Anda di halaman 1dari 37

3th grup

KIMIA DASAR

STOIKIOMETRI
• Awaliyah Chantika Putri Al Anwari
(P24840122018 )
• Bulan Aisyah Nur Adriani
(P24840122021)
• Dara Kinanthi Rahaja Putri
(P24840122022)
• Delviana Salsabila Octaviani
Stoikiometri
Stoikiometri berasal dari Bahasa Yunani, berasal dari kata “stoicheion”
yang berarti unsur dan “metron” yang artinya mengukur.

Dalam ilmu kimia, stoikiometri adalah ilmu yang mempelajari kuantitas


suatu zat dalam reaksi kimia. Zat-zat tersebut meliputi massa, jumlah
mol, volume, dan jumlah partikel..
Materi yang di bahas
• Bilangan Oksidasi
• Persamaan Reaksi
• Stokiometri dalam larutan
• Konsentrasi larutan
• Pengenceran larutan
• Stokiometri reaksi
• Kadar Zat
Bilangan
oksidasi
Bilangan Oksidasi

Atom yang menerima elektron akan


Bilangan oksidasi atau biasa bertanda negatif sedangka atom yang
dibetu Biloks adalah sebagai melepaskan elektron akan bertanda positif.
jumlah muatan negatif dan Tanda (+) dan (-) pada biloks dituliskan
sebelum angkanya, Contoh: +2, atau +1,
positif dalam sebuah atom, yang
sedangkan pada muatan ditulis sesudah
secara tidak langsung angkanya, contoh: 2+ atau 3+.
menandakan jumlah
elektron yang sudah diterima Bilangan oksidasi berguna untuk
mengekspresikan persamaan reaksi
atau diserahkan. setengah yang terjadi dalam sebuah reaksi
oksidasi dan reduksi.
Aturan Menentukan Bilangan
Oksidasi (Biloks)
1. Bilangan oksidasi unsur bebas (berbentuk atom atau molekul
unsur) ialah 0 (nol).
2. Bilangan oksidasi logam dalam senyawa selalu positif.
3. Bilangan oksidasi ion monoatom (1 atom) dan poliatom (lebih
dari 1 atom) ialah sama dengan muatan ionnya
4. Bilangan oksidasi unsur golongan VIA (O, S, Se, Te, Po) pada
senyawa biner ialah -2, dan unsur golongan VIIA (F, Cl, Br, I,
At) pada senyawa biner ialah -1.’
5. Bilangan oksidasi unsur H pada senyawanya ialah +1
6. Bilangan oksidasi unsur O pada senyawanya ialah -2
kecuali
a. Pada senyawa biner dengan F, bilangan oksidasinya ialah +2.
b. Pada senyawa peroksida, seperti H2O2, Na2O2 dan BaO2 , bilangan
oksidasinya ialah -1.
c. Pada senyawa superoksida, seperti KO2 dan NaO2, bilangan oksidasinya
ialah -½ .
7. Jumlah suatu bilangan oksidasi unsur-unsur dalam senyawa ialah 0
(nol)

Contoh :
Muatan pada unsur Na2S2O7 = (2 x biloks Na) + (2 x biloks S) + (7 x biloks O),
ialah
0 = (2 x (+1)) + (2 x (x)) + (7 x (-2))
0 = 2 + 2x -14
x = +6
Persamaan
Reaksi
Persamaan Reaksi
Persamaan reaksi merupakan penulisan reaksi dengan menyatakan lambang
unsur atau rumus kimia yang terlibat dalam reaksi kimia, terdiri atas zat-
zat pereaksi dan zat-zat hasil reaksi disertai koefisien dan fasa masing-
masing
Penyetaraan persamaan reaksi merupakan penerapan hukum kekekalan
massa dan Teori Atom Dalton, yang berbunyi bahwa massa unsur sebelum
dan sesudah reaksi adalah sama. Persamaan reaksi menggambarkan
rumus kimia zat-zat pereaksi (reaktan) yang berada sebelah kiri anak
panah dan zat-zat hasil reaksi (produk), yang berada pada sebelah kanan
anak panah.
Wujud zat-zat yang terdapat dalam persamaan reaksi, baik pereaksi dan
hasil reaksi ada empat macam, yaitu gas (g), cairan (liquid atau l), zat
padat (solid atau s) dan larutan (aqueous atau aq).
Bilangan yang mendahului rumus kimia zat-zat dalam persamaan reaksi
disebut koefisien reaksi. Koefisien reaksi dapat berfungsi untuk
menyetarakan atom-atom sebelum dan sesudah reaksi.
Berikut ini adalah langkah-langkah
penulisan persamaan reaksi

