Mata Kuliah : Asuhan Kebidanan Pada Perempuan & Anak Dengan Kondisi
Rentan
Jumlah SKS : 2 SKS
Pertemuan Ke :
Nama Dosen Pengampu
1. dr. Rizal Agus Tiansyah, Sp.A
2. Cucu Nurmala, S.ST.,M.Keb
Hal ini bisa dijadikan dasar pertimbangan untuk penundaan pelaksanaan pidana
penjara bagi wanita hamil. Karena wanita hamil harus mendapat jaminan keamanan,
memperoleh gizi yang cukup, serta perlakukan diskriminasi dan penghukuman,
Wanita hamil yang menjalani masa penjara di lembaga permasyarakatan kurang
mendapat perhatian khusus karena selama menjalani masa hukumannya wanita
hamil tidak mendapatkan perlakuan yang khusus dari lembaga permasyarakatan.
Wanita hamil diperlakukan sama dengan narapidana lainnya, padahal wanita hamil
membutuhkan kekhususan karena selain kebutuhan gizinya yang harus dipenuhi,
kebutuhan gizi untuk janinnya juga harus dipenuhi.
1. Pemidanaan Wanita Hamil Menurut Hukum Positif
Dalam hukum pidana Indonesia wanita hamil tetap di hukum atas tindak
pidana yang dilakukannya. Selama di pidana dalam lembaga pemasyarakatan
wanita hamil dan anak yang dikandungnya kebutuhannya dipenuhi oleh Negara.
Sesuai dengan Peraturan Pemerintah No 32 tahun 1999 bahwa narapidana
hamil diberikan makanan sesuai dengan petunjuk dokter yang merawatnya.
Setelah anaknya berumur 2 (dua) tahun anak tersebut diserahkan kepada
keluarga atau pihak lain yang sesuai dengan persetujuan ibunya.
2. Penerapan Sanksi Bagi Narapidana Wanita Hamil Di Indonesia
Penggolongan narapidana di lembaga pemasyarakatan adalah individualisasi
narapidana yang bertujuan untuk membina narapidana sesuai dengan
karateristik narapidana sehingga tujuan pembinaan dapat tercapai. Berdasarkan
penggolongan pidana, narapidana wanita hamil berada di lembaga
pemasyarakatan wanita. Selama pembinaan di lembaga pemasyarakatanwanita
bagi wanita yang hamil selama masa pidananya tetap akan ditempatkan di
lembaga pemasyarakatan wanita sampai anak yang kandungnya dilahirkan dan
berusia 2 (dua) tahun.
Hal ini sesuai dengan peraturan pemerintah no 32 tahun 1999 tentang Syarat
dan Tata cara pelaksanaan hak warga binaan pemasyarakatan pasal 20 yang
menyatakan bahwa :
a. Narapidana dan anak didik pemasyarakatan yang sakit, hamil atau menyusui,
berhak mendapatkan makanan tambahan sesuai dengan petunjuk dokter.
b. Makanan tambahan juga diberikan kepada narapidana yang melakukan jenis
pekerjaan tertentu.
c. Anak dari narapidana wanita yang dibawa ke dalam lembaga
pemasyarakatan atau pun yang lahir di lembaga pemasyarakatan dapat diberi
makanan tambahan atas petunjuk dokter, paling lama sampai anak berumur 2
(dua) tahun
d. Dalam hal anak sebagaimana dimaksud dalam ayat (3) telah mencapai umur
(2) dua tahun, harus diserahkan kepada bapaknya atau sanak keluarga, atau
pihak lain atas persetujuan ibunya dan dibuat dalam satu berita acara.
e. Untuk kepentingan kesehatan anak, kepala lembaga pemasyarakatan dapat
menentukan makanan tambahan selain sebagaimana dimaksud dalam ayat
(3) berdasarkan pertimbangan dokter.
Kesimpulan : Jadi anak yang dilahirkan narapidana wanita hamil selama di
lembaga pemasyarakatan tidak membuat narapidana wanita hamil tersebut
ditunda penahannya. Pelaksanaan pidana tetap dilaksanakan, anak
narapidana hamil dirawat dan dibesarkan di dalam lembaga pemasyarakatan
sampai umur 2 (dua ) tahun, setelah mencapai umur 2 (dua) tahun
pengasuhannya diberikan kepada pihak keluarga.
3. Pandangan Hukum Islam Terhadap Pemidanaan Wanita Hamil
Pelaksanaan hukuman terhadap narapidana hamil pernah terjadi di zaman
Rasullullah Saw, dimana ada seorang perempuan hamil yang mendatangi
Rasullulah SAW, dan mengaku telah berbuat zina dan meminta Rasullulah
SAW untuk menghukumnya, Rasullullah malah menyuruhnya pulang
kerumahnya dan datang kembali kepada beliau saat melahirkan. Setelah
perempuan itu melahirkan ia datang kembali kepada rasullulah SWA, lalu
rasullulah SAW menyuruhnya pulang kembali lagi saat anaknya telah disapih.
