Anda di halaman 1dari 62

Bayi Baru Lahir dengan

Kelainan Kongenital
berupa Menigoensefalokel
Oksipital Perceptor:
dr. Nurul Islamy, Sp.OG

Koass:
Danny Yovita Maharani, S.Ked
Arninda Rahman, S.Ked

Kepaniteraan Klinik Ilmu Obstetri dan Ginekologi


Fakultas Kedokteran Universitas Lampung
RSUD DR. H. Abdul Moeloek Bandar Lampung
2021
Status Pasien
1
Tanggal Ibu Pasien MRS : Senin, 25
IDENTITAS PASIEN Januari 2021
Tanggal Bayi Lahir : Rabu, 27 Januari 2021
Tanggal Pemeriksaan : Rabu, 27 Januari
2021
Nama : By. Ny. B / 0 Tahun 0 Bulan 1
Hari
Pendidikan : -
Pekerjaan :-
Agama : Islam
Suku : Lampung
Gol. Darah: -
Alamat : Lampung Tengah
IDENTITAS IBU PASIEN

Nama Ibu : Ny. B/ 27 tahun


Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Wiraswata
Agama : Islam
Suku : Lampung
Gol. Darah: A
Alamat : Lampung Tengah
Anamnesis dilakukan secara aloanamnesis
ANAMNESIS pada tanggal 25-27 Januari 2021 di Ruang
Delima RSUD Dr. H. Abdul Moeloek
Bandar Lampung.
Keluhan Keluhan
Utama Penyerta
Pasien lahir Tidak
cukup bulan terdapat
secara sc keluhan
dengan penyerta
benjolan di pada pasien.
belakang
kepala.
Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien laki-laki lahir cukup bulan dengan section caesarea atas
indikasi kelainan bawaan pada pukul 11.30 WIB pada tanggal
26 Januari 2021. Pada pasien terdapat benjolan di belakang
kepala sejak dilahirkan. Sebelumnya, pasien sudah didiagnosis
meningoensefalokel pada saat di dalam kandungan. Benjolan
di belakang kepala berukuran ± 15x15 cm. Benjolan tidak
mengeluarkan darah maupun nanah dan makin membesar bila
menangis. Pasien merupakan anak pertama. Pada saat lahir pasien
menangis kuat, bergerak aktif dan tidak kebiruan. Pasien juga
tidak mengalami kejang atau sesak sejak lahir. Tidak terdapat
gangguan BAB dan BAK pada pasien. Tidak terdapat kelainan
• Ibu pasien mengaku dalam keadaan Riwayat
“ •
sehat selama hamil.
Ibu pasien tidak melakukan
Prenatal
pemeriksaan kehamilan secara rutin.
Ibu pasien mengatakan hanya
melakukan pemeriksaan sebanyak
satu kali selama kehamilan yaitu saat
usia kehamilan memasuki trimester
pertama.
• Ibu pasien mengaku kurang
• Riwayat Persalinan
• Pasien lahir cukup bulan secara
sectio caesarea di RSAM Abdoel
Moeloek. Saat lahir, pasien
langsung menangis, bergerak aktif,
dan tidak kebiruan. BB pasien saat
lahir adalah 2900 gr dan PB pasien
47 cm.
• Riwayat Pemberian Makanan
• Selama perawatan di PICU pasien
8
mendapatkan kebutuhan nutrisi
• Riwayat Perkembangan dan Pertumbuhan
• Pertumbuhan gigi pertama : -
• Psikomotor : Belum bisa membalikkan badan
• Riwayat Imunisasi dan Obat-Obatan
• Pasien sudah mendapatkan imunisasi BCG dan
injeksi Vitamin K saat lahir.
• Riwayat Penyakit Keluarga
• Tidak terdapat kelainan bawaan
pada keluarga.
Pemeriksaan Fisik

Status Present Data Antropometrik


• Keadaan umum : Tampak sakit • Tinggi Badan : 47 cm
sedang
• Lingkar Kepala : Sulit
• Tingkat kesadaran : Compos dinilai
Mentis
• Berat Badan : 2900 gram
• Frekuensi nadi: 138 x/menit,
teratur • Status Gizi : BB/TB:
• Frekuensi pernapasan: 48 x/menit, Normal
teratur
Status Lokalis Kepala
Simetris, normocephal, edema (-),
sianosis (-), Tampak Benjolan pada
oksipital dengan ukuran 15x15 cm.
Darah (-), nanah (-), fluktuasi (+),
transluminasi (+). Pembengkakan
bersifat kistik dan membesar saat
menangis. Fontanela anterior dan
posterior masih terbuka.

