Anda di halaman 1dari 7

Arninda Rahman, Danny Yovita Maharani, Nurul Islamy, Javedh Iqbal | Bayi Baru Lahir dengan Kelainan Kongenital

berupa
Meningoensefalokel Parietal: Sebuah Laporan Kasus
Menigoensefalokel Oksipital

Bayi Baru Lahir dengan Kelainan Kongenital berupa Menigoensefalokel


Parietal: Sebuah Laporan Kasus
Arninda Rahman1, Danny Yovita Maharani2, Nurul Islamy3, Javedh Iqbal4
1
Fakultas Kedokteran, Universitas Lampung
2
Bagian Obstetri dan Ginekologi, RSUD Dr. H. Abdul Moeloek

Abstrak
Meningoensefalokel merupakan kelainan kongenital yang jarang terjadi dengan insiden dari 1–4 kasus per 10.000 kelahiran
hidup. Sekitar 75% oksipital, 13% frontal dan 12% terjadi di daerah parietal. Meningoensefalokel (meningoencepha locele) atau
disebut juga ensefalokel (encephalocele) adalah kelainan kongenital akibat defek tuba neuralis. Pasien laki-laki lahir cukup
bulan dengan section caesarea atas indikasi kelainan kongenital. Pada pasien terdapat benjolan di samping kepala sejak
dilahirkan. Ibu pasien mengaku kurang mengkonsumsi asam folat selama kehamilan. Pada pemeriksaan fisik ditemukan
benjolan pada oksipital dengan ukuran 15x15 cm. Tidak ditemukan adanya darah dan nanah. Terdapat adanya fluktuasi dan
menandakan adanya transluminasi. CT Scan kepala tanpa kontras didapatkan meningoensefalokel daerah parietal dengan
defek daerah tersebut. Pada pasien diberikan penatalaksanaan berupa balut masa dengan kasa steril/24 jam, antibiotik,
analgetik dan pemenuhan kebutuhan cairan pasien. Pada pasien dilakukan operasi bedah saraf yaitu reseksi
meningoensefalokel transkranial diikuti dengan pengamatan yang cermat dan pemantauan tanda vital bayi selama operasi.
Setelah operasi, tidak ada bukti infeksi serebrospinal dan kebocoran cairan serebrospinal. Lukanya sembuh dengan sempurna
dan tidak ada tanda-tanda peningkatan tekanan intrakranial selama rawat inap. Lingkar kepala diukur dan dibuat grafik dua
kali seminggu. Keadaan pasien di follow up dan menunjukan perbaikan setiap harinya.

Kata kunci: Meningoensefalokel, Kelainan Kongenital, Asam Folat, Operasi Bedah Saraf

Newborn Baby with Parietal Meningoencephalocele: A Case Report


Abstract
Meningoencephalocele is a congenital abnormality that has occurred in an incidence of 1–4 cases per 10,000 live births. About
75% occipital, 13% frontal and 12% occur in the parietal region. Meningoencephalocele (meningoencepha locele) or also called
encephalocele (encephalocele) is a congenital disorder due to neural tube defects. A male patient was born at term by
caesarean section for congenital abnormalities. In the patient there is a lump on the right side of the head since he was born.
The patient's mother did not consuming enough folic acid in pregnancy. On physical examination found a lump on the parietal
with a size of 15x15 cm. There are no blood and pus. There is fluctuation and show translumination. Head CT Scan without
contrast revealed meningoencephalocele of the parietal area with defects of the area. In patients who are given management
in the form of mass dressings with sterile gauze / 24 hours, antibiotics, analgetic and meeting the patient's fluid needs. In
patients undergoing neurosurgical surgery the meningoencephalocele’s resection follows careful monitoring of the baby's vital
signs during surgery. After surgery, there was no evidence of cerebrospinal infection and cerebrospinal fluid leakage. The
wound healed completely and there were no signs of increased intracranial pressure during hospitalization. Head
circumference is measured and graphed twice a week. The patient's condition was followed up and showed improvement
every day.

