Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA BERENCANA (KB)

DISUSUN OLEH:
FARAH FERENNISA
(P032014401052)

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN


POLTEKKES KEMENKES RIAU
PEKANBARU
TA. 2021/2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Tuhan yang Maha Esa karena dengan rahmat,
karunia, serta taufik hidayah-Nya saya dapat menyelesaikan Laporan Pendahuluan
Asuhan Keperawatan KB.
Saya sangat berharap Laporan Pendahuluan ini dapat berguna dalam
menambah wawasan serta pengetahuan pembaca serta penulis mengenai KB. Saya
juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam laporan pendahuluan ini terdapat
banyak kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, saya berharap
adanya kritik, saran, dan usulan demi perbaikan makalah ini.
Semoga laporan pendahuluan sederhana ini dapat dipahami bagi yang
membacanya. Sekiranya laporan pendahuluan yang telah disusun ini dapat
berguna bagi saya sendiri maupun orang lain. Kesalahan kata-kata yang kurang
berkenan dan saya memohon dengan kritik dan saran yang membangun demi
perbaikan dimasa depan.
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................2

DAFTAR ISI............................................................................................................3

A. Pendahuluan..................................................................................................4

B. Konsep Medik...............................................................................................5

C. Konsep Asuhan Keperawatan.......................................................................8

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................13
A. Pendahuluan
1. Latar Belakang
Keluarga Berencana (KB) merupakan salah satu pelayanan kesehatan
preventif yang utama bagi wanita. Keluarga Berencana menurut WHO
(World Health Organization) adalah tindakan yang membantupasangan suami
istri untuk menghindari kelahiran yang tidak diinginkan, mengatur jarak
kelahiran, dan menentukan jumlah anak dalam keluarga. Tujuan program KB
adalah membentuk keluarga kecil sesuai dengan kekuatan sosial ekonomi.
Program keluarga berencana memberikan kesempatan untuk mengatur
jarak kelahiran atau mengurangi jumlah kelahiran dengan menggunakan
metode kontrasepsi hormonal atau non hormonal. Upaya ini dapat bersifat
sementara ataupun permanen, meskipun masing-masing jenis kontrasepsi
memiliki tingkat efektifitas yang berbeda dan hamper sama (Gustikawati,
2014).
Penggunaan kontrasepsi merupakan tanggung jawab bersama antara pria
dan wanita sebagai pasangan, sehingga metode kontrasepsi yang akan dipilih
sesuai dengan kebutuhan serta keinginan bersama. Dalam hal ini bisa saja pria
yang memakai kontrasepsi seperti kondom, coitus interuptus (senggama
terputus) dan vasektomi. Sementara itu apabila istri yang menggunakan
kontrasepsi suami mempunyai peranan penting dalam mendukung istri dan
menjamin efektivitas pemakaian kontrasepsi.
2. Tujuan
a. Tujuan Umum
Mahasiswa mampu melaksanakan asuhan keperawatan pada KB dan
pendokumentasian menggunakan SOAP.
b. Tujuan Khusus
1. Mahasiswa mampu melaksanakan pengkajian data subjektif dan
data obyektif pada KB
2. Mahasiswa mampu mengidentifikasi diagnosa aktual dan masalah
pada KB
3. Mahasiswa mampu mengidentifikasi diagnosa potensial dan
masalah potensial
4. Mahasiswa mampu mengembangkan rencana tindakan asuhan
keperawatan secara menyeluruh pada KB.
5. Mahasiswa mampu melaksanakan rencana tindakan asuhan
keperawatan yang menyeluruh sesuai kebutuhan keluarga.
6. Mahasiswa dapat melakukan evaluasi terhadap asuhan yang
diberikan pada KB.
7. Mahasiswa dapat mendokumentasikan asuhan keperawatan dengan
menggunakan dokumentasi SOAP.