11
PEMERIKSAAN FISIK
KEPALA DAN LEHER
Mata :
• Konjungtiva anemis (-/-), Sklera ikterik (-/)
• Pupil isokor, 2 mm/2mm
• Reflex cahaya langsung (+/+), Reflex
THORAKS cahaya tidak langsung (+/+)
Paru : Leher :
I : Bentuk dada normal. Kedua • Pembesaran KGB (-), JVP tidak meningkat
hemithoraks simetris saat
statis.
P : Benjolan (-), fremitus kanan ABDOMEN
sama dengan kiri I : Perut datar, venektasi (-),
P : Sonor pada kedua lapang inflamasi (-), scar (-)
paru A : Bising usus (+) normal.
A : Vesikuler +/+, Ronki basah P : Timpani.
kasar -/-, wheezing -/- P : Hepar dan lien tidak teraba,
Jantung : Nyeri tekan (-)
I : Ictus cordis tidak terlihat
P : Ictus cordis teraba di ICS 6 EKSTREMITAS
P : Batas jantung normal Genitalia: Laki- Akral hangat, edema , clubbing finger (-/-)
A : Bunyi jantung S1 dan S2 reguler, laki, kelainan
murmur (-), gallop (-)
kongenital (-)
Superior Inferior
Ekstremitas
Kanan Kiri Kanan Kiri

