Disusun Oleh:
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
1
C. Tujuan
2
BAB II
PEMBAHASAN
1. Rumus Mol
Keterangan:
n = mol suatu zat (mol)
gr = massa suatu zat (gr)
Mr = massa molekul relatif suatu zat (gram/mol)
Mol ekivalen adalah jumlah mol dikali dengan jumlah ion H+ atau ion OH-,
Jika mol zat terlarut mengandung a ion H+ atau ion OH-, maka rumus mol
ekivalen yaitu:
Mol ekivalen = n x a
Keterangan:
a = ekivalen suatu zat
n = mol suatu zat (mol)
untuk kimia asam, 1 mol ekivalen = 1 mol ion H+
untuk kimia basa, 1 mol ekivalen = 1 mol ion OH-
Molalitas adalah jumlah mol zat terlarut dalam 1000 gram pelarut.
Rumus Molalitas
Keterangan:
m = molalitas suatu zat (molal)
n = mol suatu zat (mol)
p = massa pelarut (gr)
Diketahui:
n = 60 gram x 1000 = 60000 mol
p = 3 kg = 3000 gram
Mr = 40
Ditanya m…?
Jawab:
m = n/p
m = (gr x 1000)/(Mr x p)
m = (60 x 1000)/(40 x 3000)
m = 60000/120000
m = 0,5 molal
Molaritas adalah jumlah mol zat terlarut dalam 1 liter larutan atau 1 mmol zat
terlarut dalam 1 ml larutan. Satuan molaritas adalah mol/L.
4
Rumus Molaritas
Keterangan:
M = molaritas suatu zat (mol/L)
gr = massa suatu zat (gram)
Mr = massa molekul relatif suatu zat (gr/mol)
V = volume larutan (ml)
1. NaOH 1 M berarti bahwa untuk setiap 1 liter (1000 ml) larutan ini mengandung
1 mol NaOH ((atau 40 gram NaOH).
2. 120 gram NaCl (Mr = 58.5gr/mol) dilarutkan dengan aquadest hingga volume
400 ml. Berapa M NaCl?
M = (gr x 1000) / (Mr x V)
M = (120 x 1000) / (58.5 x 400)
M = 5,1 mol/L
Normalitas adalah jumlah mol ekivalen zat terlarut dalam 1 liter larutan. Satuan
normalitas adalah mol ek/L.
Rumus Normalitas
Keterangan:
N = normalitas ( mol ek/L)
n = mol suatu zat (mol)
5
a = ekivalen suatu zat
V = volume larutan (liter)
1. KOH sebanyak 112 gram dilarutkan dengan aquadest hingga volume 1000 ml
(1 liter), Mr KOH = 56 gr/mol. Berapa normalitas KOH ?
N = (n x a) / V
N = (gr x a) / (Mr x V)
N = (112 x 1) / (56 x 1)
N = 2 mol ek/L
Part per million (ppm) atau bagian per juta (bpj) adalah satuan konsentrasi yang
menyatakan perbandingan bagian dalam 1 juta bagian yang lain. ppm dinyatakan
dengan satuan mg/kg atau mg/L.
Contoh ppm
Suatu air minum mengandung besi sebesar 2 ppm artinya bahwa setiap 1 liter air
minum tersebut (massa jenis air = 1) mengandung 2 mg besi.
6. Persen Massa
1. NaOH 60% (massa) diartikan bahwa dalam setiap 100 gram larutan ini
mengandung 60 gram NaOH.
2. 20 ml H2SO4 95% (massa jenis = 1.834) terlarut dalam 100 ml air (massa jenis
air = 1), maka besar konsentrasi larutan asam sulfat dalam % ?
6
7. Persen Volume
Simbol satuan persen volum adalah % (v/v). Rumus persen volum yaitu:
1. Alkohol 65% (volum) diartikan bahwa dalam setiap 100 ml larutan ini
mengandung 65% alkohol dan 35% air.