1. Menuliskan persamaan yang berasal dari kata-kata dari nama dan wujud zat
semua pereaksi beserta hasil reaksi.
2. Menerjemahkan persamaan kata-kata tersebut ke dalam persamaan rumus
kimia.
3. Menyetarakan persaman dengan koefisien (angka sebelum unsur) masing-
masig senyawa yang sesuai.
Contoh :
Natrium hidroksida bereaksi dengan asam sulfat mengahsilkan
natriumsulfat dan air.
1. Persamaan kata-kata : Natrium hidroksida + asam sulfat menjadi
natrium sulfat + air.
2. Persamaan rumus kimia : NaOH + H2SO4 → Na2SO4 + H2O.
3. Persamaan reaksi setara : 2NaOH + H2SO4 → Na2SO4 + 2H2O
Persamaan reaksi dapat kita katakan sudah setara jka jumlah unsur
masing-masing yang berada ruas kiri (pereaksi) sama dengan jumlah
unsur yang berada pada ruas kanan (hasil peraksi).
Stokiometri dalam
Larutan
Stokiometri reaksi dalam larutan
Stoikiometri larutan dapat diartikan sebagai perhitungan
kimia yang digunakan dalam reaksi kimia yang
berlangsung di dalam larutan. Dalam stoikiometri
larutan terdapat yang namanya konsentrasi larutan.
Reaksi penerapan basa dan asam
Dalam reaksi penerapan basa dan asam ini nantinya akan menghasilkan reaksi yang memiliki sifat
netral. Reaksi asam dan basa ini juga dibagi lagi menjadi empat jenis reaksi, yaitu:

1. Reaksi antara basa + asam 3. Reaksi antara asam + oksida basa


menghasilkan garam + air menghasilkan garam + air
Contoh: HCl + NaOH → NaCl + H2O Oksida basa yang termasuk ke dalam
2. Reaksi antara oksida asam + basa oksida logam, yaitu Na2O, Al2O3, dan
menghasilkan garam + air BaO.
Oksida asam yang termasuk dalam oksida Contoh: 2HCl + Na2O → NaCl + H2O
non logam, yaitu: N2O5, CO2, SO3, dan 4. Reaksi antara amonia + asam
P2O5). menghasilkan garam amonium m
Contoh: CO2 + 2NaOH → Na2CO3 + H2O Contoh: NH3 + HCl → NH4Cl
Konsentrasi Larutan

Konsentrasi larutan menyatakan jumlah zat tertentu dalam suatu larutan


atau pelarut. Terdapat beberapa satuan konsentrasi, yaitu persentase
massa (%), persentase volume (%), fraksi mol (X), molalitas (m),
molaritas (M).
Konsentrasi larutan
Menghitung molaritas (M)

n : mol
M : Konsentrasi / M
V : volume (L / liter)

Dalam 2000 mL terdapat 4 mol senyawa HCl. Berapa konsentrasi


senyawa tersebut?
M = n/v
= 4/2
M=2M
Keterangan :
M : konsentrasi
Konsentrasi larutan
m : massa (g)
Mr : massa molekul relatif
V : volume (mL)

Contoh soal
Jika molaritas NaOH adalah 0,5 M, hitung massa NaOH terlarut untuk membuat larutan 500 cm 3.
Jawaban :
Diketahui
Mr NaOH = 40
V = 500 cm3 = 500 mL
M = 0,5 M

