Anda di halaman 1dari 14

BAB I

PENDAHULUAN
Tumor ovarium ada yang bersifat neoplastik dan ada yang bersifat non
neoplastik. Tumor neoplastik di bagi atas tumor jinak dan tumor ganas, dan
selanjutnya tumor jinak di bagi dalam tumor kistik dan tumor solid.
Di Amerika Serikat, kanker ovarium merupakan penyebab kematian utama
pada kasus keganasan ginekologi, dan sampai tahun 1998 kanker ovarium
merupakan kanker kelima tersering yang menyebabkan kematian wanita di AS
setelah kanker paru-paru, kolorektal, payudara, dan pankreas. Insidensinya pada
wanita dibawah 50 tahun per 5,3 per 100.000 dan meningkat menjadi 4,4 per
100.000 pada wanita diatas 50 tahun.1
Di Indonesia kanker ovarium menduduki urutan keenam terbanyak dari
keganasan pada wanita setelah karsinoma serviks uteri, payudara, kolorektal,
kulit, dan limfoma.2
Pada umumnya kanker ovarium ditemukan pada stadium lanjut. Tumor
membesar dan menyebar ke organ sekitarnya tanpa keluhan. Itulah sebabnya
tumor ini dikenal sebagai penyakit yang tumbuh diam-diam namun mematikan
(silent killer). Kanker ovarium umumnya baru menimbulkan keluhan apabila telah
menyebar ke rongga peritoneum, pada keadaan seperti ini tindakan pembedahan
dan terapi adjuvan sering kali tidak menolong. Penderita akan meninggal karena
malnutrisi dan obstruksi usus halus akibat tumor intraperitoneal.1 2
Lima belas sampai 20% tumor ovarium berasal dari sel germinal (sel
induk), dan teratoma matur merupakan kasus terbanyak (60%). Tumor ganas sel
germinal ovarium merupakan 5% dari kanker ovarium, dan banyak terjadi pada
wanita muda dan remaja. Walaupun perjalanan penyakitnya agresif namun
umumnya dapat diobati dengan kemoterapi yang adekuat. Dan walaupun
pembedahan memegang peranan penting dalam mendiagnosis dan sebagai terapi
awal, reseksi komplit organ reproduksi jarang diperlukan pada wanita-wanita
yang ingin mempertahankan fungsi reproduksinya. Namun begitu peran surgical
staging dan pembedahan reduksi tumor tidak dapat diabaikan. Informasi yang
didapat dari patologi pembedahan dapat membantu klinisi dalam penggunaan
terapi adjuvan.1,2,3,4,5,6,7,8,9,10
Menurut Teilum, disgerminoma merupakan neoplasma sel germinal yang
tidak lagi berpotensi untuk mengalami diferensiasi lebih lanjut, sedangkan
karsinoma embrional merupakan perwujudan dari tumor-tumor dengan potensi
untuk berdiferensiasi lebih lanjut menjadi teratoma dengan berbagai derajat
1

maturitasnya (melalui jalur embrionik), atau menjadi yolk sac tumor dan
koriokarsinoma (melalui jalur ekstraembrionik), sebagaimana terlihat pada
gambar 1.
Adapun tumor ganas sel germinal ovarium dapat dikelompokkan kedalam
disgerminoma, dan nondisgerminoma yang terdiri atas yolk sac tumor, teratoma
matur, karsinoma embrional, koriokarsinoma, poliembrioma, dan mixed germ cell
tumors.1,5,6,7,8,9,10

