Anda di halaman 1dari 8

Unesa Journal of Chemical Education ISSN: 2252-9454

Vol. 5, No. 2, pp 263-270, May 2016

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING PADA


MATERI POKOK LARUTAN PENYANGGA UNTUK MELATIHKAN
KETERAMPILAN METAKOGNITIF SISWA KELAS XI SMA

IMPLEMENTATION OF GUIDED INQUIRY LEARNING MODEL ON BUFFER


SOLUTION MATTER TO PRACTICE METACOGNITIVE SKILLS STUDENTS IN
SENIOR HIGH SCHOOL GRADE XI

Iin Nurfiah dan Bambang Sugiarto


Jurusan Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Negeri Surabaya
e-mail: inurfiah@gmail.com

Abstrak
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui keterlaksanaan model
pembelajaran inkuiri terbimbing, keterampilan metakognitif siswa, ketuntasan hasil
belajar, dan respon siswa. Instrumen dalam penelitian ini adalah lembar
keterlaksanaan pembelajaran , lembar pretest keterampilan metakognitif, lembar
posttest, dan lembar angket respon siswa. Penelitian “pre experimental” ini
menggunakan rancangan “One Group Pretest-Posttest Design”. Sasaran penelitian
ini adalah siswa kelas XI MIA 2 SMA Negeri 18 Surabaya. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa (1) Keterlaksanaan model pembelajarn inkuiri terbimbing
memperoleh kriteria sangat baik pada masing-masing fasenya. (2) Keterampilan
metakognitif siswa yang meliputi keterampilan merencanakan memperoleh skor
sebesar 3,94 dengan kategori A; keterampilan memantau sebesar 3,78 dengan
kategori A-; dan keterampilan mengevaluasi sebesar 3,65 dengan kategori A-. (3)
Persentase ketuntasan hasil belajar siswa sebesar 94%. (4) Respon siswa terhadap
penerapan model pembelajaran inkuiri terbimbing pada materi larutan penyangga
untuk melatihkan keterampilan metakognitif sebesar 97,2% dengan kriteria baik
sekali.
Kata Kunci: Keterampilan Metakognitif, Model pembelajaran Inkuiri Terbimbing,
Larutan penyangga.

Abstract
The purpose of this research was to find out feasibility of guided inquiry learning
model, metacognitive skills, learning outcomes, and student’s response. Instruments
in this study were feasibility sheet of guided inquiry learning, pretest sheet of
metacognitive skills, posttest sheet, and sheet of student’s questionnaire response.
The research was “pre experimental” by “One Group Pretest-Posttest Design”. The
target of this research was student at XI MIA 2 in SMA Negeri 18 Surabaya. The
result obtained (1) feasibility of guided inquiry learning model obtained excellent
criteria for each phase. (2) The score of metacognitive skills of students which
includes planning skills is 3,94 with category A; score of monitoring skills is 3,78
with category A-; and score of evaluating skills is 3,65 with category A-. (3) The
precentage of thoroughness learning outcomes is 94%. (4) Student’s response to the
implementation of guided inquiry learning model on buffer solution matter to
practice metacognitive skills is 97,2% with excellent criteria.
KeyWords: Metacognitive Skills, Guided Inquiry Learning Model, Buffer Solution.

