Disusun oleh :
Kelompok 1 Tingkat II-A
Annisa Fathulluluu P17324118017
Gita Mustika Fitri P17324118040
Katrina Sifa Nurahmah P17324118042
Mutiara Putri Horison P17324118016
Nur Syifa Yudhiani P17324118029
Rr. Berlianni Salsa Nur Illahi P17324118041
Salsabila Nur Syahbani P17324118003
B. PEMBAHASAN
1. Istilah-istilah asing yang belum diketahui/dipahami yang terdapat dalam kasus,
a. Hepatomegali
b. Laju endap darah
c. Anemia mikrositik hipokrom
d. Kesan alkalosis metabolik
e. Pemeriksaan BTA
f. Snow strome appearance
g. Choroidal tuberkal
h. Funduskopi
2. Identifikasi pertanyaan terkait kasus dan rumusan permasalahan yang ada pada kasus
a. Definisi tuberkulosis?
b. Apa diagnosa kasus tersebut?
c. Apa saja tanda-tanda gejala dari kasus tersebut?
d. Bagaimana etiologi dari kasus tersebut?
e. Apa saja faktor resiko dari kasus tersebut?
f. Apa saja komplikasi dari kasus tersebut?
g. Bagaimana mekanisme tuberkulosis?
h. Bagaimana klasifikasi tuberkulosis?
i. Bagaimana penatalaksanaan dan asuhan kebidanan untuk menangani kasus
tuberkulosis?
j. Bagaimana pencegahan tuberkulosis?
3. Lakukan curah pendapat untuk menjawab poin pada langkah 1 dan 2 (untuk langkah 1-3
didiskusikan tanpa harus melihat referensi untuk melatih kemampuan berfikir kritis)
Menurut hasil diskusi kelompok didapatkan hasil sebagai berikut :
a. Hepatomegali
Adalah perbesaran ukuran organ hati, karena adanya penyakit pada organ hati.
b. Laju endap darah
Adalah kevepatan mengendapnya eritrosit di sampel darah, untuk menilai kondisi
peradangan/infeksi tubuh. LED ini dapat dipengaruhi oleh anemia semala kehamilan.
LED normal untuk ibu nerumur <50 tahun adalah 0-15mm/jam
c. Anemia mikrositik hipokrom
Adalah anemia dengan ukuran eritrosit yang lebih kecil dari normal
d. Kesan alkalosis metabolic
Adalah keadaan darah dalam keadaan basa karena tingginya kadar bikarbonat/jika
tubuh kehilangan terlalu banyak asam.
e. Pemeriksaan BTA
Pemeriksaan ini untuk mendeteksi bakteri penyebab penyakit tuberculosis yaitu
mycobacterium tuberculosis. Pemeriksaan ini dilakukan dengan mengambil sampel
dahak dan diberik pewarna Ziehl-Neelsen untuk mendeteksi bakteri tersebut.
f. Snow strome appearance
Adalah gambaran badai salju di paru-paru saat dilakukan USG
g. Choroidal tuberkal
Salah satu tanda awal penyakit TB
h. Funduskopi
Adalah tes yang dilakukan untuk memeriksa bagian belakang dan dalam mata untuk
mendeteksi penyakit serius
k. Definisi tuberkulosis?
Tuberkulosis adalah penyakit saluran nafas yang disebabkan oleh mycobacteria
tuberculosis, yang berkembang di dalam tubuh yang terdapat banyak aliran darah dan
oksigen
l. Apa diagnosa kasus tersebut?
Dalam kasus diatas dapat didiagnosa bahwa klien menderita penyakit TB yang
menyerang hati. Dilihat dari hasil pemeriksaan fisik dan lab maupun penunjang laiinya.
m. Apa saja tanda-tanda gejala dari kasus tersebut?
Tanda-tanda dan gejala yang dapat disimpulkan dari kasus tersebut adalah tanda/gejala
dari penyakit tuberculosis yaitu adanya sesak napas tetapi tidak dipengaruhi oleh suhu
maupun cuaca, demam, batuk berdahak terus menerus tanpa berdarah, berkeringat di
malam hari, penurunan berat badan, penurunan nafsu makan, dan wajah terlihat pucat.
n. Bagaimana etiologi dari kasus tersebut?
Dari kasus tersebut penyebab nya mungkin terjadi karena imunisasi sewaktu kecil tidak
lengkap, sehingga daya tahan tubuh ibu rendah.
o. Apa saja faktor resiko dari kasus tersebut?
Faktor resiko nya yaitu orang yang melakukan kontak dengan penderita, orang yang
bertempat tinggal di wilayah dengan kondisi kesehatan buruk, penderita penyakit yang
melemahkan sistem kekebalan tubuh
p. Apa saja komplikasi dari kasus tersebut?
Dapat meningkatkan resiko kelahiran premature, BBLR, dan infeksi menularkan TB ke
bayi. Saat kehamilan pun ibu merasa berat menjalani aktivitas.
q. Bagaimana mekanisme tuberkulosis?
TB dapat menular melalui udara, sehingga orang yang selalu berinteraksi dengan
penderita beresiko tertular.
r. Bagaimana klasifikasi tuberkulosis?