M = (gr / Mr) x (1000 / V mL)


0,5 = (gr / 40) x (1000) / 500)
gr = 0,5 x 40 x 500 / 1000
gr = 10.000 / 1000
= 10 gram
Konsentrasi dalam persen
Dalam ilmu kimia, untuk menyatakan konsentrasi larutan sering digunakan istilah
persen. Persen dalam konsentrasi larutan dapat dinyatakan menjadi tiga bentuk,
yaitu persen berat (%W/W), persen volume (%V/V), dan persen berat volume
(%W/V). Persen berat sering digunakan karena persen ini tidak bergantung pada
temperatur suhu.
• Persen berat (%W/W)
Persen berat (%W/W) = gram zat terlarut gram larutan x 100

• Persen Volume (%V/V)


Persen volume (%V/V) = mL zat terlarut ml larutan x 100

• Persen berat volume (%W/V)


Persen berat volume (%W/V) = gram zat terlarut mL larutan x 100
Hubungan Mol dengan Ar Mr

Dimana Ar = massa atom relatif unsur


Mr = massa molekul relatif unsur
Contoh soal
Diketahui 24 gram Karbon ( Ar C : 12) berapa jumlah mol karbon tersebut?
n = massa = 24 g = 2 mol
Ar 12
Fraksi mol
Fraksi mol adalah ukuran konsentrasi larutan Jumlah fraksi mol zat terlarut dan
yang menyatakan perbandingan jumlah mol pelarut adalah 1: XA + XB = 1
sebagian zat terhadap jumlah mol total atau secara umum fraksi mol dapat
komponen larutan. dapat dirumuskan sebagai berikut:

Rumus Fraksi Mol X = (mol zat pelarut / mol pelarut) = n1


XA = nA / (nA + nB) dan XB = nB / n + n2)
/( 1

(nA + nB)

Keterangan:
nA = mol zat pelarut
nB = mol zat terlarut
XA = fraksi mol pelarut
XB = fraksi mol terlarut
Normalitas
Normalitas adalah ukuran yang menunjukkan konsentrasi pada berat setara dalam gram
per liter larutan. Berat ekivalen itu sendiri adalah ukuran kapasitas reaktif molekul yang
dilarutkan dalam larutan. Dalam suatu reaksi, tugas zat terlarut adalah menentukan
normalitas suatu larutan. Normalitas juga disebut satuan konsentrasi larutan ekivalen

• N=Mxe • N = jumlah mol ekivalen zat


terlarut/volume larutan
Di mana M adalah molaritas larutan dan e
adalah setara dengan zat terlarut dalam Normalitas suatu solusi dapat dihitung
suatu larutan. dengan mengetahui massa dan volume
larutan.
Rumus-Rumus Normalitas
molalitas
Molalitas, disebut pula sebagai konsentrasi molal, adalah ukuran konsentrasi
dari suatu zat terlarut di dalam suatu larutan dalam hal jumlah zat dalam
sejumlah massa tertentu dari pelarut.

Molalitas dinyatakan jumlah mol suatu zat terlarut di dalam 1000 gram
pelarut.

m = n/p

m : molalitas suatu zat (molal)


n : mol suatu zat (mol)
p : massa pelarut (g)
Pengenceran larutan
Pengenceran Larutan

M1 V1 = M2 V2

Dimana,
M1 = molaritas awal
M2 = molaritas larutan baru
V1 = volume awal
V2 = volume larutan baru

Diketahui 100 mL NaOH 3M diencerkan dengan 500 mL air. Berapa konsentrasi larutan setelah
pengenceran?