7
Fraksi mol juga sering disebut fraksi jumlah dan slalu identik dengan fraksi
angka, yang digambarkan sebagai jumlah molekul suatu konstituen dibangi
dengan jumlah total semua molekul. Konsep ini hanya merupakan salah satu cara
menunjukkan adanya komposisi campuran dengan satuan tak berdimensi. Fraksi
mol kadang-kadang dilambangkan dengan huruf Yunani daripada abjad
Romawi.Dalam perhitungan ilmu kimia banyaknya zat terlarut didalam pelarut
disebut dengan konsentrasi. Konsentrasi larutan sangat perlu dihitung secara tepat
dengan cara menentukan massa zat terlarut dan pelarut.Konsentrasi larutan ini
berupa molalitas, fraksi mol, molaritas dan persen massa. Adapun hal-hal tersebut
akan dijelaskan satu persatu dan dilengkapi dengan rumus masing-masing.
Berikut akan menjelasannya.
Fraksi mol zat terlarut (Xt) biasa dirumuskan dirumuskan dengan rumus seperti
berikut ini:
Keterangan :
Fraksi mol zat palarut (Xp) biasa dirumuskan dengan rumus seperti berikut ini:
8
9. Hubungan antara Molalitas dengan Persen massa
Normalitas ialah besaran yang menyatakan pada jumlah mol ekivalen zat
terlarut didalam tiap satuan volume larutan. Satuan normalitas adalah normal (N)
yang sama dengan mol ekivalen/liter. Normalitas juga memiliki rumus sebagai
berikut :
9
N = ek/V atau N= n.a/V atau bisa juga N = M x a
Keterangan :
ek adalah mol ekivalen yakni jumlah mol dikalikan dengan jumlah ion H+ atau
ion OH-
Agar lebih memahami tentang pengertian dan rumus fraksi mol, maka sebaiknya
berlatih soal adalah hal yang paling ampuh, dibawah ini contoh – contoh soal
fraksi mol lengkap dengan pembahasannya.
Contoh Soal 1
Sebuah larutan terdiri dari 3 mol zat A, 3 mol zat B, dan 4 mol zat C. Hitung
fraksi mol dari masing – masing zat tersebut ?
Pembahasan :
Diketahui :
nA = 3
nB = 3
nC = 4
Penyelesaian :
XA = nA / (nA + nB +nC)
XA = 3 / (3 + 3 + 4)
XA = 0.3
XA = nA / (nA + nB +nC)
XA = 3 / (3 + 3 + 4)
XA = 0.3
10
XA = nA / (nA + nB +nC)
XA = 4 / (3 + 3 + 4)
XA = 0.4
11
angka di depan reaktan dan hasil reaksi. Angka yang diberikan di depan reaktan
dan hasil reaksi disebut koefisien. Angka satu sebagai koefisien tidak dituliskan.
12
Berapa mol atom timbal dan oksigen yang dibutuhkan untuk membuat 5 mol
timbal dioksida (PbO2).
Jawab:
1 mol timbal dioksida tersusun oleh 1 mol timbal dan 2 mol atom oksigen (atau
1 mol molekul oksigen, O2). Sehingga terdapat
Atom timbal = 1 × 5 mol = 5 mol
Atom oksigen = 2 × 5 mol = 10 mol (atau 5 mol molekul oksigen, O2)
1. Masa Atom dan Masa Rumus
a. Massa Atom
Massa atom didefinisikan sebagai massa suatu atom dalam satuan
atomic mass unit (amu) atau satuan massa atom (sma). Satu amu didefinisikan
sebagai kali massa satu atom C-12. Karbon-12 adalah salah satu isotop karbon
yang memiliki 6 proton dan 6 neutron. Unsur ini dijadikan sebagai standar
pembanding sebab unsur ini memiliki sifat yang sangat stabil dengan waktu paruh
yang panjang. Dengan menetapkan massa atom C-12 sebesar 12 sma, kita dapat
menentukan massa atom unsur lainnya. Sebagai contoh, diketahui bahwa satu
atom hidrogen hanya memiliki massa 8,4% dari massa satu atom C-12. Dengan
demikian, massa satu atom hidrogen adalah sebesar 8,4% × 12 sma atau 1,008
sma. Dengan perhitungan serupa, dapat diperoleh massa satu atom oksigen adalah
16,00 sma dan massa satu atom besi adalah 55,85 sma. Hal ini berarti bahwa satu
atom besi memiliki massa hampir 56 kali massa satu atom hidrogen.
