Anda di halaman 1dari 9

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Laporan praktikum ini dibuat dalam rangka memenuhi tugas laporan praktikum oleh
dosen pengampu Bapak P.P. Rinaldo Sitorus, S.Si., M.Si dan Ibu Dr. Yuliati Hotmauli
Sipahutar pada mata kuliah Kimia Hasil Perikanan di Politeknik Ahli Usaha Perikanan.
Praktikum ini berfokus pada pembuatan larutan dan mengamati setiap proses pelarutan nya.
Larutan merupakan campuran dua zat atau lebih. Larutan dapat terjadi karena
komponen larutan terdispersi menjadi atom atau molekul-molekul atau lain-lain yang
bercampur baur. Larutan dapat berupa padat, cair, dan gas. Larutan memainkan peran penting
dalam kehidupan sehari-hari, dari skala mikro hingga skala makro titik di dalam. Pada
umumnya, reaksi kimia berlangsung di dalam larutan air. Larutan adalah fase homogen yang
mengandung lebih dari satu komponen. Komponen terbesar disebut pelarut atau solute,
sedangkan komponen terkecil disebut terlarut atau solute.
Konsentrasi larutan merupakan jumlah zat yang disebut dalam setiap satuan larutan
atau pelarut. Secara sederhana, konsentrasi larutan dapat memberikan gambaran ataupun
sebuah informasi tentang perbandingan jumlah zat terlarut dan jumlah pelarutnya.
Konsentrasi larutan dalam satuan kimia:
1. Molaritas
2. Molalitas
3. Normalitas
4. Fraksi mol
Pada praktikum kali ini akan membahas Normalitas. Normalitas dapat diartikan
sebagai jumlah mol ekuivalen dari suatu zat per liter larutan. Normalitas menunjukkan
konsentrasi pada berat setara dalam gram per liter larutan. Dalam suatu reaksi, tugas zat
terlarut dalam menentukan normalitas suatu larutan

1.2 Tujuan

1. Praktikum dapat membuat larutan dengan konsentrasi tertentu dengan benar


2. Mengetahui cara pembuatan larutan dari bahan cair dan padatan
3. Mengetahui penggunaan alat dan bahan kimia
4. Mengetahui cara penentuan sifat pelarutan dan senyawa
5. Terampil dalam pembuatan larutan dari padatan dan dari larutan yang pekat
6. Mengetahui cara bagaimana menentukan konsentrasi Normalitas
BAB II
DASAR TEORI

Larutan merupakan campuran homogen antara dua zat atau lebih zat yang terdispersi
baik sebagai molekul, atom maupun ion yang komposisinya bermacam-macam. Larutan
dapat berupa gas, cair atau padat. Larutan encer adalah larutan yang di dalamnya terkandung
Sebagian kecil solute (zat terlarut) dan relative terhadap jumlah pelarut. Sedangkan larutan
pekat adalah larutan yang mengandung Sebagian besar solute (zat terlarut). Sedangkan
solvent (pelarut) adalah medium dalam solute (terlarut).
Larutan terbagi menjadi 2, yaitu larutan homogen dan larutan heterogen. Larutan
homogen mempunyai sifat-sifat yang sama diseluruh cairan, sedangkan larutan heterogen
merupakan campuran dua fase dan larutan dinyatakan dalam konsentrasi larutan. Sedangkan
proses campuran zat terlarut dan pelarut disebut pelarutan (solvasi).
Faktor-faktor yang mempengaruhi kelarutan adalah temperature, sifat pelarut, efek ion
perbandingan jumlah zat terlarut terhadap pelarut, efek ion sejenis, efek ion berlainan, pH,
hidrolisis, pengaruh kompleks dan lain-lain.
Proses pengenceran ialah mencampur larutan pekat dengan cara menambahkan
pelarut agar diperoleh volume akhir yang lebih besar. Jika suatu larutan senyawa kimia yang
pekat diencerkan, kadang sejumlah panas dilepaskan. Hal ini dapat terjadi pada pengenceran
asam sulfat pekat. Agar panas ini dapat dihilangkan denga aman, asam sulfat pekat harus
ditambahkan ke dalam air, tidak boleh sebaliknya. Jika air ditambahkan ke dalam asam sulfat
pekat, maka panas yang dilepaskan akan semakin besar dan dapat menyebabkan air
mendadak mendidih dan mengakibatkan asam sulfat memercik. Hal tersebut dapat
menimbulkan kecelakaan kerja praktik seperti kerusakan pada kulit, mata, penciuman, dll.
Pada praktikum pembuatan larutan kali ini dilakukan dua jenis percobaan yaitu percobaan
yang membuat larutan dari bahan zat padat dan dari bahan zat cair.
2.1 Kelarutan (Solubility)
Merupakan jumlah maksimum dari suatu zat yang dapat larut dalam sejumlah pelarut
dalam temperatur ataupun suhu tertentu (Khopkar,1990). Faktor yang mempengaruhinya
antara lain:
1. Jenis pelarut, zat dapat tercampur asalkan keduanya memiliki jenis yang sama
2. Suhu, kelarutan suatu zat berwujud padat semakin tinggi, jika suhu dinaikkan
3. Pengadukan, dengan diaduk rata maka antara partikel dan pelarut bertumbukan
sehingga akan semakin cepat gula larut dalam zat
Larutan dibagi menjadi 3, yaitu:
a. Larutan jenuh = Mengandung sejumlah zat pelarut yang larut dan mengadakan
kesetimbangan dengan zat pelarut padatnya (larutan yang partikel-
partikelnya tepat habis bereaksi dengan pereaksi)
b. Larutan Tak Jenuh = Mengandung zat terlarut kurang dari suatu yang dibutuhkan untuk
membuat larutan jenuh (partikel-partikel tidak dapat habis bereaksi
dengan pereaksi)
c. Larutan Lewat Jenuh = Suatu larutan yang mengandung lebih banyak solute dari pada
yang diperlukan untuk larutan jenuh (dapat lagi melarutkan zat
terlarut sehingga terjadi endapan)

