Anda di halaman 1dari 11

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 369 /
Menkes / SK / III / 2007 Tentang Standar Profesi Bidan, didalamnya terdapat Kode
Etik Bidan Indonesia. Deskripsi Kode Etik Bidan Indonesia adalah merupakan
suatu ciri profesi yang bersumber dari nilai-nilai internal dan ekstenal suatu disiplin
ilmu dan merupakan pernyataan komprehensif suatu profesi yang memberikan
tuntutan bagi anggota dalam melaksanakan pengabdian profesinya.
Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam segala bidang berpengaruh
terhadap meningkatnya kritis masyarakat terhadap mutu pelayanan kesehatan
terutama mutu pelayanan kebidanan. Menjadi tantangan bagi profesi bidan untuk
mengembangkan kompetensi dan profesionalisme dalam menjalankan praktik
kebidanan serta dalam memberikan pelayanan berkualitas.
Asuhan kebidanan yang diberikan dapat dikatakan berkualitas bila dikerjakan
dengan penuh tanggung jawab dan akuntabilitas yang tinggi. Hal ini membutuhkan
proses untuk menjadikan bidan bekerja secara professional.
Tanggung jawab Bidan menempatkan kebutuhan pasien diatas kepentingan
sendiri, melindungi hak pasien untuk memperoleh keamanan dan pelayanan yang
berkualitas. Tanggung jawab menunjukan kewajiban, mengarah kepada kewajiban
yang harus dilakukan untuk menyelesaikan pekerjaan secara professional. Manajer
dan para staf harus memahami dengan jelas tentang fungsi tugas yang menjadi
tanggung jawab masing-masing dan hasil yang ingin dicapai dan bagaimana
mengukur kualitas kenerja stafnya. Bidan yang professional akan bertanggung
jawab atas semua bentuk tindakan klinis kebidanan yang dilakukan dalam lingkup
tugasnya.
Tanggung jawab diperlukan umtuk memenuhi kebutuhan dan kinerja yang
ditampilkan guna memperoleh hasil pelayanan kebidanan yang berkualitas tinggi,
yang perlu diperhatikan dari pelaksanaan tanggung jawab adalah memahami
kepuasan pasien dan dirinya sendiri dalam pekerjaannya. Mencatat respond dan
perkembangan pasien dengan lengkap dan benar merupakan salah satu tanggung
jawab bidan dalam melaksanakan tugasnya.
Sedangkan akuntabilitas merupakan pertanggungjawaban dari hasil
pekerjaan, dimana tindakan yang dilakukan merupakan satu aturan professional.
Oleh karena itu pertanggungjawaban atas hasil asuhan kebidanan mengarah
langsung pada praktisi itu sendiri.
Pada tingkat pelaksanaan sebagai bidan harus memiliki kewenanagan dan
otonomi ( kemadirian ) dalam pengambilan keptusan terhadap pelaksana tufas-
tugasnya termasuk menyeleksi staf, terutama mengarah pada kemampuan kinerja
mereka masing-masing. Setiap bidan sebagai anggota tim bertanggung jawab
terhadap penugasan yang dilimpahkan kepadanya. Setiap bidan harus memahami
terhadap pertanggungjawaban atas tugas yang dibebankan kepadanya. Bidan yang
professional harus dapat mempertanggungjawabkan tindakan yang dilakukan dalam
pencapaian tujuan asuhan kebidanan kepada pasien. Kepekaan diperlukan untuk
hasil setiap tindakan yang dilakukan, karena berhubungan dengan tanggung jawab,
pendelegasian, kewajiban dan kredibilitas profesinya.

B. Rumusan Masalah
1. Apakah yang dimaksud dengan tanggung jawab bidan
2. Apakah yang dimaksud dengan akuntabilitas bidan ?
3. Apakah yang dimaksud dengan asuhan kebidanan ?