Sianotik - - - -

Edema - - - -

Kekuatan 5 5 5 5

Tonus + + + +

Gerakan + + + +

Sensibilitas N N N N

Atrofi Otot - - - -

Reflek Fisiologis + + + +

Reflek Patologis _ _ _ _

13
Pemeriksaan
Laboratorium
Tanggal 27 Januari 2021

14
Pemeriksaan Hasil Normal Satuan

Hemoglobin 19,8 12-16 g/dL

Hematokrit 57 38-47 %

Leukosit 15. 400 4.500-10.700 /µL

Eritrosit 5,5 3,8-5,8 juta/µL

Trombosit 110.000 154.000-400.000 /µL

MCV 104 80-96 fL

MCH 36 27-31 Pg

MCHC 35 32-36 g/dL


15
Basofil 0 0-1 %

Eosinofil 0 2-4 %

Batang 0 3-5 %

Segmen 48 50-70 %

Limfosit 42 25-40 %

Monosit 10 2-8 %

16
Lain-lain

SGOT 30 <31 u/L

SGPT 28 <31 u/L

Ureum 36 13-43 mg/dL

Creatinin 0,67 0,55-1,02 mg/dL

Albumin 3,7 3,5-5,2 mg/dL

Protein Total 2,3 6,4-8,3 mg/dL

CT 12 8-18 Menit

BT 4 1-3 Menit

APTT 48,6 28,9-42,2 Sec

PT 32,8 11,6-14,4 Sec

CRP kuantitatif 1,36 <10 Mg/L 17


Pemeriksaan
Laboratorium
Tanggal 29 Januari 2021

18
Pemeriksaan Hasil Normal Satuan

Hemoglobin 17 12-16 g/dL

Hematokrit 50 38-47 %

Leukosit 14.300 4.500-10.700 /µL

Eritrosit 5,0 3,8-5,8 juta/µL

Trombosit 142.000 154.000-400.000 /µL


Basofil 0 0-1 %

Eosinofil 0 2-4 %

Batang 0 3-5 %

Segmen 72 50-70 %

Limfosit 22 25-40 %

Monosit 6 2-8 %

MCV 99 80-96 fL

MCH 34 27-31 Pg

MCHC 34 32-36 g/dL

Lain-lain
USG Kehamilan Tanggal 25 Januari
2021
Kesan :
• Kepala
Defleksi
• Tampak
masa kistik
7 cm
• Kesan 21
CT Scan Kepala Tanpa Kontras
(27/01/2021)
• Tampak area hipodens abnormal di parenkim otak
daerah oksipital, masa hipodens di region oksipital
dengan diameter ±15 cm
• Sistem ventrikel tampak melebar dan asimetris
• Sulci dan gyri tidak menyempit
• Tampak deviasi struktur midline ke kiri 2 cm
• Tak tampak tampak kalsifikasi abnormal
• Tak tampak fraktur
• Defek tulang di oksipital
• Kesimpulan: Meningoensefalokel daerah oksipital
dengan defek daerah tersebut, deviasi midline ke 22
Resume
• Pasien laki-laki lahir cukup bulan dengan section caesarea atas indikasi
kelainan bawaan. Pada pasien terdapat benjolan di belakang kepala sejak
dilahirkan. Benjolan di belakang kepala berukuran ± 15x15 cm. Benjolan
tidak mengeluarkan darah maupun nanah. Pada saat lahir pasien menangis
kuat, bergerak aktif dan tidak kebiruan. Pasien juga tidak mengalami kejang
atau sesak sejak lahir.
• Ibu pasien tidak melakukan pemeriksaan kehamilan secara rutin. Ibu pasien
mengaku kurang mengkonsumsi asam folat selama kehamilan.
• Status Lokalis: Benjolan pada oksipital dengan ukuran 15x15 cm. Darah
(-), nanah (-), fluktuasi (+), transluminasi (+).
23
• CT Scan Kepala Tanpa Kontras: Meningoensefalokel daerah oksipital
• Diagnosis Banding
• Meningoensefalokel Oksipital
• Meningokel Oksipital
• Ensefalokel Oksipital
• Hidrosefalus

DIAGNOSIS KERJA
Meningoensefalokel Oksipital
TATALAKSANA
• Balut Masa dengan Kasa Steril/24 jam
• Ampisulbac 15 mg/ 12 jam
• Gentamisin 15 mg/ 36 jam
• PCT flc 60cc/8 jam
• Rencana Operasi Bedah Saraf: Reseksi
Meningoensefalokel
IVFD:
D 10% (60-80 ml/ kgBB/hari)
NaCl 3% (4 cc/ kgBB/ hari)
KCl 7% (2 cc/ kgBB/hari)
Ca Glukonas (3 cc/kgBB/hari)
Aminosteril 6% (2 ge/kg/hari)
Laporan Operasi Reseksi
Meningoensefalokel (28/01/2021)
• Pukul 10.35-11.30 WIB
• Pasien dibaringkan dalam posisi tengkurap posisi di atas meja operasi, didukung di
atas gulungan donat lembut.
• Pasien dalam anestesi umum (GA).
• Pembedahan bertujuan untuk membuat eksisi dan untuk perbaiki kantung.
• Kemudian, eksisi dilakukan oleh menghilangkan jaringan ekstrakranial lalu tutup
defek dengan tutup durafasial.
• Pengamatan yang cermat dan memantau tanda vital bayi itu dilakukan selama
operasi.
• Setelah operasi, tidak ada bukti infeksi serebrospinal dan kebocoran cairan
serebrospinal.
• Lukanya sembuh dengan sempurna, dan tidak ada tanda-tanda peningkatan
tekanan intrakranial selama rawat inap. 26
Prognosis
Quo ad vitam : dubia ad bonam
Quo ad functionam : dubia ad
bonam
Quo ad sanationam : dubia ad
bonam

27
Follow Up
No Tangga Subjektif Objektif Assessment Planning
l
1 26 • Pasien lahir Vital sign: Meningoense - Balut masa dengan
Januari cukup bulan Kesadaran: CM falokel kasa steril
2021 secara SC HR: 120 x/menit Oksipital - ASI peroral 10 cc/3
Usia: 0 • Benjolan di RR: 40-58 x/menit   jam
Hari kepala T: 36,5 C DD: - IVFD D10% 160
bagian   Meningokel cc/hari
belakang Pemeriksaan Fisik: Ensefalokel - Ampisulbac 150
• Menangis Kepala: Meningokel Hidrosefalus mg/12 jam
Kuat, Mata: Pucat (-/-) - Gentamisin 15 mg/ 36
Bergerak T/H/M: DBN jam
aktif, Leher: Pembesaran KGB (-) - Cek Laboratorium
Menghisap Thorax: Simetris, retraksi - CT Scan kepala tanpa
kuat  Cor: BJ 1>BJ II regular, bising kontras
(-) - Konsul SP. BS
Pulmo: Ves (+/+), Rh (-/-), Wh  
(-/-)
Abdomen: Soepel, peristaltic
(N)
Ekstremitas: Pucat (-/-),
No Tanggal Subjektif Objektif Assessment Planning
2 27 Benjolan di Vital sign: Meningoensefa - PCT flc 60mg/8 jam
Januari kepala bagian Kesadaran: CM lokel Oksipital - Balut masa dengan kasa
2021 belakang HR: 120 x/menit   steril
Usia: 1 Menangis RR: 40-58 x/menit DD: - Puasa (persiapan
Hari Kuat, T: 38,5 C Meningokel operasi)
Bergerak   Ensefalokel - IVFD: (kebutuhan cairan
aktif, Pemeriksaan Fisik: Hidrosefalus 120x3kg=
Menghisap Kepala: Meningokel 360 cc)
kuat
CT Scan Kepala: Mata: Pucat (-/-) - D10% 233 cc/hari
Meningoensefalokel T/H/M: DBN - NaCl 3% 12cc
daerah oksipital dengan Leher: Pembesaran KGB (-) - KCl 7% 6cc
defek daerah tersebut, Thorax: Simetris, retraksi - Ca Glukonas 9cc
Cor: BJ 1>BJ II regular, bising - Aminosteril 6%
deviasi midline ke kiri.
(-) 100cc/hari
 
