A. LATAR BELAKANG
Salah satu upaya untuk menjelaskan persoalan-persoalan kesehatan manusia dapat dilakukan
dengan menggunakan pendekatan siklus hidup.Dari siklus hidup ini,dapat dirinci perkembangan
psikologis dan sosiologi serta kebutuhan kesehatan individu tersebut.
Asumsi yang dianut dalam wacana ini ,yaitu pertumbuhan dan perkembangan individu akan
maksimal serta potensi genetiknya akan berkembang dengan baik jika kepadanya diberikan
lingkungan berkualitas,baik dari gizi maupun lingkungan sosialnya.Sehingga pada akhirnya
dapat membangun pribadi manusia yang sehat baik secara jasmaniah,emosi,spiritual,sosial,dan
ekonomi.
Dari asumsi tersebut,dapat dirumuskan dan/atau telah mengenai peran-peran sosial yang
dikembangkan individu dalam setiap tahap siklus kehidupannya masing-masing.Kalangan
ilmuwan psikologi sudah berusaha keras untuk menunjukkan tahap-tahap perkembangan dari
setiap tugas perkembangan (development task)psikologis.Berdasarkan temuan saat ini,ternyata
dalam setiap tahap perkembangan tersebut ,memiliki resiko kesehatan yang khusus dan peran
sosial yang berbeda antara tahap satu dengan tahap lainnya.Oleh karena itu ,memahami peran
sosial dan kesehatan individu dapat dipantau dari perspektif siklus hidup individu.
Pendekatan yang digunakan ini,dikembangkan dari model yang dikembangkan oleh
Departemen Kesehatan RI saat menjelaskan tentang kesehatan reproduksi.Bila
disederhanakan ,pendekatan siklus yang dikembangkan tersebut dapat diformulasikan ulang
sebagai berikut.
Siklus Hidup Individu
2 Masa Kehamilan
1. Mengenal tanda-tanda bahaya pada kehamilan dan persalinan serta mempunyai rencana
pendanaan untuk mendapatkan pertolongan segera oleh dokter atau bidang medis apabila
terjadi masalah.
2. Semua ibu hamil harus memeriksakan kehamilan sedikitnya 4 kali dan melahirkan
dengan pertolongan dokter atau bidan .
3. Penyakit dan kematian ibu dan bayi dapat dikurangi jika ibu melahirkan dengan
pertolongan dokter atau bidan.
4. Perawatan kesehatan ibu nifas dan bayi baru lahir merupakan cara terbaik untuk
mencegah terjadinya kematian pada ibu dan bayinya.
5. Semua ibu hamil memerlukan makanan bergizi dan istirahat yang cukup
6. Merokok, minum alkohol , menggunakan narkoba dan bahan beracun lainnya berbahaya
bagi kesehatan ibu hamil dan anak kecil.
7. Kekerasan fisik pada perempuan dan anak merupakan masalah kesehatan masyarakat
yang serius .kekerasan pada ibu hamil dapat membahayakan jiwa ibu dan bayi yang
dikandungan
8. Anak perempuan yang berpendidik an , sehat , dan memiliki pola makan yang baik pada
masa kanak-kanak dan remaja akan lebih sedikit memiliki masalah ketika ia hamil dan
melahirkan .
9. Setiap perempuan mempunyai hak untuk memperoleh pelayanan kesehatan yang
berkualitas terutama masa kehamilan , saat melahirkan , dan selama nifas .
3. Masa Balita
Dalam masa pertumbuhan , proses tumbuh kembang anak anak balita (1-4 tahun ) dipengaruhi
oleh proses pertumbuhan semasa bayi , dan selanjutnya akan mempengaruhi proses tumbuh
kembang pada usia sekolah dasar (6-12 tahun ).
Pertama, peran bayi adalah belajar mengenai bahasa tubuh dan isyarat dari luar dirinya .Dalam
tahap ini pula , seorang bayi belajar mengenai peran ibu yang baik atau buruk melalui
komunikasi fisiknya dalam memberikan kepuasan atas kebutuhan dirinya.
Kedua,peran untuk diakui sebagai bagian dari anggota masyarakat . Seorang bayi sangat
membutuhkan setuhan halus anggota keluarga dan perhatian yang saksama dari orang lain.
Bahkan dalam kaitan dengan masalah ini , orang yang secara intensif memberikan perlakuan
yang baik kepadanya akan dianggap sebagai teman terbaiknya atau untuk kemudian dianggapnya
sebagai orang tua.
