Anda di halaman 1dari 9

PROPOSAL PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA

JUDUL PROGRAM:
MENCEGAH FENOMENA CYBERBULLYING PADA REMAJA
MELALUI KAMPANYE DAN EDUKASI BERBASIS APLIKASI DI SMP
NEGERI 1 DENPASAR

BIDANG KEGIATAN:
PKM PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT

Diusulkan oleh:

I Gusti Ayu Agung Adhya Monacika 1602531046 Angkatan 2016


Putu Novia Putri Wulandari 1602531050 Angkatan 2016
Yona Rezia Athalia 1702531017 Angkatan 2017

UNIVERSITAS UDAYANA
DENPASAR
2018
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Di era globalisasi ini, penggunaan internet menjadi suatu
kebutuhan bagi setiap masyarakat baik di Indonesia maupun di negara
lain. Pengguna internet sekarang ini beragam mulai dari anak- anak sampai
orang dewasa sudah tidak asing dengan internet. Dari tahun ke tahun
pengguna internet di Indonesia semakin bertambah, pada tahun 2014
pengguna internet di Indonesia sebanyak 107 juta orang kemudian pada
tahun 2015 menjadi 139 juta orang dimana mencapai 50 persen dari
jumlah populasi penduduk Indonesia pada saat itu (APJII, 2016). Internet
menjadi suatu kebutuhan pada zaman ini karena internet turut membantu
keberlangsungan kehidupan sehari – hari. Seiring berjalannya waktu, akses
internet semakin mudah, sehingga para remaja dapat mengakses situs
apapun termasuk sosial media.
Sosial media merupakan suatu media komunikasi berbasis internet
yang mendukung penggunanya untuk melakukan interaksi sosial.
Berdasarkan hasil penelitian Yahoo dan Taylor Nelson Sofred (TNS)
menunjukkan bahwa pengakses terbesar adalah mereka yang berusia
antara 14 – 19 tahun karena secara psikologis remaja pada rentan usia
tersebut sedang mengalami perkembangan emosional yang tinggi. Seperti
contoh kasus yang terjadi di Bali yang dialami oleh remaja perempuan
berinisial SD, SD menjadi korban cyberbullying di Facebook dikarenakan
banyaknya masyarakat yang mengira bahwa SD merupakan perempuan
yang ada didalam video porno antara remaja berinisial R dengan seorang
turis asing di Bali yang beredar di sosial media. Sosial media sendiri
memiliki dampak positif dan negatif. Dampak positif yang dapat diberikan
diantaranya adalah sebagai media komunikasi, media pertukaran data,
mempermudah memperoleh informasi dan bahkan dapat dijadikan sebagai
media bisnis berbasis online karena kemudahan dalam penggunaannya.
Namun, kemudahan-kemudahan yang diberikan juga dapat berdampak
negatif, seperti penipuan, penyebaran hal-hal berbau SARA, pelecehan,
kekerasan verbal, termasuk bullying yang secara umum kita kenal dengan
kejahatan internet atau cyber crime (Rahayu, 2012).
Bullying sendiri secara umum dapat diartikan sebagai tindakan
mengintimidasi atau mengganggu individu ataupun kelompok lain, yang
dapat dilakukan secara verbal, psikologis dan fisik (Adilla, 2009).
Cyberbullying secara umum berarti tindakan bully yang melibatkan alat
bantu komunikasi elektronik untuk menjatuhkan orang lain, bermain
curang, menyebar informasi pribadi korban kepada publik, menjadikan
korban dijauhi, dan serangan terbuka lainnya (Priyatna, 2012). Sedangkan
cyberbullying dikalangan remaja adalah perilaku agresif, intens, berulang
yang dilakukan oleh individu dengan memanfaatkan teknologi dan
elektronik sebagai media untuk menyerang orang tertentu dimana pelaku
dan korbannya berusia dibawah 18 tahun dan secara hukum dianggap
belum dewasa (Wolak, Mitchell dan Finkelhor, 2007). Jika dilihat
cyberbullying memang tidak menimbulkan luka secara fisik, tetapi dapat
berdampak besar terhadap psikologis remaja yang diserang, dimana
kondisi psikologis remaja cenderung belum stabil. Hal – hal tersebut dapat
berpengaruh terhadap kepribadian mereka seperti menjadi lebih pendiam
dari biasanya, menjadi pemurung, kehilangan rasa percaya diri, prestasi
yang menurun dikarenakan meraka kehilangan minat dan konsentrasi
ketika menerima pembelajaran dan kehilangan minat untuk hidup.
Penelitian mengenai cyberbullying pada remaja kelas VIII SMP
dilakukan pada tahun 2016 yang melibatkan partisipan sebanyak 157
orang remaja laki-laki dan 196 remaja perempuan sehingga jumlah total
partisipan dalam penelitian ini yaitu berjumlah 353 orang dengan rentang
usia 12 sampai15 tahun. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan
kuesioner terbuka dan tertutup. Hasil dari penelitian ini menunjukkan
bahwa sebanyak 172 orang partisipan pernah menjadi korban
cyberbullying melalui sosial media facebook, instagram, whatsapp, dan
twitter. Korban cyberbullying dalam penelitian ini mengaku bahwa
mereka merasa marah, malu, tidak bisa konsentrasi dalam belajar, dan
takut.
SMP Negeri 1 Denpasar terletak di Jalan Surapati, Kota Denpasar,
Provinsi Bali. Bangunan sekolah ini telah ada sejak zaman pemerintahan
Belanda dan sekolah ini telah mengalami tiga zaman yaitu zaman
pemerintahan Belanda, Jepang dan juga Inggris. Hingga saat ini bangunan
ini masih berdiri kokoh dengan banyak perubahan pada bangunannya yang
membuat sekolah ini menjadi lebih baik. Sistem pembelajaran di SMP
Negeri 1 Denpasar pun juga turut mengalami perubahan seiring dengan
perkembangan teknologi yang membuat sistem pembelajarannya menjadi
lebih maju dan modern. Saat ini pengguna internet masih berpusat di
daerah perkotaan yaitu Kota Denpasar dengan persentase 54,2 %. Dengan
perkembangan teknologi di Kota Denpasar yang semakin maju, maka
program ini diharapkan dapat memberi manfaat positif khususnya bagi
siswa-siswi SMP Negeri 1 Denpasar dalam penggunaan teknologi
khususnya sosial media. Dalam penanganannya membatasi penggunaan
internet dan sosial media dikalangan remaja pun menjadi hal yang sulit
untuk dilakukan karena telah menjadi rutinitas dan gaya hidup di era
globalisasi ini. Berdasarkan pemaparan tersebut, penulis mencoba
menganalisa objek-objek yang dapat memicu daya tarik remaja untuk
menerima informasi yang akan penulis berikan. Hasilnya, penulis akan
menilai bahwa remaja di Bali cenderung lebih mudah menerima informasi
yang menarik dan interaktif melalui media elektronik.
Melihat hal tersebut, maka penulis tertarik untuk melakukan
kampanye sosial dan edukasi berupa penyuluhan dengan menggunakan
media aplikasi internet sebagai penunjang dalam sosialisasi mengenai
cyberbullying kepada remaja yang dikemas secara menyenangkan dan
melibatkan para peserta secara aktif dan menyeluruh serta dalam
kampanye ini, peserta akan diminta untuk membuat pamflet yang akan
diunggah di sosial media mereka masing-masing yaitu instagram dimana
pihak pelaksana juga akan membuat satu akun instagram untuk
membagikan hasil karya pamflet yang telah dibuat oleh peserta yaitu
siswa-siswi kelas VIII SMP Negeri 1 Denpasar yang akan dibagi menjadi
beberapa kelompok.
Berdasarkan permasalahan terkait penggunaan internet dan sosial
media serta penelitian mengenai cyberbullying dikalangan remaja tingkat
SMP, maka penulis ingin membuat dan mengajukan sebuah program yang
bertemakan Mencegah Fenomena Cyberbullying Pada Remaja Melalui
Kampanye dan Edukasi Berbasis Aplikasi di SMP Negeri 1 Denpasar.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan uraian latar belakang yang telah dijelaskan sebelumnya, maka
permasalahan yang dapat dikaji yaitu:
1.2.1 Bagaimana cara mencegah terjadinya cyberbullying pada remaja di
SMP Negeri 1 Denpasar?
1.2.2 Bagaimana cara memberikan edukasi mengenai cyberbullying pada
remaja di SMP Negeri 1 Denpasar?
1.2.3 Bagaimana cara meningkatkan kesadaran mengenai cyberbullying
pada remaja di SMP Negeri 1 Denpasar?

1.3 Tujuan Program


Program ini bertujuan untuk antara lain:
1.3.1 Mencegah terjadinya cyberbullying pada remaja di SMP Negeri 1
Denpasar.
1.3.2 Memberikan edukasi mengenai cyberbullying pada remaja di SMP
Negeri 1 Denpasar.
1.3.3 Meningkatkan kesadaran mengenai cyberbullying pada remaja di
SMP Negeri 1 Denpasar.

1.4 Luaran yang Diharapkan


Luaran yang diharapkan dalam program ini adalah:
1.4.1 Adanya program ini diharapkan dapat mengurangi angka
terjadinya cyberbullying dikalangan remaja khususnya dalam
penggunaan aplikasi internet di SMP Negeri 1 Denpasar yang
berpengaruh terhadap penurunan angka cyberbullying di Kota
Denpasar.
1.4.2 Program kampanye sosial mengenai cyberbullying diharapkan
mampu meningkatkan pengetahuan siswa-siswi SMP Negeri 1
Denpasar mengenai dampak yang dihasilkan oleh perilaku
cyberbullying.
1.4.3 Sekolah turut memberikan edukasi tentang cyberbullying kepada
siswa-siswi di SMP Negeri 1 Denpasar dengan menyisipkan
informasi mengenai cyberbullying pada proses belajar mengajar.

1.5 Manfaat Program


Manfaat dari program kampanye dan edukasi berbasis aplikasi internet
dalam menanggulangi fenomena cyberbullying adalah:
1.5.1 Fenomena kekerasan verbal dan non-verbal yang terjadi di
kalangan remaja dapat berkurang dan digantikan dengan tren
positif yang lebih bermanfaat.
1.5.2 Menjadi kumpulan remaja pelopor anti-cyberbullying yang dapat
memberi pengaruh positif terhadap remaja lain.
1.5.3 Sebagai pelopor kesehatan mental dikalangan remaja.
BAB II
GAMBARAN UMUM MASYARAKAT SASARAN

2.1 Gambaran Umum Masyarakat Sasaran


SMP Negeri 1 Denpasar terletak di Jalan Surapati, Dangin Puri,
Denpasar Timur, Denpasar, Bali. Berdasarkan sejarah yang ada bangunan
sekolah ini sudah ada sejak zaman pemerintahan Belanda dan sebelumnya
merupakan Sekolah Bertaraf Internasional (SBI). Surat keterangan
pendirian SMP Negeri 1 Denpasar yaitu pada tanggal 31 Desember 1942,
serta surat keterangan izin operasional pada tanggal 1 Januari 1910.
SMP Negeri 1 Denpasar memiliki beberapa fasilitas yang memadai
seperti 28 kelas untuk kegiatan belajar mengajar, perpustakaan,
laboratorium, Unit Kesehatan Sekolah (UKS), aula, lapangan upacara,
ruang guru, akses persembahyangan seperti padmasana, dan juga kantin.
Jumlah murid di SMP Negeri 1 Denpasar yaitu 1018 siswa dan siswi , 52
guru, dan 38 pegawai. Kegiatan belajar mengajar dilakukan pada pagi hari
hingga siang hari yang setelah itu dilanjutkan dengan kegiatan
pembelajaran sore dan untuk seluruh siswa dan siswi kelas VII
mendapatkan kegiatan pramuka wajib yang dilaksanakan setiap hari
Jumat.
Sasaran dari program kreativitas mahasiswa pengabdian
masyarakat ini ditujukan kepada seluruh siswa dan siswi kelas VIII di
SMP Negeri 1 Denpasar.
Selain kegiatan akademik, SMP Negeri 1 Denpasar juga memiliki
kegiatan non akademik seperti ekstrakulikuler. Terdapat berbagai macam
ekstrakulikuler seperti paskibraka, kelompok pecinta alam, jurnalistik,
basket, panjat tebing, dan sebagainya. Kegiatan – kegiatan non akademik
ini dilakukan pada hari Sabtu setelah jam pelajaran berakhir. Dalam
kegiatan belajar mengajar ataupun kegiatan non akademik lainnya, siswa
dan siswi di SMP Negeri 1 Denpasar belum pernah menerima edukasi
terkait cyberbullying.
Berdasarkan gambaran umum diatas, dapat diketahui bahwa siswa
dan siswi di SMP Negeri 1 Denpasar belum pernah mendapatkan edukasi
mengenai cyberbullying terkait upaya pencegahan terjadinya
cyberbullying di kalangan remaja.
BAB III
METODE PELAKSANAAN

