FISIOLOGI OKSITOSIN
Makalah ini diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Asuhan Kebidanan Persalinan
Dosen pengampu : Farhati, SST., M.Keb.
Disusun oleh :
Salsabila Nur Syahbani
NIM. P17324118003
2
A. DEFINISI DAN FUNGSI OKSITOSIN
Hormon Oksitosin dihasilkan oleh kelenjar hipotalamus.
Hipotalamus adalah pemimpin umum sistem hormon, ia memiliki tugas
penting memastikan kemantapan dalam tubuh manusia. Setiap saat,
hipotalamus mengkaji pesan-pesan yang datang dari otak dan dari dalam
tubuh. Setelah itu, hipotalamus menjalankan beberapa fungsi, seperti
menjaga kemantapan suhu tubuh, mengendalikan tekanan darah,
memastikan keseimbangan cairan, dan bahkan pola tidur yang
tepat.Hipotalamus terletak langsung di bawah otak dan ukurannya sebesar
biji kenari. Sejumlah besar informasi sehubungan dengan keadaan tubuh
dikirim ke hipotalamus. Informasi ini disampaikan ke sana dari setiap titik
dalam tubuh, termasuk pusat indra dalam otak. Kemudian hipotalamus
menguraikan informasi yang diterimanya, memutuskan tindakan yang
mesti diambil dan perubahan yang harus dibuat dalam tubuh, serta
membuat sel-sel tertentu menjalankan keputusannya.
Oksitosin adalah hormon reproduksi yang kuat dengan efek luas
pada otak dan tubuh semua mamalia, misalnya, dengan memediasi
pengeluaran sperma, kontraksi persalinan, dan pengeluaran susu. Oksitosin
juga mengurangi stres dengan mengaktifkan sistem saraf parasimpatis
secara terpusat, yang mendorong ketenangan, koneksi, penyembuhan, dan
pertumbuhan; dan dengan mengurangi aktivitas dalam sistem saraf
simpatik, yang mengurangi rasa takut, stres, dan hormon stres, serta
meningkatkan kemampuan bersosialisasi. Oksitosin memiliki waktu paruh
pendek, tetapi efeknya dapat diperpanjang karena memodulasi sistem
hormon otak lainnya (neuromodulasi).
Oksitosin adalah hormon reproduksi yang kuat dengan efek luas
pada otak dan tubuh semua mamalia, misalnya, dengan memediasi
pengeluaran sperma, kontraksi persalinan, dan pengeluaran susu.
3
Sebagian besar informasi tentang tubuh manusia ada di hipotalamus.
4
potensial membrane sel otot polos uterin berkurang negatifnya, sehingga
membuat uterus makin sensitive terhadap oksitosin. Jumlah reseptor oksitosin
di uterus juga makin bertambah pada saat ini, dan aktivasi mereka
menyebabkan kalsium selular di mobilisasi melalui hidrolisa
polifosfatidilinositol. (Endokrinologi Dasar dan Klinik, hal.151)
Pelepasan hormon oksitosin berlangsung secara alami, namun
terdapat suatu cara untuk mendorongnya lebih cepat. Diantaranya, melalui
proses Inisiasi Menyusui Dini (IMD). Meletakkan bayi di atas perut ibu, agar
bayi mencari payudara ibunya sendiri, dapat merangsang pelepasan oksitosin.
Sehingga, wanita disarankan untuk melakukannya secepat mungkin setelah
melahirkan, untuk membantu keluarnya plasenta. Jika plasenta gagal keluar,
ibu akan diberikan hormon sintetis yang mereplikasi efek oksitosin untuk
membantu rahim berkontraksi.
Oksitosin juga memainkan peranan penting di luar proses
melahirkan. Setiap kali menyusui, ibu akan melepaskan hormone oksitosin
yang menyebabkan ibu mengeluarkan putting susu ke mulut bayi. Hal ini,
akan membantu rahim menciut dan kembali ke ukuran normal.
5
(ducts/milk canals) menuju reservoir susu {sacs} yang berlokasi di
belakang areola, lalu ke dalam mulut bayi.