Keywords: Meningoenchepalocele, Congenital Anomalies, Folic Acid, Neurosurgery

Korenspondensi: Arninda Rahman, Jl. Hayam Wuruk, gg. Binamarga No. 28 Kedamaian, Bandar Lampung. HP 082233291996.
E-mail Arninda070996@gmail.com / Danny Yovita Mahaarani, Komplek Citra Gran, Blok G/2 No: 35, Cibubur, Bekasi. HP
081282887979. E-mail rannyovita@gmail.com

Pendahuluan masa embrio pada minggu ke III sampai dengan


Meningoensefalokel merupakan kelainan minggu ke IV; tidak menutupnya tuba neuralis
kongenital yang jarang terjadi dengan insiden pada ujung kranial dapat menimbulkan herniasi
dari 1–4 kasus per 10.000 kelahiran hidup. jaringan saraf pusat. Meningoensefalokel dapat
Sekitar 75% oksipital, 13% frontal dan 12% terjadi di seluruh bagian tengkorak, tetapi yang
terjadi di daerah parietal. Meningoensefalokel paling sering terjadi di regio occipital. 1,2
(meningoencepha locele) atau disebut juga Herniasi atau benjolan ini dapat berisi
ensefalokel (encephalocele) adalah kelainan meningen dan cairan serebrospinal saja disebut
kongenital akibat defek tuba neuralis. Defek meningokel kranial, dapat juga berisi meningen,
tuba neuralis ini di daerah kaudal akan cairan serebrospinal dan jaringan/parenkim otak
menyebabkan spina bifida dan di daerah kranial disebut meningoensefalokel. Secara umum
akan menyebabkan defek tulang kranium herniasi melalui defek kranium disebut
disebut cranium bifidum. Hal ini dimulai pada meningoensefalokel, walaupun sebenarnya

Februari 2021 |1
Arninda Rahman, Danny Yovita Maharani, Nurul Islamy, Javedh Iqbal | Bayi Baru Lahir dengan Kelainan Kongenital berupa
Meningoensefalokel Parietal: Sebuah Laporan Kasus
berbeda
Menigoensefalokelpatologi,
Oksipital pengobatan dan Lubang defek tulang pada meningoensefalokel
prognosisnya. Sekitar 12% meningoensefalokel oksipital mudah dikenal pada foto polos
didapatkan di regio parietal, dapat terlihat tengkorak. CT scan memperlihatkan tidak hanya
sebagai kantong kecil bertangkai atau struktur isi kantung namun semua kelainan intrakranial
seperti kista besar, dapat lebih besar daripada yang bersamaan. Angiografi serebral mungkin
kranium; tertutup oleh kulit seluruhnya; perlu untuk membedakan meningoensefalokel
kadang-kadang di tempat-tempat tertentu oksipital dari kantung dorsal holoprosensefali;
hanya dilapisi oleh membran tipis seperti kertas holoprosensefali didiagnosis oleh adanya arteria
perkamen (Gambar 1).2,3 serebral anterior azigos.1,4
Pada meningoensefalokel yang ditutupi
kulit kepala yang baik, operasi dapat ditunda
sampai keadaan anak stabil. Tujuan operasi
adalah menutup defek (watertight dural
closure), eksisi masa otak yang herniasi serta
memelihara fungsi otak. Defek tulang yang
cukup besar dapat diperbaiki dengan wire mesh,
plastic atau tulang, tetapi jarang diperlukan.
Pemberian makan per oral dapat diberikan 4
jam setelah pembedahan. Lingkar kepala diukur
dan dibuat grafik sekali atau dua kali seminggu.
Sering kali terdapat peningkatan awal dalam
pengukuran setelah penutupan cacat spinal dan
jika peningkatan ini berlanjut dan terjadi
Gambar 1. Meningoensefalokel pada region perkembangan hidrochephalus maka harus
2.3
parietal. diberikan terapi yang sesuai.6,7