3.1 Metode Pelaksanaan Program


Sesuai pada tujuan yang telah dijabarkan sebelumnya, program kami
akan dilaksanakan di SMP Negeri 1 Denpasar dimana metode pelaksaan
program terdiri dari tiga tahapan yaitu tahap persiapan, tahap pelaksanaan
program dengan pembuatan pamflet dari perwakilan tiap kelas agar
nantinya dapat disebar luaskan oleh seluruh peserta kelas VIII kepada
pengguna sosial media instagram khususnya kalangan remaja yang
menggunakan aplikasi instagram dan diakhiri dengan tahap evaluasi.

A. Tahap Persiapan
1. Peninjauan Daerah Sasaran
Peninjauan daerah sasaran dilakukan untuk mengetahui secara jelas
tentang kondisi daerah sasaran dan melakukan wawancara kecil-
kecilan kepada beberapa siswa dan siswi SMP Negeri 1 Denpasar agar
mendapatkan gambaran yang jelas terkait dengan cyberbullying yang
nantinya dapat dijadikan acuan dalam perencaan program yang akan
diterapkan.
2. Pembuatan Rancangan Program
Pada tahap perencanaan program adapun tahapan akan dilakukan
seperti pemilihan materi tentang cyberbullying dan dampak yang
timbul dari cyberbullying tersebut. Penyampaian materi dilakukan
dengan media presentasi yang dikombinasikan dengan media gambar
seperti video animasi sehingga peserta dapat memahami materi dengan
mudah.
3. Administrasi/Perizinan
Pada tahapan ini kami selaku penulis mengurus perizinan dengan
pihak sekolah maupun pihak lainnya yang terkait dalam pelaksanaan
program.
B. Tahap Pelaksanaan Program
1. Pembukaan
Tahapan pertama dari kegiatan ini adalah pengenalan secara umum
mengenai program yang akan dilakukan. Kegiatan ini dilakukan
dengan melibatkan siswa dan siswa kelas VIII SMP Negeri 1
Denpasar dengan jumlah populasi masing-masing kelas berjumlah 40
orang.
2. Sosialisasi
A. Pemaparan Materi
Pemaparan materi dilakukan pada pertemuan pertama
pelaksanaan kegiatan. Siswa dan siswi dikumpulkan di dalam
suatu ruangan yang nantinya dilanjutkan dengan pemaparan materi
mengenai cyberbullying dan dampak dari cyberbullying tersebut.
Sebelum dilakukan pemaparan materi siswa dan siswi diberikan
pretest yang berisi pertanyaan untuk dijawab secara perorangan
terkait cyberbullying. Setelah itu siswa dan siswi diberikan materi
dan diharapkan untuk menyimak materi yang diberikan melalui
media presentasi yang dikombinasikan dengan video animasi.
Pada akhir pemberian materi akan diberikan posttest berisi
pertanyaan yang sama untuk mengetahui apakah terjadi
peningkatan terkait pengetahuan serta pemahaman siswa dan siswi
terkait cyberbullying