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi
Tumor ovarium adalah suatu massa yang tumbuh pada ovarium. Tumor
jinak ovarium, yang juga dikenal sebagai atypical proliferating tumors adalah
massa yang terdiri dari kelompok tumor yang menunjukkan proliferasi epitel yang
biasanya jinak dan non invasive. Diantara tumor-tumor ovarium ada yang bersifat
neoplastik dan ada yang bersifat non neoplastik.
B. Etiologi
Ada beberapa teori yang menerangkan terjadinya tumor ovarium.
Diantaranya adalah sebagai berikut :
1. Teori ovulasi
Terjadinya invaginasi kapsul epitel pasca ovulasi ke dalam stroma
ovarium. Dengan rangsangan hormone pada stroma, sel-sel epitel
berpotensi untuk menjadi kista-kista baru yang nantinya aan menjadi
tumor epitel ovarium.
2. Teori endokrin
Epitel pada kapsul ovarium berasal dari mullerian, dan jaringan ini
responsive terhadap hormone dengan cara yang sama seperti epitel
mullerian berespon saat muncul dalam endometrium atau tuba
fallopi.menurut teori endokrin, di lingkungan hormonal yang tidak
seimbang ini dapat menyebabkan neoplasia.
3. Teori substansial eksogen
Teori ini menduga bahwa iritan seperti bedak merupakan faktor
pemicu tumor neoplastik jinak dan ataupun ganas.
4. Teori transformasi
Tidak semua tumor jinak dapat menjadi ganas, namun ada
kemungkinan terjadi degenerasi maligna pada tumor tersebut.
C. Gejala dan tanda pada tumor ovarium
Banyak tumor ovarium tidak menunjukkan gejala dan tanda, terutama
tumor ovarium yang kecil. Sebagian besar gejala dan tanda adalah akibat dari :
1. Akibat pertumbuhan
Adanya tumor di dalam perut bagian bawah bisa menyebabkan pembenjolan
perut. Tekanan terhadap alat-alat disekitarnya disebabkan oleh besarnya tumor
atau posisinya dalam perut. Misalnya gangguan miksi, obstipasi, edema pada
tungkai, tidak nafsu makan, rasa sesak, dan lain-lainnya.
2. Akibat aktivitas hormonal
Pada umumnya tumor ovarium tidak mengubah pola haid, kecuali tumor itu
sendiri yang mengeluarkan hormon. Dapat menyebabkan amenore, dan
hipermenore.

3. Akibat komplikasi
Perdarahan ke dalam kista biasanya terjadi sedikit-sedikit sehingga berangsurangsur menyebabkan pembesaran kista dan menimbulkan gejala yang minimal.
Akan tetapi bila perdarahan banyak akan terjadi distensi dari kista dan
menimbulkan nyeri perut mendadak. Putaran tangkai dapat terjadi pada tumor
bertangkai dengan diameter 5 cm atau lebih , akan tetapi belum amat besar
sehingga terbatas gerakannya. Kondisi yang mempermudah terjadinya torsi
adalah kehamilan, karena pada kehamilan, uterus yang membesar dapat
mengubah letak tumor sehingga terjadi perubahan mendadak dalam rongga
perut. Infeksi pada tumor terjadi jika dekat tumor terdapat sumber kuman
patogen seperti appendisitis, divertikulitis atau salpingitis akuta. Robekan
dinding kista dapat terjadi pada torsi tangkai dan trauma seperti jatuh, pukulan
pada perut, dan waktu persetubuhan. Bila kista mengandung cairan serous,
maka rasa nyeri akan segera mengurang. Tetapi bila robekan kista disertai
perdarahan yang timbul secara akut, maka dapat terjadi perdarahan bebas yang
menimbulkan rasa nyeri terus menerus disertai tanda-tanda akut abdomen.
D. Klasifikasi tumor ovarium
Klasifikasi tumor ovarium sampai sekarang belum ada yang benar-benar
memuaskan, baik pembagian secara klinis maupun secara patologis anatomis.
Diantara tumor-tumor ovarium ada yang bersifat neoplastik dan ada yang bersifat
nonneoplastik. Tumor-tumor yang bersifat neoplastik belum ada klasifikasi yang
dapat diterima oleh semua pihak. Hal ini terjadi oleh karena klasifikasi
berdasarkan histopatologi dan embriologi belum bisa dijelaskan. Maka secara
praktis tumor-tumor neoplastik dibagi menjadi tumor jinak dan tumor ganas, dan
selanjutnya tumor jinak dibagi dalam tumor kistik dan tumor solid.
1. Tumor ovarium jinak
a. Kistik
- Nonneoplastik
Peradangan
Folikel
Lutein
Teka lutein
Inklusi germinal
Endometrial
Stein-Leventhal
- Neoplastik
Kistadenoma mucinosum
Kistadenoma serosum
Kista dermoid
b. Solid
- Fibroma, leiomioma, fibroadenoma, papiloma, angioma, limfangioma
4