Pada konteks inilah , orang tuanya memiliki kewajiban untuk memberikan pendidikan
pembedaan mengenai identitas dan peran orang per orang yag ada disekitarnya. Dan apabila ,
khilaf terhadap masalah ini , ada kemugkinan persepsi yang berkembang dalam sebagai orang
tua , tanpa memedulikan apakah orang tersebut sebagai pembantu rumah tangga atau kakak-
kakaknya sendiri.Kasus ini menjelaskan bahwa intensitas komunikasi dan interaksi memberikan
pengaruh terhadap kualitas keterikatan seseorang dengan orang lain.
Pada masa ini , ada beberapa masalah kesehatan yang perlu diperhatikan misalnya ASI
eksklusif dan penyapihan yang layak , tumbuh kembang anak , pemberian makanan dengan gizi
seimbang, imunisasi dan manajemen terpadu balita sehat , pencegahan dan penanggulangan
kekerasan , serta pendidikan dan kesempatan yang sama pada laki-laki dan perempuan .
4. Masa Anak-anak
Tahap perkembangan selanjutnya , yaitu memasuki tahap anak-anak . Pada masa ini , pendidikan
sosial yang terjadi pada masa balita , memiliki peran nyata dalam pertumbuhan dan
perkembangan selanjutnya.
Menurut Sulivan (1892-1949 ) hal yang penting diketahui bahwa fase anak-anak ditandai
dengan anak mulai dapat mengucapkan kata-kata hingga timbulnya kebutuhan terhadap kawan
bermain.
Peralihan dari fase bayi ke fase anak-anak dipengaruhi oleh perkembangan bahasa yang
memungkinkan penggabungan berbagai personifikasi yang berbeda . Timbulnya persepsi tentang
jenis kelamin , yaitu mengidentifikasi diri sesuai dengan jenis kelamin dan peranannya yang
telah ditentukan masyarakat serta munculnya tugas perkembangan yang utama yaitu belajar
berkomunikasi . Ada beberapa peran sosial yang dimunculkan anak-anak dalam kehidupan di
masyarakat.
Pertama, dalam mengembangkan kepribadiannya secara utuh setiap anak memiliki hak untuk
mendapatkan ruang main dan ekspresi yang sesuai dengan dirinya. Ketiadaan akses untuk
mendapatkan ruang main seperti ini akan berpengaruh terhadap optimasi pertumbuhan dan
perkembangan anak dalam masyarakat .
Kedua,anak adalah tanda sosial dari keluarga, khususnya ibu dan anak. Pertumbuhan dan
perkembangan fisik dan sosial anak , dibaca sebagai bagian dari peran nyata orang tua dalam
memberikan pelayanan kepada anak-anaknya . Seorang anak yang kurang gizi , sesungguhnya
menjadi bukti lemahnya peran orang tua dalam memberikan asupan yang seimbang dan
berkualitas . Demikian pula, bila hadir seorang anak yang sehat dan cerdas dapat menunjukkan
diri sebagai tanda sosial bagi keluarganya . Inilah peran anak dalam menunjukkan diri sebagai
tanda sosial kepada masyarakat.
Ketiga, anak adalah kandidat dari pemegang amanah harapan atau impian orang tuanya.Berbagai
aktivitas orang tua , baik yang terkait dengan masalah ekonomi maupun prestise hidup,
diharapkan dapat ditindaklanjuti oleh anak-anaknya.
Keempat, sebagaimana yang terjadi pada peran bayi, kehadiran anak ini memperkuat nilai
solidaritas dalam keluarga.Hubungan suami-istri , akan semakin tinggi dan rekat bila didukung
oleh kehadiran anak yag “berkualitas”.
Kelima, memiliki nilai sosial yang tinggi , baik untuk nilai ekonomi maupun ilmu
sosial .Kehadiran anak, bagi keluarga merupakan tambahan tenaga kerja baru bagi keluarganya.
Sehubungan dengan ini , perlu diperhatikan pula beberapa masalah kesehatan yang bisa hadir
pada fase anak-anak misalnya kesulitan anak untuk makan karena terobsesi ingin main, asupan
gizi yang tidak seimbang , rentannya fisik anak terhadap berbagai penyakit seperti polio dan
DBD, dan ancaman keracunan makanan akibat dari kebiasaannya makan makanan di luar.
5. Masa Remaja
Pada masa remaja ( adolescens ) , selain pertumbuhan yang cepat (growth spurt), juga timbul
tanda-tanda seks sekunder , serta diakhiri dengan berhentinya pertumbuhan , Khususnya pada
perempuan , masa ini merupakan masa persiapan utuk menjadi calon ibu.Keberadaan gizi pada
masa ini berpengaruh terhadap kehamilan mereka kelak dan juga terhadap bayi yang akan
dilahirkannya.
Aktivitas mereka pun mulai meningkat , sehingga kebutuhan gizinya juga bertambah .Nafsu
makan mereka umumnya baik. Mereka sering mencari makanan tambahan atau jajan di luar
waktu makan .
Masalahnya apabila jajanan itu berkalori tinggi, kegemukan dengan segala akibatnya bisa
terjadi .Maka di antaranya mereka ada yang berusaha untuk mengurangi dampak negatif dari
kegemukan atau berusaha menghindari kegemukan . Beberapa masalah kesehatan yang dapat
berpengaruh terhadap kesehatan remaja termasuk kesehatan reproduksi kalangan remaja adalah
sebagai berukut.
a. Masalah gizi, yang meliputi anemia atau kurang gizi dan pertumbuhan yang terhambat. Khusus
pada kalangan putri, bila pertumbuhan panggul sempit dapat berisiko pada proses melahirkan
bayi berat di kemudian hari.
b. Masalah seks dan seksual , meliputi pengetahuan yang lengkap terhadap mitos dan informasi
berbagai hal tentang seks dan seksualitas, penyalahgunaan peran seks dan seksualitas , serta
penanganan kehamilan remaja.
c. Hal yag tidak boleh dilupakan pula , ada munculnya aneka ragam pola atau gaya hidup remaja.
Gaya hidup ini , baik yang terkait dengan kesehatan reproduksi maupun dengan pola konsumsi
dapat berpengaruh tinggi terhadap masalah kesehatan remaja.
Berdasarkan pertimbangan ini , masa pembinaan kesehatan remaja menjadi sangat
penting.Diantaranya melalui pembekalan pengetahuan tentang pertumbuhan fisik , kejiwaan dan
kematangan remaja, pendidikan kesehatan reproduksi serta kewajibannya, pergaulan yang sehat
di kalangan remaja pendidikan tentang persiapan pranikah , serta pendidikan mengenai
kehamilan dan persalinan serta cara pencegahannya.
6. Masa Dewasa
Secara psikologis tahap perkembangan ini dikategorikan sebagai tahap kematangan
(maturity) ,dewasa dalam arti pengembangan diri maupun dalam konteks sosial. Seiring dengan
hal ini , ada beberapa peran yang dikembangkan dalam masa dewasa.
Pertama, orang dewasa sudah memiliki tugas dan kewajiban diri dalam membangun komunitas ,
baik dalam skala kecil ( keluarga) , pertemanan , maupun dalam konteks kemasyarakatan.
Dengan tugas seperti ini baik seorang perempuan maupun laki-laki., tampil percaya diri dalam
mengembangkan komunikasi sosial.
Kedua, dalam masyarakat timur, seorang yang sudah dewasa sudah mulai memikirkan mengenai
masa depan, baik masa depan ekonomi maupun masa depan sosialnya. Bekerja dan
mengumpulkan kekayaan adalah salah satu upaya untuk menjaga keberlangsungan hidup dirinya.
Sementara mendapatkan keturunan merupakan usaha orang dewasa untuk menjaga
keberlangsungan dirinya dan kenyamanan dirinya di hari tua.
Ketiga,pada sisi kesehatan , masa ini termasuk dalam kategori matang. Kendati demikian , pelu
diperhatikan perkembangan kea rah meno-andropause, penyakit degeneratif termasuk rabun,
gangguan mobilitas dan osteoporosis, serta perlu adanya deteksi dini terhadap kanker rahim dan
kanker prostat, yang akan muncul diakhir penghujung usia dewasa.
Keempat, dalam sosiologi pada umumnya , telah banyak dikenal bahwa pada masa dewasa ini
merupakan masa perkawinan atau berkeluarga . Fungsi keluarga menurut sosiologi yaitu (a)
fungsi afeksi , yaitu membangun dan mengembangkan nilai dan norma masyarakat, (b) fungsi
reproduksi , yaitu berfungsi untuk memiliki keturunan , (c) fungsi sosialisasi, arinya keluarga
menjadi lembaga belajar pertama dan utama untuk bermasyarakat , (d) fungsi pengaturan
seksual, artinya bagi seorang yang sudah dewasa mereka mulai meyakini dan menunjukkan
peran seksualnya dihadapan orang lain , (e) fungsi penentuan status , artinya dilingkungan
keluarga ini setiap anak- khususnya-mendapat pembelajaran mengenai status diri dan status
sosial,(f) fungsi perlindungan , artinya dalam keluarga ini ada upaya untuk membangun
perlindungan antara satu dengan yang lainnya,(g) fungsi ekonomis, artinya para anggota
keluarga-khususnya orang tua- memiliki peran sosial untuk memberikan layanan kebutuhan
ekonomi kepada anggota keluarganya.
Gambar 13. 2
Lingkaran Kehidupan Negatif
(Sumber : Hardywinoto dan Tony Setiabudhi, 2005 hlm. 125)
Dalam sudut pandang negative life cycle, individu lanjut usia dipersepsi sebagai individu yang
mengalami pengurangan ketahanan fisik, mental dan peran sosial. Dan kemudian anggota
keluarga atau masyarakat mencapnya sebagai individu yang sudah memasuki masa kurang
produktif dan memiliki ketergantungan yang tinggi pada orang lain.