C. Tujuan
a. Tujuan Umum
Makalah ini kami buat untuk menambah wawasan kepada mahasiswa
kebidanan yang nantinya harus dimengerti dan melakukan tugas dan tanggung
jawab sesuai dengan fungsinya serta dapat mempertanggungjawabkan setiap
tindakan yang dilakukan.
b. Tujuan Khusus
1. Sebagai bahan untuk menambah wawasan mahasiswa kebidanan tentang
tanggung jawab dan akuntabilitas dalam asuhan kebidanan
2. Sebagai pedoman untuk pelaksanaan asuhan kebidanan di tempat kerja
3. Dapat memberikan informasi yang akurat berhubungan dengan asuhan
kebidanan
4. Dapat memberikan standar pelayanan yang menjamin keselamatan dan
kesehatan pasien
5. Dapat memelihara dan mempertahankan kualitas dalam memberikan asuhan
kebidanan sesuai etika moral profesi
6. Mengembangkan opini berdasarkan data dan fakta
7. Menjaga hubungan interpersonal dalam memberikan asuhan kebidanan
yang berkualitas
8. Dapat mematuhi kebijakan dan peraturan yang berlaku termasuk pedoman
yang disiapkan oleh institusi atau organisasi.
9. Untuk mengetahui tanggung jawab bidan
10. Untuk mengetahui tanggunggugat bidan dalam memberikan asuhan
kebidanan
D. Manfaat
1. Mahasiswa mampu mnegetahui tanggung jawab dan akuntabilitas bidan dalam
memberikan asuhan kebidanan
2. Sebagai masukan atau bahan guna meningkatkan pengetahuan tentang tanggung
jawab dan akuntablitas dalam asuhan kebidanan
3. Sebagai referensi, sumber bahan bacaan dan bahan pengajaran terutama yang
berkaitan dengan tanggung jawab dan akuntabilitas bidan dalam memberikan
asuhan kebidanan