Pulmo: Ves (+/+), Rh (-/-), Wh - Ampisulbac 150 mg/12
Konsul SP. BS: (-/-) jam
Rencana reseksi Abdomen: Soepel, peristaltic - Gentamisin 15 mg/ 36
meningoensefalokel (N) jam
posterior tanggal Ekstremitas: Pucat (-/-), - Konsul SP. Anestesi 30
28/01/2021
No Tanggal Subjektif Objektif Assessment Planning
3 28 Benjolan di Vital sign: Meningoense - Dilakukan Tindakan
Januari kepala bagian Kesadaran: CM falokel Reseksi
2021 belakang HR: 120 x/menit Oksipital Meningoensefalokel di
Usia: 2 Menangis RR: 40-58 x/menit   Ruang OK
Hari Kuat, T: 37,5 C DD: - IVFD: (kebutuhan
Bergerak   Meningokel cairan 120x3kg=
aktif,
Konsul SP. An: Pemeriksaan Fisik: Ensefalokel 360 cc)
Menghisap Kepala: Meningokel Hidrosefalus - D10% 233 cc/hari
Acc Operasi,
kuat Mata: Pucat (-/-) - NaCl 3% 12cc
Persiapan (Puasa, T/H/M: DBN - KCl 7% 6cc
PRC 1 kantong) Leher: Pembesaran KGB (-) - Ca Glukonas 9cc
Thorax: Simetris, retraksi - Aminosteril 6%
Cor: BJ 1>BJ II regular, bising 100cc/hari
(-) - Ampisulbac 150 mg/12
Pulmo: Ves (+/+), Rh (-/-), Wh jam
(-/-) - Gentamisin 15 mg/ 36
Abdomen: Soepel, peristaltic jam
(N)  
Ekstremitas: Pucat (-/-), sianosis 31
N Tangg Subjektif Objektif Assessment Planning
o al
4 29 Benjolan Vital sign: Post Op - PCT flc 60mg/8jam
Kesadaran: CM - IVFD: (kebutuhan
Januar di kepala HR: 120 x/menit Reseksi
i 2021 bagian cairan 120x3kg=
RR: 40-58 x/menit Meningoense 360 cc)
Usia: belakang T: 38,5 C
  falokel Hari - D10% 233 cc/hari
3 Hari telah - NaCl 3% 12cc
direseksi
Pemeriksaan Fisik: ke-1
Kepala: Tampak bekas jahitan tertutup - KCl 7% 6cc
Menangis dengan kasa, tanda perdarahan (-), pus - Ca Glukonas 9cc
Kuat, (-), edem (-). - Aminosteril 6%
Lingkar Kepala: 38 cm
Bergerak Mata: Pucat (-/-)
100cc/hari
aktif, T/H/M: DBN - Ampisulbac 150
Menghisap Leher: Pembesaran KGB (-) mg/12 jam
Thorax: Simetris, retraksi - Gentamisin 15 mg/
kuat
Cor: BJ 1>BJ II regular, bising (-) 36 jam
Pulmo: Ves (+/+), Rh (-/-), Wh (-/-) - Perawatan Luka
Abdomen: Soepel, peristaltic (N) Bekas Operasi tiap
Ekstremitas: Pucat (-/-), sianosis
24 jam
(-/-), gerak aktif 32
 
