Anda di halaman 1dari 2

Gizi pada masa reproduksi

1. Kesehatan reproduksi adalah kesejahteraan fisik, mental, dan sosial yang utuh, bukan
hanya bebas dari penyakit atau kecacatan, dalam segala aspek yang berhubungan dengan
sistem reproduksi, fungsi, serta prosesnya. Dapat dipahami bahwa, kesehatan reproduksi
juga mencakup kehidupan seks yang aman, kebebasan memilih dalam proses reproduksi
(waktu, cara, frekuensi), hingga hak untuk memiliki anak-anak yang sehat. Oleh karena
itu, sangat penting untuk menjaga kesehatan reproduksi, salah satunya dengan
memberikan asupan gizi. kebutuhan gizi bagi kesehatan reproduksi sangat diperlukan
bagi perempuan. Alasannya karena perempuan akan melewati beragam proses fisiologis
dalam hidupnya, misalnya hamil, melahirkan, dan menyusui. Bidan, yang khususnya
menangani ibu hamil dan bayi, tentu perlu menguasai ilmu gizi ini agar dapat
memberikan penyuluhan pada pasien dan keluarganya terkait pentingnya kesehatan
reproduksi agar terwujud masyarakat yang sehat dan sejahtera nantinya.
2. Masalah gizi dalam masa reproduksi. Kebutuhan energi dan nutrisi dipengaruhi oleh usia
reproduksi,tingkat aktivitas dan status nutrisi. Nutrisi yang diperlukan untukmemenuhi
kebutuhan pertumbuhan. Kekurangan nutrisi padaseorang yang mengalami anemia dan
kurang berat badan lebihbanyak akan melahirkan bayi BBLR (berat badan lahir
rendah)dibandingkan dengan wanita dengan usia reproduksi yang ama
3. Penanggulangan masalah gizi dalam masa reproduksi. penanggulangan pada masa
reproduksi, kegiatan pengabdian masyarakat ini pun menghimbau agar siswa terbiasa
minum tablet zat besi seperti yang sudah terekomendasi dari IDAI (2011) bahwa untuk
remaja terutama remaja putri hendaknya mengkonsumsi tablet zat besi 2x/minggu selama
3 bulan guna mencegah anemia, terutama konsumsi tablet zat besi ini pada saat
menstruasi, karena saat menstruasi zat besi ikut keluar bersama dengan darah menstruasi,
sehingga cadangan zat besi harus tergantikan dengan konsumsi zat besi ini. Kegiatan
minum tablet zat besi ini diikuti oleh seluruh siswa putri dan guru-guru. Harapan pada
kegiatan ini memberikan kesadaran dan upaya untuk membiasakan minum tablet zat besi
untuk remaja putri terutama menjelang menstruasi dan saat menstruasi.

Reproduksi sehat

1. reproduksi sehat merupakan tujuan dan perkembangan seksual remaja. Perilaku seksual
yang sehat secara umum adalah menyeluruh secara fisik, psikologis dan sosial. Sehat
secara fisik berarti tidak tertular penyakit, tidak menyebabkan kehamilan sebelum
menikah, tidak menyakiti dan merusak kesehatan orang lain (Imran, 1999 : 24). Sehat
secara psikologis berarti mempunyai integritas yang kuat (kesesuaian antara nilai, sikap
dan perilaku), percaya diri menguasai kesehatan tentang reproduksi, mampu
berkomunikasi, mampu mengambil keputusan dengan segala resiko yang akan dihadapi
dan siap atas segala resiko yang bakal diambilnya. Sehat secara sosial berarti mampu
mempertimbangkan nilai-nilai sosial yang ada disekitarnya dalam menampilkan perilaku
tertentu (agama, budaya, dan sosial), mampu menyesuaikan diri dengan nilai dan norma
yang diyakini.
2. usia produktif yang optimal untuk reproduksi sehat adalah antara 20 – 35 tahun. Risiko
akan meningkat pada usia di bawah 20 tahun maupun di atas 35 tahun. 3 Wanita hamil
pada usia muda akan memiliki beberapa risiko diantaranya adalah keguguran, persalinan
prematur, BBLR, kelainan bawaan, mudah terjadi infeksi, anemia pada kehamilan,
keracunan kehamilan (gestosis), dan kematian. Kehamilan trimester ketiga adalah
trimester terakhir pada kehamilan, dimulai dari minggu ke-28 sampai minggu ke-40.
Periode ini adalah fase yang penting untuk pertambahan berat bayi, juga periode dimana
masalah obstetrik dan medis dapat berkembang. Beberapa masalah obstetrik yang dapat
terjadi antara lain perdarahan antepartum yang disebabkan oleh plasenta previa, solusio
plasenta, prematuritas, pertumbuhan janin terhambat dan kehamilan serotinus.
3. Perilaku reproduksi sehat dipengaruhi oleh faktor ekternal dan faktor internal. Faktor
eksternal yang dapat berpengaruh adalah interaksi sosial. Dalam kehidupan
bermasyarakat, manusia akan saling berhubungan dan saling membutuhkan satu sama
lain. Kebutuhan itulah yang dapat menimbulkan suatu proses yang disebut dengan
interaksi sosial. Menurut Maryati dan Suryawati (2003:22) interaksi sosial adalah kontak
atau hubungan timbal balik atau interstimulasi dan respon antara individu, antar
kelompok atau antar individu dan kelompok.

Anda mungkin juga menyukai