Isi meningoensefalokel dapat diketahui Kasus


dengan transiluminasi dan USG, pada An. B, pasien laki-laki lahir cukup bulan
pemeriksaan mikroskopis, biasanya akan dengan section caesarea atas indikasi kelainan
didapatkan jaringan otak abnormal/displasia. bawaan pada pukul 11.30 WIB pada tanggal 26
Insiden meningoensefalokel 1-5 per 10000 bayi Januari 2021. Pada pasien terdapat benjolan di
lahir hidup; paling kecil dari seluruh penyakit samping kepala sejak dilahirkan. Sebelumnya,
defek tuba neuralis (8% - 19%). Di Eropa dan pasien sudah didiagnosis meningoensefalokel
Amerika hampir 80% - 90% meningoensefalokel pada saat di dalam kandungan. Benjolan di
terdapat di regio oksipital; meningoensefalokel samping kepala berukuran ± 15x15 cm. (Gambar
di daerah anterior (frontal, nasofrontal, 2). Benjolan tidak mengeluarkan darah maupun
nasofaringeal) lebih sering di Asia Tenggara.3 nanah. Pasien merupakan anak pertama. Pada
Gejala klinis sangat bervariasi tergantung saat lahir pasien menangis kuat, bergerak aktif
malformasi serebral yang terjadi, termasuk dan tidak kebiruan. Pasien juga tidak mengalami
hidrosefalus dan banyaknya jaringan otak yang kejang atau sesak sejak lahir. Tidak terdapat
mengalami displasia dan masuk ke dalam gangguan BAB dan BAK pada pasien. Tidak
kantung meningoensefalokel. Jika hanya terdapat kelainan bawaan lainnya.
mengandung meningen saja, prognosisnya Ibu pasien mengaku dalam keadaan sehat
lebih baik dan dapat berkembang normal. selama hamil. Ibu pasien tidak melakukan
Gejala-gejala sehubungan dengan malformasi pemeriksaan kehamilan secara rutin. Ibu pasien
otak adalah mental retardasi, ataxia spastik, menyangkan mengkonsumsi obat-obatan. Saat
kejang, buta dan gangguan gerakan bola mata. lahir, pasien langsung menangis, bergerak aktif,
Sebenarnya diagnosis perinatal dapat dan tidak kebiruan. BB pasien saat lahir adalah
ditegakkan dengan pemeriksaan USG, alfa feto 2900 gr dan PB pasien 47 cm. Selama perawatan
protein cairan amnion dan serum ibu.4,5 di PICU pasien mendapatkan kebutuhan nutrisi
Pemeriksaan radiologis dilakukan untuk (ASI dan nutrisi parenteral) sesuai berat badan.
menilai struktur patologis sefalokel: daerah Pasien sudah mendapatkan imunisasi BCG dan
defek tulang, ukuran serta isi sefalokel, ada injeksi Vitamin K saat lahir. Tidak terdapat
atau tidaknya anomali SSP, dan dinamika CSS. kelainan bawaan pada keluarga.

Februari 2021 |1
Arninda Rahman, Danny Yovita Maharani, Nurul Islamy, Javedh Iqbal | Bayi Baru Lahir dengan Kelainan Kongenital berupa
Meningoensefalokel Parietal: Sebuah Laporan Kasus
Menigoensefalokel Oksipital Oksipital.