Tumor brenner
Tumor sisa adrenal (maskulinovo-blastoma)
1. Tumor ovarium non neoplastik
a. Kista folikel
Kista ini merupakan tumor jinak ovarii paling umum dan yang
paling sering ditemukan secara kebetulan. Sebab kista folikuler bisa
bertahan sampai beberapa siklus menstruasi dan diameternya bisa
mencapai 10 cm.
Kista ini berasal dari folikel de graaf yang tidak berovulasi, namun
tumbuh terus menjadi kista folikel atau dari beberapa folikel primer
yang tumbuh di bawah pengaruh hormon estrogen dan tidak
mengalami atresia. Kista ini bisa soliter maupun multiple. Dinding
dalam kista terdiri atas beberapa lapisan sel granulose, karena adanya
tekanan dalam kista terjadilah atrofi pada lapisan ini. cairan kista
jernih dan mengandung estrogen.oleh karena itu terkadang dapat
menyebabkan gangguan haid. Kista ini lambat laun dapat mengecil dan
hilang spontan. Kista ini membutuhkan penanganan jika menimbulkan
gejala atau jika belum hilang dalam waktu 8-16 minggu.

b. Kista korpus luteum


Pada keadaan tertentu korpus luteum mempertahankan diri (korpus
luteum persisten). Cairan dalam kista berwarna merah coklat karena
perdarahan sering terjadi dalam kista. Dinding kista terdiri atas lapisan
sel-sel theca. Kista jenis ini dapat menimbulkan gangguan haid berupa
amenore maupun metroragia. Perdarahan yang terus menerus dapat
menimbulkan rupture kista dan menimbulkan nyeri perut yang
mendadak. Penanganan kista ini menunggu sampai kista hilang
sendiri.

c. Kista theca lutein


Kista ini biasanya bilateral dan biasanya akibat pengaruh hormon
hCG yang berlebihan. Pada pemeriksaan mikroskopik terlihat
luteinisasi sel-sel theca. Kista ini biasanya dijumpai pada mola
hidatidosa, koriokarsinoma, sehingga kista ini akan mengecil pula
dengan hilangnya mola atau koriokarsinoma.
d. Kista inklusi germinal
Kista ini terjadi karena invaginasi dan isolasi bagian-bagian kecil
dari epitel germinativum pada permukaan ovarium. Kista terletak di
bawah permukaan ovarium, dindingnya terdiri atas 1 lapisan epitel
kubik atau torak rendah dan isinya cairan jernih dan serous.
e. Kista Stein-Leventhal
Kelainan ini terkenal dengan nama sindrom Stein-Leventhal yang
terdiri dari infertilitas, amenore dan hirsutisme tanpa maskulinisasi
serta kedua ovarium membesar. Hal ini mungkin disebabkan
gangguan keseimbangan hormonal, umumnya terdapat gangguan
ovulasi. Hyperplasia endometrium sering ditemukan pada keadaan ini.
terapinya adalah klomifen yang bertujuan menyebabkan ovulasi.
Namun wedge resection perlu dipertimbangkan apabila terapi dengan
klomifen tidak berhasil memberikan ovulasi.