B. Penjelasan Tata Cara Pembuatan Pamflet


Setelah pemaparan materi, siswa dan siswi akan diberikan
penugasan berupa pembuatan pamflet mengenai cyberbullying.
Penugasan ini akan dikerjakan oleh semua kelas VIII dimana pada
setiap kelas akan diambil lima orang perwakilan untuk pembuatan
pamflet, setiap kelompok akan diberi penjelasan terkait tata cara
pembuatan pamflet dan dilanjutkan dengan membuat satu buah
pamflet sekreatif mungkin dengan tema cara mencegah
cyberbullying dikalangan remaja. Pamflet dibuat dengan ukuran
A3 dan ukuran file maksimal 100mb. Pamflet dibuat dengan
aplikasi menggambar digital. Siswa dan siswi peserta sosialisasi
akan diberikan waktu pengerjaan selama satu minggu, kemudian
setelah pamflet selesai di kerjakan perwakilan kelompok
mengirimkan hasil penugasan kepada pihak pelaksana melalui e-
mail. Peserta lalu akan mengunggah 3 pamflet terbaik yang dibuat
secara berkelompok ke akun sosial media Instagram secara
bersamaan pada waktu yang telah ditentukan oleh pihak
pelaksana, pamflet lainnya akan diunggah secara bergiliran setiap
minggunya pada akun instagram khusus yang telah disiapkan
panitia pelaksana dan juga akun instagram siswa-siswi kelas VIII
SMPN 1 Denpasar. Pelaksana juga memberikan informasi kepada
peserta bahwa pamflet yang dibuat akan diunggah dalam akun
Instagram yang khusus dibuat oleh pelaksana untuk
mensosialisasikan mengenai pencegahan fenomena cyberbullying.
Pelaksana akan meminta bantuan kepada peserta untuk mengikuti
(follow) akun Instagram yang bernama …. dibuat khusus oleh tim
pelaksana untuk mensosialisasikan dan mengunggah serta
menyebarkan pamflet dan juga informasi-informasi lain yang telah
dibuat oleh peserta.

C. Penjelasan Mengenai Pemilihan Pamflet Terbaik


Pamflet yang telah dibuat oleh peserta akan dinilai oleh tim
pelaksana dan memilih tiga pamflet terbaik yang akan diberikan
hadiah berupa voucher belanja di toko buku Togamas senilai
Rp200.000 ( dua ratus ribu rupiah ) setiap kelompok. Kriteria
penilaian meliputi seberapa kreatif pamflet yang dibuat oleh
peserta, mengikuti format-format yang diberikan oleh tim
pelaksana, pamflet harus memuat informasi yang singkat padat
dan jelas, serta pamflet dengan like terbanyak di Instagram akan
mendapatkan nilai tambahan dari pelaksana. Pengumuman tiga
pamflet terbaik dan pemberian hadiah untuk peraih tiga pamflet
terbaik akan diumumkan pada pertemuan kedua yaitu satu minggu
setelah kegiatan sosialisasi dilaksanakan.

D. Evaluasi
Evaluasi dilakukan setiap dua kali dalam satu minggu.
Evaluasi berupa review oleh pihak pelaksana terhadap pamflet
yang telah diunggah pada akun Instagram yang dibuat pelaksana
untuk mengunggah pamflet yang telah dibuat oleh peserta.
Dengan cara melihat berapa banyak orang yang menyukai
unggahan tersebut. Semakin banyak like maka kegiatan yang
dilakukan oleh pelaksana tergolong berhasil, karena banyak
partisipasi aktif dari peserta maupun bukan peserta sosialisasi.
Selain review pelaksana juga melakukan evaluasi berupa post-test
kepada seluruh peserta sosialisasi yaitu seluruh siswa – siswi kelas
VIII SMPN 1 Denpasar. Post – test yang dilakukan meliputi
materi – materi yang diberikan pada saat sosialisasi. Program
dinyatakan berhasil jika nilai hasil post-test peserta rata – rata 75.

Anda mungkin juga menyukai