Saat anak perempuan tersebut sudah disapih perempuan tersebut datang
kembali kepada rasullulah SAW, baru Rasullulah menghukumnya.
Islam menjamin keselamatan janin secara menyeluruh. Islam sangat
menghargai hak hidup setiap mahluk. Karenanya setiap yang bernyawa pasti
akan mendapatkan perlindungan dan penghargaan atas hak-hak yang
dimulikinya. Janin yang ada dalam kandungan narapidana wanita hamil juga
memiliki hak untuk hidup dan mendapatkan keselamatan. Janin yang dalam
kandungan narapidana wanita hamil dianggap tidak bersalah.
Sehingga dalam pelaksanaannya hukum islam pelaksanaan hukuman bagi
wanita hamil pelaksanaannya ditangguhkan sampai janin yang dikandungnya
lahir. Janin yang ada di dalam kandungan narapidana hamil tidak bisa dihukum
karena asas praduga tidak bersalah, dimana janin tersebut tidak bisa dihukum
sampai ada keputusan yang mampu membuktikan bahwa janin tersebut ikut
bersalah. Sedangkan kondisi alami atau kodrat dari janin itu sendiri adalah suci.
Jadi secara hukum islam pelaksanaan hukuman bagi wantia hamil eksekusi
ditunda hingga wanita hamil tersebut melahirkan anak yang dikandungnya serta
telah selesai masa menyusuinya atau menyapihnya.
B. Single Parent
1. Pengertian
Pendidikan dalam keluarga memang memiliki nilai strategis dalam
pembentukan kepribadian remaja. Sejak kecil remaja sudah memperoleh
pendidikan dari kedua orangtuanya melalui keteladanan dan kebiasaan hidup
sehari-hari dalam keluarga (Syaiful, 2004 : 25). Itu artinya, kedua orangtua
memiliki peran dan tugas serta bertanggung jawab masing-masing dalam
mendidik remaja. Diperkuat oleh M. Shochib (2010 : 18) yang mengatakan
bahwa “keutuhan orangtua (ayah dan ibu) dalam sebuah keluarga sangat
dibutuhkan dalam membantu remaja untuk memiliki dan mengembangkan
dasar-dasar disiplin diri.”
Pengertian single parent secara umum adalah orang tua tunggal. Single
parent mengasuh dan membesarkan anak-anak mereka sendiri tanpa bantuan
pasangan, baik itu pihak suami maupun pihak istri. Single parent memiliki
kewajiban yang sangat besar dalam mengatur keluarganya. Keluarga single
parent memiliki permasalahan-permasalahan paling rumit dibandingkan
keluarga yang memiliki ayah atau ibu. Single parent dapat terjadi akibat
kematian ataupun perceraian.
Menurut Hurlock (1980 : 359-360) single parent adalah seseorang yang
mengalami kehilangan pasangan disebabkan karena, perceraian dan ditinggal
mati oleh pasangan. Sager, dkk (dalam Budi, 2011 : 12) menambahkan bahwa
single parent adalah orangtua yang secara sendirian membesarkan remaja-
remajanya tanpa kehadiran, dukungan atau tanggungjawab dari pasangannya.
Newman, dkk (dalam Veronika, 2007 : 15) menyebutkan keluarga single
parent adalah keluarga yang di dalam struktur keluarganya hanya terdapat satu
orangtua saja baik ayah atau ibu yang disebabkan oleh kematian, perceraian,
perkawinan tidak jelas dan pengadopsian remaja. Sementara itu, Haffman
(dalam Veronika, 2007 : 15) juga mengartikan single parent sebagai orangtua
yang merangkap ayah sekaligus ibu dalam membesarkan dan mendidik
remajanya serta mengatur kehidupan keluarga karena perubahan struktur
keluarga.
2. Keluarga Broken Home
Broken home merupakan suatu istilah yang biasa digunakan untuk
menggambarkan keadaan keluarga yang bercerai-berai akibat dari orangtua yang
sudah tidak lagi memperdulikan situasi, kondisi dan juga keadaan keluarganya.
Orangtua yang tidak memberikan perhatianny terhadap anak-anak dalam
berbagai persoalan yang dihadapinya. Tak sedikit dari orangtua tersebut yang
memutuskan untuk bercerai karena memilih pekerjaan daripada keluarga.
