1. Berat atom
2. Konsep mol
3. Berat Formula, Berat Molekul dan Mole
- Persen komposisi dan formula suatu senyawa.
- Penurunan formula dari komposisi unsurnya
- Penentuan formula molekul
- Kemurnian suatu sampel
4. Persamaan reaksi kimia
5. Perhitungan berdasarkan persamaan kimia
Konsep reaktan pembatas
6. Konsentrasi larutan
- Persen berat
- Molaritas
- Pengenceran larutan
- Penggunaan larutan di dalam suatu reaksi kimia
- Bilangan oksidasi
- Reaksi reduksi oksidasi (Redoks)
- Peyetimbangan Persamaan Redoks.
- Metoda setengah reaksi
- Penambahan H+, OH-, atau H2O untuk menyetimbangkan oksigen
atau hidrogen.
- Metoda perubahan bilangan oksidasi
- Stoikiometri reaksi redoks.
1. BERAT ATOM
Istilah ”berat fomula” digunakan pada zat ionik maupun non ionik. Jika
kita mengacu khusus pada zat molekular (non ionik), yaitu zat
yang ada sebagai molekul yang berdiri sendiri, seringkali istilah
tersebut diganti dengan berat molekul (BM).
Soal :
Eg : butana, benzena
Soal :
Diketahuai bahwa komposisi unsur glukosa adalah 39,9% C; 6,72% H dan
53,2% O. Pada percobaan lain diperoleh bahwa berat molekulnya kira kira
180 sma. Tentukan formula empiris dan formula molekul glukosa.
4. Persamaan reaksi kimia
• Reaksi kimia selalu melibatkan perubahan satu atau lebih zat menjadi satu
atau lebih zat lain reaksi kimia mengalami pengaturan kembali atom
atom atau ion ion menjadi zat lain.
• Contohnya adalah reaksi pembakaran gas alam
CH4 + 2O2 CO2 + 2H2O
reaktan produk
Soal : Dimetileter
Logam Aluminium
Al + HCl AlCl3 + H2
5. Perhitungan berdasarkan persamaan kimia
Soal :
1. Berapa banyak molekul O2 yang bereaksi dengan 47 molekul CH4 berdasarkan
reaksi tersebut ?
2. Berapa banyak mol air yang dihasilkan dari reaksi 3,5 mol metana dengan
oksigen berlebih (oksigen yang tersedia cukup untuk membakar seluruh metana
yang ada) ?
3. Berapa massa oksigen yang dibutuhkan untuk mereaksikan 1,2 mol CH4
dengan sempurna ?
Perhitungan yang dilakukan didasarkan pada zat yang habis terpakai terlebih
dahulu, yang disebut dengan reaktan pembatas.
Contoh, kembangkan contoh sebelumnya
Soal :
1. Berapa massa CO2 yang terbentuk oleh reaksi 16 g CH4 dengan 48,0 g O2
6. Konsentrasi larutan
Persen berat
berat zat terlarut
persen zat terlarut x100%
berat larutan
berat zat terlarut
persen zat terlarut x100%
berat zat terlarut berat pelarut
Soal :
Hitung berat Nikel (II) sulfat (NiSO4), yang dikandung oleh 200 g
larutan NiSO4 6,00%.
Molaritas
Soal :
Hitung molaritas (M) suatu larutan yang berisi 3,65 g HCl dalam 2 liter larutan.
Pengenceran larutan
V1M1 = V2M2
Soal :
Berapa milliliter H2SO4 18,0 M yang dibutuhkan untuk membuat 1 L larutan
H2SO4 0,900 M ?
Persen Volume
50
%Volum .alkohol x100 51,79%
96,54
50
%Volum .air x100 51,79%
96,54
Fraksi Mol
jumlah mol A
Fraksi mol A XA
Jumlah mol semua komponen
jumlah mol Zat terlarut
Fraksi mol Zat terlarut
jml mol zat terlarut jml mol pelarut
jumlah mol pelarut
Fraksi mol pelarut
jml mol zat terlarut jml mol pelarut
Hitung fraksi mol NaCl dan fraksi mol H2O dalam larutan 117 g NaCI dalam 3 kg H2O.
