Anda di halaman 1dari 12

Mata kuliah : Asuhan Kebidanan Pada Anak Rentan Yg Berkebutuhan Khusus

Kelompok 1 : bella arita ulfami, chintya octa wahyuni, cindi nada sari

Semester :1

Topik : KEHAMILAN DALAM PENJARA, SINGLE PARENT, DAN LGBT

Sub topik :

a. Kehamilan dalam penjara


b. Single parent
c. Lgbt

Waktu : 100

Dosen : Indah Fitri Andini. SST, M.Ke

CAPAIAN PEMBELAJARAN
Setelah mengikuti perkuliahan pokok bahasan ini, mahasiswa mampu menerapkan asuhan
kebidanan pada anak rentan berkebutuhan khusus

ASUHAN KEBIDANAN PADA ANAK RENTAN BERKEBUTUHAN KHUSUS Page 1


.
REFERENSI

 Aprilla Akhir. AKU ADALAH GAY (MOTF YANG MELATARBELAKANGI


PILIHAN SEBAGAI GAY). Fakultas Ilmu Pendidikan.
 Latief Idham, Fitriani Dian, Dartiwen. Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi
Perilaku Seksual Lelaki Seks Dengan Lelaki (Lsl) Pada Remaja Di
Kabupaten Indramayu. Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (Stikes) Indramayu.2018.
 Layliyah Zahrotul. Perjuangan Hidup Single Parent. Jurnal Sosiologi Islam, Vol. 3,
No.1, April 2013. Issn: 2089-0192.
 Md Akhir Noremy, Abdullah Fadzilah, Mohammad. Faktor Pengaruhi Mahasiswa
Terlibat Dalam Lgbt Di Institusi Pengajian Tinggi Awam Di Lembah Klang.
Perdana International Journal Of Academic Recearch.Volume 06, Nomor 2.
Malaysia 2019.
 Nurhasanah,Siti. Pidana Penjara Bagi Wanita Hamil Dalam Perspektif Hukum
Positif Dan Hukum Islam. Skripsi , Fakultas Syariah Dan Hukum. Uin Jakarta:2018.
 Prasetyo, Dhuwi. Aku Lebih Tertarik Sesama Lelaki. Program Studi Bimbingan Dan
Konseling, Universitas Negeri Yogyakarta.
 Primayuni,Succy. Kondisi Kehidupan Wanita Single Parent. Universitas Negeri
Padang. Journal Of School Counseling (2019), 3(4), 17- 23, Issn (Print): 2548-3234|
Issn (Electronic): 2548-3226. Doi: Https://Doi.Org/10.23916/08425011.
 .

PENDAHULUAN

Manusia diciptakan oleh Tuhan dengan sebaik-baik bentuk, tak terkecuali bagi
sebagian yang terlahir dengan keadaan spesial, atau yang lebih populer dikenal dengan
anak berkebutuhan khusus (children with special need). Individu tersebut memiliki
keterbatasan-keterbatasan dalam bentuk fisik maupun psikis, pada umumnya anak
berkebutuhan khusus ini memiliki apa yang disebut dengan hambatan belajar dan
hambatan perkembangan (barier to learning and development), karena itu orang tua dan
masyarakat memiliki peranan besar dalam mengembangkan potensinya. Anak-anak
berkebutuhan khusus memerlukan layanan pendidikan spesifik yang berbeda dengan
anak-anak pada umumnya, yakni disesuaikan dengan hambatan belajar dan hambatan
perkembangan oleh masing-masing anak.

URAIAN MATERI
A. Kehamilan dalam Penjara

ASUHAN KEBIDANAN PADA ANAK RENTAN BERKEBUTUHAN KHUSUS Page 2


1. Definisi
Kehamilan merupakan pengalaman yang sangat bermakna bagi perempuan,
keluarga dan Masyarakat. Perilaku ibu selama masa kehamilannya akan
mempengaruhi kehamilannya, perilaku ibu dalam mencari penolong persalinan akan
mempengaruhi kesehata ibu dan janin yang dilahirkan. Bidan harus mempertahankan
kesehatan ibu dan janin serta mencegah komplikasi pada saat kehamilan dan
persalinan sebagai satu kesatuan yang utuh.

2. Hak-hak wanita hamil


a. Memperoleh pendidikan dan informasi
b. Mendapat jaminan dari pemerintah untuk mendapatkan yang benar dari suatu
kehamilan tanpa resiko yang berarti. (jaminan kesehatan)
c. Memperoleh gizi yang cukup
d. Wanita bekerja berhak untuk tidak dikeluarkan dari pekerjaannya
e. Berhak untuk tidak mendapatkan perlakuan diskriminasi dan hukuman, seperti
dukucuilkan oleh Masyarakat akibat mengalami gangguan kehamilan.
f. Berhak ikut dalam pengambilan keputusan yang menyangkut kesehatan dirinya
dan bayinya.
3. Dasar- dasar hukum perlindungan :
Dalam Undang-undang Nomor 23 Tahun 1992 pasal 14 tentang Kesehatan
menyatakan : “Kesehatan istri meliputi masa pra kehamilan, kehamilan, pasca
persalinan dan masa di luar kehamilan di luar hubungan suami-istri (pemerkosaan,
remaja hamil di luar nikah). Maksud dari UU ini adalah Keadaan sejahtera dari badan,
jiwa dan social yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara social dan
ekonomis.

Dalam Undang-undang Nomor 19 tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia pasal
41 ayat (2) menyatakan :”setiap penyandang cacat, orang yang berusia lanjut, wanita
hamil dan anak-anak berhak memperoleh kemudahan dan perlakuan khusus.

Adapun dalam penjelasannya disebutkan yang dimaksud dengan kemudahan


dan perlakukan khusus adalah pemberian fasilitas jasa, atau penyediaan fasilitas dan
sarana demi kelancaran, keamanan, kesehatan dan keselamatan. Ketentuan ini sangat
jelas memberikan hak khusus bagi perempuan hamil untuk mendapatkan pelayanan
jasa dari pemerintah berupa keamanan dan keselamatannnya.

ASUHAN KEBIDANAN PADA ANAK RENTAN BERKEBUTUHAN KHUSUS Page 3


Hal ini bisa dijadikan dasar pertimbangan untuk penundaan pelaksanaan pidana
penjara bagi wanita hamil. Karena wanita hamil harus mendapat jaminan keamanan,
memperoleh gizi yang cukup, serta perlakukan diskriminasi dan penghukuman,
Wanita hamil yang menjalani masa penjara di lembaga permasyarakatan kurang
mendapat perhatian khusus karena selama menjalani masa hukumannya wanita hamil
tidak mendapatkan perlakuan yang khusus dari lembaga permasyarakatan. Wanita
hamil diperlakukan sama dengan narapidana lainnya, padahal wanita hamil
membutuhkan kekhususan karena selain kebutuhan gizinya yang harus dipenuhi,
kebutuhan gizi untuk janinnya juga harus dipenuhi.

4. Peran bidan dalam merawat kehamilan di penjara


Peran seorang bidan dalam merawat kehamilan di penjara sangat penting untuk
memastikan kesejahteraan ibu hamil dan bayi yang akan lahir. Berikut ini beberapa
peran utama seorang bidan dalam konteks kehamilan di penjara:

a. Perawatan Prenatal: Bidan bertanggung jawab untuk memberikan perawatan


prenatal yang berkualitas kepada narapidana hamil. Ini mencakup pemeriksaan
rutin, pemantauan perkembangan janin, pengukuran tekanan darah, dan
pemeriksaan laboratorium yang diperlukan.
b. Pengidentifikasi Risiko Kesehatan: Bidan harus mengidentifikasi faktor risiko
kesehatan yang mungkin mempengaruhi kehamilan narapidana, seperti riwayat
penyakit tertentu atau kondisi medis lainnya. Ini membantu dalam merencanakan
perawatan yang sesuai.
c. Pemberian Edukasi Kesehatan: Bidan harus memberikan edukasi kesehatan
kepada narapidana hamil tentang perubahan tubuh selama kehamilan, nutrisi yang
tepat, tanda-tanda bahaya selama kehamilan, dan perawatan bayi yang akan
datang setelah kelahiran.
d. Persiapan Persalinan: Bidan harus membantu dalam persiapan untuk persalinan,
termasuk merencanakan rencana persalinan, mengevaluasi kondisi medis yang
mempengaruhi persalinan, dan memberikan dukungan emosional kepada
narapidana hamil.
e. Pengawasan Persalinan: Selama persalinan, bidan memiliki peran kunci dalam
memberikan perawatan medis, memantau kemajuan persalinan, dan memastikan
bahwa proses persalinan berjalan dengan baik dan aman.

