Anda di halaman 1dari 20

KANKER SERVIKS

Oviana wijayanti
Wahyuddin nur
Adam rizky
Muhammad firdaus
Annora rizky amalia
Pengertian
Kanker serviks adalah kanker yang
muncul pada leher rahim wanita.
Leher rahim sendiri berfungsi
sebagai pintu masuk menuju rahim
dari vagina. Semua wanita dari
berbagai usia berisiko menderita
kanker serviks. Tapi, penyakit ini
cenderung memengaruhi wanita
yang aktif secara seksual.
Cara penularan kanker serviks
Kanker serviks dapat berkembang ketika sel yang abnormal dalam serviks mulai
membelah diri tanpa terkendali.
Sel yang abnormal pada serviks dapat berkumpul manjadi tumor.
patogenesis
Patogenesis penyakit ini erat kaitannya dengan pajanan
karsinofen pada jaringan yang rentan, yaitu zona transformasi.
Sambungan skuamokolumnar dipengaruhi oleh perubahan
hormonal dan anatomis saat pubertas., kehamilan dan
menopause. Sebelum pubertas, sambungan tersebut terletak
pada ostium sevikalis eksterna. Saat pubertas, perubahan bentuk
dan volume serviks yang diinduksi estrogen membawa
sambungan skuamokolumnar ke bagian luar ektoserviks. Pajanan
lingkungan vagina yang asam pada epitel yang mensekresi
musin sederhana menginduksi denaturasi kimia pada ujung vili
epitel kolumnar. Proses perbaikan yang terjadi setelahnya
menghasilkan sel skuamosa yang matur.
gejala
Gejala kanker serviks tidak selalu bisa terlihat dengan jelas, bahkan
ada kemungkinan gejala tidak muncul sama sekali. Sering kali, kemunculan
gejala terjadi saat kanker sudah memasuki stadium akhir. Oleh karena itu,
melakukan pap smear secara rutin sangat penting untuk menangkap sel
pra-kanker dan mencegah perkembangan kanker serviks.
Pendarahan Pada Vagina
Pendarahan tidak normal dari vagina, termasuk flek adalah gejala yang
sering terlihat dari kanker serviks. Pendarahan biasanya terjadi setelah
berhubungan seks, di luar masa menstruasi, atau setelah menopause. Segera
temui dokter untuk melakukan pemeriksaan jika terjadi pendarahan yang tidak
normal lebih dari satu kali.
Gejala-gejala Lainnya yang
Mungkin Muncul
Selain pendarahan yang abnormal, gejala lain yang mungkin
muncul adalah:
Cairan yang keluar tanpa berhenti dari vagina dengan bau
yang aneh atau berbeda dari biasanya, berwarna merah muda,
pucat, cokelat, atau mengandung darah.
Rasa sakit tiap kali melakukan hubungan seksual.
Perubahan siklus menstruasi tanpa diketahui penyebabnya,
misalnya menstruasi yang lebih dari 7 hari untuk 3 bulan atau
lebih, atau pendarahan dalam jumlah yang sangat banyak.
Klasifikasi
Stadium kanker serviks
Stage I tumors: sel sel kanker hanya terdapat dan terbatas pada
leher rahim.
Stage II tumors: sel tumor sudah menyebar di luar bagian dari
leher rahim, sepert bagian atas dari vagina atau jaringan di sekitar
leher rahim.
Stage III tumors: tumor sudah menyebar di organ sekitar seperti
bagian bawah dinding vagina, kelenjar getah bening terdekat atau
jaringan lemak di sekitar leher rahim sampai mencapai dinding pelvis
.
Stage IV tumors: tumor menyebar ke organ organ di sekitar organ
genitalia ( yaitu kandung kemih atau usus) atau ke organ organ di
luar rongga pelvis . Meliputi penyebaran ke paru, hati atau tulang.
Stadium Klinis Kanker Leher Rahim
diagnosis
Colposcopy: Jika papsmear abnormal, pasien akan disarankan untuk
dikolposkopi. Yaitu pemeriksaan pembesaran leher rahim dengan alat
dan lampu, dengan pewarnaan asam cuka dan pada penemuan
abnormal disarankan untuk biopsi.
Large loop excision of the transformation zone (LLETZ): Sering
