Anda di halaman 1dari 4

BAGIAN OBSTRUKSI BILILARIS

Obstruksi biliaris atau penyumbatan pada sistem biliaris


dapat disebabkan oleh beberapa faktor, salah satunya
disebabkan karena batu. Batu kantung empedu saat ini
menjadi masalah kesehatan masyarakat karena
frekuensi kejadiannya yang tinggi, jumlah kasusnya
signifikan dalam masyarakat berkembang yang
mencapai 10-15 angka kejadian kasus penyakit
batukandung empedu di Indonesia sama seperti angka
kejadian kasus batu empedu di Negara asia tenggara
dengan rata-rata 96 per 100.000 populasi Di Inggris
lebih dari 40.000 kolesistektomi dilakukan setiap tahun
dan sekitar 4000 pasien dilakukan pembersihan batu
saluran empedu sedangkan di Amerika jumlah
penderita batu empedu mencapai 20.000.000-
25.000.000 kasus pertahun yang merupakan beban
kesehatan utama di Amerika Serikat yang telah
meningkat lebih dari 20 % selama 3 dekade Di Amerika
Serikat dari hasil otopsi menunjukkan angka kejadian
batu empedu paling sedikit 20% pada wanita dan 8%
pada
laki laki di atas umur empatpuluhan , sedangkan untuk
penyakit Kanker kandung empedu jumlahnyamencapai
sekitar 5.000 kasus per tahun. Kasus batu pada CBD
(koledokolitiasis).
meningkat sesuai bertambahnya umur. Sekitar 25%
pasien usia lanjut yang mengalami kolesistektomi
mempunyai batu pada saluran empedunya. Batu dapat
berukuran kecil ataupun besar dan jumlahnya dapat
tunggal ataupun banyak,insiden kasusnya sekitar 12%
lebih banyak pada wanita,meningkat sesuai
bertambahnya umur. Sekitar 25% pasien usia lanjut
yangmengalami kolesistektomi mempunyai batu pada
saluran empedunya. Batu dapatberukuran kecil
ataupun besar dan jumlahnya dapat tunggal ataupun
banyak, insiden kasusnya sekitar 12% lebih banyak pada
wanita.
Patologi lain yang banyak terjadi pada abdomen selain
di sistem biliaris yaitu pada sistem digestivus. Penyakit
Crohn merupakan kelainan ulseroinflamasi pada sistem
digestivus yang bersifat kronis dan dapat menyerang
setiap segmen sistem digestivus, terutama pada bagian
distal usus halus serta kolon sebelah kanan. Bila
mengenai ileum disebut ileitis terminalis dan bila
mengenai kolon disebut colitis granulomatosa Penyakit
Crohn dapat terjadi di seluruh dunia. Di negara Amerika
serikat terdapat 3-5 kasus penyakit Crohn per 100.000
jiwa setiap tahunnya, Di Indonesia prevalensi penyakit
crohn pada pasien diketahui sebesar 5,2% (7). Patologi
lain yang banyak terjadi pada abdomen selain di sistem
biliaris yaitu pada sistem digestivus. Penyakit Crohn
merupakan kelainan ulseroinflamasi pada sistem
digestivus yang bersifat kronis dan dapat menyerang
setiap segmen sistem digestivus, terutama pada bagian
distal usus halus serta kolon sebelah kanan. Bila
mengenai ileum disebut ileitis terminalis dan bila
mengenai kolon disebut colitis granulomatosa Penyakit
Crohn dapat terjadi di seluruh dunia. Di negara Amerika
serikat terdapat 3-5 kasus penyakit Crohn per 100.000
jiwa setiap tahunnya, Di Indonesia prevalensi penyakit
crohn pada pasien diketahui sebesar 5,2% .

Berdasarkan tingginya prevalensi dari kelainan


terutama pada kandung empedu, sistem biliaris dan
sistem digestivus sehingga diperlukan penegakkan
diagnose yang akurat, Pencitraan yang dapat digunakan
dalam menunjang diagnosis kelainan pada kandung
empedu dan sistem biliaris secara diagnostik adalah
dengan pemeriksaan ERCP (endoscopic retrograde
cholangiopancreatography) USG (Ultrasonography)
endoskopi, CT-scan, MRCP (magnetic resonance
cholangiopancreatography), Kolangiografi dan PTC
(percutaneous transhepatic cholangiography),
Sedangkan untuk pemeriksaan pada usus halus, colon
dan lambung dapat dilakukan dengan pemeriksaan
konvensional radiography dengan media kontras dan
pemeriksaan CT scan.

Anda mungkin juga menyukai