ASUHAN KEBIDANAN PADA ANAK RENTAN BERKEBUTUHAN KHUSUS Page 4


f. Penanganan Kondisi Darurat: Bidan harus siap menghadapi kondisi darurat
selama persalinan atau pasca-persalinan dan dapat memberikan perawatan yang
sesuai untuk mengatasi masalah yang mungkin timbul.
g. Dukungan Psikologis: Kehamilan di penjara dapat menjadi pengalaman yang
sangat stres bagi narapidana. Bidan harus memberikan dukungan psikologis dan
emosional kepada ibu hamil, membantu mereka mengatasi stres dan kecemasan
yang mungkin mereka alami.
h. Pencegahan Penyakit Menular: Bidan juga memiliki peran penting dalam
mengedukasi narapidana hamil tentang tindakan pencegahan penyakit menular,
seperti HIV, dan cara melindungi diri dan bayi dari penularan penyakit tersebut.
i. Kolaborasi dengan Tim Kesehatan: Bidan bekerja sama dengan tim kesehatan
lainnya di penjara, termasuk dokter, perawat, dan konselor, untuk memastikan
perawatan yang holistik dan koordinasi yang baik untuk narapidana hamil.
j. Perawatan Pasca-Persalinan: Setelah kelahiran, bidan masih memiliki peran dalam
memberikan perawatan pasca-persalinan, memeriksa kondisi ibu dan bayi, serta
memberikan perawatan lanjutan yang diperlukan.

B. Singel Parent
1. Pengertian
Pendidikan dalam keluarga memang memiliki nilai strategis dalam
pembentukan kepribadian remaja. Sejak kecil remaja sudah memperoleh pendidikan
dari kedua orangtuanya melalui keteladanan dan kebiasaan hidup sehari-hari dalam
keluarga (Syaiful, 2004 : 25). Itu artinya, kedua orangtua memiliki peran dan tugas
serta bertanggung jawab masing-masing dalam mendidik remaja. Diperkuat oleh M.
Shochib (2010 : 18) yang mengatakan bahwa “keutuhan orangtua (ayah dan ibu)
dalam sebuah keluarga sangat dibutuhkan dalam membantu remaja untuk memiliki
dan mengembangkan dasar-dasar disiplin diri.”

Pengertian single parent secara umum adalah orang tua tunggal. Single parent
mengasuh dan membesarkan anak-anak mereka sendiri tanpa bantuan pasangan, baik
itu pihak suami maupun pihak istri. Single parent memiliki kewajiban yang sangat
besar dalam mengatur keluarganya. Keluarga single parent memiliki permasalahan-

ASUHAN KEBIDANAN PADA ANAK RENTAN BERKEBUTUHAN KHUSUS Page 5


permasalahan paling rumit dibandingkan keluarga yang memiliki ayah atau ibu.
Single parent dapat terjadi akibat kematian ataupun perceraian.

Menurut Hurlock (1980 : 359-360) single parent adalah seseorang yang


mengalami kehilangan pasangan disebabkan karena, perceraian dan ditinggal mati
oleh pasangan. Sager, dkk (dalam Budi, 2011 : 12) menambahkan bahwa single
parent adalah orangtua yang secara sendirian membesarkan remaja- remajanya tanpa
kehadiran, dukungan atau tanggungjawab dari pasangannya.

Newman, dkk (dalam Veronika, 2007 : 15) menyebutkan keluarga single parent
adalah keluarga yang di dalam struktur keluarganya hanya terdapat satu orangtua saja
baik ayah atau ibu yang disebabkan oleh kematian, perceraian, perkawinan tidak jelas
dan pengadopsian remaja. Sementara itu, Haffman (dalam Veronika, 2007 : 15) juga
mengartikan single parent sebagai orangtua yang merangkap ayah sekaligus ibu dalam
membesarkan dan mendidik remajanya serta mengatur kehidupan keluarga karena
perubahan struktur keluarga.