263
Unesa Journal of Chemical Education ISSN: 2252-9454
Vol. 5, No. 2, pp 263-270, May 2016

itu, keterampilan metakognitif sangat


PENDAHULUAN diperlukan bagi siswa agar siswa
Keterampilan metakognitif mengetahui apa yang harus dilakukan
memiliki peranan penting dalam dan tujuan apa yang ingin dicapai dalam
kehidupan manusia. Seseorang yang kegiatan pembelajaran, sehingga siswa
memiliki keterampilan metakognitif tidak mengalami kesulitan dalam
mampu menyadari, mengenali, dan kegiatan pembelajaran.
dapat mengolah kemampuan yang ada Flavell (1979) menggambarkan
pada dirinya. Demikian juga dalam metakognisi sebagai pengetahuan
dunia pendidikan keterampilan seseorang tentang belajarnya sendiri dan
metakognitif merupakan salah satu tentang bagaimana cara belajar [3].
faktor yang berpengaruh terhadap Keterampilan metakognitif terdiri dari
keberhasilan siswa dalam mencapai keterampilan merencanakan (planning
ketuntasan hasil belajar. Menurut skills), keterampilan memantau
Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 (monitoring skills), dan keterampilan
tentang Sistem Pendidikan Nasional, mengevaluasi (evaluating skills) [3].
pendidikan adalah usaha sadar dan Berdasarkan hasil angket pra
terencana untuk mewujudkan suasana penelitian yang disebarkan pada 27
belajar dan proses pembelajaran agar siswa kelas XI MIA di SMAN 18
peserta didik secara aktif Surabaya pada tanggal 20 Maret 2015
mengembangkan potensi dirinya [1]. diperoleh hasil sebanyak 33,3 % siswa
Untuk mencapai tujuan tersebut menentukan terlebih dahulu tujuan dari
dibutuhkan kurikulum. Kurikulum yang penyelesaian soal. Hal ini menunjukan
berlaku sekarang adalah kurikulum bahwa keterampilan merencanakan
2013. (planning skills) siswa masih rendah.
Berdasarkan Peraturan Menteri Sebanyak 33,3 % siswa mempelajari
Pendidikan Dan Kebudayaan No. 69 kembali materi pelajaran jika siswa
Tahun 2013 tentang Kerangka Dasar merasa belum memahaminya. Hal ini
dan Struktur Kurikulum Sekolah menunjukan bahwa keterampilan
Menengah Atas/Madrasah Aliyah memantau (monitoring skills) siswa
menjelaskan bahwa kurikulum 2013 masih rendah. Sebanyak 40,7 % siswa
dikembangkan dengan penyempurnaan mengecek kembali tujuan dari
pola pikir bahwa pola pembelajaran penyelesaian soal yang telah dikerjakan.
yang berpusat pada guru menjadi Hal ini menunjukan bahwa keterampilan
pembelajaran berpusat pada siswa [2]. mengevaluasi (evaluating skills) siswa
Siswa diharapkan mampu bersikap masih rendah.
mandiri, siswa aktif selama kegiatan Coutinho (2007) menyatakan
belajar mengajar, siswa mengerti apa Siswa yang memiliki keterampilan
yang telah dipelajari dan apa yang akan metakognitif yang baik akan
dipelajari. Namun banyak siswa yang menunjukkan prestasi belajar yang baik
belum mengerti bagaimana cara belajar pula dibandingkan dengan siswa yang
yang tepat untuk dirinya karena siswa memiliki kemampuan metakognitif
belum mengetahui kelebihan dan rendah [4].
kekurangan pada dirinya. Oleh karena

264
Unesa Journal of Chemical Education ISSN: 2252-9454
Vol. 5, No. 2, pp 263-270, May 2016

Jadi keterampilan metakognitif harus rancangan penelitian “one Group


dikuasai oleh siswa disetiap mata Pretest-Posttest Design” sebagai
pelajaran. berikut:
Kimia merupakan salah satu mata
O1 X O2
pelajaran yang sulit untuk dipelajari.
Salah satu materi kimia yang sulit [6]
dipelajari adalah materi larutan Keterangan:
penyangga. Materi larutan penyangga O1 = Pretest berupa tes tulis untuk
memerlukan pemahaman kimia secara mengetahui keterampilan
makroskopis, simbolik, dan metakognitif siswa sebelum
submikroskopis. Materi larutan penerapan model pembelajaran
penyangga membutuhkan pemahaman inkuiri terbimbing.
atau berpikir tingkat tinggi dan O2 = Posttest berupa tes tulis untuk
melibatkan peran aktif siswa dalam mengetahui keterampilan
kegiatan pembelajaran. metakognitif dan hasil belajar
Salah satu model pembelajaran siswa setelah diterapkan model
yang melibatkan peran aktif siswa pembelajaran inkuiri
adalah model pembelajaran inkuiri terbimbing.
terbimbing. Menurut Arends (2012) Perangkat pembelajaran yang
inkuiri adalah sebuah model digunakan adalah Silabus, RPP, LKS,
pembelajaran yang dikembangkan untuk dan Buku Ajar. Instrumen penelitian
tujuan mengajar siswa bagaimana yang digunakan adalah lembar
berpikir [5]. Berdasarkan latar belakang keterlaksanaan pembelajaran, lembar
tersebut, maka peneliti ingin melakukan pretest keterampilan metakognitif,
penelitian yang berjudul : “Penerapan lembar posttest, lembar angket respon
Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing siswa.
Pada Materi Pokok Larutan Penyangga Analisis skor keterlaksanaan
Untuk Melatihkan Keterampilan pembelajaran, skor yang diperoleh
Metakognitif Siswa Kelas XI SMA “. masing-masing aspek dirata-rata
Tujuan penelitian ini adalah untuk dikategorikan sesuai kriteria pada Tabel
mengetahui keterlaksanaan model 1 berikut:
pembelajaran inkuiri terbimbing,
keterampilan metakognitif siswa, Tabel 1 Konversi Skor Keterlaksanaan
ketuntasan hasil belajar, dan respon Batasan Kriteria
siswa setelah penerapan model 0 Tidak dilakukan
pembelajaran inkuiri terbimbing untuk 0,5-1,0 Kurang
1,1-2,0 Cukup
melatihkan keterampilan metakognitif
2,1-3,0 Baik
siswa.
3,1-4,0 Sangat baik
[7]
METODE
Analisis skor keterampilan
Sasaran dari penelitian ini
metakognitif menggunakan rumus:
adalah siswa kelas XI MIA 2 SMA
Negeri 18 Surabaya. Jenis penelitian ini
Skor = x4 (1)
adalah pre experimental dengan

265
Unesa Journal of Chemical Education ISSN: 2252-9454
Vol. 5, No. 2, pp 263-270, May 2016

Selanjutnya skor tersebut dikonversi digambarkan melalui Gambar 1 berikut


nilai keterampilan metakognitif pada ini:
Tabel 2:

Tabel 2 Konversi Nilai Keterampilan


Metakognitif
Batasan Kategori
1,00-1,17 D
1,18-1,50 D+
1,51-1,84 C-
1,85-2,17 C
2,18-2,50 C+
2,51-2,84 B-
2,85-3,17 B
3,18-3,50 B+ Gambar 1 Keterlaksanaan model
3,51-3,84 A- pembelajaran Inkuiri
3,85-4,00 A terbimbing
[8] Keterangan:
Analisis ketuntasan hasil belajar, Fase 1 :Memusatkan perhatian siswa dan
siswa dikatakan tuntas jika memperoleh menjelaskan proses inkuiri.
Fase 2 :Menyajikan masalah atau
nilai 2,67. Analisis angket respon
fenomena.
siswa, hasil angket respon siswa di Fase 3 :Membantu siswa merumuskan
interpretasi pada Tabel 3: hipotesis untuk menjelaskan
fenomena.
Tabel 3 Interpretasi Persentase Respon Fase 4 : Mendorong siswa mengumpulkan
Siswa data.
Fase 5 : Merumuskan penjelasan
Batasan Kriteria
Fase 6 : Merefleksikan situasi masalah dan
0 %-20% Kurang sekali proses berpikir
21%-40% Kurang Keterlaksanaan fase-fase dari model
41%-60% Cukup
pembelajaran inkuiri terbimbing pada
61%-80% Baik
pertemuan 1 dan pertemuan 2 telah
81%-100% Baik Sekali
terlaksana dengan sangat baik pada
[7]
masing-masing fase. Hal ini dibuktikan
dengan skor yang diperoleh tiap fasenya
HASIL DAN PEMBAHASAN
Keterlaksanaan Model Pembelajaran 2,1. Skor keterlaksanaan fase –fase
Inkuiri Terbimbing model pembelajaran inkuiri terbimbing
Model pembelajaran inkuiri mengalami peningkatan pada pertemuan
terbimbing terdiri dari enam fase yang ke 2.
terdapat dalam kegitan pembelajaran.
Keterlaksanaan model pembelajaran Keterampilan Metakognitif Siswa
inkuiri terbimbing diamati Keterampilan metakognitif menurut
menggunakan lembar keterlaksanaan Flavell (1979) mangacu pada kegiatan-
pembelajaran. Hasil penilaian kegiatan yang mengontrol pemikiran
keterlaksanaan fase-fase model dan belajar seseorang seperti
pembelajaran inkuiri terbimbing merencanakan (planning skill),