2. Tumor ovarium neoplasma jinak


a. Tumor kistik
1) Kistoma ovarii simpleks
Kista ini mempunyai permukaan rata dan halus, biasanya
bertangkai, seringkali bilateral dan dapat menjadi besar. Dinding kista

tipis dan cairan didalam kista jernih, serous dan berwarna kuning.
Pada dinding kista tampak lapisan epitel kubik. Berhubung dengan
adanya tangkai, dapat terjadi torsi (putaran tangkai) dengan gejalagejala mendadak. Diduga bahwa kista ini suatu jenis kistadenoma
serosum yang kehilangan epitel kelenjarnya berhubung dengan
tekanan cairan dalam kista.
2) Kistadenoma ovarii musinosum
Menurut Meyer, tumor ini berasal dari suatu teratoma,
dimana dalam pertumbuhannya satu elemen mengalahkan elemenelemen lainnya. Tumor ini paling sering terdapat pada wanita berusia
antara 20-50 tahun, dan jarang sekali pada masa prapubertas. Tumor
ini lazimnya berbentuk multilokuler. Tumor ini menerima darahnya
melalui suatu tangkai, kadang-kadang dapat terjadi torsi yang
mengakibatkan gangguan sirkulasi. Gangguan ini dapat menyebabkan
perdarahan dalam kista dan perubahan degenerative yang
memudahkan timbulnya perlekatan kista dengan omentum, usu-usu
dan peritoneum parietale. Dinding kista agak tebal dan berwarna putih
keabu-abuan, yang terakhir ini khususnya bila terjadi perdarahan atau
perubahan degenerative dalam kista. Pada pembukaan terdapat cairan
lendir yang khas, kental seperti gelatin, melekat dan berwarna kuning
sampai cokelat tergantung dari pencampurannya dengan darah.
Keganasan dapat terjadi dalam kira-kira 5-10% dari kistadenoma
ovarii musinosum.

3) Kistadenoma ovarii serosum


Tumor ini berasal dari epitel permukaan ovarium (germinal
epithelium), bentuk epitel pada papil beraneka ragam tetapi sebagian
besar epitelnya terdiri atas epitel bulu getar, seperti epitel tuba.
Ditemukan pada wanita berusia antara 20-50 tahun, dan jarang sekali
pada masa prapubertas.
Pada umumnya tumor jenis ini tak mencapai ukuran yang
amat besar dibandingkan dengan kistadenoma ovarii musinosum.
Permukaan kista biasanya licin, berbentuk multilokuler, warnanya
putih keabu-abuan, potensi pertumbuhan papiler ke dalam rongga
kista. Isi kista cair, kuning, dan kadang-kadang cokelat karena
7

campuran darah. Tidak jarang kistanya sendiri kecil, tetapi


permukaannya penuh dengan pertumbuhan papiler. Pada jaringan
papiler dapat ditemukan pengendapan kalsium dalam stromanya yang
dinamakan psamoma biasanya menunjukkan bahwa kista adalah
kistadenoma ovarii serosum papiliferum, tetapi bahwa tumor ini
ganas. 30-35% kistadenoma ovarii serosum ini mengalami perubahan
menjadi ganas.

4) Kista endometroid
Kista ini biasanya unilateral dengan permukaan licin, pada
dinding dalam tedapat satu lapisan sel-sel yang menyerupai lapisan
epitel endometrium. Kista ini tidak ada hubungannya dengan
endometriosis uteri.

5) Kista dermoid
Kista dermoid adalah satu teratoma kistik yang jinak
dimana struktur-struktur ektodermal dengan diferensiasi sempurna
seperti epitel kulit, rambut, gigi, dan produk glandula sebasea
berwarna putih kuning menyerupai lemak, nampak lebih menonjol
daripada elemen-elemen endoderm dan mesoderm. Tumor ini berasal
dari sel telur melalui proses partenogenesis.
Tumor ini merupakan 10% dari seluruh neoplasma ovarium
yang kistik dan paling sering ditemukan pada wanita yang masih
muda. Tumor ini dapat mencapai ukuran yang sangat besar, sehingga
beratnya mencapai beberapa kilogram.
Dinding kista kelihatan putih, keabu-abuan dan agak tipis.
Konsistensi tumor sebagian kistik kenyal, dibagian lain padat. Bila
dibelah nampak satu kista besar dengan ruangan kecil-kecil dalam

dindingnya. Pada umumnya teradapat satu daerah pada dinding bagian


dalam yang menonjol dan padat. Bahan yang terdapat dalam rongga
kista ialah produk dari kelenjar sebasea berupa massa lembek seperti
lemak, bercampur dengan rambut.
Pada kista dermoid dapat terjadi torsi tangkai dengan gejala
nyeri mendadak di perut bagian bawah. Perubahan menjadi ganas
kira-kira 1,5% dari semua kista dermoid dan biasanya pada wanita
lewat menopause.

b. Tumor solid
1) Fibroma ovarii
Tumor ini berasal dari elemen-elemen fibroblastik stroma
ovarium atau dari beberapa sel mesenkim yang multipoten. Potensi
untuk menjadi ganas sangat rendah yaitu kurang dari 1%. Sering
ditemukan pada penderita dalam masa menopause dan sesudahnya.
Tumor ini dapat mencapai diameter 2-30 cm. Beratnya
dapat mencapai 20 kg dengan 90% unilateral. Permukaannya tidak
rata, konsistensi keras, warnanya merah jambu keabu-abuan.
Konsistensinya ada yang benar-benar keras yang disebut fibroma
durum, dan ada yang cukup lunak yang disebut fibroma molle. Bila
tumor dibelah, permukaannya biasanya homogeny, akan tetapi pada
tumor yang agak besar, mungkin terdapat bagian-bagian yang menjadi
cair karena nekrosis. Fibroma ovarii yang besar biasanya mempunyai
tangkai, dan dapat terjadi torsi dengan gejala-gejala mendadak. Yang
penting ialah bahwa pada tumor ini sering ditemukan sindroma meigs.
2) Tumor Brenner
Tumor ini sangat jarang ditemukan, yaitu 0,5% dari semua
tumor ovarium baisanya pada wanita yang dekat atau sesudah
menopause. Menurut Meye tumor ini berasal dari sisa-sisa sel- sel
Walthard yang belum mengadakan diferensasi, tetapi penelitian
terakhir memberi petunjuk bahwa sarang-sarang tumor Brenner
berasal dari epitel selomik duktus Mulleri.

Besarnya tumor beraneka ragam. Lazimnya tumor


unilateral, yang pada pembelahan berwarna kuning muda menyerupai
fibroma, dengan kista-kista kecil (multikistik). Mikroskopiknya terdiri
dari dua elemen, yaitu sarang-sarang yang terdiri atas sel-sel epitel
yang dikelilingi jaringan ikat yang luas dan padat. Sarang-sarang
tersebut dapat mengalami degenerasi sehingga terbentuk ruangan yang
terisi sitoplasma. Tumor Brenner ini menghasilkan estrogen, sehingga
terapinya terdiri dari pengangkatan ovarium
3) Muskulinovoblastoma
Tumor ini sangat jarang, biasanya unilateral dan besarnya
bervariasi antara 0,5-16 cm diameternya. Tentang asalnya, ada 2 teori,
yang satu menyatakan bahwa tumor berasal dari sel-sel mesenkim
folikel primordial, dan yang lain mengatakan dari sel adrenal ektopik
dalam ovarium.
Pada pembelahan warna permukaan tumor kuning, dan
pada pemeriksaan histologik sel-sel disusun dalam stroma seperti zona
glomerulosa dan zona fasikulata pada glandula suprarenalis
Tumor ini menyebabkan gejala maskulinisasi seperti
hirsutisme, pembesaran klitoris, atrofi mammae, dan perubahan suara.
E. Pemeriksaan
Selama usia reproduktif, kebanyakan massa di ovarium adalah jinak.
Pasien dengan gejala akut biasanya memerlukan operasi. Sebaliknya pasien
dengan gejala yang kronik sebaiknya dilakukan pemeriksaan lebih lanjut.
1. Riwayat ginekologik
Meliputi tanggal haid terakhir, siklus haid, kehamilan, kontrasepsi,
riwayat obat-obatan dan riwayat keluarga.
2. Pemeriskaan fisik
Pemeriksaan fisik harus ditunjukkan pada regio abdomen dan pelvis.
Pemeriksaan fisik ini juga diikuti dengan pemeriksaan PAP smear.
Pemeriksaan rektovaginal sangat diperlukan untuk menentukan
karakteristik fisik dari massa tersebut. Penentuan akan ukuran tumor
ovarium ini sangat penting dalam memutuskan apakah massa ini
memerlukan tindakan eksplorasi pembedahan atau tindakan observasi
dan tindakan yang bersifat non-invasive. Bila pasien dalam keadaan
gawat, perhatikan apakah ada hipovolemik. Dapat juga menyebabkan
pembesaran KGB, dan efusi pleura, tetapi jarang dijumpai pada tumor
jinak ovarium.
Pemeriksaan abdomen
Pada abdomen dapat ditemukan adanya cairan, caput medusa pada
dinding abdomen, pada palpasi dapat ditemukan adanya massa