B. Konsep Medik
1. Definisi KB
Keluarga berencana merupakan usaha untuk mengukur jumlah anak dan
jarak kelahiran anak yang diinginkan. Maka dari itu, Pemerintah
mencanangkan program atau cara untuk mencegah dan menunda kehamilan
(Sulistyawati, 2013)
Program keluarga berencana adalah tindakan yang membantu pasangan
suami istri untuk menghindari kehamilan yang tidak diinginkan, mendapatkan
kelahiran yang diinginkan, mengatur jarak interval kehamilan, merencanakan
waktu kelahiran yang tepat dalam kaitanya dengan umur istri, serta
menentukan jumlah anak dala keluarga.
Tujuan umum dari pelayanan kontrasepsi adalah pemberian dukungan dan
pemantapan penerimaan gagasan KB. Tujuan pokok yang diharapkan adalah
penurunan angka kelahiran.
2. Jenis- Jenis KB
a. Alami
1. Metode Suhu Basal Tubuh
Suhu basal adalah suhu tubuh sebelum ada aktifitas apapun,
biasanya diambil pada saat bangun tidur dan belum meninggalkan
tempat tidur. Suhu basal tubuh akan meningkat setelah ovulasi.
Pencatatan suhu dilakukan setiap hari pada sebuah tabel/kertas grafik
2. Metode Lendir Serviks
Metode berdasarkan lendir serviks yang muncul dalam siklus
wanita. Lendir ini dicek di vagina. Sesudah haid vagina biasanya
kering. Setelah itu muncul lendir yang lengket (sticky). Sesaat
sebelum ovulasi, lendir berubah menjadi basah dan licin (wet and
slippery). Hari terakhir basah karena lendir ini biasanya bersamaan
dengan ovulasi.
3. Metode Sympthotermal
Metode ini menggabungkan kedua metode diatas. Selanjutnya
wanita disuruh mencari tanda tanda ovulasi lainnya yaitu: nyeri perut
(cramps), spotting dan perubahan posisi serta konsistensi serviks.
Metode ini sedikit lebih unggul karena mengkombinasi berbagai
variabel. Tetapi tetap juga memiliki keterbatasan.
4. Methode Kalender
Bila haid teratur (28 hari), Hari pertama dalam siklus haid dihitung
sebagai hari ke-1 dan masa subur adalah hari ke-12 hingga hari ke- 16
dalam siklus haid. Sedangkan, bila siklus haid tidak teratur, harus
dicatat siklus haid selama 6 bulan. Yang paling normal haid adalah 28
hari, tetapi masih dianggap normal jika antara 21-35 hari. Masa subur
awal didapatkan dengan siklus terpendek dikurangi 18 dan akhir masa
subur adalah siklus terpanjang dikurangi 11. Misalnya siklus
terpendek 25 hari dan terpanjang 35 hari, maka waktu subur adalah
antara hari ke 7 s/d 24.
5. Coitus Interruptus (senggama terputus)
Ejakulasi dilakukan di luar vagina. Efektivitasnya 75-80%. Faktor
kegagalan biasanya terjadi karena ada sperma yang sudah keluar
sebelum ejakulasi, orgasme berulang atau terlambat menarik penis
keluar.
b. Kontrasepsi Mekanik
1. Kondom
Terbuat dari latex, ada kondom untuk pria maupun wanita serta
berfungsi sebagai pemblokir / barrier sperma. Kegagalan pada
umumnya karena kondom tidak dipasang sejak permulaan senggama
atau terlambat menarik penis setelah ejakulasi sehingga kondom
terlepas dan cairan sperma tumpah di dalam vagina.
2. Spermatisida
Bahan kimia aktif untuk 'membunuh' sperma, berbentuk cairan,
krim atau tisu vagina yang harus dimasukkan ke dalam vagina 5 menit
sebelum senggama. Efektivitasnya 70%. Sayangnya bisa
menyebabkan reaksi alergi. Kegagalan sering terjadi karena waktu
larut yang belum cukup, jumlah spermatisida yang digunakan terlalu
sedikit atau vagina sudah dibilas dalam waktu < 6 jam setelah
senggama.
3. AKDR atau spiral, atau Intra-Uterine Devices (IUD)
Adalah alat yang dibuat dari polietilen dengan atau tanpa
metal/steroid yg ditempatkan di dalam rahim. Pemasangan ini dapat
untuk 3-5 tahun dan dapat dilepaskan bila berkeinginan untuk
mempunyai anak.
c. Kontrasepsi Hormonal
1. Kontrasepsi PIL
Tablet yang mengandung hormone estrogen dan progesterone
sintetik disebut pil kombinasi dan hanya mengandung progesterone
sintetik saja disebut Mini Pil atau Pil Progestrin.
2. KB Suntik
Kontrasepsi suntikan adalah hormone yang diberikan secara
suntikan/injeksi untuk mencegah terjadinya kehamilan. Adapun jenis
suntikan hormone ini ada yg terdiri atas 1 hormon, & ada pula yg
terdiri atas dua hormone sebagai contoh jenis suntikan yg terdiri 1
hormon adalah Depo Provera, Depo Progestin, Depo Geston &
Noristerat. Sedangkan yg terdiri dari atas dua hormone adalah
Cyclofem dan Mesygna. KB suntik sesuai untuk wanita pada semua
usia reproduksi yang menginginkan kontrasepsi yang efektif,
reversible, dan belum bersedia untuk sterilisasi.
3. AKBK (Alat Kontrasepsi Bawah Kulit)/Implant
Adalah 2 kapsul kecil yang terbuat dari silicon berisi 75 gram
hormone levonorgestrel yang ditanam di bawah kulit.
d. Kontrasepsi Steril
1. Kontap Pada Wanita ( Tubektomi )
TUBEKTOMI adalah setiap tindakan pada kedua saluran telur
yang menyebabkan wanita bersangkutan tidak hamila lagi. Merupakan
alat kontrasepsi paling efektif dengan angka kegagalankurang dari 1%.
2. Kontap Pada Pria ( Vasektomi )
VASEKTOMI adalah prosedur klinik untuk menghenrtikan
kapasitas reproduksi pria dengan jalan melakukan oklusi vasa
deferensia sehingga alur transportasi sperma terhambat dan proses
fertilisasi tidak terjadi.