2.2 Konsentrasi Larutan


Konsentrasi larutan adalah jumlah zat yang terlarut dalam setiap satuan larutan atau
pelarut. Konsentrasi larutan dapat memberikan gambaran atau sebuah informasi tentang
perbandingan jumlah zat terlarut dan jumlah pelarutnya. Konsentrasi larutan yang dipakai
pada laboratorium, yaitu Molaritas, Molalitas, Normalitas, dan Fraksi mol. Rumus
konsentrasi larutan yaitu C = m/V.
Satuan konsentrasi larutan
1. Molaritas (M)
Dinyatakan dengan satuan molar (M) atau mol/liter
n
Rumus = M = , v = volume larutan
v
2. Molalitas (m)
Dinyatakan dalam satuan molal (m) atau mol/kg
n
Rumus (n) = mol senyawa, (p) = kilogram  M =
p
3. Normalitas Larutan (N)
Normalitas dinyatakan dengan satuan normal (N) atau ekuivalen/liter
ek nxa
Rumus N= atau N= atau N=M x a
v v
(n) mol suatu zat, (v) volume larutan (liter), (a) ekuivalen suatu zat
4. Fraksi Mol larutan
Fraksi Mol adalah sebuah perbandingan mol, maka fraksi mol tidak memiliki satuan
Rumus =
A dan B=Larutan
XA=Fraksi mol A
XB=Fraksimol B
nA
XA =
nA+ nB
nB
XB =
nA+nB

XA+ XB=1
BAB III
METODEOLODI
3.1 Waktu dan Tempat
Praktikum Pembuatan Larutan pada mata kuliah Kimia Hasil Perikanan Bersama
Bapak P. P Rinaldo Sitorus, S.Si., M. Si dan Ibu Dr. Yuliati Hotmauli Sipahutar selaku dosen
pengampu. Praktikum dilaksanakan di Laboratorium Albacore Politeknik Ahli Usaha
Perikanan pada hari Rabu, 29 Maret 2023 pukul 07.00-16.00 WIB.

3.2 Alat dan Bahan Praktikum


 Alat
1. Labu Ukur 250ml
2. Pipet Tetes
3. Corong Gelas
4. Gelas Beaker
5. Gelas Ukur
6. Analytic Balance
7. Spatula Logam
8. Neraca (ketelitian sedang)
9. Alat Tulis
10. Buku Penuntun Praktikum
 Bahan
1. Akuades
2. Larutan HCl 37% (Asam Klorida)
3. Larutan NaOH 0,4gram (Natrium Hidroksida)
4. Na2B4O7·10H2O 1,9072gram (Boraks)
3.3 Prosedur Kerja
1. Pembuatan Larutan HCl 0,1N  250ml (Asam Klorida)
a. Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan
b. Bilas semua alat dengan akuades
c. Pipet 2,1ml larutan HCl dimasukkan ke dalam labu ukur 250ml dengan teliti
dan tidak boleh tercecer, pipet dalam keadaan tegak
d. Encerkan dan tepatnya sampe tanda tera
e. Kocok atau guncang kan agar semua zat tercampur sampai homogen
2. Pembuatan Larutan NaOH 0,1 o,4 gram (Natrium Hidroksida)
a. Timbang NaOH 0,4gram, kemudian dimasukkan ke dalam gelas kimia
b. Kemudian masukan akuades sampai tanda batas
c. Kocok atau guncang kan atau aduk sampai zat tercampur dan homogen
3. Pembuatan Larutan Na2B4O7·10H2O 0,1N  100 ml (1,9072) (Boraks)
a. Timbang boraks menggunakan Gelas Beaker dengan Analytic Balance
b. Kemudian campurkan dengan 100ml akuades, larutkan
c. Masukan Larutan ke dalam labu ukur
d. Guncang kan larutan sampai tercampur rata atau supaya homogen.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil
Praktikum kali ini terdapat 3 kegiatan, yaitu membuat percobaan larutan dari larutan
cair HCl dan 2 larutan dari bahan padat NaOH dan Na2B4O7·10H2O