10

pada abdomen bawah. Untuk mengetahui adanya akut abdomen,


dapat dengan cara mendengarkan bising usus, bila negative
kemungkinan terjadi peritonitis. Pasien juga merasa perutnya
tegang, tidak nyaman, adanya tekanan pada perut bawah, gejala
urinary dan gastrointestinal.
Pemeriksaan bimanual
Ini merupakan pemeriksaan yang penting. Dengan cara palpasi
massa antara vagina dan abdomen, dinilai apakah massa mobile
dan konsistensinya.
USG
USG dapat memperilhatkan adanya massa ovarium, walaupun tidak
dapat membedakan antara yang jinak dan ganas. Massa yang padat
cenderung ganas, dibanding dengan massa yang kistik. Selain itu
dapat juga digunakan transvaginal USG, MRI ataupun CT scan
juga dapat membantu. Aspirasi kista ovarium dengan bantuan USG
tidak direkomendasikan sebagai alat bantu diagnostic karena untuk
tumor yang ganas, dapat menyebar disepanjang jalur jarum yang
digunakan untuk aspirasi.
3. Pemeriksaan darah dan serum marker
Adanya masssa di daerah pelvis disertai dengan peningkatan sel darah
putih dapat disebabkan oleh infeksi. Serum marker merupakan
pemeriksaan yang rutin dikerjakan untuk tumor ovarium. Peningkatan
CA 125 dapat mengarahkan pada karsinoma ovarium. Wanita dengan
endometriosis juga menyebabkan peningkatan level CA 125, tetapi
tidak setinggi adanya keganasan. Konsentrasi -hCG yang meningkat
dapat disebabkan adanya kehamilan ektopik, selain itu juga dapat
disebabkan oleh tumor trophoblastik dan germ cell tumor. Level
estradiol juga dapat meningkat pada pasien dengan kista folikular dan
sex cord stromal tumor. Peningkatan androgen dapat terjadi pada
Sertoli-Leydig tumor.
Perbedaan massa jinak dan ganas
jinak
unilateral
kistik
mobile
Halus
Ascites (-)
Pertumbuhan lambat
Sering pada usia muda

ganas
Bilateral
solid
Terfiksasi
irreguler
Ascites (+)
Pertumbuhan cepat
Sering pada usia tua

