Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

PENCEGAHAN STUNTING
MELALUI PHBS DAN GIZI SEIMBANG
DENGAN TEMA “AKU SUKA MAKAN SAYUR DAN BUAH”

TP PKK KECAMATAN GLENMORE


BANYUWANGI – JAWA TIMUR
TAHUN 2022

i
MOTTO

Pengalaman adalah Guru terbaik. Karier dan tahta dapat diraih dengan pengalaman.

Cintai sesuatu yang kita tekuni dan jangan abaikan.

Dunia kita adalah diri kita sendiri, maka salami diri kita sendiri sebelum menerawang
dunia lain.

Luasnya jaringan komunikasi kita membuktikan langkah dan wawasan kita terhampar
jauh ke depan.

Dunia Pendidikan merupakan dunia inovasi, maka pendidikan harus mampu mencetak
mencetak generasi yang inovatif dan kreatif.

Dengan pendidikan kita dapatkan perubahan, dengan pasrah kita dapatkan apa adanya,
dengan usaha kita dapatkan solusi meraih cita-cita dan bukan angan-angan.

ii
KATA PENGANTAR

Rasa syukur yang sedalam-dalamnya ditunjukkan kepada Allah SWT, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah dan inayah-Nya sehingga penulis dapat menyusun dan
menyelesaikan makalah ini walaupun dengan tertatih-tatih serta dengan hasil yang sangat
sederhana.

Tak lupa kami sampaikan pula rasa hormat setinggi-tingginya dan rasa terima kasih
sedalam-dalamnya terutama sekali kepada :
1. Bapak dan Ibu Camat Kecamatan Glenmore
2. Rekan-rekan Guru PAUD Kecamatan Glenmore
3. Para Sahabat dan relasi
4. Dan teman-teman Tim Penggerak PKK Kecamatan Glenmore semuanya

Yang telah memberikan petunjuk, kritik dan saran yang inovatif serta yang tulus sehingga
penulis dengan kemampuan dan kesempatan yang ada dan sederhana ini dapat menyajikan APE
ini sebagaimana adanya sekarang.

Penulis menyadari betapa banyak keterbatasan dan kekurangan – kekurangan yang ada,
karenanya pintu kritik dan saran yang membangun kami buka lebar – lebar demi penyempurnaan
makalah ini dan demi perbaikan penyusunan karya ilmiah yang lain dan masa mendatang.

Namun demikian tentu penulis berharap kiranya embun yang hanya setetes ini dapat
memberikan sumbangan pemikiran yang berdampak membawa kemajuan dan membawa manfaat
yang tak kunjung padam bagi dunia pendidikan khususnya para kader PKK. Semoga Allah
meridloinya, Amin.

Glenmore, 13 Juli 2022

Penulis

iii
DAFTAR ISI

Halaman Sampul ................................................................................................ i


Motto .................................................................................................................. ii
Kata Pengantar ................................................................................................... iii
Daftar Isi ............................................................................................................ iv
1.1 Konsep Pencegahan Stunting ..................................................................... 1
1.2 Konsep PHBS ............................................................................................. 3
1.3 Konsep Gizi Balita ...................................................................................... 4
1.4 Cerita Panggung Boneka ............................................................................. 7
Penutup ............................................................................................................... 8

iv
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Konsep Pencegahan Stunting


Stunting adalah kondisi gagal tumbuh pada anak balita akibat dari kekurangan gizi kronis
sehingga anak menjadi terlalu pendek untuk usianya. Kekurangan gizi terjadi sejak bayi dalam
kandungan dan pada masa awal setelah anak lahir, tetapi baru nampak setelah anak berusia 2
tahun (Kementerian Keuangan RI, 2018). Stunting merupakan masalah kurang gizi kronis yang
disebabkan oleh asupan gizi kurang dalam waktu cukup lama akibat pemberian makanan yang
tidak sesuai dengan kebutuhan gizi. Stunting terjadi mulai janin masih dalam kandungan dan
baru nampak saat anak berusia dua tahun. Kekurangan gizi pada usia dini meningkatkan angka
kematian bayi dan anak, menyebabkan penderitanya mudah sakit dan memiliki postur tubuh
tidak maksimal saat dewasa (Millennium Challenge Account Indonesia, 2014). Menurut peneliti
stunting adalah masalah gagal tumbuh yang terjadi pada balita karena asupan gizi yang kurang
didapatkan balita sejak lahir sehingga anak menjadi pendek maupun sangat pendek jika
dibandingkan dengan anak seusianya.
Negara - negara berkembang dan salah satunya Indonesia memiliki beberapa masalah gizi
pada balita, di antaranya wasting, underweight, overweight, dan stunting. Stunting merupakan
kondisi kronis yang menggambarkan 10 terhambatnya pertumbuhan karena malnutrisi jangka
panjang. Stunting menurut WHO Child Growth Standard dengan batas (z-score) <-2 SD (WHO,
2010). Indikator berdasarkan TB/U menggambarkan status gizi yang sifatnya kronis, artinya
muncul sebagai akibat dari keadaan yang berlangsung lama seperti kemiskinan, perilaku hidup
tidak sehat, dan pola asuh/ pemberian makan yang kurang baik dari sejak anak dilahirkan
sehingga menyebabkan anak menjadi pendek (Balitbangkes, 2013).
Balita pendek dapat diketahui bila seorang balita sudah diukur panjang dan tinggi
badannya, lalu dibandingkan dengan standar dan hasilnya berada di bawah normal (Kementerian
Kesehatan RI, 2016b). Menilai status gizi dapat menggunakan tinggi badan dan umur yang
dikonversikan dalam z-score. Nilai zscore dapat dicari menggunakan rumus atau aplikasi dari
WHO (WHO Anthro). Menghitung nilai z-score dapat dicari menggunakan rumus (PSG, 2016) :
Nilai median simpang baku dan nilai simpang baku rujukan dapat dilihat pada gambar berikut
(lampiran 4): Berdasarkan nilai z-score masing - masing indikator tersebut ditentukan status gizi
balita sebagai berikut : TB/PB – Median Simpang Baku Nilai Simpang Baku Rujukan 11 Tabel 1
Pengelompokkan Status Gizi (TB/Umur) Berdasarkan Z-Score Indeks Status Gizi (TB/Umur) z-
score TB/U Sangat Pendek < -3,0 Pendek ≥ -3,0 s/d <-2,0 Normal ≥ -2,0 s/d
Stunting disebabkan oleh faktor multi dimensi yang tidak hanya disebabkan oleh faktor
gizi buruk yang dialami oleh ibu hamil maupun anak balita. Intervensi yang paling menentukan
untuk dapat mengurangi pervalensi stunting oleh karenanya perlu dilakukan pada 1.000 Hari

1
Pertama Kehidupan (HPK) dari anak balita (Sekretariat Wakil Presiden Republik Indonesia,
2017).
Stunting memiliki dampak yang besar terhadap tumbuh kembang anak dan juga
perekonomian Indonesia di masa yang akan datang. Dampak stunting terhadap kesehatan dan
tumbuh kembang anak sangat merugikan. Stunting dapat mengakibatkan gangguan tumbuh
kembang anak terutama pada anak berusia di bawah dua tahun. Anak-anak yang mengalami
stunting pada umumnya akan mengalami hambatan dalam perkembangan kognitif dan
motoriknya yang akan mempengaruhi produktivitasnya saat dewasa. Selain itu, anak stunting
juga memiliki risiko yang lebih besar untuk menderita penyakit tidak menular seperti diabetes,
obesitas, dan penyakit jantung pada saat dewasa (Kementerian Kesehatan RI, 2018b).
Berikut merupakan pencegahan stunting yang dapat dilakukan :
1. Penuhi kebutuhan nutrisi
Ini merupakan salah satu hal yang penting dilakukan guna mencegah stunting pada anak. Agar
proses tumbuh kembang anak bisa berjalan dengan optimal, ia perlu mendapatkan asupan nutrisi
yang cukup di 1000 hari pertama kehidupannya, yakni sejak masih menjadi janin hingga usia
sekitar 2 tahun.
Selama hamil, pastikan Bumil mengonsumsi cukup makronutrien, seperti karbohidrat, lemak,
dan protein. Selain itu, Bumil juga perlu mengonsumsi makanan dan minuman yang kaya
vitamin dan mineral, yakni zat besi, asam folat, kolin, magnesium, yodium, zinc, vitamin A,
vitamin B, dan vitamin D.
Untuk mencukupi asupan nutrisi di atas guna mencegah stunting pada anak, Bumil perlu
mengonsumsi beragam jenis makanan sehat bergizi seimbang, seperti ikan, telur,
daging, seafood, kacang, biji-bijian, susu, keju, yoghurt, serta aneka buah dan sayuran.
2. Lakukan pemeriksaan kandungan secara rutin
Rutin melakukan pemeriksaan kandungan adalah hal yang tidak kalah penting dalam
mencegah stunting pada anak. Pemeriksaan rutin selama kehamilan diperlukan untuk memantau
tumbuh kembang janin, dan mendeteksi apabila terdapat masalah pada janin atau kesehatan
Bumil.
Dengan demikian, dokter bisa melakukan penanganan lebih awal, agar anak tidak
mengalami stunting dan menjaga kondisi kesehatan Bumil tetap baik.
3. Terapkan perilaku hidup bersih dan sehat
Perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) juga penting untuk Bumil jalani guna mencegah
terjadinya infeksi selama kehamilan.
Penting untuk diingat bahwa infeksi bakteri, virus, atau parasit tertentu yang Bumil alami bisa
meningkarkan risiko janin mengalami stunting atau bahkan masalah kesehatan lain yang lebih
serius, seperti cacat bawaan lahir.

2
4. Hindari paparan asap rokok
Untuk mendukung pertumbuhan janin yang sehat, Bumil juga harus berhenti merokok dan
menghindari paparan asap rokok. Pasalnya, paparan asap rokok dapat meningkatkan risiko anak
terlahir prematur, memiliki berat badan lahir rendah, hingga mengalami stunting.
Jika ada anggota keluarga yang merokok di rumah, Bumil sebaiknya meminta mereka untuk
tidak merokok di dalam rumah. Sementara itu, saat berada di luar rumah, guna menghindari
paparan polusi, debu, serta kuman dan virus di udara, Bumil bisa mengenakan masker.
5. Berolahraga secara rutin
Berolahraga secara rutin saat hamil dapat mendukung kehamilan yang sehat sekaligus
meningkatkan stamina dan kebugaran Bumil. Olahraga saat hamil juga baik untuk mendukung
pertumbuhan janin dan mengurangi risikonya untuk mengalami stunting.
Itulah berbagai informasi seputar cara mencegah stunting pada anak yang bisa dilakukan sejak
masa kehamilan.
1.1 Konsep PHBS
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) adalah bentuk perwujudan orientasi hidup sehat
dalam budaya perorangan, keluarga, dan masyarakat, yang bertujuan untuk meningkatkan,
memelihara, dan melindungi kesehatannya baik secara fisik, mental, spiritual, maupun sosial.
PHBS Perilaku hidup bersih dan sehat bertujuan memberikan pengalaman belajar atau
menciptakan suatu kondisi bagi perorangan, kelompok, keluarga, dengan membuka jalur
komunikasi, informasi, dan edukasi untuk meningkatkan pengetahuan, sikap, serta perilaku
sehingga masyarakat sadar, mau dan mampu mempraktikkan perilaku hidup bersih dan sehat.
Melalui PHBS diharapkan masyarakat dapat mengenali dan mengatasi masalah sendiri dan dapat
menerapkan cara-cara hidup sehat dengan menjaga, memelihara dan meningkatkan kesehatannya
(Notoadmodjo S, 2007).
Manfaat PHBS secara umum adalah untuk meningkatkan kesadaran masyarakat agar mau
dan mampu menjalankan hidup bersih dan sehat. Hal tersebut menjadi penting untuk dilakukan
agar masyarakat sadar dan dapat mencegah serta mengantisipasi atau menanggulangi masalah-
masalah kesehatan yang mungkin muncul. Selain itu, dengan menerapkan dan mempraktikan
PHBS diharapkan masyarakat mampu menciptakan lingkungan yang sehat sehingga dapat
meningkatkan kualitas hidup. Dalam implementasinya, kebermanfaatan PHBS ini dapat
diterapkan di berbagai area, seperti sekolah, tempat kerja, rumah tangga, dan masyarakat. Berikut
adalah penjelasan mengenai kebermanfaatan PHBS pada area-area tersebut:
1. Sekolah
PHBS merupakan kegiatan memberdayakan siswa, guru dan masyarakat di lingkungan
sekolah untuk mau menerapkan dan mempraktiKkan pola PHBS dalam rangka
menciptakan lingkungan sekolah yang bersih dan sehat. Manfaat menerapkan PHBS di
sekolah mampu menciptakan lingkungan yang bersih dan sehat sehingga dapat

3
mendukung kelancaran proses belajar mengajar para siswa, guru serta masyarakat di
sekitar lingkungan sekolah tersebut.
2. Tempat Kerja
PHBS adalah kegiatan untuk memberdayakan para pekerja agar tahu dan mampu
mempraktikkan PHBS dan berperan dalam menciptakan tempat kerja yang bersih dan
sehat. Manfaat yang diperoleh dengan menerapkan pola PHBS di tempat kerja yaitu, para
pekerja mampu menjaga dan meningkatkan kesehatannya sehingga tidak mudah sakit,
serta meningkatkan citra tempat kerja yang positif, sehingga mendukung peningkatan
semangat dan produktivitas kerja.
3. Keluarga, Rumah tangga atau tempat tinggal lainnya seperti panti/LKSA dan tempat
pengasuhan anak lain
PHBS dapat menciptakan keluarga yang sehat dan mampu mencegah atau meminimalisir
munculnya permasalahan kesehatan. Manfaat menerapkan dan mempraktikan PHBS di
rumah tangga termasuk di tempat pengasuhan anak lainnya antara lain, setiap anggota
keluarga tidak mudah terkena penyakit, dapat meningkatkan kesejahteraan dikarenakan
produktifitas anggota keluarga juga meningkat. Selain itu, dengan menerapkan PHBS
secara konsisten akan menciptakan budaya hidup bersih dan sehat dalam keluarga. Selain
itu seluruh anggota keluarga dapat tumbuh dan berkembang dengan sehat dan tercukupi
asupan gizi.
4. Masyarakat
PHBS merupakan upaya masyarakat untuk menerapkan serta mempraktikkan pola hidup
bersih dan sehat dalam rangka menciptakan lingkungan yang bersih dan sehat. Penerapan
PHBS ini diharapkan dapat mencegah, meminimalisir munculnya serta penyebaran
penyakit. Selain itu masyarakat mampu memanfaatkan pelayanan fasilitas kesehatan dan
mengembangkan kesehatan yang bersumber dari masyarakat.
Penerapan PHBS dalam kehidupan sehari-hari memiliki tolok ukur yang dapat digunakan
sebagai ukuran bahwa seseorang dikatakan sudah melakukan atau memenuhi kriteria
menjalankan perilaku hidup bersih dan sehat
1.3 Konsep Gizi Balita
Berikut beberapa hal yang perlu dicermati oleh orang tua dalam memilih makanan yang sehat
bagi anak (Murtie, 2014: 125):
a) Pilih makanan yang seimbang bagi kebutuhan anak, seimbang nutrisi dan nilai gizinya.
Makanan yang tidak seimbang kurang menyehatkan bagi anak-anak. Semestinya anak
mendapatkan makanan lengkap yang seimbang mulai dari karbohidrat yang didapatkan dari
beras dan tepung, protein dari lauk seperti daging dan ikan, sayuran yang banyak
mengandung serat, dan buah-buahan yang kaya vitamin.
b) Sajikan makanan dalam bentuk yang sesuai dengan kematangan usia si anak.

4
c) Siapkan makanan sesuai piramida makanan yang baik dan menyehatkan bagi anak.
Makanan yang berada di piramid paling bawah merupakan makanan yang semestinya
dikonsumsi dalam jumlah terbesar, demikian sampai ke atas merupakan makanan yang
dikonsumsi dalam jumlah paling sedikit.
d) Masaklah makanan dan pilih makanan di luar yang tidak mengandung perasa, pewarna,
dan pengawet buatan dan berbahaya bagi tubuh.
Prinsip Gizi seimbang terdiri dari 4 (empat) Pilar yang pada dasarkan merupakan
rangkaian upaya untuk menyeimbangkan antara zat gizi yang keluar dan zat gizi yang masuk
dengan memonitor berat badan secara teratur. Empat pilar tersebut adalah: Susu Protein yang
terdapat pada lauk-pauk Sayur mayur dan buahbuahan Karbohidrat seperti nasi, roti, mi,
kentang dan sereal 16
a) Mengonsumsi makanan beragam Dalam prinsip ini selain keanekaragaman jenis pangan
juga termasuk proporsi makanan yang seimbang, dalam jumlah yang cukup, tidak berlebihan
dan dilakukan secara teratur. Anjuran pola makan dalam beberapa dekade terakhir telah
memperhitungkan proporsi setiap kelompok pangan sesuai dengan kebutuhan yang
seharusnya. Contohnya, saat ini dianjurkan mengonsumsi lebih banyak sayuran dan buah-
buahan dibandingkan dengan anjuran sebelumnya. Demikian juga dengan jumlah makanan
yang mengandung gula, garam dan lemak yang dapat meningkatkan risiko PTM, dianjurkan
untuk dikurangi. Akhir-akhir ini minum air dalam jumlah yang cukup telah dimasukkan
dalam komponen gizi seimbang oleh karena pentingnya air dalam proses metabolisme dan
dalam pencegahan dehidrasi.
b) Membiasakan perilaku hidup bersih Penyakit infeksi merupakan salah satu faktor penting
yang mempengaruhi status gizi seseorang secara langsung, terutama anak-anak. Seseorang
yang mengalami penyakit infeksi akan mengalami penurunan nafsu makan sehingga jumlah
dan jenis zat gizi yang masuk ke tubuh berkurang. Dengan membiasakan perilaku hidup
bersih akan menghindarkan seseorang dari keterpaparan terhadap sumber infeksi. Contoh:
1) selalu mencuci tangan dengan sabun dan air bersih mengalir sebelum makan, sebelum
memberikan ASI, sebelum menyiapkan makanan dan minuman, setelah buang air besar dan
kecil, akan menghindarkan terkontaminasinya tangan dan makanan dari kuman penyakit
antara lain kuman penyakit typus dan disentri.
2) menutup makanan yang disajikan akan menghindarkan makanan dihinggapi lalat dan
binatang lainnya serta debu yang membawa berbagai kuman penyakit;
3) selalu menutup mulut dan hidung bila bersin, agar tidak menyebarkan kuman penyakit;
dan 4) selalu menggunakan alas kaki agar terhindar dari penyakit kecacingan.
c) Melakukan aktivitas fisik Aktivitas fisik yang meliputi segala macam kegiatan tubuh
termasuk olahraga merupakan salah satu upaya untuk menyeimbangkan antara pengeluaran
dan pemasukan zat gizi sumber utama energi dalam tubuh. Aktivitas fisik memerlukan
energi. Selain itu, aktivitas fisik juga memperlancar sistem metabolisme zat gizi. Oleh

5
karenanya, akivitas fisik berperan dalam menyeimbangkan zat gizi yang keluar dan yang
masuk ke dalam tubuh.
d) Mempertahankan dan memantau Berat Badan (BB) normal Bagi orang dewasa salah satu
indikator yang menunjukkan bahwa telah terjadi keseimbangan zat gizi di dalam tubuh
adalah tercapainya Berat Badan yang normal, yaitu berat badan yang sesuai untuk Tinggi
Badannya. Indikatir tersebut dikenal dengan Indeks Masa Tubuh (IMT). Oleh karena itu,
pemantauan BB normal merupakan hal yang harus menjadi bagian dari „Pola Hidup‟ dengan
„Gizi Seimbang‟, sehingga dapat mencegah penyimpangan BB dari BB normal, dan apabila
terjadi penyimpangan dapat segera dilakukan langkah-langkah pencegahan dan penangannya
(Kemenkes RI, 2014: 11).

6
CERITA PANGGUNG BONEKA
DENGAN TEMA “AKU SUKA MAKAN SAYUR DAN BUAH”

Cerita panggung boneka ini menceritakan tentang 2 anak yang berbeda karakter dan
berbeda pula makanan kesukaannya. Syifa suka makan sayur dan buah. Sedangkan Tono
suka makan sosis dan es krim. Begitu pun dengan karakternya, Syifa adalah anak yang
penurut selalu menjaga kebersihan dan kesehatan, lain dengan Tono yang suka marah saat
dinasehati, tidak mau menjaga kebersihan dan selalu membuang sampah sembarangan.

Tokoh cerita :
-Nenek
-Ibu
-Syifa
-Tono

Syifa dan Nenek :


-Selalu membuang sampah pada tempatnya
-Rajin mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir
-Kalau BAB di jamban
-Suka makan sayur dan buah
-Mematuhi protokol kesehatan dengan memakai masker

Tono dan Ibu :


-Malas makan
-Malas mencuci tangan
-Tidak mau makan sayur dan buah
-Suka makan sosis dan es krim
-Suka membuang sampah sembarangan
-Kalau BAB di Sungai
-Mudah sakit

Nenek :
-Memberi nasehat kepada ibu-ibu di posyandu agar menjaga pola makan anak-anaknya,
memberikan gizi yang seimbang, terbiasa menerapkan pola hidup bersih terutama pada ibu
hamil.

7
PENUTUP

Dengan kehikmatan yang sedalam – dalamnya kami panjatkan segala puji dan rasa
syukur kepada ALLAH SWT, atas segala nikmat dan petunjukNya sehingga penulis mampu
menyelesaikan penyusunan makalah ini dengan cukup membahagiakan.

Namun demikian suatu hal yang cukup membahagiakan ini bukan tanpa cacat, kiranya
ada benarnya “tidak ada gading yang tak retak” , “tak ada mawar yang tak berduri”. Segala
sesuatu ada cacatnya, untuk inilah pintu demokrasi kami buka lebar-lebar agar saran dan kritik
yang inovatif dapat kami pertimbangkan demi refisi dan rehabilitasi edisi selanjutnya.

Kiranya pengertian dan dukungan semua pihak cukup membesarkan hati penulis, lebih-
lebih apabila konsep sederhana ini cukup memberikan sumbangan dan manfaat yang besar dalam
dunia pendidikan khususnya PAUD. Amin.

Anda mungkin juga menyukai