAKA Mizan Pustaka

7
Intrumen Monotoring Diri
Metakognisi Untuk
Fitrah, Luthfiyah 2017.Metodologi
Meningkatkan
Penelitian. Sukabumi Jawa
Kemampuan Mahasiswa
Barat : CV Jejak
Menerapkan Strategi
Pemecahan Masalah
Matematika”. Artikel
Gurat, dkk. 2016. Metacognitive
Hibah Pembinaan UPI.
Strategy Knowledge Use
Tahun 2006
through Mathematical
Problem Solving amongst
Pre-service Teachers.
American Journal of
Educational Research.
Rahdiyanti, Andri Pipit. 2018.
Vol. 4, No. 2 2016, 170-
Metakognisi Siswa Dalam
189
Memecahkan Masalah
Soal Matematika Pada
Pokok Bahasan Sistem
Laurens, Theresia. 2010.
Persamaan Linear Dua
“Penjenjangan
Variabel Ditinjau Dari
Metakognisi Siswa yang
Kemampuan Matematika
Valid dan Reliabilitas”.
SMP. Skripsi. Universitas
Jurnal Pendidikan dan
Muhammadiyah Surakarta
Pembelajaran. Vol. 17 No.
2 Oktober 2010
Polya, G. 1973. How To Solve It.
Muklis, 2018. Proses Metakognisi United States of America :
Siswa dam Memecahkan Princeton University Press
Masalah Pembuktian
Identifikasi Trigonometri Schoenfeld, A. H. (1992). Learning
Ditinjau Dari Gaya to think mathematically:
Belajar. Tesis. Universitas Problem solving,
Negeri Surabaya metacognition, and sense-
making in mathematics. In
Murti. 2011. “Metakognisi dan D. Grouws (Ed.),
Theory Of Mind (ToM)”. Handbook for Research on
Jurnal Psikologi Plitutur. Mathematics Teaching and
Vol. 1 No. 2 Juni 2011 Learning (pp. 334-370).
New York: MacMillan.

Nur’aeni L, Suryana, Lindinillah, Simanjuntak, Mariati Purnama. 2011.


2006. “Penggunaan “Penerapan Model
Pembelajaran Berbasis

8
Pemecahan Masalah Sistem Persamaan Linear
Untuk Meningkatkan Dua Variabel
Pengetahuan, Berdasarkan Gaya
Keterampilan, dan Kognitif”. Jurnal
Perilaku Metakognisi Pendidikan Matematika.
Mahasiswa”. Jurnal Vol 1 No. 1 April 2013
Online Pendidikan Fisika.
Vol. 01 No. 01 Juni 2012. Zulkarnaian, Diknas. 2018. Analisis
ISSN:2301-7651 Higher Order Thinking
Skill Dalam Penerapan
Sugiyono. 2017. Metode Penelitian Scientific Learning
Pendidikan. Bandung: Pelajaran Komputer Dan
Alfabeta Jaringan Dasar Ditinjau
Suprapto, dkk. 2008. Bahasa Dari Kemampuan Awal
Pemrograman: untuk sekolah Siswa. Skripsi. Universitas
menengah kejuruan. Trunojoyo Madura.
Direktorat Pembinaan
Sekolah Menengah Kejuruan Zulyanty, Yuwono, Muksar, 2017.
“Metakognisi Siswa Dengan
Surya, 2015. Strategi Kognitif dalam
Gaya Belajar Introvert
Proses Pembelajaran.
Dalam Memecahkan
Bandung : Alfabeta
Masalah Matematika”
Jurnal Kajian
Solso, Otto, Kimberly,
Pembelajaran
2007.Psikologi Kognitif
Matematika. Vol. 1 No. 1
Jakarta : PT Gelora Aksara
April 2018. ISSN 2549-
Pratama
8584
Wardani, Yunianta. 2017. “Analisis
Metakognisi Siswa Dalam
Memecahkan Masalah
Matematika Materi
SPLDV Ditinjau dari
Perbedaan Gender”.
Jurnal Mitra Pendidikan
(JMP Online). Vol. 1 No.
10 Desember 2017. 1031-
1045

Widadah, dkk. 2013. “Profil


Metakognisi Siswa Dalam
Menyelesaikan Soal

Anda mungkin juga menyukai