1. Normalitas
Larutan Asam Klorida (HCl) 0,1N sebanyak 250ml (12N)
Rumus = HCl 0,1N  250ml
V 1. N 1=V 2. N 2
V 1.12 N =250 ml .0,1 N
250 ml .0,1 N
V 1=
12 N
25
V 1=
12
V 1=2,083 ml
Asam Klorida (HCl) pekat yang dibutuhkan adalah sebanyak 2,083ml

2. Normalitas
Larutan Natrium Hidroksida (NaOH) 0,1N sebanyak 100ml (16N)
Rumus = NaOH 0,1N 100ml
gr x valensi
N=
Mr x vol
gr x 1
0,1=
40 x 1
gr=40 x 0,1
gr=4 gram
Natrium Hidroksida (NaOH) yang di butuhkan sebanyak 4 gram

3. Normalitas
Larutan Boraks (Na2B4O7·10H2O) 0,1 100ml
Rumus =
a. Massa Molar
Mr ={( 2 xArNa )+ ( 4 xArB ) + ( 17 xArO ) + ( 20 xArH ) }
Mr ={ ( 2 x 23 ) + ( 4 x 11 ) + ( 17 x 16 )+ (20 x 1 ) }
Mr ={ ( 46+ 44+ 272+ 20 ) }
382 gr 382
Mr = Be= =191
mol 2

b. Normalitas
gr x valensi
N=
Mr x vol
grx 1
0,1=
191 x 1
gr=191 x 0,1=1,9072 gram
Boraks yang diperlukan sebanyak 1,9072 gram
4.2 Pembahasan
Larutan adalah campuran homogen antara dua zat atau lebih yang terdispersi baik
sebagai molekul, atom maupun ion yang komposisinya dapat dengan cara menambahkan
pelarut agar diperoleh volume akhir yang lebih besar. Akuades dalam air murni yang telah
disterilkan dengan proses penyulingan beberapa kali sehingga bebas dari racun yang
berbahaya. Akuades dapat menyerap partikel-partikel kotor dalam air, sehingga air dapat
langsung diminum bebas kanker dan mencegah pencemaran air dan menjaga kualitas air
tersebut

Pada praktikkan pembuatan larutan kali ini dilakukan 2 kali percobaan. Pada
percobaan pertama dilakukan pelarutan. Percobaan pertama dilakukan pelarutan dengan nilai
tertentu dimana HCl (Asam Klorida) digunakan sebagai zat yang terlarut. Percobaan ini
dilakukan untuk larutan volume 250ml dengan HCl yang dibutuhkan gram.

Kemudian HCl diteteskan dengan menggunakan pipet tetes ke dalam labu ukur
berisikan akuades 250ml. HCl yang dibutuhkan sebanyak 2,083ml. Proses ini dilakukan di
lemari asam dimana lemari tersebut berfungsi untuk mengurangi paparan dari gas berbahaya,
uap beracun dan berdebu. Setelah larutan HCI dimasukkan ke dalam labu maka homogen kan
larutan tersebut dengan cara di bolak-balikan labu takar agar larutan benar-benar bercampur
dengan sempurna.

Pada percobaan kedua, bahan yang digunakan adalah NaOH (Natrium Hidroksida)
dalam bentuk padat. Bahan tersebut ditimbang menggunakan neraca sebanyak 0,4-gram
NaOH padat, Kemudian dilarutkan dengan akuades dalam gelas beaker 100ml. Setelah itu
dihomogenkan.

Pada percobaan ketiga, bahan yang digunakan adalah Na2B4O7·10H2O (Boraks).


Larutan ini dibuat dengan menimbang terlebih dahulu 1,9072-gram boraks dengan teliti, dan
dilarutkan dengan akuades sampai tanda batas.