BBL: 2900 gram
N Tangg Subjektif Objektif Assessment Planning
o al
5 30 Menangis Vital sign: Post Op - PCT flc 60mg/8jam
Januari Kesadaran: CM
Kuat, HR: 120 x/menit Reseksi - IVFD: (kebutuhan
2021 Bergerak RR: 40-58 x/menit cairan
Usia: 4 Meningoen
aktif, T: 38,5 C 120x3kg=360 cc)
Hari sefalokel
Menghisap   - D10% 233 cc/hari
kuat
Pemeriksaan Fisik: Hari ke-2 - NaCl 3% 12cc
Kepala: Tampak bekas jahitan tertutup
dengan kasa, tanda perdarahan (-), pus - KCl 7% 6cc
(-), edem (-). - Ca Glukonas 9cc
Lingkar Kepala: 38 cm
Mata: Pucat (-/-)
- Aminosteril 6%
T/H/M: DBN 100cc/hari
Leher: Pembesaran KGB (-) - Ampisulbac 150
Thorax: Simetris, retraksi mg/12 jam
Cor: BJ 1>BJ II regular, bising (-)
Pulmo: Ves (+/+), Rh (-/-), Wh (-/-) - Gentamisin 15 mg/
Abdomen: Soepel, peristaltic (N) 36 jam
Ekstremitas: Pucat (-/-), sianosis - Perawatan Luka
(-/-), gerak aktif
BBL: 2900 gram
Bekas Operasi tiap 33
Tinjauan Pustaka
Definisi
• Meningoensef
• Meningoensefalokel alokel dapat
(meningoencephaloc terjadi di
• Hal ini dimulai pada
ele) atau disebut juga seluruh bagian
masa embrio pada tengkorak,
ensefalokel minggu ke III sampai
(encephalocele) tetapi yang
dengan minggu ke IV; paling sering
adalah kelainan tidak menutupnya tuba
kongenital akibat terjadi di regio
neuralis pada ujung occipital
defek tuba neuralis. kranial dapat
menimbulkan herniasi
jaringan saraf pusat.

(Sjamsuhidayat, 2015)
Herniasi atau benjolan ini dapat
berisi meningen dan cairan
serebrospinal saja disebut
Meningokel Kranial, dapat juga
berisi meningen, cairan
serebrospinal dan
jaringan/parenkim otak disebut
Meningoensefalokel.

75% meningoensefalokel
didapatkan di regio oksipital, dapat
terlihat sebagai kantong kecil
bertangkai atau struktur seperti
kista besar, dapat lebih besar
daripada kranium; tertutup oleh
(Sjamsuhidayat, 2015)
kulit seluruhnya. 36
ETIOLOGI
• Kurangnya asupan asam folat selama
kehamilan,

• Adanya infeksi pada saat kehamilan


terutama infeksi TORCH, mutasi gen
(terpapar bahan radiologi), obat –
obatan yang mengandung bahan
yang terotegenik
• Meningoensefalokel juga disebabkan
oleh defek tulang kepala, biasanya
terjadi dibagian occipitalis, kadang –
kadang juga dibagian nasal, frontal,
atau parietal.
(Muscan, 2015)
37
1)
Ensefalomeningokel A. Interfrontal
oksipital
2) B. Fontanel anterior
Ensefalomeningokel C. Interparietal
lengkung tengkorak D. Fontanel posterior Klasifikasi
E. Temporal
3) A. Nasofrontal
Ensefalomeningokel B. Naso-ethmoidal
fronto-ethmoidal C. Naso-orbital
A. Transethmoidal
4) B. Sfeno-ethmoidal
Ensefalomeningokel C. Transsfenoidal
basal D. Frontosfenoidal atau
sfeno-orbital
A. Kranial, fasial atas
bercelah
B. Basal, fasial bawah
5) Kranioskhisis bercelah
C. Oksipitoservikal bercelah
D. Akrania dan anensefali.
(Suwanwel, 2011)
Gejala Klinis
Gejala klinis sangat bervariasi
tergantung malformasi serebral Jika hanya mengandung
yang terjadi, termasuk meningen saja,
hidrosefalus dan banyaknya prognosisnya lebih baik
jaringan otak yang mengalami dan dapat berkembang
displasia dan masuk ke dalam normal.
kantung meningoensefalokel.
Gejala-gejala
Diagnosis perinatal
sehubungan dengan
dapat ditegakkan
malformasi otak adalah
dengan pemeriksaan
mental retardasi, ataxia
USG, alfa feto protein
spastik, kejang, buta
cairan amnion dan
dan gangguan gerakan
serum ibu.
bola mata. (Saanin, 2018) 39
Patofisiologi Beresiko untuk
terjadinya
hirdosefalus
karena stenosis
Meningoensefa akuaduktus,
lokel kranium malformasi
Chiari, atau
Penonjolan sindrom Dandy-
meningens Walker
(selaput otak)
dan otak yang
Kegagalan berbentuk seperti
penutupan tabung kantung melalui
saraf selama suatu lubang
perkembangan pada tulang
janin tengkorak (Sjamsuhidayat, 2015) 40
Pemeriksaan Penunjang
Lubang defek tulang pada meningoensefalokel oksipital mudah dikenal
pada foto polos tengkorak.
Ada atau tidaknya otak yang vital dikantung dapat ditentukan dengan
ventrikulografi dan angiografi serebral, namun CT scan memperlihatkan
tidak hanya isi kantung namun semua kelainan intrakranial yang
bersamaan
Angiografi serebral mungkin perlu untuk membedakan
meningoensefalokel oksipital dari kantung dorsal holoprosensefali;
holoprosensefali didiagnosis oleh adanya arteria serebral anterior azigos.
MRI kranial dapat memberi gambaran yang pasti dari kandungan dalam
meningiensefalokel. Meskipun terletak pada garis tengah, isi dari protrusi
biasanya dari salah satu hemisfer yang lebih kecil.
(Sjamsuhidayat, 2015) 41
Komplikasi
Kelumpuhan
Gangguan
keempat anggota Mikrosefalu
perkembang
gerak (kuadri s
an
plegia spastik)
Keterbelaka
ngan mental
Hidrosefalu Gangguan
dan Ataksia
s penglihatan
pertumbuha
n
Kejang.
(Sjamsuhidayat, 42
Tatalaksana

Intervensi Bedah Sarah

Tujuan operasi adalah menutup defek (watertight dural


closure), eksisi masa otak yang herniasi serta
memelihara fungsi otak.

Defek tulang yang cukup besar dapat diperbaiki dengan


wire mesh, plastic atau tulang, tetapi jarang diperlukan.
(Sjamsuhidayat, 2015)
Perawatan Pra Bedah
• Segera setelah lahir daerah yang
terpakai harus dikenakan kasa steril
yang direndam salin yang ditutupi
plastik, atau lesi yang terpapar harus
ditutupi kasa steril yang tidak
melekat untuk mencegah jaringan
saraf yang terpapar menjadi kering.
 