Tuberculosis paru, adalah TB yang menyerang jaringan paru namun tidak termasuk
pleura dan kelenjar pada hilus. Lalu ada TB ekstra paru, yaitu yang menyarang organ
tubuh lain selain paru.
s. Bagaimana penatalaksanaan dan asuhan kebidanan untuk menangani kasus
tuberkulosis?
Asuhannya bidan untuk menangani ibu hamil dengan TB adalah berkolaborasi dengan
dokter untuk pengobatan dan pemeriksaannya, dan menganjurkan ibu mengkonsumsi
obat sesuai anjuran dokter.
t. Bagaimana pencegahan tuberkulosis?
Pencegahan TB dapat dilakukan dengan menutup mulut saat bersin, tidak membuang
dahak sembarangan, memiliki rumah dengan ventilasi udara baik, hindari berinteraksi
dengan pederita TB terlalu sering.
4. Peta konsep/bagan konsep tentang pengetahuan yang harus dimiliki terkait permasalahan
pada kasus tersebut
Tuberculosis pada
Wanita Hamil
b. Pemeriksaan Penunjang
Tuberkulosis dalam kehamilan mempunyai gejala yang sama dengan tuberkulosis
tanpa kehamilan. Diagnosa tuberkulosis mungkin terlambat ditegakkan karena gejala
awal yang tidak khas. Penegakan diagnosa pada wanita hamil memiliki langkah yang
sama dengan tuberkulosis tanpa kehamilan. Rontgen dada pada wanita hamil diperlukan
jika pasien tidak mampu untuk mengeluarkan sputum, atau hasil pemeriksaan basil tahan
asam (BTA) langsung memberikan nilai negatif (tidak ditemukan BTA). Pemeriksaan
radiologi harus memakai pelindung timah pada abdomen sehingga bahaya radiasi
terhadap janin lebih minimal. Jika usia kehamilan masih dalam trimester pertama,
sebaiknya pemeriksaan radiologi dada tidak dikerjakan karena masih bisa berdampak
negatif pada sel-sel muda janin walaupun kejadiannya sedikit. Umumnya pemeriksaan
radiologi dada merupakan pemeriksaan penapis yang efektif.
Dengan pemeriksaan radiologi dada diagnosis TB paru lebih banyak ditemukan
dibandingkan pemeriksaan bakteriologi sputum. Gambaran radiologi yang diberikan
hampir sama dengan TB paru tanpa kehamilan, yakni infiltrat, kalsifikasi, fibrotik,
kavitas, efusi pleura dll. Pemeriksaan radiologi pada pasien dalam kehamilan boleh
dilakukan dengan menggunakan plat pelindung.
Menurut The American Collage of Obstetricians and Gynecologist tentang
Guidelines for Diagnostic Imaging During Pregnancy and Lactation 2017, pada
kehamilan 16-25 minggu bisa dilakukan pemeriksaan radiologi dengan batas dosis yang
bisa ditoleransi adalah 250-280 mGy. Pada pemeriksaan radiologi paru sendiri radiasi
yang dihasilkan adalah 0,0005-0,01.10 Menurut The American Collage of Radiology,
pada kehamilan 18-27 minggu efek radiasi di bawah 100 mGy tidak memberikan efek
apa pun pada kehamilan. Peningkatan efek radiasi berada pada garis lurus sebanding
dengan peningkatan dosis radiasi. Secara teoritis dikatakan bahwa peningkatan dosis
radiasi menyebabkan resiko kanker sebesar 3%, retardasi mental (6%) penurunan IQ
sebesar 10 poin setiap 100 mGy dan 15% kemungkinan terjadinya mikrosefalia. (Hickey,
2015)
Hickey AJ, Gounder L, Moosa MY, Drain PK. A systematic review of hepatic tuberculosis
with considerations in human immunodeficiency virus co-infection. BMC Infect Dis.
2015; 15:209. doi: 10.1186/s12879-015-0944-6. [PubMed].
Yanrike Harahap, Fauzar. Majalah Kedokteran Andalas. Vol. 42, No. 3S, November 2019,
Hal. 75-84. . http://jurnalmka.fk.unand.ac.id (Diakses pada tanggal 13 Maret 2020)
Shandera WX, Merchant O. The inconsistent definitions used for tuberculosis in the medical
literature. International Journal of Mycobacteriology. 2015; 4(2):158-60. doi:
10.1016/j.ijmyco.2015.03.001.
Marback EF, Mendes SE, Oliveira C, Parikh JG, Rao NA . Isolated uveal tuberculoma
masquerading as an intraocular tumor in an immunocompetent patient—a clinical-
pathologic study with diagnosis by PCR. J Ophthalmic Inflamm Infect. 2011; 1(2):81–
84. doi: 10.1007/s12348-010-0010x. [PMC free article].
Ribeiro S, Trabulo D, Cardoso C, Oliveira A, Cremers I, Disseminated Tuberculosis in an
Immunocompetent Patient: The Answer is in the Liver. GE Port J Gastroenterol. 2016;
23(4):208213. doi: 10.1016/j.jpge.2015.10.002. [PMC free article].