Kemolalan/molalitas
Suatu larutan diperoleh dengan cara melarutkan 1,60 gram NaCI dalam 875
gram air. Hitung kemolalan larutan tersebut.
Kenormalan/normalitas
ppm
mgzatA
ppm
Llaru tan
Penggunaan larutan di dalam suatu reaksi kimia.
Jika kita merencanakan untuk melakukan reaksi dalam larutan, kita harus
menghitung jumlah larutan yang dibutuhkan. Jika diketahui molaritas
larutannya, maka jumlah zat terlarut yang dikandung pada volume tertentu
larutan tersebut dapat dihitung. Proses ini digambarkan pada soal berikut :
Soal :
1. Hitung (a) jumlah mol H2SO4 dan
(b) jumlah gram H2SO4 dalam 500 mL larutan H2SO4 0,324 M
2. Hitung volume (dalam liter dan milliliter) larutan asam sulfat 0,324 M yang
dibutuhkan untuk beraksi sempurna dengan 2,792 gram Na2CO3 berdasarkan
persamaan reaksi.
Bilangan oksidasi
Unsur semakin ke kanan dan semakin ke atas pada tabel periodik memiliki
bilangan oksidasi negatif, dan unsur semakin ke kiri dan semakin kebawah pada
sistem periodik memiliki bilangan oksidasi positif.
1. Bilangan oksidasi atom atom unsur bebas, unsur yang tidak bergabung
dengan unsur lain nilainya nol. hal ini termasuk unsur poliatomik seperti
H2, O2, O3, P4, dan S8.
2. Bilangan oksidasi suatu unsur pada suatu ion sederhana (monoatomik)
sama dengan muatan ionnya.
3. Jumlah bilangan oksidasi seluruh atom atom pada suatu senyawa
adalah nol.
4. Di dalam suatu ion poliatomik, jumlah bilangan oksidasi dari atom atom
penyusunannya sama dengan muatan ionnya.
5. Fluorine memiliki bilangan oksidasi -1 dalam senyawa senyawanya..
6. Hidrogen memiliki bilangan oksidasi +1 dalam berbagai senyawa kecuali
bila bergabung dengan logam. Bila bergabung dengan logam bilangan
oksidasinya -1. Contoh perkecualian ini NaH dan CaH2.
7. Oksigen normalnya memiliki bilangan oksidasi -2 dalam senyawanya. Ada
beberapa perkecualian.
a. Oksigen memiliki bilangan oksidasi -1 dalam hydrogen
peroksida, H2O2, dan berbagai peroksida yang mengandung
ion O22-. Contoh nya adalah CaO2 dan Na2O2.
b. Oksigen memiliki bilangan oksidasi -1/2 dalam superoksida
yang mengandung ion O2- . Contoh KO2 dan RbO2
c.Bila bergabung dengan flourine, OF2, oksigen memiliki bilangan
oksidasi -2
8. Posisi unsur-unsur pada tabel periodik membantu kita menentukan
bilangan oksidasinya.
a. Golongan unsur IA memiliki bilangan oksidasi +1 pada semua
senyawanya.
b. Golongan unsur IIA memiliki bilangan oksidasi +2 pada semua
senyawanya
c. Golongan unsur IIIA memiliki bilangan oksidasi +3 pada semua
senyawanya dengan sedikit perkecualian.
d. Golongan unsur VA memiliki bilangan oksidasi -3 pada senyawa
biner dengan logam, dengan H atau dengan NH4+. Perkecualian untuk
senyawa senyawa golongan unsur VA yang berkombinasi dengan unsur
diebelah kanannya pada sistem periodik. Pada kasus ini bilangan
oksidasinya dapat ditentukan mengunakan aturan 3 dan 4.