E. RUANG LINGKUP
1. Remaja putri
2. Wanita pra nikah
3. Ibu hamil
4. Ibu bersalin
5. Ibu nifas
6. Bayi baru lahir
7. Bayi dan balita
8. Meopouse
9. Wanita dengan gangguan reproduksi.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian
Tanggung jawab dan akuntabilitas angat penting dalam menentukan
mutu kinerja bidan. Hal ini membutuhkan mental untuk menjadikan bidan bekerja
secara professional. Tanggung jawab dan akuntabilitas berhungnan dengan
kegiatan dan tindakan, maka perlu memonitor dan mengevaluasi semua pekerjaan
yang telah dilakukan dan selalu berupaya meningkatkan serta menjaga mutu
pelayanan.
Berikut akan dibahas tentang pengertian tanggung jawab dan akuntabilitas dalam
asuhan kebidanan:
1. Tanggung jawab mengarah pada kinerja tindakan dari tugas, mencakup
tindakan para staf dalam memberikan pelayanan kesehatan utnuk kesejahteraan
pasien.
2. Akuntabilitas mengarah pada hasil dari tindakan yang dilakukan. Ini berarti
menerima hasil kerja atau tindakan serta tanggung jawab terhadap keputusan
yang diambil, serta tindakan dan catatan yang dilakukan dalam batas
kewenangannya.
Atau pertanggungjawaban untuk memberitahukan, menjelaskan terhadap tiap-
tiap tindakan dan keputusan agar dapat disetujui maupun ditolak atau dapat
diberikan hukuman bilamana diketemukan adanya penyalahgunaan
kewenangan.
3. Asuhan kebidanan adalah penerapan fungsi dan kegiatan yang menjadi
tanggung jawab dalam memberikan pelayanan kepada pasien yang mempunyai
kebutuhan masalah dalam bidang kesehatan ibu hamil, masa persalinan, masa
nifas, bayi setelah lahir serta keluarga berencana ( depkes RI ( 1999).
Secara ringkas asuhan kebidanan adalah asuhan yang diberikan oleh seorang
bidan yang mempunyai ruang lingkup sebagai berikut :
a. Remaja putri
b. Wanita pra nikah
c. Ibu hamil
d. Ibu bersalin
e. Ibu nifas
f. Bayi baru lahir
g. Bayi dan balita
h. Meopouse
i. Wanita dengan gangguan reproduksi.
B. Konsep Tanggung Jawab dan Akuntabilitas
1. Tanggung jawab
a. Menempatkan kebutuhan pasien diatas kepentingan sendiri.
b. Melindungi hak pasien untuk memperoleh keamanan dan pelayanan yang
berkualitas dari bidan.
c. Selalu meningkatkan pengetahuan, keahlian serta menjaga perilaku dalam
melaksanakan tugasnya.
2. Akuntabilitas
Dapat mempertahankan kinerja professional berdasarkan yang berlaku.
Tanggung Jawab
Tanggung jawab menunjukkan kewajiban. Ini mengarah kepada kewajiban
yang harus dilakukan untuk menyelesaikan pekerjaan secara professional.
Manajer dan para staf harus memahami dengan jelas tentang fungsi tugas yang
menjadi tanggung jawab masing-masing bidan sereta hasil yang ingin dicapai
dan bagaimana mengukur kualitas kinerja stafnya. Bidan yang professional
akan bertanggung jawab atas semua bentuk tindakan klinis kebidanan yang
dilakukan dalam lingkup tugasnya.
Tanngung jawab diperlukan untuk memenuhi kebutuhan dan kinerja yang
ditampilkan guna memperoleh hasil pelayanan kebidanan yang berkualitas
tinggi. Yang perlu diperhatikan dari pelaksanaan tanggung jawab adalah
memahami secara jelas tentang “ uraian tugas dan spesifikasinya “ serta dapat
dicapai berdasarkan standar yang berlaku atau yang disepakati.
Macam-macam tanggung jawab bidan :
1. Tanggung jawab terhadap peraturan perundang-undangan yang berlaku
Bidan merupakan salah satu bagian dari paramedic. Pengaturan tenaga
kesehatan ditetapkan di undang-undang dan peraturan pemerintah. Tugas
dan kewenangan bidan serta ketentuan yang berkaitan dengan kegiatan
praktik bidan di atur didalam peraturan atau keputusan menteri kesehatan.
Kegiatan praktik bidan dikontrak oleh peraturan tersebut. Bidan harus dapat
mempertanggungjawabkan tugas dan kegiatan yang dilakukannya sesuai
dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
2. Tanngung jawab terhadap pengembangan kompetensi.
Setiap bidan memiliki tanggung jawab memelihara kemampuan
professionalnya. Oleh karena itu, bidan harus selalu meningkatkan
pengetahuan dan keterampilannya dengan mengikuti pelatihan, pendidikan
berkelanjutan, seminar serta pertemuan ilmiah lainnya.
3. Tanggung jawab terhadap penyimpanan pendokumentasian
Setiap bidan harus mendokumentasikan kegiatannya dalam bentuk catatan
tetulis. Catatan bidan mengenai pasien yang dilayaninya dapat
dipertanggungjawabkan bila terjadi gugatan. Selain itu catatan yang
dilakukan bidan dapat digunakan sebagai bahan laporan untuk disampaikan
kepada teman sesame profesi ataupun atasannya.
4. Tanggung jawab terhadap klien dan keluarganya
Bidan memberikan kewajiban memberikan asuhan kepada ibu dan anak
yang meminta petolongan kepadanya. Oleh karena itu, kegiatan bidan
sangat erat kaitannya dengan keluarga. Tanggung jawab bidan tidak hanya
pada kesehatan ibu dan anak, tetapi juga menyangkut kesehatan keluarga.
Bidan harus dapat mengidentifikasi masalah dan kebutuhan keluarga esrta
memberi pelayanan yang tepat dan sesuai dengan kebutuhan keluarga.
Pelayanan terhadap kesehatan keluarga merupakan kondisi yang diperlukan
ibu yang membutuhkan keselamatan, kepuasan dan kebahagiaan selama
masa hamil atau lahiran. Oelh karena itu, bidan harus mengarahkan segala
kemampuan, sikap dan perilaku dalam memberikan pelayanan kesehatan
keluarga yang membutuhkan.
5. Tanggung jawab terhadap profesi
Bidan harus menjaga informasi yang diperoleh dari pasien dan melindungi
privasi mereka.
Bidan harus bertanggung jawab terhadap keputusan dan tindakan yang
diambil. Bidan harus dapat menolak untuk ikut terlibat didalam aktifitas
yang bertentangan dengan moral, namun hal tersebut tidak boleh
mencegahnya dalam memberikan pelayanan terhadap pasien.
Bidan hendaknya ikut serta terlibat dalam pengembangan dan implementasi
kebijakan kesehatan pasien dan ibu hamil juga bayinya.
6. Tanggung jawab terhadap masyarakat
Bidan adalah anggota masyarakat yang juga memiliki tanggung jawab. Oleh
karena itu, bidan turut tangung jawab dalam memecahkan masalah
kesehatan masyarakat. Misalnya penanganan lingkungan sehat, penyakit
menular, masalah gizi terutama yang menyangkut kesehatan ibu dan anak,
secara mandiri maupun bersama teman sejawat dan teman seprofesi. Bidan
berkewajiban memanfaatkan sumber daya yang ada untuk meningkatkan
kesehatan mesyarakat. Bidan juga harus menjaga keprcayaan masyrakat.
Tanggung jawab terhadap masyarakat merupakan cakupan dan bagian
tanggung jawabnya kepada Tuhan.
Akuntabilitas
Pertanggungjawaban secara individu, kepercayaan masyarakat dan keyakinannya.
Bidan sebagai pelaku tugas professional dapat diminta pertanggungjawabannya
baik secara hokum maupun berdasarkan etika profesi. Tanggung jawab hokum
dikenal dengan sebutan gugatan perdata dan atau tuntutan pidana.
Tujuan akuntabilitas bidan adalah :
1. Mempertanggungjawabkan tindakannya kepada pasien, manajer dan organisasi
tempat bekerja.
2. Bertanggung jawab ata stindakan yang diambil untuk pasien dan
keluarganya, masyarakat dan juga terhadap profei.
3. Mengevaluasi praktik professional dan para stafnya.
4. Menerapkan dan mempertahankan standart yang telah ditetapkan dan yang
dikembangkan oleh organisasi
5. Membina keterampilan staf masing-masing
6. Memastikan ruang lingkup dalam proses pengambilan keputusan secara jelas.