• Lingkaran occipito frontalis kepala
diukur dan dibuat grafiknya.
44
Perawatan Pasca Bedah
• Pemberian makan per oral dapat
diberikan 4 jam setelah pembedahan
• Lingkar kepala diukur dan dibuat
grafik sekali atau dua kali
seminggu.
• Sering kali terdapat peningkatan
awal dalam pengukuran setelah
penutupan cacat spinal dan jika
peningkatan ini berlanjut dan terjadi
perkembangan hidrochephalus (Sjamsuhidayat, 2015) 45
3 Analisis Kasus
Apakah diagnosis pada pasien ini sudah tepat?
• Anamnesis • Analisis
• Pada kasus ini memaparkan pasien bayi • Sehingga
laki-laki baru lahir cukup bulan dengan
section caesarea atas indikasi kelainan menyingkirkan benjolan
bawaan. Pada pasien terdapat benjolan yang disebabkan oleh
di belakang kepala sejak dilahirkan. penggunaan vacuum
• Sebelumnya, pasien sudahdidiagnosis
meningoensefalokel pada saat di dalam
maupun forceps
kandungan dengan bantuan usg.
Apakah diagnosis pada pasien ini sudah tepat?
• Anamnesis • Analisis
• Benjolan di belakang kepala • Hal ini menyingkirkan kecurigaan
berukuran ± 15x15 cm. hidrosefalus. Pada hidrosefalus
akan ditemukan gambaran usg
• Benjolan tidak mengeluarkan
berupa polihidroamnion.
darah maupun nanah
• Dapat disingkirkan tanda-tanda
infeksi luar pada benjolan tersebut.
Apakah diagnosis pada pasien ini sudah tepat?
• Anamnesis • Analisis
• Pada saat lahir pasien menangis kuat, • Hal ini menandakan tidak terdapat kelainan
bergerak aktif dan tidak kebiruan. Pasien neurologis yang dapat disebabkan karena
juga tidak mengalami kejang atau sesak kelainan kongenital akibat defek neural
sejak lahir. tube.
• Ibu pasien mengatakan hanya melakukan • Pemeriksaan Antenatal dilakukan minimal 4
pemeriksaan sebanyak satu kali selama kali selama kehamilan. Pemeriksaan yang
kehamilan yaitu saat usia kehamilan tidak rutin menyebabkan tidak terpantaunya
memasuki trimester pertama. perkembangan dan pertumbuhan janin.
• Ibu pasien mengaku kurang mengkonsumsi • Asam folat bermanfaat dalam proses
asam folat selama kehamilan. penutupan neural tube, sehingga kekurangan
Apakah diagnosis pada pasien ini sudah tepat?
• Pemeriksaan Fisik • Analisis
• Tampak Benjolan pada oksipital • Pemeriksaan ini, menunjukan
dengan ukuran 15x15 cm. Darah masa kistik yang memberikan
(-), nanah (-), fluktuasi (+), gambaran masa berisi cairan di
transluminasi (+). dalam jaringan lunak.
Pembengkakan bersifat kistik • Masa kisitik ini disebabkan
dan membesar saat menangis. karena adanya defek pada neural
Fontanela anterior dan posterior tube sehingga meningens dan
masih terbuka. jaringan otak tak tertutup dengan
Apakah diagnosis pada pasien ini sudah tepat?
• Pemeriksaan Fisik • Analisis
• Pada pemeriksaan antropometri, • Dikarenakan terdapat masa di
pasien memiliki status gizi normal oksipital yang dapat
untuk TB/BB, namun lingkar kepala
mempengaruhi pengukuran
pasien sulit dikarenakan terdapat
lingkar kepala pada pasien.
masa di oksipital yang dapat
mempengaruhi pengukuran. • Hal ini dapat menyingkirkan
• Pemeriksaan lain dalam batas normal. diagnosis cerebral palsy maupun
Tidak terdapat adanya defisit epilepsi untuk sementara.
neurologis.
Apakah diagnosis pada pasien ini sudah tepat?
• Pemeriksaan • Analisis
Penunjang
• Pada pasien dilakukan • Tanda-tanda infeksi sistemik
pemeriksaan penunjang belum dapat disingkirkan
berupa darah lengkap,
fungsi hepar, fungsi ginjal,
faktor pembekuan dan
elektrolit. Hasil dari
pemeriksaan penunjang
Apakah diagnosis pada pasien ini sudah tepat?
• Pemeriksaan • Analisis
Penunjang
• Pada pasien dilakukan • Tanda-tanda infeksi
pemeriksaan penunjang berupa sistemik belum dapat
darah lengkap, fungsi hepar, disingkirkan
fungsi ginjal, faktor pembekuan
dan elektrolit. Hasil dari
pemeriksaan penunjang darah