Ketika pengeluaran air susu, oksitosin menimbulkan kontraksi sel-
sel mioepitel di payudara sebagai respon terhadap penghisapan puting,
berkat reflex neurogenik yang dihantarkan ke hipotalamus melalui medulla
spinalis. Kadar oksitosin meningkat dalam 2 menit pengisapan puting dan
mencapai puncak dalam 10 menit. Oksitosin juga dilepaskan ketika
sanggama.(Ilmu Kandungan, hal.63)
Selain itu oksitosin juga berfungsi mengencangkan otot halus
dalam rahim pada saat melahirkan dan setelahnya, seperti halnya juga
dalam orgasme. Setelah melahirkan, oksitosin juga mengencangkan otot
halus di sekitar alveoli untuk memeras ASI menuju saluran susu. Oksitosin
berperan dalam proses turunnya susu let-down / milk ejection reflex.
Sekresi oksitosin dirangsang oleh peregangan vagina atau serviks
uteri dan oleh tindakan menyusui. Hal ini terjadi melalui traktus syaraf
yang mempengaruhi hipotalamus. (Histologi Dasar, hal.396)
Oksitosin dilepaskan sepanjang masa melahirkan sewaktu janin
menstimulasi leher rahim dan vagina. Dan hal itu meningkatkan kontraksi
otot halus kandungan agar terjadi proses melahirkan.
Pada kasus dimana kontraksi tidak cukup agar terjadi kelahiran,
dokter terkadang memberikan Oksitosin untuk menstimulasi lebih lanjut
kontraksi kandungan- perhatian besar harus dilakukan pada beberapa
situasi untuk memastikan janin keluar dengan baik dan mencegah
pecahnya uterus.
6
B. FARMAKODINAMIKA OKSITOSIN
Obat ini memiliki efek stimulasi pada otot polos uterus, terutama di
akhir kehamilan, selama persalinan dan pasca persalinan serta pada
puerperium ketika reseptor di miometrium meningkat.Pada dosis rendah
menyebabkan kontraksi berirama, tetapi pada dosisi tinggi dapat
menyebabkan kontraksi hipertonik yang kontiniu.(Susanti, 2011)
Nama dagang Induxin (kalbe farma), syntocinon (novartis).
komposisi Tiap ml injeksi mengandung : oxytocin sintetik ...10 IU
Oksitosin juga dikenal sebagai Pitocin, Syntocinon, Ocytocin,
Endopituitrina, Oxitocina, Oxytocine, Oxytocinum, Hormon oksitosik dan
Orasthin. Ia memiliki molekul rumus C43H66N12O12S 2. Mereka secara
komersial tersedia sebagai suntikan intravena dan intramuskuler,
semprotan hidung dan tablet sublingual. Biasanya digunakan jenis obatnya
adalah pitocin dan syntocinon, bahan kimia Kemiripan dengan oksitosin
membuat mereka obat yang ideal pilihan untuk berbagai kasus misalnya
pada saat nifas. Pitocin terdiri dari asam oxtocic/ml bersama dengan
chlorobutanol, turunan kloroform. Namun medis pengawasan adalah wajib
untuk mengesampingkan timbulnya komplikasi (20,31). Penggunaan
umum dari obat-obatan oksitosin ini termasuk induksi persalinan.
7
Di bawah tingkat yang sesuai, pada saat itu pengiriman, Oksitosin
berikatan dengan reseptor yang ada di miometrium, mengaktifkan jalur
hidrolisis phoshotidyl inositol dan diacyl glcerol, ada dengan
mengaktifkan sama. Aktivasi ini menyebabkan pelepasan intraseluler Ca +
yang menyebabkan kontraksi rahim. Dalam kondisi terkait dengan
rendahnya tingkat produksi Oxytocin ini proses dilakukan oleh obat
Oxytocin.
Dosis oksitosin yang diberikan 10 unit dengan rute intravena atau
20-40 mUnit / mnt per Rute intramuskular disuntikkan untuk post partum
pendarahan. 0,5-1 mUnit / mnt dengan rute intravena untuk induksi tenaga
kerja.10-20 mUnit / mnt diberikan bersama dengan obat lain untuk
penghentian kehamilan.