C. Peran dan Tanggug Jawab Bidan dalam Asuhan Kebidanan


Dalam melaksanakan profesi bidan memiliki peran sebagai pelaksana, pengelola,
pendidik dan peneliti. Peran dan Tanggung Jawab Bidan
Dalam melaksanakan profesi nya bidan memiliki peran sebagai pelaksana,
pengelola, pendidik, dan peneliti.

Peran Sebagai Bidan yaitu:

1. Menetapkan manajemen kebidanan pada setiap asuhan kebidanan yang


diberikan.
2. Memberikan pelayanan dasar pranikah pada anak remaja.
3. Memberi asuhan kebidanan kepada kklien selama kehamilan normal.
4. Memberi asuhan kebidanan kepada klien dalam masa hami dan persalinan
dengan dengan melibatkan mereka sebagai klien.
5. Memberi asuhan kebidanan pada bayi baru lahir.
6. Memberi asuhan kebidanan pada klien dalam masa nifas dengan melibatkan
klien dan keluarga.
7. Memberi asuhan kebidanan pada wanita usia subur yang membutuhkan
pelayanan keluarga berencana.
8. Memberi asuhan kebidanan pada wanita dengan gangguan sistem reproduksi
dan wanita dalam masa klimakterium serta menopause.
9. Memberi asuhan kebidanan pada bayi dan balita dengan melibatkan keluarga.

D. Fungsi bidan adalah sebagai berikut :


1. Melakukan asuhan kebidanan bagi ibu hamil.
2. Melakukan pertolongan persalinan.
3. Melakukan pertolongan pada ibu nifas.
4. Melakuan perawatan ada bayi bbaru lahir.
5. Melaukan pelayanan pada anak balita dan prasekolah.
6. Memberikn pelaynan KB.
7. Memberikan bimbingan dan pelayanan terhdap gangguan sistem reproduksi.

E. PERAN BIDAN DALAM MENYELAMATKAN IBU DAN ANAK


Pembangunan kesehatan pada hakekatnya diarahkan guna tercapai
kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang, menyangkut
fisik, mental maupun sosial budaya ekonomi. Untuk mencapai derajat kesehatan
yanng optimal dlakukan berbagai upaaya pellayanan kesehatan yang menyeluruh,
terarah dan berkesinambungan. Masalah reproduksi di Indonesia mempunyi dua
dimensi. Pertama: yang laten yaitu kematian dan kematian bayi yang masih tinggi
akbat berbagai faktor termasuk pelayanan kesehata yang relatif kurang baik. Kedua
ialah timbulnya penyakit degeneratf yaitu menopause dan kanker.
Dalam globalisasi ekonomi kita diperhadapkan pada persaingan global yng
semakin ketat yang menuntut kita semua untuk menyiapkan manusia indonesia
yang berkualitas tinggi sebagai generasi penerus bangsa yang harus disiapkan
sebaik mungkin secara terencana, terpadu dan berkesinambungan. Upaya tersebut
haruslah secara konsisten dilakukan sejak dini yakni sejak janin dalam kandungan,
masa bayi dan balita, masa remaja hingga dewasa bahkan sampai usia lanjut.