e. Golongan unsur VIA dibawah oksigen memiliki bilangan oksidasi -2
dalam senyawa biner dengan logam, dengan H atau dengan NH4+. Bila
unsur unsur ini dikombinasikan dengan oksigen atau dengan halogen
yang lebih ringan, bilangan oksidasinya dapat ditentukan menggunakan
aturan 3 dan 4.
f. Golongan unsur VIIA memiliki bilangan oksidasi -1 dalam senyawa
biner dengan logam, dengan H, dengan NH4+ atau dengan halogen yang
lebih berat. Bila unsur unsur ini kecuali flourine (yaitu Cl, Br, I)
dikombinasikan dengan oksigen atau dengan halogen yang lebih ringan,
bilangan oksidanya dapat di tentukan dengan aturan 3 dan 4.
Soal :
Persamaan redoks juga dapat dituliskan sebagai persamaan ionik total atau
persamaan ionik neto. Sebagai contoh, persamaan yang kedua mungkin dituliskan
sebagai berikut
Soal :
Suatu prosedur analitik yang penting, melibatkan oksidasi ion idida
menjadi iodine bebas. Iodine bebas kemudian dititrasi dengan larutan
standar sodium thiosulfat, Na2S2O3. Iodine mengoksidasi ion S2O32-
menjadi ion S4O62-, sekaligus tereduksi menjadi ion I-. Tuliskan
persamaan ionik netonya untuk reaksi ini.
I2 +S2O32- → I- + S4O62-
I2 → I-
I2 → 2I-
I2 + 2e- → 2I-
S2O32- → S4O62-
2S2O32- → S4O62-
2S2O32- → S4O62- + 2e-
I2 + 2e- → 2I-
2S2O32- → S4O62- + 2e-
Pada larutan asam : kita tambahkan hanya H+ atau H2O (bukan OH-)
Pada larutan basa : kita tambahkan hanya OH- atau H2O
Diagram berikut menunjukkan bagaimana menyetimbangkan hidrogen dan oksigen.
Meyetimbangkan O Meyetimbangkan H
tiap O yang tiap H yang
dibutuhkan, dibutuhkan,
Pada larutan basa
1. tambahkan dua 1. tambahkan satu
OH- pada sisi yang H2O pada sisi yang
membutuhkan O membutuhkan H
2. tambahkan satu 2. tambahkan satu
H2O pada sisi yang OH- pada sisi yang
lain. lain.
Soal :
Pemutih yang dijual dengan nama dagang seperti Clorox dan Purex
adalah 5% larutan sodium hipoklorit. Ion hipoklorit adalah agen
pengoksidasi yang sangat kuat dalam larutan basa. Ion tersebut
mengoksidasi berbagai noda menjadi tidak berwarna.
ClO- → Cl-
ClO- + H2O → Cl- + 2OH-
ClO- + H2O + 2e- → Cl- + 2OH
Titrasi redoks
Pada analisis ini, konsentrasi larutan ditentukan dengan
mereaksikannya dengan sejumlah terukur larutan standar dari
agen pengoksidasi atau pereduksi secara hati hati. Sebagaimana
reaksi kimia lain, kita harus memberikan perhatian khusus pada
rasio mol yang dalam kasus ini agen pengoksidasi dan agen
pereduksi yang bereaksi.
Suatu bahan yang dicurigai sebagai obat terlarang ditemukan oleh polisi dan telah
dimurnikan terlebih dahulu sebelum dianalisis. Pembakaran 50,86 mg hasil
pemurnian bahan tersebut menghasilkan 150,0 mg CO2 dan 46,05 mg H2O.
Analisis unsur nitrogen menunjukkan bahwa bahan tersebut mengandung 9,39 %
massa nitrogen. Jika rumus molekul kokain adalah C17H21NO4, apakah bahan
yang ditemukan tersebut adalah kokain? Buktikan dengan perhitungan yang
lengkap