2. Keluarga Broken Home


Broken home merupakan suatu istilah yang biasa digunakan untuk
menggambarkan keadaan keluarga yang bercerai-berai akibat dari orangtua yang
sudah tidak lagi memperdulikan situasi, kondisi dan juga keadaan keluarganya.
Orangtua yang tidak memberikan perhatianny terhadap anak-anak dalam berbagai
persoalan yang dihadapinya. Tak sedikit dari orangtua tersebut yang memutuskan
untuk bercerai karena memilih pekerjaan daripada keluarga. Keadaan broken home
seperti ini membuktikan bahwa anggota keluarga tidak melaksanakan kewajibannya
dan fungsinya sebagai anggota keluarga secara optimal. Broken home diartikan
sebagai pecahnya suatu unit keluarga, terputusnya, retaknya struktur peran sosial jika
satu atau beberapa anggota keluarga gagal menjalankan kewajiban peran mereka
dengan baik (Lailahanoum, 2005).

3. Kondisi Kehidupan Single Parent


Masyarakat akan memiliki pandangan yang berbeda-beda tentang single parent.
Sedangkan masalah internal single parent berasal dari lingkungan keluarga dan anak-
anaknya. Single parent harus dapat memberikan pengertian, lebih sabar, dan tegar
dalam menghadapi masalah dalam keluarganya.

Single parent biasanya lebih merasa tertekan daripada orang tua utuh dalam
kekompetenan sebagai orangtua. Kekompeten orangtua ini nantinya dapat
berpengaruh pada bagaimana orangtua mengasuh anaknya. Menjadi ibu idaman tidak

ASUHAN KEBIDANAN PADA ANAK RENTAN BERKEBUTUHAN KHUSUS Page 6


datang dengan sendirinya, semua itu dibentuk dari suatu proses pendewasaan dan
perbaikan karakter, Papalia (Rahma 2015: 426).

Kemandirian dalam jiwa ibu single parent sangat dibutuhkan untuk menjalankan
peran ganda di sektor domestik, yaitu bertugas dalam urusan rumah tangga seperti
memasak, mencuci piring dan pakaian, membersihkan rumah, menyiapkan makanan
untuk keluarga, merawat, membesarkan dan mendidik anak-anaknya dan di sektor
publik yaitu bertugas secara ekonomi agar kebutuhan tetap terpenuhi yaitu dengan
mencari nafkah bagi keluarganya dan secara sosial yaitu bersosialisasi dengan
masyarakat. Keseimbangan peran domestik dan publik perlu dicapai dengan usaha
ekstra melalui proses kesabaran, ilmu, dan konsistensi untuk menjalankannya.

4. Single Parent Mother


Single Parent Mother yaitu ibu sebagai seorang orangtua tunggal harus
menggantikan peran ayah sebagai kepala keluarga, pengambil keputusan, pencari
nafkah disamping perannya sebagai mengurus rumah tangga, membesarkan,
membimbing dan memenuhi kebutuhan psikis remaja.

Menurut Rahayu (dalam Penelitian Strategi Adaptasi Menjadi Single Mother


2013), Strategi adaptasi ekonomi dalam keluarga single mother nampak bagaimana
mereka menyelaraskan antara jumlah pendapatan dengan kebutuhan setiap harinya.
Single mother ditunut untuk untuk mampu menjalankan perannya sendiri tanpa
pasangan hidup dengan cara bekerja di sektor publik dan menjadi pencari nafkah
utama bagi anak dengan orang tuanya karena dengan hal inilah mereka dapat bertahan
hidup bersama keluarga dan anak-anaknya.

Kemandirian dalam jiwa ibu single parent sangat dibutuhkan untuk menjalankan
peran ganda di sektor domestik, yaitu bertugas dalam urusan rumah tangga seperti
memasak, mencuci piring dan pakaian, membersihkan rumah, menyiapkan makanan
untuk keluarga, merawat, membesarkan dan mendidik anak-anaknya dan di sektor
publik yaitu bertugas secara ekonomi agar kebutuhan tetap terpenuhi yaitu dengan
mencari nafkah bagi keluarganya dan secara sosial yaitu bersosialisasi dengan
masyarakat. Keseimbangan peran domestik dan publik perlu dicapai dengan usaha
ekstra melalui proses kesabaran, ilmu, dan konsistensi untuk menjalankannya.