b. Massa Atom Relatif (Ar)
Massa atom unsur sebenarnya belum dapat diukur dengan alat penimbang
massa atom, karena atom berukuran sangat kecil. Massa atom unsur ditentukan
dengan cara membandingkan massa atom rata-rata unsur tersebut terhadap massa
rata-rata satu atom karbon-12 sehingga massa atom yang diperoleh adalah massa
atom relatif (Ar).
c. Massa Molekul Relatif
Unsur dan senyawa yang partikelnya berupa molekul, massanya dinyatakan
dalam massa molekul relatif (Mr). Pada dasarnya massa molekul relatif (Mr)
adalah perbandingan massa rata-rata satu molekul unsur atau senyawa dengan
massa rata-rata satu atom karbon-12.Jenis molekul sangat banyak, sehingga tidak
13
ada tabel massa molekul relatif. Akan tetapi, massa molekul relatif dapat dihitung
dengan menjumlahkan massa atom relatif atom-atom pembentuk molekulnya.Mr
= ∑Ar Untuk senyawa yang partikelnya bukan berbentuk molekul, melainkan
pasangan ion-ion, misalnya NaCl maka Mr senyawa tersebut disebut massa rumus
relatif. Massa rumus relatif dihitung dengan cara yang sama dengan seperti
perhitungan massa molekul relatif, yaitu dengan menjumlahkan massa atom relatif
unsur-unsur dalam rumus senyawa itu.
d. Massa Molar
Telah diketahui bahwa satu mol adalah jumlah zat yang mengandung partikel
(atom, molekul, ion) sebanyak atom yang terdapat dalam 12 gram karbon dengan
nomor massa 12 (karbon-12, C-12). Sehingga terlihat bahwa massa 1 mol C-12
adalah 12 gram. Massa 1 mol zat disebut massa molar. Massa molar sama dengan
massa molekul relatif (Mr) atau massa atom relatif (Ar) suatu zat yang dinyatakan
dalam gram.Massa molar = Mr atau Ar suatu zat (gram)Hubungan mol dan massa
dengan massa molekul relatif (Mr) atau massa atom relatif (Ar) suatu zat dapat
dicari dengan:gram = mol × Mr atau Ar
Contoh soal:
Berapa gram propana C3H8 dalam 0,21 mol jika diketahui Ar C = 12 dan
H = 1?
Jawab:
Mr Propana = (3 × 12) + (8 × 1) = 33 g/mol
sehingga,
gram propana = mol × Mr = 0,21 mol × 33 g/mol = 9,23 gram
e. Volume Molar
Avogadro mendapatkan hasil dari percobaannya bahwa pada suhu 0 °C (273
K) dan tekanan 1 atmosfir (76 cmHg) didapatkan tepat 1 liter oksigen dengan
massa 1,3286 gram. Pengukuran dengan kondisi 0 °C (273 K) dan tekanan 1
atmosfir (76 cmHg) disebut juga keadaan STP (Standard Temperature and
Pressure). Pada keadaan STP, 1 mol gas oksigen sama dengan 22,4 liter.Avogadro
yang menyatakan bahwa pada suhu dan tekanan yang sama, gas-gas yang
bervolume sama mengandung jumlah molekul yang sama. Apabila jumlah
molekul sama maka jumlah molnya akan sama. Sehingga, pada suhu dan tekanan
14
yang sama, apabila jumlah mol gas sama maka volumenya pun akan sama.