266
Unesa Journal of Chemical Education ISSN: 2252-9454
Vol. 5, No. 2, pp 263-270, May 2016

memonitor pemahaman (monitoring 3,94; keterampilan memantau sebesar


skill), dan evaluasi (evaluating skill) [3]. 3,78; dan keterampilan mengevaluasi
Keterampilan metakognitif siswa kelas sebesar 3,65. Skor pretest keterampilan
XI MIA 2 diukur sebanyak dua kali metakognitif siswa lebih rendah jika
menggunakan soal pretest dan soal dibandingkan dengan skor posttest
posttest. keterampilan metakognitif siswa. Hal ini
Tujuan pemberian soal pretest disebabkan siswa belum terbiasa
kepada siswa adalah untuk mengetahui menyelesaikan soal dengan
keterampilan metakognitif awal siswa keterampilan metakognitif dan siswa
kelas XI MIA 2 sebelum mengikuti mengalami kesulitan dalam
pelatihan, sedangkan soal posttest berisi menyelesaikan pemecahan masalah dari
soal-soal sesuai dengan indikator materi soal. Namun setelah siswa dilatihkan
larutan penyangga untuk mengetahui keterampilan metakognitif dalam
keterampilan metakognitif siswa setelah menyelesaikan soal selama kegiatan
dilatihkan keterampilan metakognitif pembelajaran, siswa mulai terlatih
siswa melalui penerapan model menggunakan keterampilan
pembelajaran inkuiri terbimbing metakognitifnya dalam menyelesaikan
Berdasarkan data skor pretest dan skor soal.
posttest keterampilan metakognitif siswa O’Neil & Brown (dalam Romli,
kelas XI MIA 2 yang meliputi 2012) menyatakan metakognisi sebagai
keterampilan merencanakan (planning proses dimana seseorang berpikir
skill), keterampilan memantau tentang berpikir dalam rangka
(monitoring skill), dan keterampilan membangun strategi untuk memecahkan
mengevaluasi (evaluating skill) dapat masalah [9]. Hal ini telah diterapkan
digambarkan pada Gambar 2 berikut: siswa dalam memecahkan soal pada soal
posttest sehingga skor posttest
keterampilan metakognitif siswa
menunjukkan hasil lebih baik
dibandingkan skor pretest keterampilan
metakognitif siswa pada masing-masing
aspeknya yaitu aspek keterampilan
merencanakan, keterampilan memantau,
dan keterampilan mengevaluasi.
Keterampilan merencanakan mendapat
skor paling tinggi, sedangkan skor
Gambar 2 Keterampilan Metakognitif keterampilan mengevaluasi siswa lebih
Siswa rendah jika dibandingkan dengan skor
Skor pretest untuk keterampilan keterampilan merencanakan dan
merencanakan sebesar 2; keterampilan keterampilan memantau.
memantau sebesar 2,24; dan Menurut Polmones (2007) bahwa
keterampilan mengevaluasi sebesar keterampilan merencanakan (planning
0,88. Sedangkan skor keterampilan skill) melibatkan proses berpikir siswa
metakognitif posttest untuk untuk mengetahui pengetahuan awal
keterampilan merencanakan sebesar yang dimiliki yang akan membantu