Praktikum kali ini terdapat perbedaan antara percobaan pertama, kedua, dan ketiga.
Perbedaan tersebut terletak pada bahan yang digunakan dimana bahan pertama menggunakan
larutan Asam Klorida, larutan kedua menggunakan larutan Natrium Hidroksida, dan larutan
ketiga menggunakan larutan boraks. Selain itu, perbedaan lainnya terletak pada prosedur
percobaan. Pada percobaan pertama akuades dimasukkan terlebih dahulu sebelum HCl.
Sedangkan, percobaan pada larutan kedua dan ketiga NaOH dan Na2B4O7·10H2O dimasukkan
sebelum akuades.

Fungsi perlakuan dalam praktikum ini yaitu menghomogenkan larutan agar larutan
dapat tercampur dengan sempurna, dan dimasukkan akuades terlebih dahulu sebelum HCl
adalah untuk menghindari percikan yang dapat terjadi apabila HCl dimasukkan terlebih
dahulu sebelum akuades.

Tujuan dari dilakukannya praktikum pembuatan larutan dasar kimia adalah untuk
mengetahui cara pembuatan larutan dengan konsentrasi tertentu, mengencerkan larutan, dan
menentukan konsentrasi larutan yang telah dibuat. Kemudian mengetahui bagaimana cara
pembuatan larutan dari zat cair ataupun pembuatan larutan dari zat padat. Sehingga
percobaan yang dilaksanakan ini sangat erat kaitannya dengan keterampilan dasar dalam
bekerja di laboratorium kimia

Faktor kesalahan pada percobaan ini adalah pada saat ditambahkannya akuades
hingga cekungan pada permukaan larutan bagian bawah sejajar dengan pembatas dinding
leher labu takar tidak dilakukan dengan benar. Dimana akuades yang ditambahkan melewati
pembatas tersebut sehingga percobaan dilakukan tiga kali.
LAPORAN PRAKTIKUM
KIMIA DASAR
“PEMBUATAN LARUTAN”
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mata Kuliah Kimia Hasil Perikanan

Disusun oleh :
MUSLIANA ASTUTI / 58223214312
TPH-B

Dosen Pengampu :
1. P. P Rinaldo Sitorus, S.Si., M. Si
2. Dr. Yuliati Hotmauli Sipahutar
PROGRAM SARJANA TERAPAN
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENGOLAHAN HASIL PERIKANAN
POLITEKNIK AHLI USAHA PERIKANAN
JAKARTA 2023

BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil praktikum, dapat diambil kesimpulan bahwa pembuatan larutan
bergantung pada kuantitas larutan (volum dan konsentrasi) dan kuantitas zat pelarut dan zat
terlarut (massa zat tersebut), serta larutan akan terbentuk jika sifat dan komposisi pelarut dan
zat terlarut nya sama (homogen). Dan faktor yang mempengaruhi konsentrasi larutan yaitu
kadar zat terlarut, jenis zat terlarut dan pelarut, massa jenis zat terlarut dan volume zat terlarut
dalam pelarut.

Hal yang pertama kali harus dilakukan dalam pembuatan larutan dari baham padatan
adalah pelarutan terlebih dahulu, sebelum dicampur dengan air. Begitu juga dengan pelarutan
dari bahan cairan yang harus dilakukan pengenceran, namun hal ini hanya berlaku untuk
cairan yang bersifat pekat. Ada beberapa cara-cara perhitungan untuk menyatakan sebuah
konsentrasi seperti dengan mencari molaritas nya, molalitas, fraksi mol dan perbandingan
massa serta perbandingan volume. Pada umumnya konsentrasi dinyatakan dalam satuan fisik
dan satuan kimia. Pengenceran larutan tujuannya dalam agar konsentrasi suatu larutan
menjadi lebih kecil dari pada konsentrasi larutan yang sebelumnya.

5.1 Saran
Saran untuk praktikum pembuatan larutan HCl adalah proses yang harus dilakukan
dengan teliti, selain berbahaya juga pada perhitungannya harus tepat. Karena apabila
praktikum tidak teliti atau salah dalam menghitung massa tiap sampel akan mempengaruhi
proses selanjutnya. Maka dari itu, dalam praktikum harus hati-hati dan teliti.

Pada praktikum untuk praktik selanjutnya diharapkan menguasai prosedur kerja dan
berhati-hati dalam melakukan percobaan, karena banyak alat yang sifatnya mudah pecah.
Selain itu, lebih teliti dalam pembacaan alat karena dara yang diperoleh bergantung pada
pembacaan alat

Ditempat praktikum laboratorium diharapkan ditingkatkan pelayanan praktikkan agar


lebih baik lagi. Hal tersebut dapat diterapkan untuk kenyamanan pada saat praktikum.

Anda mungkin juga menyukai