Keadaan standar pada suhu dan tekanan yang sama (STP) maka volume 1 mol gas
apasaja/sembarang berharga sama yaitu 22,4 liter. Volume 1 mol gas disebut
sebagai volume molar gas (STP) yaitu 22,4 liter/mol.Volume gas tidak standar
pada persamaan gas ideal dinyatakan dengan: PV = nRT
keterangan:
P : tekanan gas (atm)
11
V : volume gas (liter)
n : jumlah mol gas
R : tetapan gas ideal (0,082 liter atm/mol K)
T : temperatur mutlak (Kelvin)
15
5) Kemudian kalikan n yang diperoleh dari hitungan, dengan rumus empiris.
Contoh soal:
Suatu senyawa terdiri dari 60% karbon, 5% hidrogen, dan sisanya nitrogen.
Jika Mr senyawa itu = 80 (Ar C = 12 ; H = 1 ; N = 14). Tentukan rumus
empiris dan rumus molekul senyawa itu!
Jawab :
Persentase Nitrogen = 100% - ( 60% + 5% ) = 35%
12
Misal massa senyawa = 100 gram
Maka massa C : N : H = 60 : 35 : 5
Perbandingan mol C : mol H : mol N = 5 : 5 : 2,5
=2:2:1
Maka rumus empiris = C2H2N
(C2H2N) n = 80 (24 + 2 + 14) n = 80 (40) n = 80 n = 2
Jadi rumus molekul senyawa tersebut = (C2H2N) × 2
= C4H4N2
X + 2Y → XY2
Contoh soal:
16
S(s) + 3F2(g) → SF6(g)
Penyelesaian :
S + 3F2 → SF6
mol F2 = × 2 mol S
= 3 × 2 mol
= 6 mol
mol S = × 10 mol F2
= 0,333 × 10 mol
= 3,33 mol
Hal ini tidak mungkin terjadi, karena S yang tersedia hanya 2 mol.Jadi yang
bertindak sebagai pereaksi pembatas adalah S.
17
Banyaknya mol SF6 yang terbentuk = x mol S
- Setarakan reaksinya.
- Nilai hasil bagi terkecil disebut pereaksi pembatas (diberi tanda atau
lingkari).
Penyelesaian:
Sehingga ditulis:
= 1 × 2 mol
= 2 mol
18
b. mol F2 yang bereaksi = × 2 mol S
= 3× 2 mol
= 6 mol
= 10 mol - 6 mol
= 4 mol
19
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari seluruh isi dan pembahasan, maka dapat diambil kesimpulan sebagai
berikut:
3. Satu mol setiap zat mengandung partikel sejumlah tetapan Avogadro (L), yaitu
6,023 x 1023. Massa zat bergantung pada jumlah molnya, dimana massa = mol ×
Ar/Mr . Volume molar gas tidak bergantung pada jenisnya, tetapi pada jumlah
mol, suhu, dan tekanan pengukuran, dimana V = mol × Vm . Pada STP Vm = 22,4
liter/mol.
4. Rumus molekul dapat ditentukan dari rumus empiris, jika massa molekul relatif
(Mr) senyawa diketahui. Rumus empiris senyawa dapat ditentukan, jika kadar
unsur-unsurnya diketahui.
20
B. Saran
Sesuai dengan kesimpulan, maka dapat diberikan beberapa saran yaitu dalam
mengerjakan setiap soal stoikiometri diharapkan memahami dan menguasai
konsep hukum-hukum dasar kimia. Selain itu soal-soal stoikiometri harus
dikerjakan secara teliti. Sebab perhitungan yang diberikan biasanya berbentuk
hitungan bilangan pecahan desimal dan bilangan berpangkat sehingga apabila
tidak teliti dapat menyebabkan kesalahan dalam perhitungan
21
22
DAFTAR PUSTAKA
23