Keadaan broken home seperti ini membuktikan bahwa anggota keluarga tidak
melaksanakan kewajibannya dan fungsinya sebagai anggota keluarga secara
optimal. Broken home diartikan sebagai pecahnya suatu unit keluarga,
terputusnya, retaknya struktur peran sosial jika satu atau beberapa anggota
keluarga gagal menjalankan kewajiban peran mereka dengan baik
(Lailahanoum, 2005).
3. Kondisi Kehidupan Single Parent
Masyarakat akan memiliki pandangan yang berbeda-beda tentang single
parent. Sedangkan masalah internal single parent berasal dari lingkungan
keluarga dan anak- anaknya. Single parent harus dapat memberikan pengertian,
lebih sabar, dan tegar dalam menghadapi masalah dalam keluarganya.
Single parent biasanya lebih merasa tertekan daripada orang tua utuh dalam
kekompetenan sebagai orangtua. Kekompeten orangtua ini nantinya dapat
berpengaruh pada bagaimana orangtua mengasuh anaknya. Menjadi ibu idaman
tidak datang dengan sendirinya, semua itu dibentuk dari suatu proses
pendewasaan dan perbaikan karakter, Papalia (Rahma 2015: 426). Kemandirian
dalam jiwa ibu single parent sangat dibutuhkan untuk menjalankan peran ganda
di sektor domestik, yaitu bertugas dalam urusan rumah tangga seperti memasak,
mencuci piring dan pakaian, membersihkan rumah, menyiapkan makanan untuk
keluarga, merawat, membesarkan dan mendidik anak-anaknya dan di sektor
publik yaitu bertugas secara ekonomi agar kebutuhan tetap terpenuhi yaitu
dengan mencari nafkah bagi keluarganya dan secara sosial yaitu bersosialisasi
dengan masyarakat. Keseimbangan peran domestik dan publik perlu dicapai
dengan usaha ekstra melalui proses kesabaran, ilmu, dan konsistensi untuk
menjalankannya.
4. Single Parent Mother
Single Parent Mother yaitu ibu sebagai seorang orangtua tunggal harus
menggantikan peran ayah sebagai kepala keluarga, pengambil keputusan,
pencari nafkah disamping perannya sebagai mengurus rumah tangga,
membesarkan, membimbing dan memenuhi kebutuhan psikis remaja.
Menurut Rahayu (dalam Penelitian Strategi Adaptasi Menjadi Single Mother
2013), Strategi adaptasi ekonomi dalam keluarga single mother nampak
bagaimana mereka menyelaraskan antara jumlah pendapatan dengan kebutuhan
setiap harinya. Single mother ditunut untuk untuk mampu menjalankan
perannya sendiri tanpa pasangan hidup dengan cara bekerja di sektor publik dan
menjadi pencari nafkah utama bagi anak dengan orang tuanya karena dengan hal
inilah mereka dapat bertahan hidup bersama keluarga dan anak-anaknya.
Kemandirian dalam jiwa ibu single parent sangat dibutuhkan untuk
menjalankan peran ganda di sektor domestik, yaitu bertugas dalam urusan
rumah tangga seperti memasak, mencuci piring dan pakaian, membersihkan
rumah, menyiapkan makanan untuk keluarga, merawat, membesarkan dan
mendidik anak-anaknya dan di sektor publik yaitu bertugas secara ekonomi agar
kebutuhan tetap terpenuhi yaitu dengan mencari nafkah bagi keluarganya dan
secara sosial yaitu bersosialisasi dengan masyarakat. Keseimbangan peran
domestik dan publik perlu dicapai dengan usaha ekstra melalui proses
kesabaran, ilmu, dan konsistensi untuk menjalankannya.
Perannya sebagai ibu, yaitu menjalankan kodratnya sebagai perempuan,
meliputi mengasuh dan membesarkan anaknya, serta hal-hal yang ada dalam
rumah. Walaupun dalam kondisi bekerja, tetap harus memonitor apa yang
terjadi di dalam rumah. Mempersiapkan kemandirian untuk mental si anak juga
sangat perlu. Kasih sayang adalah kunci segala-galanya. Memberi pengertian
kepada anak pelan-pelan dengan menyesuaikan usianya. Tidak bisa dihindari,
anak akan mengalami dampak psikologis yang akan mempengaruhi terhadap
perilakunya di rumah, sekolah, dan masyarakat. Menumbuhkan kepercayaan
dirinya dan meningkatkan rasa nyaman merupakan tugas utama. Anak
merupakan skala prioritas, karena tanpa itu semua karir dan peran yang dijalani
akan sia-sia.