267
Unesa Journal of Chemical Education ISSN: 2252-9454
Vol. 5, No. 2, pp 263-270, May 2016

siswa dalam menyelesaikan soal melalui yang diterapkan oleh guru untuk
kegiatan berpikir dan menulis informasi melatihkan keterampilan metakognitif
yang diketahui dan tidak diketahui pada siswa.
soal dan menuliskan tujuan yang ingin
dicapai dari soal. Keterampilan Ketuntasan Hasil belajar Siswa
merencanakan ini membantu siswa Hasil belajar siswa adalah nilai
untuk mengetahui langkah apa yang kognitif yang diperoleh siswa dari
selanjutnya harus dilakukan untuk pengerjaan soal posttest yang diberikan
membantu penyelesain dari soal [10]. setelah penerapan model pembelajaran
Keterampilan memantau (monitoring inkuiri terbimbing pada materi pokok
skill) menurut Pulmones (2007) adalah larutan penyangga untuk melatihkan
keterampilan yang digunakan untuk keterampilan metakgnitif siswa.
memecahkan permasalahan dengan Berdasarkan data hasil nilai kognitif
meninjau solusi untuk permasalahan posttest siswa, berikut disajikan grafik
yang disajikan dengan membaca materi ketuntasan individu hasil belajar siswa
secara berulang-ulang sampai paham kelas XI MIA 2 SMA Negeri 18
dan mengecek proses pemecahan Surabaya:
masalah dengan tujuan yang benar [10].
Dalam menyelesaikan soal posttest
siswa kelas XI MIA 2 sudah terbiasa
menggunakan keterampilan
metakognitifnya yaitu keterampilan
memantau.
Keterampilan mengevaluasi
(evaluating skill) menurut Pulmones
(2007) adalah keterampilan
mengevaluasi proses belajarnya yang
ditunjukkan dengan kegiatan mengecek Gambar 3 Ketuntasan hasil belajar
ketercapaian dari tujuan belajar [10]. Ketuntasan hasil belajar siswa kelas
Dalam menyelesaikan soal posttest XI MIA 2 dengan indikator sifat larutan
materi larutan penyangga siswa telah penyangga dan perhitungan pH larutan
menggunakan keterampilan penyangga dari total siswa kelas XI
mengevaluasinya yang terlihat dari MIA 2 sebanyak 25 siswa, 24 siswa
peninjauan kembali nilai pH serta kelas XI MIA 2 telah mencapai
meninjau apakah ada hal yang terlewati ketuntasan hasil belajar setelah
dalam pengerjaan tugas dengan diterapkan model pembelajaran inkuiri
menuliskan kesimpulan diakhir jawaban. terbimbing pada materi larutan
Dari penjabaran di atas diketahui penyangga.
bahwa siswa kelas XI MIA 2 SMA Ketuntasan klasikal siswa kelas XI
Negeri 18 Surabaya telah terlatih MIA 2 sebesar 96 %. Ketuntasan
menyelesaikan soal mengunakan individu dan ketuntasan klasikal siswa
keterampilan metakognitif melalui kelas XI MIA 2 tergolong baik karena
penerapan model pembelajaran inkuiri hampir semua siswa kelas XI MIA 2
terbimbing pada pertemuan sebelumnya mencapai ketuntasan hasil belajar. Hal

268
Unesa Journal of Chemical Education ISSN: 2252-9454
Vol. 5, No. 2, pp 263-270, May 2016

ini disebabkan oleh beberapa faktor. dengan tanggapan siswa terhadap


Kemampuan guru yang baik dalam kegiatan pembelajaran yang telah
mengelola kegitan belajar mengajar di dilakukan. Berdasarkan data hasil
kelas melalui penerapan model respon siswa berikut disajikan grafik
pembelajaran inkuiri terbimbing pada persentase respon siswa terhadap
materi pokok larutan penyangga kegiatan pembelajaran yang telah
merupakan salah satu faktornya. dilakukan pada Gambar 4 berikut:
Selain itu juga terdapat faktor lain
yang mempengaruhi hasil belajar siswa
yaitu keterampilan metakognitif siswa.
Selama kegiatan pembelajaran dengan
model pembelajaran inkuiri terbimbing,
guru melatihkan keterampilan
metakognitif siswa dalam
menyelesaikan suatu permasalahan yang
meliputi keterampilan merencanakan
(planning skill), keterampilan memantau
(monitoring skill), dan keterampilan
mengevaluasi (evaluating skill) sehingga Gambar 4 Respon Siswa
siswa sudah terlatih menyelesaikan Persentase rata-rata respon siswa
suatu permasalahan dengan sebesar 97,2 % yang menunjukkan
menggunkan keterampilan metakognitif. bahwa siswa memberikan respon yang
Hal ini didukung dengan pendapat positif terhadap penerapan model
Coutinho (2007) yang menyatakan pembelajaran inkuiri terbimbing pada
bahwa siswa yang memiliki materi pokok larutan penyangga untuk
keterampilan metakognitif yang baik melatihkan keterampilan metakognitif
akan menunjukkan hasil belajar yang siswa. Hal ini sesuai dengan pendapat
baik pula dibandingkan dengan siswa Riduwan (2013) yang menyatakan
yang memiliki keterampilan metakogitif bahwa respon siswa dikatakan positf
rendah [4]. apabila diperoleh persentase lebih besar
sama dengan 61% [7].
Respon Siswa
Respon siswa diukur menggunakan PENUTUP
lembar angket respon siswa yang Simpulan
disebarkan kepada 25 siswa kelas XI Berdasarkan hasil penelitian dan
MIA 2 SMA Negeri 18 Surabaya pada pembahasan di atas, simpulan dari
pertemuan terakhir. Respon siswa penelitian ini adalah sebagai berikut:
bertujuan untuk mengetahui bagaimana 1. Keterlaksanaan model pembelajaran
pendapat siswa setelah penerapan model inkuiri terbimbing pada materi pokok
pembelajaran inkuiri terbimbing pada larutan penyangga untuk melatihkan
materi pokok larutan penyangga untuk keterampilan metakognitif siswa
melatihkan keterampilan metakognitif kelas XI SMA pada setiap
siswa. Lembar angket respon siswa pertemuan memperoleh kriteria
berisi 10 butir pertanyaan berkaitan