Kontraksi uterus terlihat setelah 3-5 menit dan kira-kira 1 menit
amistrasi melalui intramuskuler dan rute intravena masing-masing. Obat
yang stabil tercapai setelah 40 menit rute parenteral dari administrasi. Ini
didistribusikan melalui ekstraseluler kompartemen cairan ibu; jumlah kecil
dapat melintas penghalang plasenta dan mencapai janin. Metabolisme
dibutuhkan. Tempatkan dengan cepat melalui hati dan plasma oleh enzim
oksitosin beberapa langkah metabolisme juga terjadi melalui kelenjar susu.
Ini memiliki waktu paruh 1-5 menit. Ginjal dan bantuan hati dalam
menghilangkan obat-obatan Oxytocin (9) bentuk yang tidak berubah dari
obat ini jarang diekskresikan dalam urin (30) Overdosis dapat
menyebabkan kontraksi uterus titanic, gangguan aliran darah ke uterus,
ruptur uteri, kejang dan kontraksi emboli cairan ketuban, gangguan darah
mengalir ke rahim, ruptur uteri, kejang, dan ketuban emboli cairan.
Penyimpanan oksitosin pada suhu yang optimal untuk penyimpanan obat-
obatan Oxytocin adalah pada 20-25 derajat Celcius.
C. PRINSIP KERJA
Prinsip kerja hormon Oksitosin adalah dengan cara menstimulasi
kontraksi sel otot polos pada rahim wanita hamil selama melahirkan dan
menstimulasi kontraksi sel-sel kontraktil dari kelenjar susu agar
8
mengeluarkan air susu. Air susu yang keluar pertama inilah yang
mengandung antibody yang sangat penting untuk bayi. ASI yang keluar
pertama ini mengandung kolostrum, Kolostrum dikonsumsi bayi sebelum
ASI sebenarnya. Kolostrum mengandung sel darah putih dan antibodi
yang tinggi daripada ASI sebenarnya, khususnya tinggi dalam
level immunoglobulin A (IgA), yang membantu melapisi usus bayi yang
masih rentan dan mencegah kuman memasuki bayi. IgA ini juga
mencegah alergi makanan. Dalam dua minggu pertama setelah
melahirkan, kolostrum pelan pelan hilang dan tergantikan oleh ASI
sebenarnya.
1. Proses Kelahiran:
Saat fetus masuk dalam jalan lahir, segmen bawah uterus,
serviks dan vagina berdilatasi, dan ini menyebabkan reflex pelepasan
oksitosin. Kontraksi uterus yang kuat, lebih jauh menyebabkan
penurunan fertus, distensi, dan pelepasan oksitosin lebih jauh lagi.
2. Laktasi:
Oksitosin juga terlibat pada laktasi. Perangsangan putting
susu menghasilkan reflex neurohumoral. Berikutnya, oksitosin
meyebabkan kontraksi sel. Mioepitel dari duktus mamilaris dan
pengeluaran susu.
3. Kerja lainnya:
Sejumlah stimulus juga merangsang pelepasan ADH seperti
peningkatan osmolalitas plasma dan hipovolemia menyebabkan
sekresi oksitosin. Sejak aliran urin rendah-yang dapat mempengaruhi
pengaturan kesetimbangan natrium. (Endokrinologi Dasar dan
Klinik, hal.151)
9
Gambar mengenai mekanisme kerja oksitosin:
10
c. Umpan balik positif oksitosin sentral terhadap dirinya sendiri,
terutama pada ibu multipara, meningkatkan dan mempercepat efek
dalam proses persalinan (penelitian pada hewan)
d. Adaptasi ibu postpartum yang mengurangi stres, meningkatkan
kemampuan bersosialisasi, dan pusat hadiah utama, menanamkan
kesenangan dengan kontak dan perawatan bayi, oleh karena itu
mempromosikan kelangsungan hidup bayi jangka panjang
e. Peningkatan prelabor dalam reseptor oksitosin uterus (penelitian
pada manusia) dan reseptor oksitosin di otak dan kelenjar susu
(penelitian pada hewan) memaksimalkan efek ini.