11

F. Penatalaksanaan tergantung pada berat ringannya penyakit, usia pasien, dan


keinginan pasien untuk memiliki anak.
1. Asimptomatik pasien
Bila pada pemeriksaan didapatkan tumor diameter 6 cm, CA 125 < 35
mU/ml, vaskularisasi normal pada sekitarnya, dapat dilakukan tindakan
konservatif. Pada kasus ini, bila tumor tidak membesar dalam 3 bulan dan
tetap tidak membesar setelah 6 bulan, disertai dengan kadar CA 125 < 35
mU/ml biasanya akan mengalami resolusi dalam 3-7 tahun. Tumor jinak
dengan diameter <10 cm dapat dilakukan laparaskopik. Kriteria observasi
tumor ovarium yang asimptomatik :
Unilateral tumor atau kista tanpa adanya massa padat
Wanita premenopause dengan tumor berdiameter 3-10 cm
Wanita postmenopause dengan tumor berdiameter 2-6 cm
CA 125 dalam batas normal
Tidak ada asites atau perlengkapan pada omentum
2. Simptomatik pasien
a. Wanita hamil
Bila pasien menunjukkan yang berat, perdarahan atau akut abdomen
diperlukan operasi segera. Pada pasien dengan kista ovarium dan hamil,
sering terjadi torsio atau perdarahan. Kista dermoid dapat rupture dan
mengakibatkan peritonitis. Kista ovarium dapat didiagnosis sebelum,
sehingga dapat direncanakan persalinan secara sectio caesarea.
b. Wanita pubertas
Jarang ditemukan kista ovarium, dan biasanya jinak. Yang paling sering
adalah teratoma dan kista folikular. Gejalanya meliputi nyeri abdomen,
distensi abdomen, pubertass prekoks. Penatalaksanaan tergantung pada
beratnya penyakit.
G. Terapi
1. Aspirasi kista dengan bantuan USG
Keuntungan dari teknik ini adalah tidak perlu dilakukan operasi, dengan
syarat kista yang diaspirasi tidak membentuk cairan kembali. Setelah cairan
diaspirasi perlu pemeriksaan sitologi. Tidak dianjurkan untuk tumor ganas.
Calon terbaik untuk aspirasi adalah wanita muda dengan kista yang
unilateral, unilokular, diameter <10 cm. Dapat diterapkan pada pasien yang
memiliki risiko yang besar jika dilakukan operasi.
2. Laparaskopi
Indikasi laparaskopi :
Massa abdomen yang meragukan
Usia < 35 tahun
USG menunjukkan tidak ada massa padat
Simple ovarian cyst

12

Keuntungan laparaskopi yaitu nyeri post operatif sedikit, mempersingkat


lamanya perawatan, dapat cepat kembali beraktifitas, memperkecil
kemungkinan terjadinya perlengketan dibanding dengan laparatomi.
Kerugiannya antara lain, eksisi yang tidak lengkap dari dinding kista, dan
kemungkinan adanya keganasan yang tidak diprediksi dapat terjadi.
3. Laparatomi
Kista dermoid sebaiknya dilakukan laparatomi, karena kemungkinan
cairannya bocor dan mengakibatkan komplikasi yang serius. Pada wanita
<35 tahun, tumor ovarium jarang yang menyerupai keganasan. Laparatomi
penting mengeksplorasi seluruh abdomen dan melihat keadaan kedua
ovarium. Pada wanita <35 tahun tumor ovarium sering kelihatan tidak
ganas, bahkan mungkin massa tersebut adalah tumor ganas, yang tampak
seperti germ tumor yang responsif terhadap kemoterapi. Maka kistektomi
atau oophorectomy merupakan terapi yang cocok dan aman untuk massa
ovarium pada kelompok usia ini.
H. Diagnosis Banding
1. Nyeri :
KET
Spontaneous abortion
Pelvic inflamatory disease
Appendicitis
Meckels diverticulum
Diverticulitis
2. Pembesaran abdomen
Kehamilan
Fibroid uterus
Full bladder
Distended bowel
Ovarian malignancy
Colorectal carcinoma
3. Efek tekanan :
Urinary tract infection
Constipation
4. Efek hormonal
Semua hal yang menyebabkan gangguan menstruasi, pubertas prekoks dan
perdarahan postmenopausal.

13

14

Anda mungkin juga menyukai