M1 v1 = M2 V2
3 x 100 = (100 + 500) x M2
300 = 600 x M2
600/300 = ½ M2
M2 = 0,5 M
Stokiometri
reaksi
Stokiometri reaksi kimia
1. Reaksi Stoikiometri Reaksi stoikiometri merupakan suatu reaksi yang semua
reaktannya habis bereaksi. Misalnya ada reaktan A dan reaktan B dengan
jumlah masing-masing 5 mol. Nah, di akhir reaksinya itu akan sama-sama
habis. Perbandingannya yakni sebagai berikut:
2. Reaksi Non Stoikiometri

Reaksi non stoikiometri merupakan suatu reaksi yang salah satu reaktannya
tidak habis bereaksi dan reaktan lainnya habis bereaksi. Contohnya reaktan A
dan reaktan B dengan jumlah masing-masing 5 mol. Kemudian, reaktan A
bereaksi 5 mol sehingga sisanya 0. Sementara itu, reaktan B hanya bereaksi 3 mol
saja sehingga sisa 2 mol.

pereaksi yang habis disebut pereaksi pembatas (limiting reagent)


merupakan pereaksi yang pertama kali habis apabila zat-zat yang
direaksikan tidak ekivalen dan jumlah molnya lebih kecil dari reaktan lainnya.
Sementara itu, pereaksi sisa merupakan pereaksi yang jumlahnya lebih besar
daripada yang diperlukan untuk bereaksi dengan sejumlah tertentu pereaksi
pembatas.
Kadar
Zat
Kadar Zat Adalah
Penghitungan kadar zat ini dimaksudkan untuk menghitung jumlah atau persentase suatu
unsur dalam senyawanya. Kadar zat dalam campuran dapat dinyatakan dalam persen massa
(% massa) atau persen volume (% volume) atau per satu juta (bpj atau ppm = part per
milion), molalitas, molaritas dan fraksi mol.

Rumusnya :

n = Jumlah mol unsur

Ar = Massa relatif unsur

Mr = Massa relitif senyawa


1. Kadar unsur dalam suatu senyawa
Senyawa H2O
% H = X Ar H .100%
Mr H2O
= 2 x 1 x 100%
2.1+16
= 2 x 100%
8
%H = 100%
9
Massa relatif unsur yang sering muncul adalah Ar H = 1, Ar O = 16, Ar C = 12, Ar N = 14, Ar S = 32

% O = 1 x Ar O x 100%
Mr H2O
= 16 x 100%
18
% O= 800 %
9
2.Massa unsur dalam senyawa
Contoh penerapan soal :
Massa Hidrogen dalam 36 gram senyawa H2O
mH = 2 Ar H x mH20
Mr H2O
= 2 X 1 X 36
18
= 4 gram
Mo = 1 Ar O x mH2O
Mr H2O
= 16 x 36
18
= 32 gram
Bagian per juta atau Part per million (bpj atau
ppm)

Bpj adalah bagian per juta atau part per million


(ppm), yaitu massa (mg) zat dalam setiap 1 kg
campuran.
Bagian per juta atau Part per million (bpj atau
ppm)
Contoh penerapan soal :
Di dalam 100 ml sirop obat batuk, terdapat 0,5 mg. Jika massa sirop obat tersebut 125 gram. Tentukan kadar vitamin C (Bpj)
dalam obat batuk tersebut!.
Pembahasan:

Massa vitamin C = 0,5 mg = 0,0005 gram

Massa obat = 125 gram

Bpj = massa sirop x 106

massa campuran

Bpj = 0,5 x 10-3 x 106

125

Bpj = 4
3. Kemurnian senyawa dalam campuran / cuplikan (padatan)%
Senyawa = M senyawa x 100 %
Mcampuran
Contoh penerapan soal :
Pupuk urea 1000 gram terdapat 200 gram urea , berapakah kadar urea (CO (NH2)2) ?
Mr CO(NH2)2 = 60

% urea = 200 x 100%


1000
= 20%
b. berapa kadar N
% N = 2 Ar N % urea
Mr CO (NH2)2
% N = 2 x 14 X 20%
60
= 28 %
3
3th grup

TERIMA KASIH
• Awaliyah Chantika Putri Al Anwari
• Bulan Aisyah Nur Adriani
• Dara Kinanthi Rahaja Putri
• Delviana Salsabila Octaviani

Anda mungkin juga menyukai