Bidan merupakan salah satu tenaga kesehatan yang memiliki posisi penting
dan strtegis terutama dalam peurunan AKI dan AKB. Bidan memberikan pelayaan
kebidanan yang berkesinambungan dan paripurna, berfokus pada aspek
pencegahan, promosi dengan berlandaskan kemitraan dan pemberdayan masyarakat
bersama-sama dengan tenaga keshattan lainnya untuk senantiasa siap melayani
siapa saja yang membutuhkannya, kapan dan dimanapun dia berada. Untuk
menjamin kualitas tersebut diperluan suatu standar profesi sebagai acuan ntuk
melakuan segala tindakan dan asuhan yang diberikan dalam seluruh aspek
pengabdian profesinya kepada individu, keluarga dan masyarakat, baik dari aspek
input dan output.

1. Mengkaji status kesehatan pasien yang dalam keadaan hamil.


2. Menentukan diagnose kebidanan dan kebutuhan kesehatan pasien.
3. Menyusun rencana asuhan kebidanan sesuai dengan prioritas masalah
4. Melaksanakan asuhan kebidanan sesuai dengan rencana yang telah disusun
5. Mengevaluasi bersama klien hasil asuhan yang telah diberikan
6. Membuat rencana tindakan lanjut asuhan kebidnan bersama klien
7. Membuat catatan dan laporan asuhan yang telah diberikan
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Tanggung jawab dan akuntabilitas memerlukan dasar komitmen yang kuat
dalam praktik kebidanan untuk dapat mengembangkan kemampuannya secara
mandiri. Disamping itu diperlukan kemampuan untuk dapat mengarahkan dirinya
sendiri, sehingga dapat mengidentifikasi elemen-elemen kritikal untuk
mengembangkan atau peningkatan kinerja dalam pelaksanaan tugasnya, dalam
rangka mempertahankan tercapinya status professional. Melalui pembelajaran diri
secara terus menerus, bidan harus senantiasa meningkatkan pengetahuan,
kemampuan serta memelihara perilaku yang etis dalam professional untuk
menghasilkan kinerja yang berkualitas.
Hal tersebut akan tercapai apabila semua fungsi tugas dan kegiatan dilandasi
etika dan standart dengan memanfaatkan dan menerapkan mekanisme akuntabilitas
untuk memenuhi kepuasan pasien dan kepuasan kerja.
Tanggung jawab bidan terbagi dalam beberapa point :
1. Tanggung jawab terhadap peraturan perundang-undangan
2. Tenggung jawab terhadap pengembangan kompetensi
3. Tanggung jawab terhadap penyimpanan pendokumentasian
4. Tanggun jawab terhadap klien dan keluarga
5. Tanggung jawab terhadap masyarakat
6. Tanggung jawab terhadap profesi
B. Saran
- Menyadari bahwa penulis masih jauh dari kata sempurna, kedepannya penulis akan
lebih fokus dan detail dalam menjelaskan tentang makalah diatas dengan sumber-
sumber yang lebih banyak yang tentunya dapat dipertanggungjawabkan.
- Semoga dapat menjadi acuan dalam melaksanakan kegiatan kebidanan yang
berkualitas penuh tanggung jawab dengan tindakan yang dapat
dipertanggungjawabkan.
- Semoga yang kami tuliskan ini dapat bermanfaat bagi rekan-rekan bidan sekaligus
dapat memberika pencerahan dalam pelaksanaan tugas-tugas pengabdian dalam
memberikan pelayanan yang berkualitas dan bermartabat.
DAFTAR PUSTAKA

1. Depkes RI. 2001. Konsep Asuhan Kebidanan. JNPIEGO. Jakarta


2. Arikunto S. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Rineka
Cipta. Jakarta
3. Pusdiknakes. 2001. Konsep Asuhan Kebidanan. JHPIEGO. Jakarta
4. Purwoastuti Endang, Elizabeth Siwi Walyani. 2005. Etikolegal Dalam
praktek Kebidanan. Pustaka Baru. Yogyakarta
5. Anjarwati, Ria.dkk. 2005. Konsep Kebidanan. EGC. Jakarta

Anda mungkin juga menyukai