Pandangan ini berbeda dengan sudut pandang positive life cycle yang melihat fase lanjut usia
sebagai kelanjutan dari peran sosial masyarakat di masyarakat. Dalam lingkaran kehidupan
positif, misi utamanya adalah mempertahankan keutuhan dan kesatuan pada lanjut usia. Oleh
karena itu, upaya intervensi baik dari sisi medis, sosial medis, sosial, dan pendidikan menjadi
sangat penting bagi individu lanjut usia.
Masalah kesehatan reproduksi pada usia lanjut terutama dirasakan oleh wanita ketika masa
usia suburnya berakhir atau ketika mengalami menopause dan kalangan pria pun mengalami
ancaman andropause. Menopause adalah keadaan pada wanita yang mengalami penurunan
fungsi indung telur, yang berakibat menurunnya produksi hormone estrogen. Keadaan ini antara
lain mengakibatkan terhentinya haid untuk selamanya. Usia menopause wanita Indonesia sekitar
usia 49 tahun (2000). Sementara andropause adalah penurunan fungsi seksual dan kesuburan
laki-laki yang sudah mencapai usia lanjut dan kondisi ini mulai dirasakan oleh laki-laki
Indonesia ketika menginjakkan usia pada 55 tahun.
Gambar 13.2
Lingkaran Kehidupan Positif
(Sumber : Hardywinoto dan Tony Setiabudhi, 2005, hlm. 125)
Penutup
Berdasarkan pemahaman tersebut, pendekatan siklus hidup ini dapat digunakan
untukmendeskripsikan fenomena sosial secara umum. Dengan kata lain, siklus dapat dimaknai
dari sisi yang berbeda-beda sesuai dengan perspektif yang digunakannya. Dengan sedikit
pengembangan penafsiran ke dalam konteks wacana, dapat dilihat padangan Hooyman dan
Kiyak (dalam Wan Ahmad, 2000).
Pertama, dari sisi kronologi-astronomis. Siklus hidup dimaknai sebagai perjalanan individu
mulai masa kehamilan, kelahiran pada 0 tahun, anak-anak, remaja, sampai kematian menjelang.
Ini adalah siklus hidup secara kronologi-astronomik.
Kedua, siklus hidup dilihat dari perkembangan dan perubahan fisik/biologis atau anatomo.
Dalam pemahaman ini, yang dimaksud siklus hidup itu lebih diorientasikan pada pertumbuhan
dan perkembangan sel-sel biologis dalam diri individu. Dari sudut pandang ini, ada kemungkinan
seorang remaja memiliki usia biologis yang lebih tua. Hal ini disebabkan karena usia sel yang
menua dan tidak memiliki siklus pergantian sel yang sehat. Akibatnya, si anak remaja tersebut,
kendati masih memiliki usia kronologi-astronomi yang muda namun memiliki sel-biologis yang
tua (baca: usia muda tampang tua).
Ketiga, siklus hidup dilihat dari sudut pandang psikologis. Perkembangan hidup individu dilihat
dari sisi persepsi dan fungsi-fungsi mental seseorang dalam hidup dan kehidupan. Dalam
kategori ini, individu disebut dewasa bila mampu menunjukkan kematangan dalam bersikap,
berpikir, dan bertindak. Seorang individu yang menunjukkan ketergantungan yang tinggi dan
kurang mampu menunjukkan sikap dewasa dapat disebut sebagai orang yang masih kekanak-
kanakan.
Keempat, siklus hidup dimaknai dari sisi sosial, yaitu melihat peran sosial individu di
masyarakat. Bila ada individu yang sudah berumur 50 tahun, namun masih belum mampu
bersosialisasi dan malah masih belajar berkomunikasi dan bersosialisasi dengan masyarakat,
maka dapat dikategorikan sebagai individu yang baru lahir ke dalam masyarakat tersebut.
Dan kematian peran sosial, adalah bila dirinya menarik diri dari situasi dan kemudian hidup
dalam kesendiriannya. Maka sesungguhnya, secara sosial dia sudah memasuki tahap kematian
sosial atau kegagalan sosial. Beberapa cirri kegagalan sosial dari individu ini, yaitu (1) anggota
masyarakat sudah tidak mempertimbangkan kehadiran atau ketidakhadiran dirinya di masyarakat
dan (2) sudah tidak mampu menunjukkan peran nyata dalam proses komunikasi atau interaksi
sosial. Maka orang tersebut sudah mengalami kematian atau kegagalan sosial.
sumber:
Momom, Sudarma.2008.Sosiologi untuk kesehatan.Jakarta selatan:Salemba medika