OLEH:
Jeremi Setiawan
201810330311020
1.2. Tujuan
Tujuan penulis membuat referat ini adalah untuk mengetahui mengetahui gambaran
umum konsumsi pangan individu, kelompok dan masyarakat baik secara kualitatif
maupun secara kuantitatif dalam rangka menilai status gizi secara tidak langsung
serta mengetahui teknik food recall dan penggunaan KSM.
1.3. Manfaat
Penulisan referat ini diharapkan dapat menambah pemahaman dan memperluas
wawasan penulis ataupun pembaca mengenai survei konsumsi pangan, food recall
dan KSM.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi
Survei konsumsi makanan merupakan salah satu penilaian status gizi dengan
melihat jumlah dan jenis makanan yang dikonsumsi oleh individu maupun keluarga.
Data yang didapat dapat berupa data kuantitatif maupun kualitatif. Data kuantitatif
dapat mengetahui jumlah dan jenis pangan yang dikonsumsi, sedangkan data
kualitatif dapat diketahui frekuensi makan dan cara seseorang maupun keluarga
dalam memperoleh pangan sesuai dengan kebutuhan gizi (Baliwati dkk, 2004).
Survei konsumsi pangan sebagai fungsi dari penilaian status gizi secara tidak
langsung bertujuan untuk memberikan informasi awal tentang kondisi asupan zat gizi
individu, keluarga dan kelompok masyarakat saat ini dan masa lalu. Pada sisi ini
diketahui bahwa informasi tentang kualitas dan kuantitas asupan zat gizi saat ini dan
masa lalu adalah cerminan untuk status gizi masa yang akan datang. Konsumsi hari
ini akan memengaruhi kondisi kesehatan dan gizi dimasa yang akan datang. Status
asupan gizi saat ini yang diketahui dari kuantitas dan kualitas makanan di meja
makan, adalah bermanfaat untuk mendeskripsikan status gizi dimasa yang akan
datang.
Sasaran SKP dapat diketahui berdasarkan tujuan penilaian SKP. Tujuan yang
berkaitan dengan Survei Konsumsi Pangan pada dasarnya dikelompokkan menjadi
dua bagian yaitu secara tidak langsung (Indirect/ecological) dan langsung (direct).
Secara rinci dijelaskan oleh Ruth E Peterson dan Pirjo Pieinen (2004) sebagai berikut:
Berdasarkan skema di atas diketahui bahwa penilaian konsumsi pangan secara
tidak langsung adalah neraca bahan makanan, dan pada skala rumah tangga dengan
metode food account (pencatatan jumlah makanan). Pada sudut pandang lain yang
merupakan penilaian konsumsi pangan pada sasaran secara langsung adalah fokus
pada penilaian konsumsi masa yang akan datang (prospektif) dan fokus pada
penilaian konsumsi masa kini dan masala. Sasaran SKP adalah individu, keluarga dan
kelompok. Pengukuran konsumsi pangan individu adalah subjek yang disurvei adalah
individu tunggal dan hasilnya hanya dapat digunakan untuk menilai asupan gizi yang
bersangkutan, tidak berlaku untuk anggota keluarga ataupun kelompoknya. Penilaian
konsumsi gizi individu adalah berguna untuk memberikan edukasi asupan gizi yang
tepat guna meningkatkan status gizi secara optimal. Sasaran konsumsi individu
adalah hasilnya untuk individu yang bersangkutan dan bukan pada aspek prosesnya.
Alasannya adalah semua metode SKP, prosesnya adalah selalu menggunakan subjek
individu, meskipun hasilnya dapat digunakan untuk penilaian keluarga dan kelompok.
Sekumpulan individu yang disurvei di tingkat rumah tangga disebut sebagai sasaran
keluarga tangga, sedangkan sekumpulan individu yang sama karakteristiknya disebut
sasaran kelompok. Sasaran pengukuran konsumsi pangan keluarga adalah subjek
yang disurvei mencakup semua individu dalam satu keluarga. Jumlah anggota
keluarga disesuaikan dengan jumlah masing-masing rumah tangga yang menjadi unit
contoh dalam SKP. Biasanya dalam sebuah survei selalu ditentukan rumah tangga
yang menjadi sasaran melalui proses pemilihan yang subjektif ataupun objektif.
Secara subjektif adalah secara sengaja dengan tujuan untuk menilai asupan gizi
keluarga untuk kepentingan investigasi khusus. Misalnya pada kasus keracunan
makanan pada satu keluarga, maka sasaran SKP harus secara subjektif ditentukan
khusus pada rumah tangga kasus bukan semua rumah tangga dalam populasinya.