lengkap didapatkan leukuosit
Apakah diagnosis pada pasien ini sudah tepat?
• Pemeriksaan • Analisis
• Pada
Penunjang
pemeriksaan USG kehamilan • Dari pemeriksaan
didapatkan gambaaran berupa kepala pencitraan tersebut
defleksi, masa kistik 7 cm dan Jaringan
dapat membantu
Otak yang memberikan kesan
menegakkan
meningoensefalokel oksipital.
• Pada pemeriksaan CT Scan Kepala tanpa
diagnosis
kontras didapatkan Meningoensefalokel meningoensefalokel
daerah oksipital dengan defek daerah oksipital.
Berdasarkan hasil anamnesis,
“ pemeriksaan fisik,
pemeriksaan penunjang pada
pasien ini dapat ditegakkan
diagnosis Meningoensefalitis
Oksipital.
Apakah tatalaksana pada pasien ini sudah
tepat?
• Tatalaksana • Analisis
• Balut Masa • Pembalutan masa dengan kasa
dengan Kasa steril segera setelah lahir pada
daerah yang terdapat masa atau
Steril/24 jam
lesi yang terpapar dilakukan untuk
mencegah jaringan saraf yang
terpapar menjadi kering.
Apakah tatalaksana pada pasien ini sudah
tepat?
• Cairan Hari ke-1 • Analisis
• IVFD: • Pada hari pertama kebidupan dapat diberikan
D10% (60-80 ml/ nutrisi parenteral berupa D 10% dan ASI peroral.
kgBB/hari) • Perhitungan kebutuhan cairan pada neonatus hari
NaCl 3% (4 cc/ kgBB/ hari) ke-1 adalah 60-80 ml/kg/hari.
KCl 7% (2 cc/ kgBB/hari)
• Sehingga dapat dihitung cairan hari ke-1 pasien
Ca Glukonas (3
ini adalah 240 ml/hari (80mlx2,9kg)/hari.
cc/kgBB/hari)
Aminosteril 6% (2 • Pada pasien diberikan cairan parenteral D 10%
gr/kg/hari) 160 cc/hari (6,7 cc/jam) dan ASI peroral
sebanyak 80 cc (10 cc/3 jam).
Apakah tatalaksana pada pasien ini sudah
tepat?
• Cairan Hari ke-2 • Analisis
• IVFD: • Kebutuhan cairan pada hari ke-2 hingga hari ke-
D10% (60-80 ml/ 7 yaitu 100-120 ml/kg/hari.
kgBB/hari) • Sehingga pada hari ke-2 hingga ke-7 dapat
NaCl 3% (4 cc/ kgBB/ hari) dihitung cairan pasien ini adalah 360 ml/hari
KCl 7% (2 cc/ kgBB/hari) (120mlx2,9kg)/hari.
Ca Glukonas (3
• Cairan ini mengandung cairan parenteral D 10%
cc/kgBB/hari)
233 cc (9,7 cc/jam), NaCl 3% 12 cc/hari
Aminosteril 6% (2
(4ccx2,9kg), KCl 7% 6 cc (2 ccx2,9 kg), Ca
gr/kg/hari)
Glukonas 9 cc (3ccx2,9 kg) dan aminosteril 6%
Apakah tatalaksana pada pasien ini sudah
tepat?
• Tatalaksana • Analisis
• Ampisulbac 15 • Pada pasien diberikan paracetamon infus
mg/ 12 jam dengan dosis 60mg/kgBB/hari sebagai
• Gentamisin 15 antipiretik dan analgetik pada pasien.
mg/ 36 jam • Ampicillin/Sulbactam dapat digunakan pada
• Paracetamol infeksi bedah yaitu untuk profilaksis dan
flc 60cc/8 jam pengobatan akibat operasi bedah.
• Gentamicin adalah antibiotic yang digunakan
untuk mengobati infeksi bakteri antara lain
Apakah tatalaksana pada pasien ini sudah
tepat?
• Tatalaksana • Analisis
• Rencana Operasi • Pembedahan bertujuan untuk
Bedah Saraf: membuat eksisi dan untuk perbaiki
Reseksi kantung.
Meningoensefalok • Eksisi dilakukan oleh
el menghilangkan jaringan
ekstrakranial lalu tutup defek
dengan tutup durafasial
Daftar Pustaka
Nelson, B.; Arvin K.; Buku Ilmu Kesehatan Anak 15th edition; Penerbit Buku
Kedokteran EGC; Jakarta; 2010.
Meadow, R.; Simon N.; Lecture Notes: Pediatrika 7th edition; Erlangga; 2013.
Hull, D.; Derek I.J.; Dasar-Dasar Pediatri 3rd edition; Penerbit Buku Kedokteran
EGC; Jakarta; 2018.
Saanin, S.; Disrafisme Kranial; in Anomali Susunan Saraf Pusat; Ilmu Bedah
Saraf; Ka. SMF Bedah Saraf RSUP. Dr. M. Djamil/FK-UNAND Padang;
available at: http://www.angelfire.com/nc/neurosurgery/Disrafisme.html; 2018.
Muscari, M.E.; Keperawatan Pediatrik 3rd edition; Penerbit Buku Kedokteran
EGC; Jakarta; 2015.
Taufan, V.R.; Ensefalokel (Encephalocele); available at: http://dokter
rosfanty.blogspot.com/2019/07/ensefalokel.html; 2019. 61
THANKS!
Any questions?

62

Anda mungkin juga menyukai