269
Unesa Journal of Chemical Education ISSN: 2252-9454
Vol. 5, No. 2, pp 263-270, May 2016

sangat baik pada masing-masing DAFTAR PUSTAKA


fasenya dengan skor 2,1. 1. Departemen Pendidikan Nasional. 2003.
Undang-Undang Republik Indonesia No.
2. Keterampilan metakognitif siswa 20 Tahun 2003 tentang Sistem
kelas XI MIA 2 SMA Negeri 18 Pendidikan Nasional. Jakarta:
Surabaya berhasil dilatih melalui Depdiknas.
penerapan model pembelajaran
2. Permendikbud. 2013. Peraturan Menteri
inkuiri terbimbing dengan skor rata- Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 69
rata keterampilan merencanakan Tahun 2013 tentang Kerangka Dasar
(planning skill) sebesar 3,94; dan Struktur Kurikulum Sekolah
Menengah Atas/Madrasah Aliyah.
keterampilan memantau (monitoring Jakarta: Kemendikbud.
skill) sebesar 3,78; dan keterampilan
mengevaluasi (evaluating skill) 3. Flavell, John H. 1979. Metacognition
sebesar 3,65. and cognitive Monitoring American
Psychological Association, Inc.
3. Ketuntasan hasil belajar siswa kelas Standford university.
XI-MIA 2 SMA Negeri 18 Surabaya
sebanyak 96 % siswa mencapai 4. Coutinho, A. 2007. The Relationship
ketuntasan hasil belajar. Between Goals, Metacognition, And
academic Succes. Educatejournal, Vol 7,
4. Respon siswa terhadap penerapan No. 1, pp. 39-47
model pembelajaran inkuiri
terbimbing pada materi pokok larutan 5. Arends, Richard I. 2012. Learning to
teach. New York: McGraw-Hill.
penyangga untuk melatihkan
keterampilan metakognitif siswa 6. Sugiyono. 2013. Metode Penelitian
kelas XI SMA tergolong kriteria baik Pendidikan. Bandung: Alfabeta
sekali dengan persentase respon
7. Riduwan. 2013. Skala Pengukuran
siswa sebesar 97,2 %.
Variabel-Variabel Penelitian. Bandung:
Alfabeta.
Saran
Berdasarkan simpulan di atas, maka 8. Permendikbud. 2014. Peraturan Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan Republik
peneliti memberikan saran untuk bahan Indonesia No. 104 Tahun 2014 Tentang
pertimbangan penelitian selanjutnya Penilaian Hasil Belajar oleh Pendidik
sebagai berikut: pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan
1. Perlu diberikan posttest keterampilan Menengah. Jakarta: Kemendikbud.
metakognitif disetiap akhir kegiatan 9. Romli, Muhammad. 2012. Strategi
pembelajaran sehingga peneliti membangun metakognisi siswa sma
mengetahui perkembangan dalam pemecahan masalah matematika.
keterampilan metakognitif siswa dari Available:
http://ejurnal.upgrismg.ac.id/index.php/a
awal pertemuan sampai akhir ksioma/article/view/56/52 diakses
pertemuan. tanggal 5 Maret 2015.
2. Keterampilan metakognitif siswa
10. Pulmones, Richard. 2007. Learning
perlu dilatihkan untuk materi kimia
Chemistry in Metacognitive
yang lain, sehingga siswa terlatih Enviromental. The Asia Pasific
menyelesaikan suatu permasalahan Educations Researcher, Vo.l 16, No. 2,
dengan menerapkan keterampilan 165-183.
metakognitifnya.

270

Anda mungkin juga menyukai