Kelompok 1 : bella arita ulfami, chintya octa wahyuni, cindi nada sari
Semester :1
Sub topik :
Waktu : 100
CAPAIAN PEMBELAJARAN
Setelah mengikuti perkuliahan pokok bahasan ini, mahasiswa mampu menerapkan asuhan
kebidanan pada anak rentan berkebutuhan khusus
PENDAHULUAN
Manusia diciptakan oleh Tuhan dengan sebaik-baik bentuk, tak terkecuali bagi
sebagian yang terlahir dengan keadaan spesial, atau yang lebih populer dikenal dengan
anak berkebutuhan khusus (children with special need). Individu tersebut memiliki
keterbatasan-keterbatasan dalam bentuk fisik maupun psikis, pada umumnya anak
berkebutuhan khusus ini memiliki apa yang disebut dengan hambatan belajar dan
hambatan perkembangan (barier to learning and development), karena itu orang tua dan
masyarakat memiliki peranan besar dalam mengembangkan potensinya. Anak-anak
berkebutuhan khusus memerlukan layanan pendidikan spesifik yang berbeda dengan
anak-anak pada umumnya, yakni disesuaikan dengan hambatan belajar dan hambatan
perkembangan oleh masing-masing anak.
URAIAN MATERI
A. Kehamilan dalam Penjara
Dalam Undang-undang Nomor 19 tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia pasal
41 ayat (2) menyatakan :”setiap penyandang cacat, orang yang berusia lanjut, wanita
hamil dan anak-anak berhak memperoleh kemudahan dan perlakuan khusus.
B. Singel Parent
1. Pengertian
Pendidikan dalam keluarga memang memiliki nilai strategis dalam
pembentukan kepribadian remaja. Sejak kecil remaja sudah memperoleh pendidikan
dari kedua orangtuanya melalui keteladanan dan kebiasaan hidup sehari-hari dalam
keluarga (Syaiful, 2004 : 25). Itu artinya, kedua orangtua memiliki peran dan tugas
serta bertanggung jawab masing-masing dalam mendidik remaja. Diperkuat oleh M.
Shochib (2010 : 18) yang mengatakan bahwa “keutuhan orangtua (ayah dan ibu)
dalam sebuah keluarga sangat dibutuhkan dalam membantu remaja untuk memiliki
dan mengembangkan dasar-dasar disiplin diri.”
Pengertian single parent secara umum adalah orang tua tunggal. Single parent
mengasuh dan membesarkan anak-anak mereka sendiri tanpa bantuan pasangan, baik
itu pihak suami maupun pihak istri. Single parent memiliki kewajiban yang sangat
besar dalam mengatur keluarganya. Keluarga single parent memiliki permasalahan-
Newman, dkk (dalam Veronika, 2007 : 15) menyebutkan keluarga single parent
adalah keluarga yang di dalam struktur keluarganya hanya terdapat satu orangtua saja
baik ayah atau ibu yang disebabkan oleh kematian, perceraian, perkawinan tidak jelas
dan pengadopsian remaja. Sementara itu, Haffman (dalam Veronika, 2007 : 15) juga
mengartikan single parent sebagai orangtua yang merangkap ayah sekaligus ibu dalam
membesarkan dan mendidik remajanya serta mengatur kehidupan keluarga karena
perubahan struktur keluarga.
Single parent biasanya lebih merasa tertekan daripada orang tua utuh dalam
kekompetenan sebagai orangtua. Kekompeten orangtua ini nantinya dapat
berpengaruh pada bagaimana orangtua mengasuh anaknya. Menjadi ibu idaman tidak
Kemandirian dalam jiwa ibu single parent sangat dibutuhkan untuk menjalankan
peran ganda di sektor domestik, yaitu bertugas dalam urusan rumah tangga seperti
memasak, mencuci piring dan pakaian, membersihkan rumah, menyiapkan makanan
untuk keluarga, merawat, membesarkan dan mendidik anak-anaknya dan di sektor
publik yaitu bertugas secara ekonomi agar kebutuhan tetap terpenuhi yaitu dengan
mencari nafkah bagi keluarganya dan secara sosial yaitu bersosialisasi dengan
masyarakat. Keseimbangan peran domestik dan publik perlu dicapai dengan usaha
ekstra melalui proses kesabaran, ilmu, dan konsistensi untuk menjalankannya.
Kemandirian dalam jiwa ibu single parent sangat dibutuhkan untuk menjalankan
peran ganda di sektor domestik, yaitu bertugas dalam urusan rumah tangga seperti
memasak, mencuci piring dan pakaian, membersihkan rumah, menyiapkan makanan
untuk keluarga, merawat, membesarkan dan mendidik anak-anaknya dan di sektor
publik yaitu bertugas secara ekonomi agar kebutuhan tetap terpenuhi yaitu dengan
mencari nafkah bagi keluarganya dan secara sosial yaitu bersosialisasi dengan
masyarakat. Keseimbangan peran domestik dan publik perlu dicapai dengan usaha
ekstra melalui proses kesabaran, ilmu, dan konsistensi untuk menjalankannya.
a. Masalah akademik, anak akan menjadi malas belajar dan kehilangan semangat
dalam mengejar prestasi.
b. Masalah tingkah laku, anak akan menjadi pemberontak, berbicara dan berperilaku
kasar, tidak peduli dengan lingkungan dan mulai melakukan kebiasaan buruk dan
juga pergaulan yang salah.
c. Masalah seks, karena ia merasa kurang mendapatkan kasih sayang dan
melampiaskan terhadap hawa nafsu atau seks bebas.
d. Masalah agama, kehilangan sosok yang bisa membimbing dan mengarahkan ke
jalan yang benar membuat anak merasa sesuatu yang berkaitan dengan agama
hanya kemunafikan saja.
6. Peran bidan terhadap Singel Parent
Peran seorang bidan dalam mendukung ibu tunggal atau "single parent" sangat
penting dalam memberikan perawatan antenatal, perawatan persalinan, dan perawatan
C. LGBT
Orientasi seksual yang lazim ada dalam masyarakat adalah heteroseksual,
sedangkan homoseksual oleh masyarakat dianggap sebagai penyimpangan orientasi
seksual. Orientasi seksual disebabkan oleh interaksi yang kompleks antara faktor
lingkungan, kognitif, dan biologis. Pada sebagian besar individu, orientasi seksual
terbentuk sejak masa kecil. Hasil penelitian-penelitian sebelumnya menganggap bahwa
ada kombinasi antara faktor biologis dan lingkungan sebagai penyebab orientasi seksual
homoseksual (Money dalam Feldmen, 1990, hal.360).
Homoseksual atau penyuka sesama jenis sudah tidak asing lagi di masyarakat
modern ini dan bahkan fenomena ini sekarang sudah tampak nyata dan kasat mata
bermunculan di masyarakat. Contohnya isu terkini adalah mengenai LGBT atau GLBT
yang merupakan akronim dari "lesbian, gay, biseksual, dan transgender". Istilah ini
digunakan semenjak tahun 1990-an dan menggantikan frasa "komunitas gay" karena
istilah ini lebih mewakili kelompok-kelompok yang telah disebutkan diatas. Tentu saja
sebagian orang masih belum paham serta bertanya-tanya apa yang dimaksud tentang
LGBT.