Satu jam atau lebih setelah kelahiran fisiologis adalah periode yang
sensitif, ketika interaksi dari ibu ke bayi dari kulit ke kulit menumbuhkan
aktivitas oksitosin puncak. Manfaat mungkin termasuk:
a. Kontraksi yang lebih kuat, kemungkinan mengurangi risiko
perdarahan postpartum
b. Pemanasan alami untuk bayi baru lahir melalui vasodilatasi dada
ibu
c. Aktivasi ikatan biologis ibu-bayi yang dimediasi hormon
d. Fasilitasi inisiasi menyusui, termasuk dengan mengurangi stres ibu
dan bayi baru lahir
Kontraksi uterus:
Fungsi paling umum dari oksitosin yang tidak tetap tidak dikenal
bahkan bagi orang awam adalah tindakan uterus kontraksi. Pada acara
persalinan tingkat progesteron jatuh, tingkat oksitosin yang normal
menyebabkan serviks pelebaran, dengan demikian meningkatkan rasa
sakit; refleks ini meningkatkan pelepasan oksitosin, meningkatkan
pelebaran serviks yang mengarah ke proses kelahiran.
D. PRODUKSI OKSITOSIN
Dalam tubuh orang normal, hormon diproduksi dalam jumlah
sesuai kebutuhan. Jadi dapat dipastikan kadarnya tentu akan meningkat
secara normal pada ibu yang akan melahirkan dan menyusui.
11
Pada tubuh manusia oksitosin dibuat oleh sel-sel saraf khusus di regio
tertentu di otak. Di luar sel saraf, oksitosin diproduksi juga di kelenjar
telur dan sel-sel di testis spesies tertentu (bukan manusia).
Saat ini, berkat kemajuan teknologi, hormon ini sudah dapat dibuat
sintetiknya. Hormon ini ternyata mudah dihancurkan oleh saluran cerna
kita, sehingga hormon sintetik ini dibuat dalam bentuk sediaan
injeksi/suntik dan "nasal spray". Cara pembuataannya tentu melalui
"genetic engineering" yang rumit, sehingga dapat dihasilkan sediaan yang
stabil dan dapat berfungsi seperti hormon aslinya.
Hormon oksitosin dibentuk dari prohormon, berupa nonapeptida.
Berat molekulnya adalah 1007. Disekresikan turun sepanjang akson-akson
dari neuron-neuron yang badan selnya terletak di nucleus supraoptikus dan
paraventrikularis. Dalam perjalanannya oksitosin terikat pada protein
pembawa yang dikenal sebagai neurofisin I dan II (estrogen dan nikotin
masing-masing merangsang neurofisin) yang memiliki berat molekul
sekitar 10.000, disekresikan lebih langsung ke dalam sirkulasi portal
daripada sirkulasi perifer. Sejumlah kecil oksitosin juga dilepaskan ke
dalam sirkulasi portal. Waktu pro-oksitosin sekitar 10 menit.(Ilmu
Kandungan, hal.63)
E. INDIKASI
a. Antepartum Oxytocin akan meningkatkan kontraksi uterus, agar
proses persalinan dapat berjalan lebih cepat untuk kepentingan ibu
dan fetus. Dapat digunakan untuk Universitas Sumatera Utara
induksi persalinan, stimulasi atau memperkuat kontraksi persalinan,
terapi tambahan pada abortus inkomplit, ataupun abortus yang terjadi
pada trimester II
b. postpartum Oxytocin dapat membantu menghasilkan kontraksi
uterus pada kala III persalinan, sehingga dapat mengontrol
perdarahan postpatum.
F. KONTRAINDIKASI
12
a. Proporsi cephalopelvic yang signifikan
b. Posisi janin yang tidak menguntungkan
c. Keadaan darurat kebidanan yang mendukung operasi
d. Rahim hiperaktif atau hipertonik
e. Ketika persalinan pervaginam merupakan kontraindikasi,
f. Pasien anafilaksis
g. Gawat janin
h. Polihidramnion
i. Plasenta pervia parsial
j. Induksi persalinan elektif
13
KESIMPULAN
14
DAFTAR PUSTAKA
Anirudha kabilan /J. Pharm. Sci. & Res. Vol. 6(4), 2014, 220-223
https://www.jpsr.pharmainfo.in/Documents/Volumes/vol6issue04/jpsr060
Pustaka
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC4720867/ (Diakses 19
Agustus 2019)
15