Perannya sebagai ibu, yaitu menjalankan kodratnya sebagai perempuan,


meliputi mengasuh dan membesarkan anaknya, serta hal-hal yang ada dalam rumah.
Walaupun dalam kondisi bekerja, tetap harus memonitor apa yang terjadi di dalam
rumah. Mempersiapkan kemandirian untuk mental si anak juga sangat perlu. Kasih
sayang adalah kunci segala-galanya. Memberi pengertian kepada anak pelan-pelan
dengan menyesuaikan usianya. Tidak bisa dihindari, anak akan mengalami dampak
ASUHAN KEBIDANAN PADA ANAK RENTAN BERKEBUTUHAN KHUSUS Page 7
psikologis yang akan mempengaruhi terhadap perilakunya di rumah, sekolah, dan
masyarakat. Menumbuhkan kepercayaan dirinya dan meningkatkan rasa nyaman
merupakan tugas utama. Anak merupakan skala prioritas, karena tanpa itu semua karir
dan peran yang dijalani akan sia-sia.

5. Pengaruh /Dampak Negatif dari kehidupan Single Parent (Broken Home)


Akibat Perceraian bagi anak
Dampak negatif dari broken home yang benar-benar sudah tidak bisa dihindari
lagi yaitu memiliki pengaruh negatis bagi remaja baik dalam pertumbuhannya
maupun dalam menyelesaikan tugas-tugas perkembangannya karena pada masa
remaja merupakan masa-masa krisis identitas yang membuat remaja harus dalam
perlakuan dan keadaan yang baik untuk menemukan identitasnya (Somantri, 2012).
Keadaan keluarga yang kacau dapat membuat anak melakukan banyak hal negatif,
memberikan contoh yang kurang baik sebagai acuan hidup seorang anak. Keadaan
seperti itu juga membuat anak merasa tertekan disegi mental yang amat berat.
Keluarga merupakan pondasi utama didalam hidup seseorang, seorang anak juga akan
merasa malu pada lingkungan sekitar sehingga membuat ia menjauh dan mengucilkan
diri dari teman-teman dan lingkungan karena khawatir akan mendapat respon yang
tidak baik dan juga dapat mengganggu konsentrasinya dalam belajar. Broken home
memiliki banyak efek negatif terhadap hidup seseorang, diantaranya adalah
(Somantri, 2012):

a. Masalah akademik, anak akan menjadi malas belajar dan kehilangan semangat
dalam mengejar prestasi.
b. Masalah tingkah laku, anak akan menjadi pemberontak, berbicara dan berperilaku
kasar, tidak peduli dengan lingkungan dan mulai melakukan kebiasaan buruk dan
juga pergaulan yang salah.
c. Masalah seks, karena ia merasa kurang mendapatkan kasih sayang dan
melampiaskan terhadap hawa nafsu atau seks bebas.
d. Masalah agama, kehilangan sosok yang bisa membimbing dan mengarahkan ke
jalan yang benar membuat anak merasa sesuatu yang berkaitan dengan agama
hanya kemunafikan saja.
6. Peran bidan terhadap Singel Parent
Peran seorang bidan dalam mendukung ibu tunggal atau "single parent" sangat
penting dalam memberikan perawatan antenatal, perawatan persalinan, dan perawatan

ASUHAN KEBIDANAN PADA ANAK RENTAN BERKEBUTUHAN KHUSUS Page 8


pasca-persalinan yang baik. Berikut adalah beberapa peran utama seorang bidan
terhadap ibu tunggal:

a. Perawatan Prenatal: Bidan membantu ibu tunggal dalam merencanakan dan


menjalani perawatan prenatal yang sesuai. Ini termasuk pemeriksaan rutin,
pemantauan pertumbuhan janin, dan pemantauan kesehatan ibu.
b. Pendidikan Kesehatan: Bidan memberikan edukasi kesehatan kepada ibu tunggal
tentang perubahan fisik yang terjadi selama kehamilan, gizi yang tepat, aktivitas
fisik yang disarankan, dan tanda-tanda bahaya selama kehamilan.
c. Persiapan Persalinan: Bidan membantu ibu tunggal merencanakan persalinan dan
memberikan dukungan emosional serta informasi tentang apa yang dapat
diharapkan selama persalinan.
d. Dukungan Emosional: Ibu tunggal mungkin menghadapi tantangan emosional
yang unik dan stres selama kehamilan. Bidan memberikan dukungan emosional,
mendengarkan, dan membantu dalam mengatasi kecemasan atau kekhawatiran.
e. Pengawasan Persalinan: Bidan memantau kemajuan persalinan dan memberikan
perawatan medis selama persalinan. Mereka juga dapat membantu dengan teknik
pernapasan dan relaksasi selama persalinan.
f. Perawatan Pasca-Persalinan: Setelah kelahiran, bidan memeriksa kondisi ibu dan
bayi, memberikan perawatan pasca-persalinan yang tepat, dan memberikan
nasihat tentang perawatan bayi baru lahir.
g. Pemberian Informasi Keluarga: Bidan memberikan informasi tentang perawatan
bayi, menyusui, dan perawatan pasca-persalinan kepada ibu tunggal dan keluarga
yang mendukungnya.
h. Rujukan Jika Diperlukan: Jika ada masalah medis yang serius atau komplikasi
selama kehamilan atau persalinan, bidan akan merujuk ibu tunggal ke dokter atau
spesialis yang sesuai.
i. Pendukung Keputusan: Bidan dapat membantu ibu tunggal dalam membuat
keputusan yang berkaitan dengan perawatan selama kehamilan dan persalinan,
serta memberikan informasi yang objektif.

ASUHAN KEBIDANAN PADA ANAK RENTAN BERKEBUTUHAN KHUSUS Page 9


j. Pemahaman tentang Hak dan Kewajiban: Bidan dapat memberikan informasi
tentang hak dan kewajiban ibu tunggal, termasuk hak-hak medis dan sosial yang
dimilikinya.
Selain peran klinisnya, bidan juga dapat menjadi sumber dukungan dan
dorongan penting bagi ibu tunggal yang mungkin menghadapi tantangan sosial dan
ekonomi yang kompleks. Mereka dapat membantu membangun jaringan dukungan
dan memberikan saran praktis tentang perawatan bayi dan peran sebagai orangtua
tunggal.

C. LGBT
Orientasi seksual yang lazim ada dalam masyarakat adalah heteroseksual,
sedangkan homoseksual oleh masyarakat dianggap sebagai penyimpangan orientasi
seksual. Orientasi seksual disebabkan oleh interaksi yang kompleks antara faktor
lingkungan, kognitif, dan biologis. Pada sebagian besar individu, orientasi seksual
terbentuk sejak masa kecil. Hasil penelitian-penelitian sebelumnya menganggap bahwa
ada kombinasi antara faktor biologis dan lingkungan sebagai penyebab orientasi seksual
homoseksual (Money dalam Feldmen, 1990, hal.360).

Homoseksual atau penyuka sesama jenis sudah tidak asing lagi di masyarakat
modern ini dan bahkan fenomena ini sekarang sudah tampak nyata dan kasat mata
bermunculan di masyarakat. Contohnya isu terkini adalah mengenai LGBT atau GLBT
yang merupakan akronim dari "lesbian, gay, biseksual, dan transgender". Istilah ini
digunakan semenjak tahun 1990-an dan menggantikan frasa "komunitas gay" karena
istilah ini lebih mewakili kelompok-kelompok yang telah disebutkan diatas. Tentu saja
sebagian orang masih belum paham serta bertanya-tanya apa yang dimaksud tentang
LGBT.

Akronim diatas dibuat dengan tujuan untuk menekankan keanekaragaman "budaya


yang berdasarkan identitas seksualitas dan gender". Kadang-kadang istilah LGBT
digunakan untuk semua orang yang tidak heteroseksual, bukan hanya homoseksual,
biseksual, atau transgender. Istilah LGBT sangat banyak digunakan untuk penunjukkan
diri.

Orientasi seksual yang lazim ada dalam masyarakat adalah heteroseksual,


sedangkan homoseksual oleh masyarakat dianggap sebagai penyimpangan orientasi
seksual. Orientasi seksual disebabkan oleh interaksi yang kompleks antara faktor
lingkungan, kognitif, dan biologis. Pada sebagian besar individu, orientasi seksual
terbentuk sejak masa kecil. Hasil penelitian-penelitian sebelumnya menganggap bahwa
ASUHAN KEBIDANAN PADA ANAK RENTAN BERKEBUTUHAN KHUSUSPage 10
ada kombinasi antara faktor biologis dan lingkungan sebagai penyebab orientasi seksual
homoseksual (Money dalam Feldmen, 1990, hal.360).