Gambar 2. Meningoensefalokel Parietal pada Bayi


Laki-laki yang baru lahir
Gambar 5. USG kehamilan usia 37 minggu

Pada pemeriksaan fisik didapatkan


keadaan umum tampak sakit sedang,
kesadaran compos mentis, nadi 138 x/menit,
respirasi 48 x/menit, suhu aksila 37,1 °C, BB
2900 gram dan TB 47 cm. Pada pemeriksaan
mata, mulut, tht, leher, thorak, jantung,
abdomen dan ekstremitas tidak didapatkan
kelainan. Pada kepala, tampak benjolan pada
parietal dengan ukuran 15x15 cm, tidak
terdapat nanah dan darah. Bejolan bersifat
fluktuatif dan menunjukan transluminasi
positif. Pembengkakan bersifat kistik dan
membesar saat menangis. Fontanela anterior
dan posterior masih terbuka.
Gambar 4. CT Scan Kepala Tanpa Kontras
Pemeriksaan neurologis menunjukan
bahwa pasien dalam keadaan sadar dan Pada pasien diberikan penatalaksanaan
memiliki refleks menghisap yang normal. Tidak berupa balut masa dengan kasa steril/24 jam,
ada kelemahan anggota tubuh dan otot yang injeksi ampisulbac 15 mg/ 12 jam, gentamisin 15
bagus nada. Refleks primitif normal dan mg/ 36 jam, PCT flc 60cc/8 jam, pemenuhan
simetris. Refleks cahayanya normal. kebutuhan cairan pasien dengan D 10%, NaCl
Pemeriksaan penunjang pasien berupa darah 3%, KCl 7%, Ca Glukonas dan Aminosteril 6%.
lengkap dengan hasil hemoglobin 19,8 g/dL, Dilakukan operasi bedah saraf pada pasien yaitu
hematokrit 57 %, leukosit 15.400 /μL, eritrosit reseksi meningoensefalokel transkranial. Pasien
5,5 juta/μL, trombosit 110.000/ µL, ureum 36 dibaringkan dalam posisi tengkurap posisi di
mg/dL, kreatinin 0,67 mg/dL, aspartase atas meja operasi, didukung di atas gulungan
aminotransferase (AST) 30 U/L, alanine donat lembut dan pasien dalam anestesi umum
aminotransferase (ALT) 28 U/L dan albumin 3,7 (GA). Pembedahan bertujuan untuk membuat
mg/dL. eksisi dan untuk perbaiki kantung. Eksisi
Pada pemeriksaan USG kehamilan dilakukan oleh menghilangkan jaringan
didapatkan gambaaran berupa kepala defleksi, ekstrakranial lalu tutup defek dengan tutup
masa kistik 7 cm dan jaringan Otak yang durafasial.
memberikan kesan meningoensefalokel parietal Dilakukan pengamatan yang cermat dan
(Gambar 3). Pada pemeriksaan CT scan kepala pemantauan tanda vital bayi selama operasi.
tanpa kontras didapatkan meningoensefalokel Setelah operasi, tidak ada bukti infeksi
daerah parietal dengan defek daerah tersebut, serebrospinal dan kebocoran cairan
deviasi midline ke kiri (Gambar 4). Berdasarkan serebrospinal. Lukanya sembuh dengan
hasil anamnesis, pemeriksaan fisik, sempurna, dan tidak ada tanda-tanda
pemeriksaan penunjang pada pasien ini dapat peningkatan tekanan intrakranial selama rawat
ditegakkan diagnosis Meningoensefalitis inap. Lingkar kepala diukur dan dibuat grafik

