Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

PERTUMBUHAN DAN DIFERENSIASI SEL

DISUSUN OLEH:

PATRICIA RIBKA TANDO

21061009

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS KEPERAWATAN

UNIVERSITAS KATOLIK DE LA SALLE


MANADO

2022
KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan
Rahmat dan Hidayahnya, sehingga penyusunan makalah ini dapat diselesaikan dengan baik dan
selesai tepat pada waktunya. Makalah ini disusun dalam rangka memenuhi tugas, dengan judul
makalah yaitu, “Pertumbuhan dan Diferensiasi Sel”.

Terselesaikannya makalah ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak. Maupun pihak
narasumber-narasumber dari internet. Untuk itu. tak lupa saya penyusun mengucapkan terima
kasih kepada berbagai pihak yang telah memberikan bantuan, baik secara langsung maupun tidak
langsung.

Saya penyusun menyadari bahwa makalah ini masih banyak kesalahan dan kekurangan,
mengingat keterbatasannnya pengetahuan dan pengalaman yang saya miliki. Oleh karena itu,
kritik yang membangun dari semua pihak sangat saya harapkan demi kesempurnaan makalah ini.
Saya berharap makalah ini bermanfaat bagi pembaca.

Manado, 1 Maret 2022

Penyusun

Patricia Ribka Tando


DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL...............................................................................................................i

KATA PENGANTAR……………………………………………………………………....ii

DAFTAR ISI.............................................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang.......................................................................................................................

1.2 Rumusan Masalah..................................................................................................................

1.3 Tujuan....................................................................................................................................

BAB II Pembahasan

2.1 Pengertian pertumbuhan........................................................................................................

2.2 Pengukuran pertumbuhan balita.............................................................................................

2.3 Klasifikasi pertumbuhan berdasarkan antropometri..............................................................

2.4 Dampak terjadinya penyimpangan pertumbuhan balita.........................................................

2.5 Faktor yang mempengaruhi pertumbuhan.............................................................................

2.6 Pengertian diferensiasi sel....................................................................................................

2.7 Sifat-sifat dasar diferensiasi.................................................................................................

2.8 Tahapan diferensiasi............................................................................................................

2.9 Faktor yang menyebabkan terjadinya diferensiasi...............................................................

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan..................................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Reproduksi sel merupakan suatu contoh lain dari peran yang dimainkan oleh system DNA-
genetik, di dalam seluruh proses kehidupan. Gen dan mekanisme pengaturan menentukan
karakteristik pertumbuhan sel dan juga kapan sel-sel ini membelah diri atau apakah untuk
membentuk sel-sel baru. Dengan cara ini, semua system genetic yang penting dapat
mengendalikkaan setiap tahap perkembangan manusia mulai dari sel tunggal ovum yang
sudah dibuaahi sampai seluruh tubuh yang berfungsi.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa itu pertumbuhan sel?
2. Apa itu diferensiasi sel?

1.3 Tujuan
1. Mengetahui apa itu pertumbuhan sel !
2. Mengetahui apa itu diferensiasi sel !
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Pertumbuhan

Pertumbuhan adalah bertambahnya ukuran dan jumlah sel serta jaringan intra seluler
berarti bertambahnya ukuran fisik dan struktur tubuh sebagian atau keseluruhan, sehingga dapat
diukur sengan satuan panjang dan berat. Pertumbuhan terjadi secara simultan dengan
perkembangan.

Pertumbuhan pada masa anak-anak mengalami perbedaan yang bervariasi sesuai dengan
bertambahnya usia anak. Secara umum, pertumbuhan fisik dimulai dari arah kepala ke kaki
(cephalokaudal). Kematangan pertumbuhan tubuh pada bagian kepala berlangsung lebih dahulu,
kemudian secara berangsur-angsur diikuti oleh tubuh bagian bawah. Selanjutnya, pertumbuhan
bagian bawah akan bertambah secara teratur.

2.2 Pengukuran Pertumbuhan Balita

Dalam melakukan penilaian terhadap pertumbuhan anak, terdapat beberapa cara yang
dapat digunakan untuk mendeteksi tumbuh kembang anak, di antaranya dengan pengukuran
antropometri, pemeriksaan fisik, pemeriksaan laboratorium, dan pemeriksaan radiologi. Secara
umum antropometri berarti ukuran tubuh manusia di tinjau dari sudut pandang gizi. Maka
antropometri gizi berhubungan dengan berbagai macam pengukuran dimensi tubuh dan
komposisi tubuh dari berbagai tingkat gizi.

 Berat Badan Menurut Umur


Berat badan adalah salah satu parameter yang memberikan gambaran massa tubuh. Massa
tubuh sangat sensitive terhadap perubahan – perubahan yang mendadak, misalnya karena
terserang penyakit infeksi, menurunnya nafsu makan, atau menurunnya jumlah makanan
yang dikonsumsi. Berat badan adalah parameter antropometrik yang sangat dalam
keadaan normal, dimana keadaan kesehatan baik dan keseimbangan antara konsumsi dan
kebutuhan zat gizi terjamin, maka berat badan berkembang mengikuti pertambuhan
umur. Sebaliknya dalam keadaan abnormal, terdapat dua kemungkinan perkembangan
berat badan, yaitu dapat berkembang atau lebih lambat dari keadaan normal.
 Tinggi Badan Menurut Umur (TB/U)
Tinggi badan merupakan antropometri yang menggambarkan keadaan pertumbuhan
skeletal. Pada keadaan normal, tinggi badan seiring dengan pertumbuhan umur.
Pertumbuhan tinggi badan tidak seperti berat badan, relatif kurang sensitive terhadap
masalah kekuarangan gizi dalam waktu yang pendek. Hubungan defisiensi zat gizi
terhadap tinggi badan akan nampak dalam waktu yang relative lama. Berdasarkan
karakteristik tersebut diatas, maka indeks ini menggambarkan pertumbuhan masa lalu.
Indeks TB/U disamping memberikan pertumbuhan masa lampau, juga lebih erat
kaitannya dengan status ekonomi.
 Lingkar Lengan Atas Menurut Umur (LLA/U)
Lingkar lengan atas memberikan gambaran tentang keadaan jaringan otot dan lapisan
lemak bawah kulit. Lingkar lengan atas merupakan parameter antropometri yang sangat
sederhana dan mudah dilakukan oleh tenaga yang bukan profesional. Penggunaan lingkar
lengan atas sebagai indikator pertumbuhan, disamping digunakan secara tunggal, juga
dalam bentuk kombinasi dengan parameter lainnya.
LLA mencerminkan tumbuh kembang jaringan lemak dan otot yang tidak terpengaruh
banyak oleh keadaan cairan tubuh dibandingkan dengan berat badan. LLA dapat dipakai
untuk menilai keadaan gizi/tumbuh kembang pada kelompok umur pra sekola. Laju tubuh
lambat, dari 11 cm pada saat lahir menjadi 16 cm pada umur satu tahun. Selanjutnya
tidak banyak berubah selama 1-3 tahun.
Antropometri secara umum digunakan untuk melihat ketidakseimbangan asupan protein
dan energi.

2.3 Klasifikasi Pertumbuhan Berdasarkan Antropometri

Klasifikasi pertumbuhan harus didasarkan atas ukuran baku (Standar Reference) dan
terdapat batasan-batasan yang disebut ambang batas. Untuk menentukan klasifikasi pertumbuhan
digunakan Z-skor (Standar Deviasi). Dalam hal ini standar deviasi untuk (Z-skor) digunakan
untuk meneliti dan memantau pertumbuhan. Standar deviasi unit ini digunakan untuk
mengetahui klasifikasi pertumbuhan seseorang berdasarkan kriteria yang ditetapkan, antara lain
berat badan, umur dan tinggi badan. Pertumbuhan diklasifikasikan berdasarkan standar dan
ukuran baku.

Alat Ukur : Standar WHO-NCHS (dalam Z-score)

Hasil Ukur :

1. Berat Badan Menurut Umur


Gizi lebih : bila Z-score >+2 SD
Gizi baik : bila Z-score ≥-2 SD s/d ≤+2 SD
Gizi kurang : bila z-score <-2 SD sampai -3 SD
Gizi buruk : bila Z-score <-3 SD
2. Tinggi Badan Menurut Umur
Normal : bila Z-score >-2 SD
Pendek : bila Z-score ≥-3 SD s/d ≤-2 SD
Sangat pendek : bila Z-score <-3 SD
3. Berat Badan Menurut Tinggi Badan
Gemuk : bila Z-score >+2 SD
Normal : bila Z-score ≥-2 SD s/d ≤+2 SD
Kurus : bila Z-score ≥-3 SD s/d <-2 SD
Sangat kurus : bila Z-score <-3 SD
4. LLA/U
Normal : >12,5cm
Gizi kurang : <12,5cm

2.4 Dampak Terjadinya Penyimpangan Pada Pertumbuhan Balita

Dampak dari pertumbuhan balita yang tidak normal adalah :

 Gerakan anak balita menjadi lebih lambat sehingga dapat mengganggu pertumbuhan dan
perkembangan tulang dan sendi.
 Kematangan seksual dapat terjadi lebih awal atau dini, menstruasi bisa terjadi pada anak
perempuan yang usianya kurang dari 9 tahun
 Terjadi infeksi saluran pernafasan bagian bawah karena kegemukan mempengaruhi
kapasitas paru-paru.
 Anak sering merasa mengantuk sehingga konsentrasi anak berkurang, akibatnya prestasi
belajar akan menurun, jika anak sudah memasuki sekolah taman kanak-kanak.
 Kurang percaya diri dalam bersosialisasi.
 Penurunan produktivitas.
 Kegemukan pada anak balita dan berlanjut terus pada usia remaja akan beresiko
terjadinya gangguan psikologis, seperti rasa rendah diri atau kurang percaya diri karena
ada anggapan orang gemuk tampak tidak menarik.
 Akan menjadi lingkaran setan yang berulang dari satu generasi ke generasi selama ibu
mengalami gizi yang buruk saat hamil.

2.5 Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Pertumbuhan

Pada umumnya anak memiliki pola pertumbuhan dan perkembangan normal yang
merupakan hasil interaksi banyak faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan
anak. Adapun faktor-faktor tersebut antara lain:

 Faktor dalam (Internal) yang berpengaruh pada tumbuh kembang anak.


1. Ras/Etnik Bangsa
Bangsa-bangsa Asia cenderung bertubuh pendek dan kecil, sementara itu bangsa
Amerika cenderung tinggi dan besar. Beberapa ahli antropologi menyatakan ras
kuning cenderung lebih pendek di banding dengan ras kulit putih.
2. Keluarga
Banyak dijumpai dalam satu keluarga ada yang tinggi dan ada yang pendek.
3. Umur
Umur yang paling rawan adalah masa balita, oleh karena pada masa itu anak mudah
sakit dan mudah terjadi kurang gizi.
4. Jenis Kelamin
Pada umur tertentu laki-laki dan perempuan sangat berbeda dalam ukuran besar,
kecepatan tumbuh, proporsi jasmani, dan lain-lain. Anak dengan jenis kelamin laki-
laki pertumbuhannya cenderung lebih cepat daripada anak perempuan.
5. Genetik
Melalui instruksi genetik yang terkandung di dalam sel telur yang telah dibuahi, dapat
ditentukan kualitas dan kuantitas pertumbuhan.
6. Kelainan Kromosom
Seperti sindrom Down, sindrom Turner, dll.
 Faktor Luar (Eksternal)
1. Faktor Prenatal
a. Gizi
Keadaan kurang gizi pada masa kehamilan pada ibu akan berakibat buruk
terhadap janin, seperti terjadinya anomali dan bahkan abortus, prematuritas, lahir
mati, kematian perinatal, berat badan lahir rendah, penurunan kecerdasan anak,
gangguan pertumbuhan anak, dan lain-lain.
Anak yang lahir dari ibu yang gizinya kurang dan hidup di lingkungan miskin
maka akan mengalami kurang gizi juga dan mudah terkena infeksi dan
selanjutnya akan menghasilkan wanita dewasa yang berat dan tinggi badannya
kurang pula. Keadaan ini merupakan lingkaran setan yang akan berulan dari
generasi ke generasi selama kemiskinan tersebut tidak ditanggulangi.
b. Mekanis
Trauma dan cairan ketuban kurang dapat menyebabkan kelainan bawaan pada
bayi yang dikandungnya. Faktor mekanis seperti posisi tubuh fetus yang abnormal
dan oligohidramnion dapat menyebabkan kelainan konginetal seperti mikrognatia,
kaki bengkok dan clubfoot.
c. Toksin/Zat Kimia
Obat-obatan tertentu seperti thalidomide dan obat anti kanker dapat menyebabkan
kelainan bawaan pada janin yang dalam kandungan terutama apabila diminum ibu
dengan kehamilan pada masa organogenesis, yaitu masa pembentukan organ-
organ, yang merupakan masa yang sangat peka terhadap zat-zat teratogen.
d. Endokrin
Insulin mulai diproduksi oleh janin pada minggu ke11, lalu meningkat sampai
bulan ke-6 dan kemudian konstan. Berfungsi untuk pertumbuhan janin melalui
pengaturan keseimbangan glukosa darah, sintesis protein janin, dan pengaruhnya
pada pembesaran sel sesudah minggu ke 30.
e. Radiasi
Radiasi pada janin sebelum umur kehamilan 18 minggu dapat menyebabkan
kematian janin, kerusakan otak, mikrosefali, atau cacat bawaan lainnya.
f. Infeksi
Infeksi intrauterine yang sering menyebabkan cacat bawaan adalah TORCH
(Toxoplasmosis, Rubella, Cytomegalovirus, Herpes Simplex). Sedangkan infeksi
lainnya yang juga dapat menyebabkan penyakit pada janin adalah varisela,
malaria, HIV, Polio, campak, Leptospira.
g. Kelainan Imunologi
Rhesus atau ABO inkomtabilitas sering menyebabkan abortus, atau lahir mati.
h. Anoreksi Embrio
Menurunnya oksigenasi janin melalui gangguan pada plasenta atau tali pusat
menyebabkan berat badan lahir rendah.
2. Faktor Persalinan
Komplikasi persalinan pada bayi seperti trauma kepala, asfiksia dapat menyebabkan
kerusakan jaringan otak.
3. Faktor Pasca Bersalin
a. Gizi
Pemberian ASI/ menyusui dalam periode ekstra gestasi dengan payudara sebagai
“plasenta eksternal”, karena payudara menggantikan fungsi plasenta tidak hanya
dalam memberikan nutrisi bagi bayi, tetapi juga sangat mempunyai arti dalam
perkembangan anak karena seolah-olah hubungan anak ibu tidak terputus begitu
dia dilahirkan ke dunia. Demikian pula dengan pemberian ASI sedini mungkin
segera setelah bayi lahir, merupakan stimulasi dini terhadap tumbuh kembang
anak.
b. Penyakit Kronis/Kelainan Konginetal
Anak yang menderita penyakit menahun akan terganggu tumbuh kembangnya dan
pendidikannya, disamping itu anak juga mengalami stres yang berkepanjangan
akibat dari penyakitnya.
c. Lingkungan Fisis dan Kimia
Lingkungan fisik yang dapat mempengarhi pertumbuhan seperti cuaca, keadaan
geografis, sanitasi lingkungan, keadaan rumah dan radiasi. Kondisi geografis yang
berkapur di daerah pegunungan dan daerah lahar dapat menyebabkan kandungan
yodium dalam tanah rendah. Umumnya di daerah endemik, gangguan akibat
kekurangan yodium (GAKY) pertumbuhan penduduk sangat terhambat seperti
cebol atau kretinisme.
d. Psikologis
Seperti kemunduran mental/emosi
e. Endokrin
Faktor hormonal yang berperan dalam tumbuh kembang anak antara lain hormon
somatotropin, tiroid, dan glukokortiroid.
Hormon yang berpengaruh terhadap tumbuh kembang antara lain adalah:
1. Somatotropin atau “growth hormon” (GH = Hormon pertumbuhan)
Merupakan pengatur utama pada pertumbuhan somatis terutama pertumbuhan
kerangka. Pertahmbahan tinggi badan sangat dipengaruhi oleh kormon ini.
GH merangsang terbentuknya somatomedin yang kemudian berefek pada
tulang rawan. GH mempunyai “Icircadian variation”dimana aktifitasnya
meningkat pada malam hari pada waktu tidur, sesudah makan, sesudah latihan
fisik, perubahan kadar gula darah dan sebagainya.
2. Hormon tiroid
Hormon ini mutlak diperlukan pada tumbuh kembang anak karena
mempunyai fungsi pada metabolisme protein, karbohidrat, dan lemak.
Maturasi tulang juga didibawah pengaruh hormon ini. Demikian pula dengan
pertumbuhan dan fungsi otak sangat tergantung pada tersedianya hormon
tiroid dalam kadar yang cukup. Defisiensi hormon tiroid mengakibatkan
retardasi fisik dan mental yang kalau berlangsung lama, dapat menjadi
permanen.
3. Glukokortikoid
Mempunyai fungsi yang bertentangan dengan somatotropin, tiroksin, serta
androgen, karena kortison mempunyai efek anti-anabilik. Kalau kortison
berlebihan akan mengakibatkan pertumbuhan terhambat/terhenti dan terjadi
osteoporosis.
4. Hormon-hormon seks
Mempunyai peranan dalam fertilitas dan reproduksi. Pada permulaan
pubertas, hormon seks memacu pertumbuhan badan, tetapi sesudah beberapa
lama justru menghambat pertumbuhan.
5. Insulin like growht factos (IGFs)
Merupakan somatomedin yang kerjanya sebagai mediator GH dan kerjanya
mirip dengan insulin. Fungsinya selain sebagai growth promoting factor yang
berperan pada pertumbuhan, sebagai mediator GH, aktifitasnya mirip insulin,
efek mitogenik terhadap kondrosit, osteoblas dan jaringan lainnya.
f. Sosio-ekonomi
Seperti motivasi, ganjaran atau hukuman, kelompok sebaya, stres, lingkungan
sekolah, cinta dan kasih sayang serta kualitas interaksi antara anak dan orang tua.
Pendapatan keluarga, stabilitas rumah tangga, urbanisasi.
g. Stimulasi Merupakan hal yang penting dalam tumbuh kembang anak. Anak yang
mendapatkan stimulasi yang terarah dan teratur akan lebih cepat berkembang
dibandingkan dengan anak yang kurang/tidak mendapat stimulasi.
h. Obat-obatan
Seperti alkohol, tembakau dan kecanduan obat-obat lainnya.

2.6 Diferensiasi Sel

Diferensiasi merupakan sebuah proses umum dalam sel induk dewasa yang membelah
dan berdiferensiasi menjadi sel anak yang lebih khusus. Ada berbagai jenis sel dalam tubuh
manusia. Dalam sebuah sel yang dapat berdiferensiasi menjadi semua jenis sel yang membentuk
tubuh dikenal sebagai sel pluripotent. Sel-sel ini dikenal sebagai sel embrionik pada hewan dan
mamalia, sebuah sel yang dapat berdiferensiasi menjadi hampir semua jenis tipe sel, termasuk
sel-sel plasenta dikenal sebagai sel totipoten.

Proses yang menyebabkan sekumpulan sel menjadi berbeda-beda dalam dalam struktur,
fungsi dan prilaku. Diferensiasi berlangsung waktu embrio, berkat diferensiasi suatu indifidu
bentuk definitif jadi terdiri atas berbagi macam jaringan. Jaringan adalah sekumpulan sel yang
memiliki bentuk, struktur, fungsi dan prilaku sama. Jaringan berasosiasi membantuk
sistem.Seluruh sistem berhimpun membina tubuh suatu organisme.

Diferensiasi terjadi pada seluruh mahluk hidup. Dengan diferensiasi terjadilah pembagian
aktifitas tubuh, sehingga menjadi efektif. Pada makalah ini, kita akan membahas tentang sifat
dasar diferensiasi sel, tempat diferensiasi, faktor diferensiasi, dan apa saja yang mempengaruhi
proses diferensiasi sel.

2.7 Sifat-sifat Dasar Diferensiasi

Diferensiasi merupakan proses tumbuh dan berkembangnya sel ke arah fungsi khusus
yang tidak dimiliki oleh sel asal. Diferensiasi berlangsung sewaktu embrio, berkat diferensiasi
suatu individu bentuk definitive jadi terdiri atas berbagai macam jaringan. Jaringan adalah
kumpulan sel yang memiliki bentuk, struktur, fungsi, dan prilaku sama. Jaringan berasosiasi
membentuk alat, dan alat berasosiasi pula membentuk sistem. Seluruh sistem berhimpun
membina tubuh suatu organisme. Proses diferensiasi adalah proses terbentuknya sifat-sifat yang
baru atau menghilangnya sifat yang tidak ada sehingga sel mendapat sifat dan struktur yang baru.
Jadi diferensiasi menekankan pada perubahan kualitatif. Dengan adanya diferensiasi perbedaan
struktur dan sifat-sifat pada sel, jaringan dan organ.

Dengan diferensiasi terjadilah spesialisasi bagi berbagai populasi sel anak. Spesialisasi
itu terjadi baik intra maupun ekstraseseluler. Spesialisasi intra ialah:

1. Sel otot mengandung mikrofilamen aktin dan myosin yang banyak dan tersusun berjajar
rapat, disertai dengan banyaknya mitokondria yang perlu untuk sumber energi bagi
proses berkerut-kerut.
2. Sel kelenjar penghasil enzim mengandung retikulum endoplasma kasar yang banyak dan
alat golgi yang besar.
3. Sel epitel kulit mengandung retikulum endoplasma banyak dan giat memeroduksi serat
keratin.
4. Sel saraf memiliki bentuk khas, yaitu panjang halus seperti serat dan mampu mengalirkan
rangsangan listrik maupun kimia, pada ujung serabut dihasilkan cairan kimia. Pada ujung
serabut dihasilkan cairan kimia yang disebut neurotransmitter.

2.8 Tahapan Diferensiasi

Dalam diferensiasi terjadi kedalam beberapa tahapan yaitu pada tingkat pertumbuhan
embrio.Seperti zigot, blastula, grastula, tubulasi, organogenesis.
 Zigot
Zigot adalah ovum yang fertilisasi dibuahi spermatozon. Bagian atas ovum Amphioxus,
disebut kutub animal terdapat daerah ooplas (sitoplasma ovum) yang nantinya akan
menjadi bakal ektoderm. Bagian bawah kutub ovum disebut kutub vegetal ooplas yang
akan menjadi bakal mesoderm. Sedangkan bagian samping antara kedua kutub akan
menjadi bakal endoderm. Eksoderm bakal tumbuh menjadi epidermis dan saraf.
Endoderm bakal menjadi lapisan lendir saluran pencernaan bersama kelenjar dan paru,
mesoderm bakal menjadi jaringan pengikat, penunjang, otot, alat dalam.
 Blastula
Terjadi pada tingkat pertumbuhan embrio, terbentuk daerah kelompok sel yang akan
menjadi jaringan utama tubuh. Setelah berdiferensiasi, pupolasi sel menjadi epidermis,
saraf, notokord (sumbu penyokong primer), mesoderm.Diferensiasi mulai terjadi pada
kelompok sel. Blastomer (sel blastula) sebelah bakal jadi endoderm, sebelah atas bakal
jadi ektoderm, dan bagian tengah bakal menjadi mesoderm.
 Gastrula
Pada tingkat gastrula, embrio sudah mengandung 3 lapis benih yang terdiri dari sel-sel
yang tersusun di daerah tertuntu tubuh, yaitu ektoderm, mesoderm dan endoderm.Pada
tingkat grastula, baru berupa daerah sel sedangkan pada tingkat gastrula sudah
membentuk lapisan yang sangat jelas.Diferensiasi berlanjut dengan terbentuknya 3 lapis
benih yaitu ektoderm sebelah luar, endoderm sebelah dalam dan mesoderm di tengah.
 Tubulasi
Pada tingkat tubulasi, ketiga lapis benih, sudah berupa bumbung sehingga merupakan
bumbung epidermis yang melingkup seluruh permukaan tubuh. Bumbung saraf bagian
depan, bakal jadi otak dan yang belakang bakal bakal jadi batang saraf punggung.
Bumbung endoderm menjadi lapisan lendir saluran pencernaan, dan bumbung mesoderm
akan membentuk otot, alat dalam dan rongga tubuh. Diferensiasi makin rinci pada tingkat
tabulasi.Lapisan ektoderm membentuk bumbung epidermis/kulit dan bumbung saraf,
lapisan endoderm membentuk bumbung saluran pencernaan, dan lapisan mesoderm
membentuk berbagi bumbung dan saluran pada berbagi alat dalam.
 Organogenesis
Pada tingkat organogenesis, diferensiasi lebih rinci lagi, di sini sudah terbentuk seluruh
macam jaringan dan alat tubuh secara lengkap, sehingga pada saat kelahiran anak sudah
dalam bentuk yang tetap.Pada beberapa Vertebrata rendah, seperti ikan dan amfibi masih
ada tingkat berudu, sebagai bentuk tetap.
Bumbung mengalalami diferensiasi lagi berbentuk berbagai alat.Bumbung saraf
membentuk bagian-bagian otak dengan kuncup indera.Bumbung endoterm
berdiferensiasi membentuk saluran pencernaan dan saluran pernapasaan termasuk
kelenjar hati dan pankreas. Bumbung mesoderm berdiferensiasi membentuk otot , tulang,
ginjal, gonad, jaringan pengikat, serta darah bersama pembuluh dan jantung.

2.9 Faktor yang Menyebabkan Terjadinya Diferensiasi


 Faktor Ekstrinsik
Faktor ekstrinsik adalah faktor yang berasal dari luar sel. Faktor ekstrinsik terdiri dari
supali bahan metabolis dan elektrolit, gas pernapasan, gravitasi, suhu, sinar matahari, pH,
letak sel dan kadar zat induktor dan mesoderm. Protoplasma, merupakan bahan sel anak,
sebagian besar terdiri dari protein dan lemak.Lemak membina membran bersama protein,
sedangkan protein sendiri membina sebagian besar organel dan bahan produksi.Oleh
sebab itu dalam pertumbuhan dan diferensiasi, sintesa protein memegang peran
utama.Arah diferensiasi ditentukan pada arah atau bentuk sintesa protein.Factor intrinsic
dan ekstrinsik diferensiasi di atas berpengaruh secara langsung atau tidak langsung
terhadap sintesa protein.
 Faktor Intrinsik
Faktor intrinsik adalah faktor yang berasal dari dalam sel. Faktor intrinsik berada dalam
inti dan sitoplasma.Faktor dalam inti adalah kromatin. Faktor dalam sitoplasma sangat
kompleks, terutama berupa enzim, kadar metabolit dan elektrolit, serta komposisi suatu
organel.
Hormon menjadi faktor diferensiasi ketika embrio sudah menempuh tahap
organogenesis.Hormon mungkin dihasilkan oleh tubuh embrio sendiri, atau dihasilkan
oleh tubuh induk, yang mengalirkannya ke tubuh embrio melalui plasenta (pada
mamalia). Hormon steroid dapat merembes masuk sel, terus ke dalam inti dan
merangsang ADN untuk melakukan transkripsi atau replikasi untuk persiapan bermitosis.
Hormon non-steroid merangsang zat reseptor pada plasmalemma, dan secara estafet
menyampaikan rangsangan kepada ADN inti untuk aktif bertranskripsi atau replikasi.
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Pertumbuhan adalah bertambahnya ukuran dan jumlah sel serta jaringan intra seluler berarti
bertambahnya ukuran fisik dan struktur tubuh sebagian atau keseluruhan, sehingga dapat diukur
sengan satuan panjang dan berat. Pertumbuhan terjadi secara simultan dengan perkembangan.

Hal-hal yang dapat disimpulkan dari diferensiasi sel adalah karakteristik khusus
pertumbuhan sel dan pembelahan sel adalah direrensiasi sel, yang berarti perubahan sifat
fisikdan fungsi sel sewaktu sel berproliferasi dari embrio untuk membentuk struktur tubuh yang
berbeda-beda. Teori yang paling awal dan paling sederhana untuk menjelaskan
diferensiasi adalah
bahwa komposisi genetic dari nucleus mengalami perubahan selama generasi sel berikutnya
dalam cara yang sedemikian rupa sehingga satu sel anak mewarisi sebuah perangkat
gen yang berbeda dari sel anak yang lain. Teori ini sekarang sudah disangkal dalam banyak
hal tetapi dilukiskan paling baik.

Diferensiasi merupakan sebuah proses umum dalam sel induk dewasa yang membelah
dan berdiferensiasi menjadi sel anak yang lebih khusus. Ada berbagai jenis sel dalam tubuh
manusia. Dalam sebuah sel yang dapat berdiferensiasi menjadi semua jenis sel yang membentuk
tubuh dikenal sebagai sel pluripotent.
DAFTAR PUSTAKA

http://eprints.poltekkesjogja.ac.id/2258/3/Chapter%20II.pdf

https://docplayer.info/37327942-Bab-viii-pertumbuhan-perkembangan-dan-diferensiasi-sel.html

https://www.dosenpendidikan.co.id/diferensiasi-sel/

https://pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2010/05/diferensiasi_sel.pdf

https://eprints.uny.ac.id/46788/15/PENDUKUNG%20LKPD%20PERTUMBUHAN%20DAN
%20PERKEMBANGAN.pdf

https://pdfcoffee.com/makalah-sel-dan-jaringan-6-pdf-free.html

Anda mungkin juga menyukai