Fenomena gay dalam pandangan masyarakat secara umum ditanggapi secara


beragam. Secara garis besar pandangan tersebut terbagi ke dalam empat kelompok
(Novetri dalam Okdinata, 2009: 4), yaitu :

1. Kelompok pertama (normative) yang berpandangan bahwa gay adalah kehidupan


yang tidak sesuai dengan norma agama, sosial dan merupakan perilaku yang tidak
normal
2. Kelompok kedua (inclusive) yang menerima keberadaan kaum gay dengan
konsekuensi kaum tersebut tidak mengganggu kehidupan masyarakat di sekitarnya.
3. Kelompok tiga (legal oriented people) yang menyatakan bahwa pilihan kehidupan
sebagai gay adalah bagian dari hak asasi manusia (ham) yang hakiki.
4. Kelompok empat (conservative people) yang berpandangan bahwa kehidupan gay
adalah sumber penularan berbagai penyakit khususnya penyakit kelamin.
Peran seorang bidan dalam merawat individu LGBT (Lesbian, Gay, Bisexual, dan
Transgender) adalah untuk memberikan perawatan kesehatan yang aman, hormat, dan
tanpa diskriminasi kepada semua pasien, termasuk mereka yang termasuk dalam
komunitas LGBT. Berikut adalah beberapa aspek penting dari peran seorang bidan
terhadap individu LGBT:

1. Penerimaan dan Dukungan: Bidan harus menciptakan lingkungan yang penuh


pengertian dan mendukung bagi pasien LGBT. Ini termasuk mendengarkan tanpa
prasangka, memahami pengalaman pasien, dan memberikan dukungan emosional
yang positif.
2. Penghargaan Terhadap Kepentingan Kesehatan LGBT: Bidan harus memahami isu-
isu kesehatan yang mungkin lebih umum terjadi pada individu LGBT, seperti
penggunaan layanan kesehatan seksual yang aman, manajemen identitas gender, dan
hubungan sejenis.
3. Kepemahaman tentang Identitas Gender: Bidan harus menghormati identitas gender
pasien dan menggunakan nama dan pronoun yang sesuai sesuai dengan identitas
gender yang dinyatakan oleh pasien tersebut.

ASUHAN KEBIDANAN PADA ANAK RENTAN BERKEBUTUHAN KHUSUSPage 11


4. Kepedulian terhadap Kesehatan Seksual: Bidan harus menyediakan perawatan
kesehatan seksual yang komprehensif, termasuk pemeriksaan kesehatan reproduksi,
pengetahuan tentang pencegahan penyakit menular seksual, dan dukungan untuk
perencanaan keluarga yang sesuai dengan preferensi pasien.
5. Pencegahan Diskriminasi: Bidan harus melindungi pasien LGBT dari diskriminasi
dan pelecehan yang mungkin terjadi dalam pengaturan layanan kesehatan. Mereka
harus bekerja untuk menciptakan lingkungan yang aman dan inklusif.
6. Perawatan Khusus untuk Transgender: Bagi individu transgender, bidan harus
memiliki pemahaman tentang perawatan transgender yang mencakup terapi hormon
dan persiapan untuk operasi jika diperlukan.
7. Pendekatan Holistik: Bidan harus menjalankan perawatan yang holistik, yang
mempertimbangkan aspek kesehatan fisik, emosional, dan mental pasien LGBT.
8. Pendidikan dan Edukasi: Bidan harus dapat memberikan edukasi kepada pasien
LGBT tentang perawatan kesehatan yang sesuai dengan kebutuhan mereka, serta
memberikan informasi tentang layanan dan sumber daya yang tersedia di komunitas.
9. Kerjasama dengan Tim Kesehatan: Bidan harus berkolaborasi dengan anggota tim
kesehatan lainnya, seperti dokter dan konselor, untuk memberikan perawatan yang
holistik dan terkoordinasi.
10. Kerahasiaan: Penting bagi bidan untuk menjaga kerahasiaan informasi medis pasien
LGBT, termasuk identitas gender dan orientasi seksual, kecuali jika pasien
memberikan izin untuk membagikan informasi tersebut.

ASUHAN KEBIDANAN PADA ANAK RENTAN BERKEBUTUHAN KHUSUSPage 12

Anda mungkin juga menyukai