Februari 2021 |1
Arninda Rahman, Danny Yovita Maharani, Nurul Islamy, Javedh Iqbal | Bayi Baru Lahir dengan Kelainan Kongenital berupa
Meningoensefalokel Parietal: Sebuah Laporan Kasus
sekali atau dua
Menigoensefalokel kali seminggu. Keadaan pasien
Oksipital dalam jaringan lunak. Masa kisitik inidisebabkan
di follow up dan menunjukan perbaikan setiap karena adanya defek pada neural tube sehingga
harinya (Gambar 5). meningens dan jaringan otak tak tertutup
dengan sempurna.10
Umumnya neonatus dengan
meningoensefalokel, aktif dan ada tidak ada
tanda-tanda cacat neurologis. Neonatus
memiliki refleks primitif yang positif dan bagus,
refleks menghisap, meski sedikit terhambat oleh
massa. Biasanya meningoensefalokel disertai
kraniofasial lainnya kelainan atau malformasi
otak. Gejala ini termasuk cacat neurologis,
hidrosefalus, kelumpuhan, kejang, mikrosefali,
ataksia, gangguan berdasarkan, masalah visual,
mental dan retardasi pertumbuhan.9,11 Pada
saat lahir pasien menangis kuat, bergerak aktif
Gambar 5. Keadaan pasien post reseksi
dan tidak kebiruan. Pasien juga tidak mengalami
meningoensefalokel transkranial hari ke-2
kejang atau sesak sejak lahir. Hal ini
menandakan tidak terdapat kelainan neurologis
Pembahasan
yang dapat disebabkan karena kelainan
Meningoensefalokel disebabkan oleh
kongenital akibat defek tabung saraf.
kegagalan penutupan tabung saraf selama
Kejadian mesensefalokel menurunkan
perkembangan janin. Kegagalan penutupan
tingkat kelangsungan hidup bayi baru lahir
tabung saraf ini disebabkan oleh gangguan
menjadi 21%, dan hanya setengah dari mereka
pembentukan tulang kranium saat dalam
yang akan bertahan. Sekitar 75% dari mereka
uterus seperti kurangnya asupan asam folat
yang selamat akan menderita dari
selama kehamilan, adanya infeksi pada saat
keterbelakangan mental, dan sekitar 3%
kehamilan terutama infeksi TORCH, mutasi gen
mengalami kekambuhan setelah operasi. Dalam
(terpapar bahan radiologi), obat – obatan yang
hal ini, diagnosis meningoensefalokel
mengandung bahan yang terotegenik.
berdasarkan riwayat kesehatan dan
Meningoensefalokel juga disebabkan oleh
pemeriksaan fisik dan dikonfirmasi dengan CT-
defek tulang kepala, biasanya terjadi dibagian
scan kepala.12,15 Pada pemeriksaan USG
occipitalis, kadang – kadang juga dibagian nasal,
kehamilan didapatkan gambaaran berupa
frontal, atau parietal.9,10 Pada pasien terdapat
kepala defleksi, masa kistik 7 cm dan jaringan
benjolan di kepala bagian parietal sejak
otak yang memberikan kesan
dilahirkan. Ibu pasien mengaku kurang
meningoensefalokel parietal. Pada pasien,
mengkonsumsi asam folat selama kehamilan.
pemeriksaan CT scan kepala tanpa kontras
Asam folat bermanfaat dalam proses
didapatkan meningoensefalokel daerah parietal
penutupan neural tube, sehingga kekurangan
dengan defek daerah tersebut, deviasi midline
asam folat dalam kehamilan dapat
ke kiri. Dari pemeriksaan pencitraan tersebut
meningkatkan risiko terjadinya defek tabung
dapat membantu menegakkan diagnosis
saraf.9
meningoensefalokel parietal.
Meningoensefalokel ditandai dengan
Pembalutan masa dengan kasa steril segera
adanya penonjolan meningens (selaput otak)
setelah lahir pada daerah yang terdapat masa
dan otak yang berbentuk seperti kantung
atau lesi yang terpapar dilakukan untuk
melalui suatu lubang pada tulang tengkorak.10
mencegah jaringan saraf yang terpapar menjadi
Pada pemeriksaan kepala didapatkan simetris,
kering. Perawatan pra-bedah neonatus rutin
normocephal, tidak ditemukannya edema, dan
dengan penekanan khusus pada saat
sianosis. Tampak Benjolan pada oksipital
mempertahan suhu tubuh yang dapat menurun
dengan ukuran 15x15 cm. Tidak ditemukannya
dengan cepat.10,13
darah dan nanah. Benjolan bersifat fluktuatif
Pemberian cairan pada neonatus baru lahir
dan menunjukan transluminasi positif.
harus disesuaikan dengan kebutuhan setiap
Pemeriksaan ini, menunjukan masa kistik yang
harinya. Pada hari pertama kebidupan dapat
memberikan gambaran masa berisi cairan di
diberikan nutrisi parenteral berupa D 10% dan