5. Pengaruh /Dampak Negatif dari kehidupan Single Parent (Broken Home) Akibat
Perceraian bagi anak
Dampak negatif dari broken home yang benar-benar sudah tidak bisa
dihindari lagi yaitu memiliki pengaruh negatis bagi remaja baik dalam
pertumbuhannya maupun dalam menyelesaikan tugas-tugas perkembangannya
karena pada masa remaja merupakan masa-masa krisis identitas yang membuat
remaja harus dalam perlakuan dan keadaan yang baik untuk menemukan
identitasnya (Somantri, 2012). Keadaan keluarga yang kacau dapat membuat
anak melakukan banyak hal negatif, memberikan contoh yang kurang baik
sebagai acuan hidup seorang anak. Keadaan seperti itu juga membuat anak
merasa tertekan disegi mental yang amat berat. Keluarga merupakan pondasi
utama didalam hidup seseorang, seorang anak juga akan merasa malu pada
lingkungan sekitar sehingga membuat ia menjauh dan mengucilkan diri dari
teman-teman dan lingkungan karena khawatir akan mendapat respon yang tidak
baik dan juga dapat mengganggu konsentrasinya dalam belajar. Broken home
memiliki banyak efek negatif terhadap hidup seseorang, diantaranya adalah
(Somantri, 2012):
a. Masalah akademik, anak akan menjadi malas belajar dan kehilangan
semangat dalam mengejar prestasi.
b. Masalah tingkah laku, anak akan menjadi pemberontak, berbicara dan
berperilaku kasar, tidak peduli dengan lingkungan dan mulai melakukan
kebiasaan buruk dan juga pergaulan yang salah.
c. Masalah seks, karena ia merasa kurang mendapatkan kasih sayang dan
melampiaskan terhadap hawa nafsu atau seks bebas.
d. Masalah agama, kehilangan sosok yang bisa membimbing dan
mengarahkan ke jalan yang benar membuat anak merasa sesuatu yang
berkaitan dengan agama hanya kemunafikan saja.
4. Dampak Yang Mungkin Terjadi Dari Prilaku LGBT Terutama Bagi Kelompok
Rentan.
Berdasarkan kelompok berisiko, penularan kasus AIDS di Indonesia paling
banyak terjadi pada kelompok heteroseksual (61,5%), diikuti pengguna narkoba
injeksi (IDU) sebesar 15,2%, dan homoseksual (2,4%) (Kemenkes RI, 2014).
Meskipun kelompok risiko homoseksual hanya sebesar 2,4%, namun pada
tahun-tahun mendatang, Kementrian Kesehatan memprediksi kelompok tersebut
akan menempati proporsi tertinggi tertular HIV “Walaupun epidemi HIV di
Indonesia biasanya dihubungkan dengan pengguna jarum suntik (Penasun) dan
pekerja seks perempuan (WPS), ternyata situasi epidemi HIV dan AIDS telah
berubah. Pada tahun tahun mendatang, jumlah terbesar infeksi HIV baru akan
terjadi diantara laki-laki yang berhubungan seks dengan laki-laki (LSL), diikuti
oleh perempuan pada populasi umum” (Kemenkes RI, 2013).
Dari ayat tersebut dapat difahami bahwa adanya keturunan harus dari ikatan
suami istri yang sah, yaitu antara laki-laki yang mempunyai sperma dan
perempuan yang mempunyai sel telur hingga keduanya diperbolehkan untuk
melakukan perkawinan. Dan keturunan dan anak-anaknya harus dari ikatan
suami istri. Maka tidak diperbolehkan mengandungkan janin kepada wanita lain.
Setelah terjadinya sewa rahim terhadap wanita lain tentunya ada dampak nya
dari pelaksanaan sewa rahim tersebut, maka dampak dari sewa rahim yang telah
dilakukan oleh para wanita yang rela menyewakan rahimnya kepada wanita lain
yang niatnya ingin membantu seseorang untuk mendapatkan anak karena wanita
tersebut tidak mamapu untuk hamil. Adapun dampak atau pengaruh dari sewa
rahim, yaitu:
a. Memaksa wanita untuk mendermakan rahimnya.
b. Dari segi kesehatan , maka wanita yang sering menyewakan rahimnya akan
mengalami gangguan kesehatan reproduksi dimasa yang akan datang
c. Membunuh rasa keibuan, setelah mengandung dengan susah payah.
d. Perselisihan dalam menetapkan nasab.
e. Perselisihan ketika ibu pengganti menolak menyerahkan bayi kepada
pemilik ovum.
f. Permasalahan ketika ibu pengganti merupakan ibu atau saudara pemilik
ovum.
g. Ketimpangan dalam perkawinan si anak selanjutnya jika ibu pengganti
menyewakan rahimnya lebih dari sekali.