Sasaran yang ditentukan secara objektif apabila investigasi ditujukan untuk menilai
asupan gizi secara umum, dan dapat mewakili keluarga yang lain, atas alasan inilah
maka dia disebut penilaian secara objektif.
Metode food recall 24 jam adalah metode mengingat tentang pangan yang
dikonsumsi pada periode 24 jam terakhir (dari waktu tengah malam sampai waktu
tengah malam lagi, atau dari bangun tidur sampai bangun tidur lagi) yang dicatat
dalam ukuran rumah tangga (URT). Data survei konsumsi pangan diperoleh melalui
wawancara antara petugas survei (disebut enumerator) dengan subyek (sasaran
survei) atau yang mewakili subyek (disebut responden).
3. Petugas menganalisis energi dan zat gizi berdasarkan data hasil recall konsumsi
pangan sehari (24 jam) secara manual atau komputerisasi.
4. Petugas menganalisis tingkat kecukupan energy dan zat gizi subyek dengan
membandingkan angka kecukupan energy dan zat gizi (AKG) subyek.
2. Saat wawancara:
3. Mengakhiri wawanacara
KMS di Indonesia telah digunakan sejak tahun 1970-an, sebagai sarana utama
kegiatan pemantauan pertumbuhan. Pemantauan pertumbuhan adalah serangkaian
kegiatan yang terdiri dari (1) penilaian pertumbuhan anak secara teratur melalui
penimbangan berat badan setiap bulan, pengisian KMS, menentukan status
pertumbuhan berdasarkan hasil penimbangan berat badan dan (2) menindaklanjuti
setiap kasus gangguan pertumbuhan. Tindak lanjut hasil pemantauan pertumbuhan
biasanya berupa konseling, pemberian makanan tambahan, pemberian suplementasi
gizi dan rujukan.
a.) Sebagai alat untuk memantau pertumbuhan anak. Pada KMS dicantumkan
grafik pertumbuhan normal anak, yang dapat digunakan untuk menentukan apakah
seorang anak tumbuh normal, atau mengalami gangguan pertumbuhan. Bila grafik
berat badan anak mengikuti grafik pertumbuhan pada KMS, artinya anak tumbuh
normal, kecil risiko anak untuk mengalami gangguan pertumbuhan. Sebaliknya bila
grafik berat badan tidak sesuai dengan grafik pertumbuhan, anak kemungkinan
berisiko mengalami gangguan pertumbuhan.
b.) Sebagai catatan pelayanan kesehatan anak. Di dalam KMS dicatat riwayat
kesehatan kehamilan, riwayat persalinan, pemeriksaan nifas, pelayanan kesehatan
dasar anak terutama berat badan anak, pemeriksaan neonatus, pemberian kapsul
vitamin A, pemberian ASI pada bayi 0-6 bulan dan imunisasi.
Survei konsumsi makanan merupakan salah satu penilaian status gizi dengan
melihat jumlah dan jenis makanan yang dikonsumsi oleh individu maupun keluarga.
Data yang didapat dapat berupa data kuantitatif maupun kualitatif. Data kuantitatif
dapat mengetahui jumlah dan jenis pangan yang dikonsumsi, sedangkan data
kualitatif dapat diketahui frekuensi makan dan cara seseorang maupun keluarga
dalam memperoleh pangan sesuai dengan kebutuhan gizi. Metode food recall 24 jam
adalah wawancara untuk menggali makanan yang telah dikonsumsi pada periode 24
jam (dari bangun tidur sampai bangun tidur lagi). Dalam hal ini, wawancara adalah
proses memperoleh keterangan untuk tujuan mendapatkan data individu atau keluarga
terkait konsumsi pangan sehari. Kartu menuju sehat (KMS) adalah kartu yang
memuat informasi tentang kurva pertumbuhan anak berdasarkan berat badan
menurut usianya dan dibedakan berdasarkan jenis kelaminnya. Selain
digunakan untuk memantau perkembangan anak, KMS juga dapat dijadikan
pedoman untuk tenaga kesehatan dalam memberi penyuluhan gizi dan
kesehatan bayi.
DAFTAR PUSTAKA
X
Sirajuddin. 2018. Survei Konsumsi Pangan. Kementerian Kesehatan Republik
Indonesia
Maulidia, dkk. 2015. Sistem Informasi KMS (Kartu Menuju Sehat)(Studi Kasus:
UPTD Puskesmas Kecamatan Pontianak Barat. Universitas Tanjung Pura