3. Pathway
C. Konsep Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian

a. Identitas klien dan suami


b. Keluhan utama
c. Riwayat penyakit sekarang
d. Riwayat mestruasi
e. Riwayat KB
f. Riwayat psikologi
g. Pemeriksaan fisik
h. Riwayat obstetric
2. Diagnosa Keperawatan
a. Nyeri akut
b. Ansietas
c. Kurang pengetahuan
3. Intervensi

Diagnosa Tujuan dan Kriteria


Intervensi
Keperawatan Hasil
Nyeri akut b.d Setelah dilakukan Manajemen Nyeri
tindakan keperawatan  Lakukan pengkajian
selama … x 24 jam, maka nyeri secara
diharapkan Tingkat Nyeri kompherensif,
Menurun dengan kriteria termasuk lokasi
hasil : nyeri, durasi,
a. Keluhan nyeri frekuensi, kualitas
berkurang dan faktor
b. Klien mampu presipitasi
mengontrol nyeri  Observasi reaksi
c. Klien mampu nonverbal
mengidentifikasi  Kontrol tekanan
nyeri darah
 Kontrol lingkungan
yang dapat
mempengaruhi
seperti suhu
ruangan.
 Berikan dukungan
pada pasien
 Ajarkan teknik
nonfarmakologi
seperti napas dalam,
relaksasi, distraksi,
kompres
hangat/dingin
 Tingkatkan istirahat
 Berikan analgetik
untuk mengurangi
rasa nyeri
Ansietas Setelah dilakukan Reduksi Ansietas
tindakan keperawatan  Identifikasi tingkat
selama … x 24 jam, maka kecemasan
diharapkan kecemasan  Bantu klien
menurun dengan kriteria mengenali situasi
hasil : yang menimbulkan
a. TTV dalam batas kecemasan
normal  Dorong klien untuk
b. Ekspresi wajah mengungkapkan
menunjukkan perasaannya
berkurangnya  Dengarkan pasien
kecemasan dengan peruh
c. Klien mampu perhatian
mengontrol rasa  Temani klien untuk
cemas memberikan
keamanan dan
mengurangi rasa
takut
 Jelaskan semua
prosedur tinfakan
dan tanyakan apa
yang klien rasakan
selama melakukan
prosedur
 Libatkan keluarga
untuk mendampingi
klien
 Instruksikan kepada
pasien untuk
menggunakan teknik
relaksasi
 Kolaborasi : berikan
obat anti cemas
Kurang pengetahuan Setelah dilakukan Edukasi Kesehatan
tindakan keperawatan  Kaji tingkat
selama … x 24 jam, maka pengetahuan klien
diharapkan tingkat  Jelaskan tentang
pengetahuan meningkat kontrasepsi, jenis-
dengan kriteria hasil : jenis kontrasepsi,
a. Klien mengatakan kekurangan dan
paham dengan kelebihan masing-
konsep masing kontrasepsi
kontrasepsi dan cara
b. Klien mampu penggunaannya
menjelaskan  Jelaskan cara
prosedur secara mengatasi masalah
benar yang mungkin
muncul setelah
pemakaian
kontrasepsi
 Diskusikan
pemilihan
kontrasepsi
 Dukung klien untuk
mendapatkan pilihan
kedua dengan cara
yang tepat
DAFTAR PUSTAKA

Putri. (2015). LAPORAN PENDAHULUAN KB.

Rahayu, M. (2018). ASUHAN KEBIDANAN DENGAN KB SUNTIK .

Anda mungkin juga menyukai