digunakan untuk mengambil atau memotong daerah serviks yang
mengandung sel sel abnormal. Digunakan seperti kawat tipis dan
dialiri listrik untuk memotong daerah yang dimaksud.
Cone biopsy: Pengambilan sampel serviks yang lebih besar untuk
pemeriksaan lebih lanjut sel sel kanker .
Tatalaksana Terapi
kasus
NY.RT usia 60th memiliki keluhan 1 bulan mengalami keluhan keputihan, pendaraha
sedikit-sedikit, perut bagian bawah dan pinggang terasa kemeng, buang air kecil dan
buang air besar lancar.
Pemeriksaan : hb: 10,3 , hematocrit: 32% , hasil pemeriksaan cytology smear yang
diteruskan biopsi menunjukan adanya cell malignant , diagnosa : carcinoma cerviks II
B (epidermoid Ca)
Pengembangan kasus : NY. RT menikah pada usia 18th dan memiliki 12 anak , stage
carcinoma cerviks II B : kanker telah menyebar diluar serviks hingga vagina dan
jaringan disekitar uterus
Pertanyaannya :
1. terapi pegobatan (farmakologi dan non farmakologi) jelaskan alasan pemilihan obat
beserta guidline terapinya
2. evaluasi data laboratorium pasien tsb, sertakan data lab normal !
3. KIE apa yg harus disampaikan kepada pasien terkait pengobatannya ?
Evaluasi Data Lab
Ukuran Hasil Lab Pasien Nilai Normal Keterangan
Hemoglobin 10.3 g/dL 12-14 g/dL Kurang dari normal
Hematokrit 32 % 40-45 % Kurang dari norma
SGOT 25 U/L < 21 U/L
SGPT 30 U/L < 23 U/L
Albumin 6 g/dL 37-53 g/dL
Bilirubin 1.1 mg/dL 0.25-1 mg/dL Normal
Kreatinin 0.7 ml/min 0.6-1.3 mg/dL Normal
Kreatinin Serum 75 ml/min
Na 135 mEq/L 135-144 mEq/L Normal
K 4.2 mEq/L 3.6-4.8 mEq/L Normal
Analisis kasus dengan metode SOAP
Subjektif
Nama : Ny. RT
Umur : 60 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
TB/BB : 160 cm/58 kg
Keluhan : keluhan keputihan, pendaraha sedikit-sedikit, perut bagian bawah dan
pinggang terasa kemeng, buang air kecil dan buang air besar lancar.
Objektif
hasil hb: 10,3 , hematocrit: 32% , hasil pemeriksaan cytology smear yang diteruskan biopsi
menunjukan adanya cell malignant , diagnosa : carcinoma cerviks II B (epidermoid Ca)
Assesment
Berdasarkan keluhan, gejala dan hasil pemeriksaan maka pasien di diagnosa menderita
kanker serviks stadium II B.
lanjutan
Planning I : Kemoterapi / Terapi radiasi
Planning II : Pemberian terapi untuk mengatasi ES Kemoterapi
Planning III : Menghentikan pendarahan
Planning IV : Mengobati Anemia Pasiem
Terapi farmakologi
Untuk penanganan kanker dapat menggunakan Cisplatin
(Kemoterapi) infus IV: 60-120 mg/M2.
Pemberian Ondansentron 3 x sehari 8 mg (sebelum dan setelah
kemoterapi) untuk mengatasi mual dan muntah yang merupakan efek
samping dari kemoterapi.
Menghentikan pendarahan dapat menggunakan Asam Traneksamat
2 x sehari 1 gram.
Pasien mengalami anemia karena adanya pendarahan yang
dialaminya. Maka dapat di tangani dengan terapi non farmakologi.
Terapi non farmakologi
1. Melaksanakan tes papsmear
2. Tidak berganti-ganti pasangan
3. Gunakan daun sirih
4. Vaksin HPV
5. Makan makanan yang bisa menambah
darah ( Kacang-kacangan,sayuran,jenis
makalan laut, buah )
KIE
Memberikan informasi kepada keluarga pasien untuk mengikuti program pengobatan
yang di berikan oleh dokter

Memberikan informasi cara penggunaan obat-obatan yang di gunakan

Memberikan edukasi tentang mengatur pola makanan dan minuman serta lingkungan
pasien.

Menjelaskan masing-masing indikasi obat yang digunakan, terapi yang akan dijalani
dan menjelaskan efek samping yang akan timbul.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai