Anda di halaman 1dari 46

PROPOSAL

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN KEBIASAAN KONSUMSI

JAJANAN DENGAN STATUS GIZI PADA REMAJA DI SMPN 2

WATANSOPPENG

THE RELATIONSHIP OF THE LEVEL OF KNOWLEDGE AND SNACK

CONSUMPTION HABITS WITH THE NUTRITIONAL STATUS OF

ADOLESCENTS AT SMPN 2 WATANSOPPENG

ERITARIANI

200305502006

JURUSAN GIZI

FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN DAN KESEHATAN

UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR

TAHUN 2023
HALAMAN PENGESAHAN

Judul : Hubungan Tingkat Pengetahuan dan Kebiasaan


Konsumsi Jajanan dengan Status Gizi pada
Remaja di Smpn 2 Watansoppeng
Nama : Eritariani
Nim : 200305502006
Program Studi : Gizi

Mengetahui,

Pembimbing I Pembimbing II

Dr. M. Rachmat Kasmad, M.Pd dr. Nurussyariah, M.App.Sci., Sp.N (K)


NIP. 197206302000031003 NIP. 197504252002122001

Menyetujui,

Ketua Program Studi Gizi

dr. Nurussyariah, M.App.Sci., Sp.N (K)


NIP. 197504252002122001

i
DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN............................................................................................4
A. Latar Belakang Masalah........................................................................................4
B. Rumusan masalah..................................................................................................7
C. Tujuan penelitian...................................................................................................8
D. Manfaat penelitian.................................................................................................8
BAB II TINJAUAN PUSTAKA...............................................................................10
A. Kajian Teori........................................................................................................10
B. Kerangka Konsep................................................................................................24
C. Hipotesis..............................................................................................................25
BAB III METODE PENELITIAN...........................................................................26
A. Jenis Penelitian....................................................................................................26
B. Waktu dan Tempat Penelitian.............................................................................26
C. Desain Penelitian.................................................................................................26
D. Populasi dan Sampel...........................................................................................27
E. Definisi Operasional............................................................................................29
F. Prosedur Penelitian..............................................................................................30
G. Teknik Pengumpulan Data..................................................................................30
H. Instrumen Penelitian...........................................................................................31
I. Pemeriksaan Keabsahan Data...............................................................................33
J. Teknik Analisis Data............................................................................................33
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................34

ii
DAFTAR TABEL

Tabel 1. Indeks Massa Tubuh (IMT/U) Anak umur 5-18 Tahun................................25

Tabel 2. Definisi Operasional......................................................................................30

iii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Kerangka Konsep.......................................................................................25

Gambar 2. Desain Penelitian.......................................................................................28

iv
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Remaja adalah masa perkembangan transisi antara masa kanak-kanak dan

masa dewasa yang mencakup perubahan biologi, kognitif, dan sosial emosional.

Dalam pandangan agama bahwa seseorang sudah menginjak remaja adalah

mereka yang berusia 14 tahun sampai 24 tahun. Remaja merupakan masa individu

berkembang dimana pertama kali menunjukkan tanda-tanda seksual sekundernya

sampai mencapai kematangan sosial. Individu yang mengalami perkembangan

psikologis dan pola identifikasi dari anak-anak menjadi dewasa. Serta mengalami

masa peralihan dari ketergantungan menjadi keadaan yang relatif lebih mandiri.

(Remaja, A.H., 2023)

Masa remaja merupakan masa yang sangat rawan atas kebutuhan zat gizi.

Pemenuhan zat gizi seimbang dibutuhkan remaja untuk pertumbuhan,

perkembangan, dan kegiatan jasmani. Walaupun banyak remaja yang tidak

memenuhi kebutuhan gizinya dikarenakan menjaga pola makan demi bentuk

tubuh ideal yang diinginkan dan tidak sedikit juga yang memang malas dan tidak

suka untuk mengkonsumsi makanan yang sehat dan bergizi. Tak jarang dari

mereka yang melakukan diet ketat tanpa memperhatikan kesehatan mereka hanya

untuk menjadi langsing.


6

Pola makan remaja yang bervariasi dengan jumlah yang sedikit dan tidak

sesuai dengan gizi seimbang. Beberapa remaja yang cenderung bersifat acuh

terhadap makanan sehat dan bergizi dikarenakan sering lupa terhadap waktu

makan karena padatnya aktivitas, lebih memilih makanan ringan seperti fastfood

dan sebagainya tanpa memperhatikan kecukupan gizi yang dibutuhkan oleh

tubuhnya. Perubahan perilaku makan untuk mendapatkan kelangsingan tubuh

dengan cara melewatkan makan malam dan melewatkan sarapan. (Amaliah, M

dkk, 2021)

Gizi seimbang merupakan susunan makanan sehari yang terdiri dari

berbagai ragam bahan makanan yang berkualitas dalam jumlah dan porsi yang

sesuai. Gizi seimbang pada masa remaja sangat menentukan kematangan di masa

depan. Pada remaja perempuan asupan makan harus diperhatikan untuk menjadi

calon ibu yang akan melahirkan generasi penerus yang lebih baik. Jumlah

makanan yang dikonsumsi remaja harus sesuai dengan anjuran dan kebutuhan

gizi remaja. (Iqrawati, 2020)

Status gizi menunjukkan seberapa besar kebutuhan fisiologis individu

seseorang tersebut telah terpenuhi. Keseimbangan antara gizi yang masuk dan gizi

yang dibutuhkan untuk kesehatan sangat dibutuhkan. Disaat kebutuhan gizi

seseorang terpenuhi untuk menyokong kebutuhan tubuh sehari-hari dan

peningkatan kebutuhan metabolisme, individu akan mencapai status gizi yang

optimal. (Rahmayani, dkk 2018)


7

Kebiasaan makan termasuk cara yang dilakukan oleh seseorang sebagai

karakteristik dari individu dalam memenuhi kebutuhan fisiologis, sosial, dan

emosional dengan berulang terhadap makanan untuk memenuhi kebutuhan gizi

bagi tubuh. Pembentukan kebiasaan makan dimulai dari orangtua khususnya

sewaktu masih balita. Di waktu menginjak usia remaja kebiasaan makan

dipengaruhi oleh lingkungan, teman sebaya, kehidupan sosial, dan kegiatan diluar

rumah. Kebiasaan makan pada remaja berkaitan dengan mengonsumsi makanan

yang mencakup jenis makanan, jumlah makanan, frekuensi makanan, distribusi

makanan, dan cara memilih makanan. (Hafiza, 2020)

Pola konsumsi remaja akan menentukan jumlah zat-zat gizi yang

diperlukan oleh remaja untuk pertumbuhan dan perkembangannya. Pola konsumsi

yang buruk akan mempengaruhi asupan yang dikonsumsi sehingga dapat

berdampak pada pertumbuhan dan perkembangan yang tidak optimal. Pola

konsumsi yang buruk juga berdampak pada lebih rentan terhadap penyakit kronis

seperti penyakit kardiovask ular, kanker, dan penyakit lainnya. (Bahar &

Amalia, 2020).

Pola makan yang tidak sehat seringkali terjadi karena kurangnya

pengetahuan dalam memilih makanan jajanan serta dampak yang akan

ditimbulkan jika salah memilih jajanan. Pengetahuan yang baik diharapkan dapat

memilih makanan jajanan yang baik sehingga dapat menuju status gizi yang baik.

Kurangnya pengetahuan tentang gizi dan memilih jajanan yang sehat akan

berpengaruh terhadap status gizi. (Ratu, 2022)


8

Pengetahuan setiap individu berpengaruh terhadap perilakunya karena

seseorang akan mengerti yang dibutuhkan oleh dirinya serta mampu bertanggung

jawab terhadap kebutuhan hidupnya. Tercipta perilaku yang baru dari suatu

pengetahuan yang berarti mulai mengetahui materi lebih dulu akhisnya

pengetahuan itu akan menciptakan suatu sikap dan tindakan. Pengetahuan serta

pemahaman tentang pola makan dan jajanan yang tidak sehat akan membentuk

suatu perilaku dan tindakan yang dilakukan untuk mencegah terjadinya hal

tersebut. Karena itu sangat diperlukan pengetahuan pola makan untuk memberi

pengetahuan dini pada remaja. (Lutfiawati, 2021)

Pengetahuan remaja tentang gizi adalah pemahaman seseorang tentang

ilmu gizi, zat gizi, serta interaksi antara zat gizi terhadap status gizi dan

kesehatan. Pengetahuan remaja yang kurang akan gizi, upaya yang dilakukan

remaja dalam menjaga keseimbangan makanan yang dikonsumsi dengan yang

dibutuhkan akan berkurang dan menyebabkan masalah gizi kurang ataupun

obesitas. (Pantaleon, 2019).

Mengacu dari beberapa faktor tersebut, perlu dilakukan penelitian

mengenai hubungan tingkat pengetahuan dan kebiasaan mengkonsumsi jajanan

dengan status gizi pada remaja di Smpn 2 Watansoppeng


9

B. Rumusan masalah

Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka rumusan masalah dalam

penelitian ini, yaitu :

1. Bagaimana gambaran tingkat pengetahuan dan kebiasaan mengkonsumsi

jajanan dengan status gizi pada remaja di Smpn 2 Watansoppeng

2. Bagaimana hubungan tingkat pengetahuan dengan status gizi pada remaja

3. Bagaimana hubungan kebiasaan mengkonsumsi jajanan dengan status

gizi pada remaja

C. Tujuan penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan dari penelitian ini adalah :

1. Untuk megetahui gambaran tingkat pengetahuan dan kebiasaan

mengkonsumsi jajanan dengan status gizi pada remaja di Smpn 2

Watansoppeng

2. Untuk mengetahui hubungan tingkat pengetahuan dengan status gizi pada

remaja

3. Untuk mengetahui hubungan kebiasaan mengkonsumsi jajanan dengan

status gizi pada remaja

D. Manfaat penelitian

1. Manfaat teoritis

Menambah pengetahuan dan memperdalam literatur dan kajian

terhadap pengembangan ilmu khususnya ilmu gizi terkait hubungan tingkat


10

pengetahuan dan kebiasaan mengkonsumsi jajanan dengan status gizi pada

remaja di Smpn 2 Watansoppeng.

2. Manfaat praktis

a. Bagi siswa

Siswa dapat mengetahui tingkat status gizi yang dimiliki setelah

melakukan pengukuran antropometri sehingga dapat mencapai status gizi

yang normal dan menerapkan pola makan yang sehat.

b. Bagi institusi pendidikan

Diharapkan dapat menjadi evaluasi dan tambahan informasi bagi

Smpn 2 Watansoppeng terkait status gizi pada remaja yang berhubungan

dengan tingkat pengetahuan dan kebiasaan mengkonsumsi jajanan.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Kajian Teori

1. Remaja

1.1 Definisi

Remaja berarti tumbuh menuju sebuah kematangan. Kematangan

bukan hanya dari segi fisik, tetapi juga kematangan secara psikologinya.

Remaja juga didefinisikan sebagai suatu masa peralihan dari masa kanak-

kanak menuju ke masa dewasa. Masa ini merupakan masa bagi seorang

individu yang akan mengalami perubahan-perubahan dalam berbagai

aspek seperti aspek kognitif (pengetahuan), emosional (perasaan), sosial

(ineraksi sosial), dan moral (akhlak). Remaja merupakan tahapan dari

proses pertumbuhan fisik dan psikologis seseorang yang berlangsung

antara usia 12 tahun sampai dengan 22 tahun ditandai dengan adanya

perubahandari segi jasmaniah fisik maupun rohani psikologis.

Perkembangan dan pertumbuhan remaja disebut dengan pubertas.

Masa pubertas adalah masa perkembangan dan pematangan organ-organ

reproduksi dan fungsinya. Masa remaja dikategorikan dalam masa usia

reproduktif. Peristiwa penting dalam siklus reproduksi yang dialami

remaja putri adalah terjadinya menstruasi pertama atau biasa disebut

dengan menarche.
12

Remaja sangat berperan penting demi masa depan suatu bangsa.

Remaja merupakan individu-individu calon penduduk usia produktif yag

pada saatnya kelak harus disiapkan agar menjadi sumber daya manusia

yang berkualitas. Perubahan akan terjadi pada periode ini sehingga

membutuhkan pengenalan yang baik. Proses perkembangan remaja rawan

dan penuh resiko hingga dibutuhkan kesehatan diri yang baik.

1.2 Tahap perkembangan remaja

Wirenviona (2020) mengatakan masa remaja dibagi menjadi 3 tahapan

yaitu :

a) Remaja awal (11-13 tahun/Early Adolescence)

Masa ini, seseorang merasa lebih dekat dengan teman sebayanya

dan bersifat egosentris serta ingin bebas. Remaja yang egosentris sulit

dalam melihat suatu hal dari sudut pandang dan pendapat orang lain.

Remaja pada tahap ini sulit dalam menyesuaikan diri karena

menganggap apa yang dilakukannya itu sudah benar. Masa remaja

awal ini sudah mulai terjadi kematangan seksual walaupun terdapat

perbedaan wakru antara remaja putra dan remaja putri.

Sifat remaja pada masa ini adanya minat terhadap kehidupan

sehari-hari, adanya rasa ingin tahu ditandai dengan keinginan belajar

sesuatu, dan sifatnya yang maasih kanak-kanak. Karakteristik secara

kognitif, yaitu cara berpikir konkret, tidak mampu melihat akibat


13

jangka panjang dari suatu keputusan yang dibuat secara moralitas dan

konvensional.

b) Remaja pertengahan (14-17 tahun/middle adolescence)

Masa ini remaja akan mengalami berubahan bentuk fisik dari

sempurna menuju kedewasaan. Sering terjadi pencarian jati diri,

timbulnya keinginan untuk mengenal lawan jenis dan mulai ada

keingintahuan tentang seks. Remaja pada masa ini memiliki

pengetahuan yang lebih baik dan matang. Perkembangan intelektual

semakin baik dengan mengetahui dan mengeksplor kemampuan diri.

Remaja pertengahan biasanya mengalami siklus menstruasi dan pada

remaja putra mengalami mimpi basah.

Adanya perkembangan organ-organ reproduksinya. Selain itu juga

membutuhkan perhatian dan pengawasan orangtua agar tidak terjadi

penyimpangan perilaku sosial. Remaja akan merasakan jiwa sosial

yang tinggi seperti keinginan untuk menolong orang lain dan belajar

lebih bertanggung jawab.

Remaja pada masa ini lebih cenderung berperilaku agresif ditandai

dengan emosi yang berlebihan dalam merespons suatu kejadian.

Perilaku agresif pada umumnya dipengaruhi oleh faktor luar seperti

orangtua, teman, dan lingkungan sekitarnya. Remaja berperilaku

agresif karena menolak diperlakukan seperti anak-anak dan ingin

merasakan kebebasan dari orangtuanya. Remaja seringkali tidak


14

percaya kepada orang dewasa sehingga lebih memilih bersikap

mandiri seperti bentuk penolakan misalnya penolakan terhadap pola

makan keluarga.

c) Remaja akhir (18-21 tahun/late adolescence)

Remaja akhir biasa disebut dengan dewasa muda dan mulai

meninggalkan dunia kanak-kanak. Remaja pada masa ini akan lebih

selektif dalam memilih teman sebaya, bentuk tubuh dirinya sendiri,

rasa cinta, dan memulai belajar menyesuaikan diri dengan peraturan-

peraturan yang berlaku. Di masa ini remaja akan mulai merasakn

tanggung jawab berupa beban dalam mencari pendidikan ataupun

pekerjaan yang baik.

Remaja pada masa ini mulai menyukai berbagai tantangan dan

berani menanggung resiko dengan apa yang dilakukannya, bahkan

tanpa adanya pertimbangan yang matang. Remaja pada masa ini perlu

berlatih dalam mengambil keputusan dan jika keputusan yang diambil

tidak tepat maka harus bertanggung jawab baik jangka panjang

maupun jangka pendek dalam berbagai masalah kesehatan fisik dan

psikososial.

1.3 Perubahan fisik pada remaja

Periode remaja identik dengan proses pematangan fisik (jasmani), dan

psikologis (rohani). Pematangan fisik pada fungsi seksual ditandai dengan

menstruasi pada remaja perempuan dan mimpi basah pada laki-laki.


15

Pertumbuhan dan perkembangan fisik remaja yang optimal dapat dipenuhi

melalui pemenuhan gizi yang cukup. Remaja memerlukan perhatian yang

cukup dari orangtuanya agar tidak menimbulkan efek yang bisa berakibat

kurangnya dalam penerimaan sosial.

Tanda-tanda seks sekunder pada remaja perempuan yaitu pinggul

membesar, serta tinggi dam berat badan bertambah. Perkembangan

payudara sudah dimulai dari usia 8-10 tahun. Kelenjar keringat yang

mulai aktif ditandai dengan keringat yang bertambah banyak. Rambut

pada ketiak dan alat kelamin yang sudah mulai tumbuh. Ciri-ciri sekunder

pada remaja laki-laki yaitu dari perubahan suara yang menjadi lebih berat,

tumbuh jakun, serta tinggi dan berat badan yang bertambah. Rambut pada

ketiak, dada, dan wajag mulai tumbuh. Kelenjar keringat yang mulai aktif

dengan ditandai dengan keringat yang bertambah banyak.

1.4 Masalah gizi pada remaja

Penyebab masalah gizi yang salah yatiu kurangnya pengetahuan gizi

dan kebiasaan makan yang baik. Masalah gizi yang banyak terjadi karena

perilaku gizi yang kurang seperti ketidakseimbangan antara gizi dengan

kecukupan gizi yang dianjurkan. Kekurangan energi dan protein

berdampak terhadap tubuh yang mengakibatkan obesitas, kurang energi

kronik, dan anemia. Status gizi kurang terjadi bila tubuh mengalami

kekurangan satu atau lebih zat-zat gizi esensial.

1.5 Faktor penyebab terjadinya masalah gizi


16

Beberapa faktor yang memicu terjadiya masalah gizi pada remaja

diantaranya yaitu :

a) Kebiasaan makan yang buruk

Kebiasaan makan yang buruk berawal dari kebiasaan makan keluarga

yang kurang baik dan dicontohkan sejak kecil akan terjadi pada usia

remaja. Remaja hanya mengkonsumsi makanan sesuai dengan

kemauan dirinya. Bahkan mereka mengkonsumsi makanan tanpa

mengetahui kebutuhan zat gizi yang baik terhadap kesehatan mereka.

b) Pemahaman gizi yang keliru

Tubuh ramping seringkali menjadi keinginan wanita terutama pada

remaja perempuan. Hal ini sering menjadi salah satu penyebab remaja

menerapkan peraturan makan yang keliru demi untuk menjaga berat

badan ideal sehingga kebutuhan gizi tubuh tidak terpenuhi.

c) Kesukaan yang berlebihan terhadap makanan tertentu

Kesukaan makanan yang berlebihan dapat menyebabkan masalah

gizi dan kebutuhan gizi yang tidak terpenuhi. Hal ini biasa terjadi

dikarenakan mengikuti trend zaman sekarang di kalangan remaja.

d) Promosi berlebihan melalui media massa

Remaja merupakan usia dimana sangat mudah tertarik pada

hal-hal baru. Kondisi ini dimanfaatkan oleh pengusaha makanan

dengan mempromosikan produk makanan mereka dan sangat

berpengaruh pada remaja. Promosi makanan yang dilakukan oleh


17

perusahaan tersebut terlebih akan melegit ketika menggunakan bintang

film yang menjadi idola para remaja tersebut.

2. Pengetahuan

2.1 Definisi

Pengetahuan adalah hasil dari rasa ingin tahu seseorang melalui

proses sensoris terutama pada mata dan telinga terhadap objek tertentu

(Afnis, 2018). Pengetahuan merupakan hasil dari proses mencari tahu dari

yang tidak diketahui menjadi tahu, dari yang tidak dapat menjadi dapat.

Dalam proses mencari tahu meliputi berbagai metode dan konsep baik

melalui proses pendidikan maupun melalui pengalaman.

Pengetahuan diawali dari rasa ingin tahu dalam diri seseorang yang

selama ini diperoleh dari proses bertanya dan selalu ditujukan untuk

menemukan kebenaran. Di dalam filsafat pengetahuan yang benar jika

memenuhi kriteria kebenaran. Kriteria kebenaran didasarkan pada

beberapa teori antara lain :

a) Teori konherensi

Suatu pengetahuan dianggap benar apabila pengetahuan tersebut

koheren dengan pengetahuan yang ada sebelumnya dan sudah

dibuktikan kebenarannya.

b) Teori korespondensi
18

Suatu pengetahuan dianggap benar jika pengetahuan tersebut

mempunyai hubungan dengan suatu kenyataan yang memang benar.

Teori ini didasarkan pada fakta empiris seehingga pengetahuan

tersebut benar apabila ada fakta yang mendukung bahwa pengetahuan

tersebut benar. Dengan demikian kebenaran didasarkan pada

kesimpulan induktif

c) Teori pragmatis

Pengetahuan dikatakan benar apabila terlihat secara praktis

atau memiliki sifat kepraktisan yang benar. Teori ini berpendapat

bahwa pengetahuan itu benar apabila mempunyai kegunaan yang

praktis. (Ridwan dkk, 2021)

2.2 Tingkat Pengetahuan

Menurut notoadmojo (dalam Afnis, 2018) pengetahuan seseorang

terhadap suatu objek mempunyai intensitas atau tingkatan yang berbeda.

Secara garis besar dibagi menjadi enam tingkat pengetahuan yaitu :

a) Tahu (Know)

Tahu diartikan sebagai memori yang telah ada sebelumnya setelah

mengamati sesuatu yang spesifik dan seluruh bahan yang telah

dipelajari atau rangsangan yang telah dipelajari. Tahu merupakan kata

kerja yang digunakan untuk mengukur tingkat tahu seseorang tentang

sesuatu yang dipelajari sehih ngga dapat menyebutkan,

menguraikan, mengidentifikasi, menyatakan, dan sebagainya.


19

b) Memahami (Comprehention)

Memahami suatu objek bukan hanya sekedar tahu terhadap objek

dan tidak sekedar menyebutkan, namun dapat menjelaskan secara

benar tentang objek yang diketahui tersebut. Seseorang yang

memahami objek dan materi harus bisa menginterpretasikan,

menyebutka contoh, menarik kesimpulan, dan meramalkan terhadap

suatu objek yang dipelajari.

c) Aplikasi (Application)

Aplikasi berarti seseorang yang telah memahami objek tersebut

sehingga dapat mengaplikasikan sesuatu yang diketahui tersebut pada

situasi atau kondisi tertentu.

d) Analisis (Analysis)

Analisis adalah kemampuan seseorang menginterpretasikan

atau memisahkan lalu mencari hubungan antara komponen dalam

suatu objek atau masalah. Pengetahuan seseorang telaha sampai pada

tingkatan ini ketika orang tersebut dapat membedakan, memisahkan,

mengelompokkan, serta membuat bagan terhadap pengetahuan objek

tersebut.

2.3 Faktor yang mempengaruhi tingkat pengetahuan

a. Pendidikan

Proses perubahan sikap dan perilaku seseorang atau kelompok

merupakan usaha mendewasakan manusia dengan melalui cara


20

pengajaran dan pelathan. Semakin tinggi pendidikan maka seseorang

tersebut akan lebih cepat menerima dan memahami suatu informasi

sehingga pengetahuan yang dimiliki akan semakin tinggi juga.

b. Informasi

Informasi dapat mempengaruhi pengetahuan seseorang jika

seseorang akan terus mendapatkan informasi secara terus menerus.

Seseorang yang mendapat informasi tentang pembelajaran akan

menambah wawasan dan pengetahuannya. Berbanding terbalik dengan

seseorang yang kurang menerima informasi informasi diluar maka

tidak akan menambah wawasan dan pengetahuannya.

c. Sosial, Budaya, dan Ekonomi

Tradisi atau budaya yang dilakukan seseorang yang dilakukan

tanpa penalaran baik buruk atau tidak akan memberi pengetahuan

walaupun tidak melakukannya. Status ekonomi juga akan menentukan

tersedianya fasilitas yang dibutuhkan untuk kegiatan tertentu. Status

ekonomi seseorang akan mempengaruhi tingkat pengetahuan

dikarenakan seseorang tang memiliki status ekonomi dibawah rata-rata

maka akan sulit untuk meningkatkan pengetahuan.

d. Lingkungan

Lingkungan akan berpengaruh terhadap pengetahuan individu

karena adanya interaksi timbal balik yang akan di respons sebagai

pengetahuan bagi individu. Lingkungan yang baik akan pengetahuan


21

maka akan mendapatkan pengetahuan yang baik, sebaliknya jika

lingkungan yang tidak baik maka akan mendapatkan pengetahuan

yang kurang baik. Seorang individu yang berada di lingkungan orang-

orang berpendidikan maka pengetahuan yang dimiliki seseorang akan

berbeda dengan orang yang berada di lingkungan orang pengangguran

dan tidak berpendidikan.

3. Makanan jajanan

3.1 Definisi

Makanan jajanan merupakan makanan yang biasa dijual di pinggir

jalan atau di tempat permukiman lainnya. Makanan jajanan termasuk

makanan dan minuman yang dipersiapkan untuk dijual oleh pedagang kaki

lima di pinggir jalanan maupun di tempat lainnya yang dapat di konsumsi

langsung tanpa proses pengolahan dan persiapan yang membutuhkan

waktu relatif lama. Berbagai macam jenis makanan jajanan di Indonesia

yang populer dan berkembang pesat seiring berkembangnya zaman

sekarang ini. Dengan kelebihan yang dimiliki makanan jajanan yang

disukai remaja yaitu dengan harga yang murah sesuai dikalangan remaja,

mudah di dapatkan, rasa yang enak, penampilan yang menarik serta cocok

dengan selera di kalangan remaja tersebut.

3.2 Jenis makanan jajanan

Menurut Cahyaningsih (2021) ada tiga jenis makanan jajanan

diantaranya yaitu :
22

a. Makanan utama, dimana makanan tersebut biasanya sudah disiapkan

dari rumah penjual atau bahkan disiapkan di tempat penjualan.

Kelompok makanan utama ini biasanya disebut dengan istilah jajanan

berat. Contohnya seperti gado-gado, nasi uduk, nasi kuning, nasi

campur, bakso, dan lain-lain

b. Makanan cemilan, makanan yang dikonsumsi diantara dua waktu

makan yang terdiri dari cemilan basah dan cemilan kering. Cemilan

basah contohnya seperti gorengan, risoles, donat dan sebagainya.

Cemilan kering contohnya seperti keripik, biskuit, kue kering dan

yang lainnya.

c. Minuman, dibagi menjadi dua kelompok yaitu minuman yang

disajikan dalam kemasan dan minuman gelas. Minuman dalam

kemasan contohnya yaitu minuman ringan dalam kemasan seperti sari

buah, youghurt, the, dan lain-lain. Minuman gelas contohnya yaitu es

teh manis, es jeruk, dan macaam-macam minuman campur seperti

cendol, es campur, dan lain-lain.

3.3 Kriteria makanan jajanan

Makanan jajanan dikelompokkan dalam dua bagian yaitu jajanan sehat

dan jajanan yang kurang sehat. Makanan jajanan sehat termasuk jajanan

yang memiliki ciri-ciri seperti terbebas dari organisme seperti binatang,

bakteri dan virus yang dapat mengakibatkan penyakit serta bebas dari

debu dan kotoran. Jajanan sehat merupakan jajanan yang melalui


23

pengolahan seperti dikukus, direbus, ataupun digoreng dengan suhu yang

cukup sehingga matang yang merata.

Jajanan sehat disajikan dengan wadah yang bersih dan higienis yang

sudah dicuci terlebih dahulu sebelum digunakan. Selain wadah yang baik

juga menggunakan sendok atau alat bersih lainnya, tidak menggunakan

tangan langsung untuk menyentuh makanan tersebut. Menggunakan lap

untuk mengeringkan peralatan agar tetap bersih dan higienis. Jajanan sehat

harus bebas dari bahan kimia berbahaya seperti boraks, formalin, zat

pengawet, zat pewarna, dan pemanis buatan.

Jajanan kurang sehat memiliki ciri-ciri justru berbanding terbalik

dengan jajanan sehat. Jajanan sehat dapat dikatakan jajanan yang

mengandung bahan kimia seperti pengawet, pemanis, pewarna, bumbu

penyedap seperti MSG yang sangat berlebihan. Menggunakan bahan

seperti air yang tidak dimasak sebelumnya, bahan makanan yang

digunakan sudah tidak segar bahkan busuk.

4. Status gizi

4.1 Pengertian status gizi

Status gizi pada dasarnya berkaitan dengan kesehatan tubuh dan

berperan penting terhadap pemenuhan kebutuhan energi, membantu

membangun dan memelihara jaringan, dan mengatur proses dalam tubuh.

Nutrisi yang baik dan seimbang yang masuk ke dalam tubuh sangat
24

dibutuhkan dalam menjaga fungsi tubuh yang optimal, kekebalan tubuh

yang kuat, serta mencegah dari berbagai penyakit.

4.2 Faktor – faktor yang berpengaruh terhadap status gizi

Faktor internal merupakan faktor yang menjadi dasar pemenuhan

kebutuhan gizi manusia, yaitu :

a) Faktor genetik

b) Pola makan

c) Penyakit atau infeksi

d) Usia

e) Jenis kelamin

f) Parameter antropometri

4.3 Pengukuran Status Gizi

Pengukuran status gizi ada beberapa cara yang dapat dilakukan seperti

konsumsi makanan, antropometri, biokimia, dan klinis. Penilaian status

gizi dengan menggunakan metode antropometri termasuk cara yang paling

mudah dan murah diantara beberapa penilaian status gizi lainnya.

Antropometri atau ukuran tubuh merupakan gambaran dari pengaruh

genetik dan lingkungan.

Parameter dan indeks antropometri yang umum digunakan untuk

menilai status gizi anak adalah indikator Berat Badan Menurut Umur

(BB/U), Tinggi Badan Menurut Umur (TB/U) dan Indeks Massa Tubuh
25

Menurut Umur (IMT/U). Indeks Berat Badan Menurut Umur (BB/U)

menggambarkan status gizi pada masa kini. Selain itu, indeks BB/U

sangat

sensitif digunakan untuk pemantauan status gizi anak secara singkat.

Indeks

berat badan menurut tinggi badan (BB/TB) merupakan indikator yang

baik

untuk menyatakan status gizi saat ini dan umum digunakan untuk

mengevaluasi dampak gizi berbagai program serta untuk memantau

perubahan gizi dalam jangka waktu pendek (Hardinsyah and Supariasa,

2016).

Kategori ambang batas status gizi pada remaja yaitu diantaranya

sebagai berikut :

Tabel 1. Indeks Massa Tubuh (IMT/U) Anak umur 5-18 Tahun

Kategori status gizi Z-Score ( Standar Deviasi)

Gizi kurang -3 SD sd <-2 SD

Gizi baik -2 SD sd +1 SD

Gzi lebih +1 SD sd +2 SD

Obesitas > +2 SD

Sumber : Permenkes, 2020


26

B. Kerangka Konsep

Kerangka konsep adalah suatu uraian dan visualisasi tentang hubungan dan kaitan

antara konsep-konsep atau variabel variabel yang akan diamati atau diukur

melalui penelitian yang akan di laksanakan.

Tingkat pengetahuan jajajan


dan pola konsumsi jajanan

Permasalahan gizi pada anak remaja :


1. Anemia
2. Gizi kurang (Underweight)
3. Gizi lebih (Overweight)

Solusi : Pemberian makanan yang bergizi seimbang


baik dirumah maupun disekolah sesuai dengan
kebutuhan

Status gizi anak remaja

Gambar 1. Kerangka Konsep


27

C. Hipotesis

a. Ha : Ada Hubungan antara tingkat pengetahuan dan kebiasaan mengkonsumsi

jajanan dengan status gizi pada remaja di Smpn 2 Watansoppeng.

b. Ho : Tidak ada Hubungan antara tingkat pengetahuan dan kebiasaan

mengkonsumsi jajanan dengan status gizi pada remaja di Smpn 2

Watansoppeng.
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan jenis penelitian Cross Sectional analitik,

yaitu suatu metode penelitian dimana variabel sebab akibat yang terjadi pada

objek penelitian hanya dilakukan sekali dan dikumpulkan dalam waktu yang

bersamaan yaitu untuk memberikan gambaran tentang tingkat pengetahuan

dan kebiasaan mengkonsumsi jajanan dengan status gizi pada remaja di Smpn

2 Watansoppeng.

B. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Oktober 2023 di Smpn 2

Watansoppeng, Sulawesi Selatan

C. Desain Penelitian

Penelitian ini menggunakan jenis penelitian Cross Sectional analitik,

dimana bertujuan untuk mengetahui gambaran tentang tingkat pengetahuan

dan kebiasaan mengkonsumsi jajanan dengan status gizi pada remaja di Smpn

2 Watansoppeng. Untuk mencari hubungan diantara dua variabel atau lebih

dilakukan dengan menghitung antar avriabel yang akan dicari hubungannya


29

X1

X2

Gambar 2. Desain Penelitian

Keterangan :

X1 = Tingkat pengetahuan remaja terkait makanan jajanan

X2 = Perilaku Remaja terkait kebiasaan mengkonsumsi makanan jajanan

Y = Status Gizi

D. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas X di Smpn 2

Watansoppeng dengan jumlah total sebanyak 215

2. Sampel

Teknik pengambilan sampel yang idgunakan didalam penelitian adalah

simple random sampling dimana teknik pengambilan sampel yang

memberikan kesempatan yang sama rata terhadap setiap anggota yang ada
30

didalam populasi untuk dijadikan sampel. Penentuan jumlah sampel

dilakukan dengan menggunakan rumus Slovin sebagai berikut:

N
n= 2
1+ N (e )

keterangan :

N = Besar Populasi

N = Besar Sampel

e = Perkiraan tingkat kesalahan (error level atau tingkat kesalahan

umumnya digunakan 1% atau 0.01, atau 0.05 dan 10% atau 0.1 yang

dapat dipilih oleh peneliti

Jumlah populasi kelas X sebanyak 215 dengan tingkat kesalahan

pengambilan sampel sebesar 10%, maka diperoleh :

N
n= 2
1+ N (e )

215
n= 2
1+ N (e )

215
n= 2
1+ 215(0.1 )

215
n= ❑
1+ 215(0.01 )

215
n=
3 ,15

n = 68,25
31

Jadi ukuran sampel pada penelitian yang digunakan yaitu sebanyak 68

peserta didik.

E. Definisi Operasional

Tabel 2. Definisi Operasional

N
Variabel Definisi Alat ukur Hasil ukur Skala
o

1. Tingkat Pengetahuan Kuesioner, Cara Guttma


Pengetahua adalah hasil terdiri atas 10 penilaian n
n siswa dari rasa pertanyaan kuesioner
ingin tahu yaitu dengan
seseorang memilih
melalui salah satu
proses jawaban
sensoris benar.
terutama Jawaban
pada mata yang benar
dan telinga akan
terhadap mendapat
objek poin 1 dan
tertentu jawaban yang
salah akan
mendapat
poin 0.
2. Kebiasaan Kebiasaan Melalui Skor yang Nomina
konsumsi makan wawancara diberikan l
jajanan termasuk secara yaitu berasal
cara yang langsung dari
dilakukan dengan perhitungan
oleh menggunakan nilai gizi
seseorang form Recall yaitu energi
sebagai 24 jam dan dan protein
karakteristik form Semi menurut URT
dari individu Food yang
dalam Frequency digunakan
32

memenuhi Questionnair yang


kebutuhan e (SQ-FFQ) kemudian
fisiologis, dikategorikan
sosial, dan berdasarkan
emosional kebutuhan
3. Status gizi Pengukuran Data status Menggunaka Ordinal
status gizi gizi n
pada dikumpulkan ambang batas
penelitian dengan Z Score:
menggunaka pengukuran Gizi kurang:
n pengukuran secara -3 SD sd <-2
status gizi langsung SD
yaitu tinggi badan Gizi baik: -2
menggunaka dengan SD sd +1 SD
n menggunakan Gizi Lebih:
antropometri microtoice +1 SD sd +2
dan berat SD
badan dengan Obesitas: >+2
menggunakan SD
timbangan
digital

F. Prosedur Penelitian

a. Mengurus ijin penelitian

b. Setiap sampel yang akan dijadikn sampel penelitian terlebih dahulu

diminta untuk mengisi formulir kesediaan menjadi sampel dengan

menandatangani formulir persertujuan subyek (informed consent) yang

mencakup penjelasan penelitian, manfaat yang didapatkan, persetujuan

dapat menjawab penjawab pertanyaan yang diajukan sampel berkaitan

dengam prosedur penelitian serta jaminan kerahasiaan terhadap identitas

dan informasi yang diberikan oleh sampel


33

c. Pengambilan data dilakukan setelah ada kesepakatan bersama antara

peneliti dengan sampel.

G. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan dengan cara sebagai berikut :

a. Data primer

1. Identitas sampel

Identitas sampel dikumpulkan dengan cara wawancara langsung

kepada sampel dengan menggunakan formulir identitas sampel

2. Tingkat pengetahuan

Data tingkat pengetahuan pada sampel diperoleh dengan cara

wawancara langsung kepada sampel dengan menggunakan kuesioner

tingkat pengetahuan

3. Kebiasaan jajan

Data kebiasaan jajan pada sampel diperoleh melalui wawancara secara

langsung dengan menggunakan form Food Frequency Questionnaire

(FFQ)

4. Status gizi

Data status gizi, sampel dikumpulkan dengan pengukuran secara

langsung tinggi badan dengan menggunakan microtoice dan berat

badan dengan menggunakan timbangan digital.

b. Data sekunder
34

1. Gambaran umum tentang keadaan SMPN 2 Watansoppeng

dikumpulkan dengan metode wawancara dan mencatat langsung

kepada petugas SMPN 2 Watansoppeng

2. Data jumlah siswa dikumpulkan dengan metode wawancara dan

mencatat langsung kepada petugas SMPN 2 Watansoppeng

H. Instrumen Penelitian

a. Data identitas sampel

Identitas sampel yang diperoleh seperti jenis kelamin dan umur yang

dikumpulkan serta diolah kemudian disajikan dalam bentuk tabel dan di

narasikan.

b. Data tingkat pengetahuan

Data tingkat pengetahuan yang diperoleh dengan nilai jawaban benar

akan mendapat poin 1 dan jawaban yang salah akan mendapat poin 0.

Akan ada satu jawaban yang benar di antara empat pilihan jawaban yang

disediakan. Setelah itu jawaban yang benar akan di persentasikam dimana

jumlah jawaban benar dibagi dengan jumlah total nilai kemudian di

kalikan seratus persen untuk mengetahui tingkat pengetahuan remaja

tentang jajanan.

Hasil persen dari yang didapat berdasarkan perhitungan, kemudian

dibedakan menjadi tiga tingkatan pengetahuan seseorang berdasarkan

nilai persentase (Arikunto, 2013), yaitu :


35

a) Tingkat pengetahuan kategori kurang ( <60%)

b) Tingkat pengetahuan kategori cukup ( 60 - 75%)

c) Tingkat pengetahuan kategori baik ( 76 – 100%)

c. Kebiasaan konsumsi jajan

Kebiasaan jajan diperoleh dengan melalui wawancara dengan

menggunakan form Food Frequency Questionnaire (FFQ). Hasil data

dari wawancara dengan menggunakan form Food Frequency

Questionnaire (FFQ) kemudian diolah data frekuensi makanan jajanan

menggambarkan frekuensi atau seberapa sering anak mengkonsumsi

makanan jajanan. Data frekuensi makanan jajanan tersebut yang sudah di

kelompokkan kemudian dapat di kategorikan seberapa sering anak

mengonsumsi jajanan.

d. Data status gizi

Status gizi dikumpulkan dengan pengukuran secara langsung tinggi

badan dengan menggunakan microtoice dan berat badan dengan

menggunakan timbangan digital.

I. Pemeriksaan Keabsahan Data

1. Uji validitas

Validitas instrumen dibuktikan dengan beberapa bukti baik secara

konten, atau disebut dengan validitas konten atau validitas isi, secara
36

konstruk atau dikenal dengan validitas konstruk dan secara kriteria atau

dikenal dengan validitas kriteria

2. Uji reliabilitas

Reliabilitas instrumen dapat diuji dengan beberapa uji reliabilitas.

Beberapa uji reliabilitas suatu instrumen yang bisa digunakan antara lain

testretest, ekuivalen, dan internal consistency. Internal consistency sendiri

memiliki beberapa teknik uji yang berbeda. Namun, setiap uji memiliki

kriteria instrumen seperti apa yang bisa diuji dengan teknik tersebut

J. Teknik Analisis Data

Penelitian pada remaja di SMPN 2 Watansoppeng di analisis secara

univariat dan bivariat menggunakan tabel distribusi frekuensi dan dijelaskan

dalam bentuk narasi. Untuk uji hipotesis tentang hubungan tingkat

pengetahuan dengan status gizi dan tingkat kebiasaan mengkonsumsi jajanan

dengan status gizi di analisis dengan menggunakan uji statistik chi square.
DAFTAR PUSTAKA

Afnis, T. (2018). Hubungan Tingkat Pengetahuan Masyarakat Dengan Perilaku


Masyarakat Dalam Manajemen Stres Di Dukuh Tengah Desa Nambangrejo
Kecamatan Sukorejo Kabupaten Ponorogo (Doctoral dissertation, Universitas
Muhammadiyah Ponorogo).
Amaliyah, M., Soeyono, R. D., Nurlaela, L., & Kritiastuti, D. (2021). Pola konsumsi
makan remaja di masa pandemi covid-19. Jurnal Tata Boga, 10(1), 129-137.
Bahar, B., Jafar, N., & Amalia, M. (2020). Gambaran asupan zat gizi dan status gizi
remaja pengungsian petobo Kota Palu. Jurnal Gizi Masyarakat Indonesia
(The Journal of Indonesian Community Nutrition), 9(1).
Cahyaningsih, S. (2021). FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN
PERILAKU PEMILIHAN JAJANAN PADA SISWA/I MI NURUL FALAH
SINDANGKARSA KOTA DEPOK TAHUN 2020 (Doctoral dissertation,
Universitas Siliwangi).
Hafiza, D. (2020). Hubungan kebiasaan makan dengan status gizi pada remaja SMP
YLPI Pekanbaru. Jurnal Medika Hutama, 2(01 Oktober), 332-342.
Iqrawati, R. D. (2020). Kajian Kebiasaan Konsumsi Buah Dan Sayur Mahasiswa
Jurusan Gizi Poltekkes Kemenkes Yogyakarta (Doctoral dissertation,
Poltekkes Kemenkes Yogyakarta).
Lutfiawati, N. (2021). Hubungan Tingkat Pengetahuan Pola Makan dengan Faktor
Resiko Diabetes Militus pada Remaja. Nusantara Hasana Journal, 1(6), 15-
25.
Mayasari, A. T., Febriyanti, H., & Primadevi, I. (2021). Kesehatan reproduksi wanita
di sepanjang daur kehidupan. Syiah Kuala University Press.
Pantaleon, M. G. (2019). Hubungan pengetahuan gizi dan kebiasaan makan dengan
status gizi remaja putri di SMA Negeri II Kota Kupang. CHMK Health
Journal, 3(3), 69-76.
Ridwan, M., Syukri, A., & Badarussyamsi, B. (2021). Studi Analisis Tentang Makna
Pengetahuan Dan Ilmu Pengetahuan Serta Jenis Dan Sumbernya. Jurnal
Geuthèë: Penelitian Multidisiplin, 4(1), 31-54.
Rima Wirenviona, S. S. T., Riris, A. A. I. D. C., & ST, S. (2020). Edukasi kesehatan
reproduksi remaja. Airlangga University Press.
Rachmayani, S. A., Kuswari, M., & Melani, V. (2018). Hubungan asupan zat gizi dan
status gizi remaja putri di SMK Ciawi Bogor. Indonesian Journal of Human
Nutrition, 5(2), 125-130.
Ratu, T. M. (2022). Pengetahuan Dan Sikap Tentang Jajanan Pada Remaja Di Sma
Negeri Sulawesi Tenggara Dan Sma Negeri Sulawesi Selatan Di Masa
Pandemi Covid-19= Knowledge And Attitude About Snacking By Adolescents
At South Sulawesi State Sma And Sulawesi State Sma South In The Time Of
The Covid-19 Pandemic (Doctoral dissertation, Universitas Hasanuddin).
Remaja, A. H. P. (2023). Perkembangan Remaja. Psikologi Perkembangan, 155.
38

Wiriastuti, M. A. W. (2019). Hubungan Tingkat Pengetahuan Kebiasaan Jajan dan


Tingkat Konsumsi Makanan Jajanan dengan Status Gizi Anak Sekolah Dasar
Negeri 29 Dangin Puri Denpasar (Doctoral dissertation, POLTEKKES
DENPASAR).
YUNI, H. (2017). Hubungan Pengetahuan dan Keyakinan Pedagang Makanan
Jajanan dengan Perilaku Penggunaan Sakarin (Studi Pada Pedagang
Makanan Takjil di Kelurahan Tlogosari Kecamatan Pedurungan Kota
Semarang) (Doctoral dissertation, Universitas Muhammadiyah Semarang).
39

Lampiran 1. Persetujuan setelah penjelasan (Informed Consent) sebagai peserta


penelitian
PERSETUJUAN SETELAH PENJELASAN

(INFORMED CONSENT)

Yang terhormat Bapak/Ibu/Saudara/Adik,

Berhubungan dengan penelitian yang dilakukan maka saya meminta

kesediaanya untuk berpartisipasi dalam penelitian ini. Keikutsertaan penelitian ini

bersifat sukarela dan tidak memaksa pihak mana pun. Penelitian ini bertujuan untuk

mengetahui tentang “Hubungan Tingkat Pengetahuan dan Kebiasaan Konsumsi

Jajanan dengan Status Gizi pada Remaja Di Smpn 2 Watansoppeng”.

Atas kesediaan Bapak/Ibu/Saudara/Adik, yang telah meluangkan waktunya

untuk mengisi kuesioner yang diberikan, saya ucapkan banyak terima kasih.

Tanda tangan Bapak/Ibu/Saudara/Adik, dibawah ini menunjukkan bahwa

telah memahami dan telah mendapat kesempatan untuk bertanya kepada peneliti

tentang penelitian ini dan menyetujui untuk menjadi peserta penelitian saya.

Makassar, 10 Oktober 2023

Peserta Peneliti,

Eritariani
40

Lampiran 2. Form Identitas Sampel dan Data Antropometri

A. Identitas sampel

Kode sampel :

Nama sekolah :

Nama siswa :

Jenis kelamin :

Tempat, tanggal lahir :

Umur :

Alamat :

B. Data antropometri

Berat badan :

Tinggi badan :

Status gizi :
41

Lampiran 3. Kuesioner tingkat pengetahuan makanan jajanan

No. Sampel :

Nama :

Kelas :

Pilihlah salah satu jawaban dengan benar!

1. Menurut adik-adik apa yang dimaksud dengan makanan jajanan sehat ?

a. Makanan yang sehat dan bergizi

b. Makanan yang harganya mahal

c. Makanan dengan jumlah banyak

d. Makanan yang rasanya enak

2. Menurut adik-adik yang dimaksud dengan makanan jajanan yang aman yaitu ?

a. Makanan yang bisa langsung dimakan

b. Makanan yang tidak mengandung bahan berbahaya serta bebas dari kuman

dan bakteri

c. Makanan yang dapat menyebabkan penyakit

d. Makanan yang memiliki warna merah atau kuning mencolok

3. Menurut adik-adik tempat yang paling tepat untuk memilih makanan jajanan

adalah ?

a. Pedagang kaki lima

b. Kantin sekolah

c. Pedagang keliling
42

d. Pedagang asongan

4. Menurut adik-adik bahaya makanan jajanan yang mudah diamati adalah

a. Bahaya kimia

b. Bahaya biologi

c. Bahaya fisik

d. Bahaya psikologis

5. Menurut adik-adik tulisan pertama kali yang harus diperhatikan untuk membeli

makanan jajanan yang baik adalah

a. Melihat izin usaha

b. Melihat tanggal kedaluwarsa

c. Melihat jumlah bahan

d. Melihat gambar di kemasan

6. Menurut adik-adik makanan jajanan yang kurang baik dan sulit diamati secara

langsung adalah

a. Tanggal kedaluwarsa

b. Warna makanan terang dan mencolok

c. Penambahan zat makanan terlarang

d. Pengemasan buruk

7. Menurut adik-adik alasan utama pemilihan makanan jajanan adalah

a. Harga yang murah, tidak tertutup, dan terkena debu

b. Makanan yang mudah didapat, menggunakan bahan yang sehat, dan tanpa

pengawet serta warna yang mencolok


43

c. Rasa yang enak tetapi menggunakan penyedap yang terlalu banyak

d. Makanan yang memiliki warna yang mencolok

8. Menurut adik-adik anjuran sekolah dalam mengendalikan kebiasaan membeli

makanan jajanan pada anak sekolah adalah

a. Membeli makanan jajanan diluar sekolah

b. Menghabiskan uang jajan untuk membeli jajanan

c. Biasakan membawa bekal dari rumah

d. Jajan sembarangan di pedangang asongan

9. Menurut adik-adik contoh jajanan yang sehat yaitu

a. Tempat penjualan bersih dan dibungkus sehingga tidak terkena debu dan

kotoran

b. Berwarna terang mencolok

c. Tidak dibungkus

d. Berbau dan kotor

10. Menurut adik-adik apakah manfaat mengkonsumsi jajanan yang sehat dan

bergizi?

a. Badan menjadi sehat dan berenergi

b. Mengisi perut yang lapar

c. Mencoba makanan baru

d. Badan menjadi gemuk


44

Lampiran 5. Formulir Food Recall

FORMULIR FOOD RECALL 24 JAM INDIVIDU


Identitas Subjek
Nama subyek :
Jenis kelamin :
Umur :
BB/TB :

Hari/Tanggal :
Wakt
Hidangan/Masakan Bahan makanan
u
Berat Ket.
maka
Nama URT Gram Nama URT Gram bersih
n
(gram)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)
45

Lampiran Form Food Frequency Questionnaire (FFQ)

Anda mungkin juga menyukai