Februari 2021 |1
Arninda Rahman, Danny Yovita Maharani, Nurul Islamy, Javedh Iqbal | Bayi Baru Lahir dengan Kelainan Kongenital berupa
Meningoensefalokel Parietal: Sebuah Laporan Kasus
ASI peroral. Perhitungan
Menigoensefalokel Oksipital kebutuhan cairan pada bedah sedini mungkin untuk menghindari
neonatus hari ke-1 adalah 60-80 ml/kg/hari. infeksi, apalagi jika ada perlukaan di kepala.
Sehingga dapat dihitung cairan hari ke-1 pasien Pada meningoensefalokel yang ditutupi kulit
ini adalah 240 ml/hari (80mlx2,9 kg)/hari. Pada kepala yang baik, operasi dapat ditunda sampai
pasien diberikan cairan parenteral D 10% 160 keadaan anak stabil. Tujuan operasi adalah
cc/hari (6,7 cc/jam) dan ASI peroral sebanyak menutup defek (watertight dural closure), eksisi
80 cc (10 cc/3 jam). Kebutuhan cairan pada hari masa otak yang herniasi serta memelihara
ke-2 hingga hari ke-7 yaitu 100-120 ml/kg/hari. fungsi otak.17,18
Sehingga pada hari ke-2 hingga ke-7 dapat Tindakan operasi bedah saraf pada pasien
dihitung cairan pasien ini adalah 360 ml/hari ini yaitu reseksi menioensefalokel transkranial,
(120mlx2,9kg)/hari. Cairan ini mengandung pasien dibaringkan dalam posisi tengkurap
cairan parenteral D 10% 233 cc (9,7 cc/jam), posisi di atas meja operasi, didukung di atas
NaCl 3% 12 cc/hari (4ccx2,9kg), KCl 7% 6 cc (2 gulungan donat lembut. Pembedahan bertujuan
ccx2,9 kg), Ca Glukonas 9 cc (3ccx2,9 kg) dan untuk membuat eksisi dan untuk perbaiki
aminosteril 6% 100 cc (2grx2,9 kg).3,13 kantung. Kemudian, eksisi dilakukan oleh
Pada pasien diberikan paracetamol infus menghilangkan jaringan ekstrakranial lalu tutup
dengan dosis 60mg/kgBB/hari sebagai defek dengan tutup durafasial. Pengamatan
antipiretik dan analgetik pada pasien. Pada yang cermat dan memantau tanda vital bayi itu
pasien juga diberikan antibiotik berupa dilakukan selama operasi.
Anpisulbac dan Gentamisin Injeksi. Ampicillin Prognosis menigoesenfalokel tergantung
Sulbactam merupakan antibiotic kombinasi pada lokasi, ukuran, dan isi kantung. Tidak
yang digunakan untuk mengatasi resistensi adanya otak jaringan di kantung adalah
bakteri produsen enzim betalaktamase prognostik yang baik. Prognosis yang buruk
terhadap ampisilin. Ampicillin adalah antibiotic termasuk menigoesenfalokel posterior, adanya
beta lactam yang termasuk golongan penicillin hidrosefalus dan sistemik lainnya kelainan.
sedangkan sulbactam adalah obat yang bekerja Penderita ensefalokel anterior memiliki tingkat
dengan cara menghambat kerja enzim kelangsungan hidup yang lebih tinggi,
betalaktamase yang diproduksi oleh bakteri, dibandingkan dengan mereka yang memiliki a
sehingga penambahan sulbactam akan ensefalokel posterior. Prognosis buruk karena
meningkatkan potensi ampicillin. herniasi otak jaringan, yang kemungkinan besar
Ampicillin/Sulbactam dapat digunakan pada akan menyebabkan beberapa cacat neurologis
infeksi bedah yaitu untuk profilaksis dan yang serius. Itu keterlibatan sistem ventrikel di
pengobatan akibat operasi bedah.14 kasus ini dapat menyebabkan hidrosefalus, yang
Gentamicin adalah antibiotic yang akan memperburuk prognosis.18,19 Pada pasien
digunakan untuk mengobati infeksi bakteri ini tidak terlihat adanya keterlibatan otak di
antara lain septicemia (suatu kondisi dimana dalam kantung meningoesenfalokel parietal dan
seseorang mengalami keracunan darah akibat tidak terdapat gambaran hidrosefalus. Sehingga
bakteri dalam jumlah besar masuk ke dalam pasien ini memiliki prognosis yang baik.
aliran darah) dan sepsis (kondisi medis yang Komplikasi paling umum dari operasi
disebabkan oleh timbulnya peradangan karaena tersebut adalah infeksi, meningitis, kerusakan
infeksi yang masuk dalam tubuh) pada otak, dan hidrosefalus. Kekambuhan bisa terjadi
neonatus.15 Sehingga antibiotik tersebut setelah operasi. Disfungsi visual, kelainan
diindikasikan pada kasus ini. motorik dan masalah kecerdasan biasa terjadi di
Penatalaksanaan meningoensefalokel kasus ini. Angka kematian kasus ini sekitar 30%
tergantung dari isi dan luas dari anomali. Pada meskipun sudah diaplikasikan perawatan yang
meningokel oksipital, di mana kantung tidak tepat.14,15 Setelah operasi, tidak ada bukti infeksi
mengandung jaringan saraf, hasil dari serebrospinal dan kebocoran cairan
pembedahan hampir selalu baik. Tetapi pada serebrospinal pada pasien. Lukanya sembuh
meningoensefalokel yang berisi jaringan otak dengan sempurna, dan tidak ada tanda-tanda
biasanya diakhiri dengan kematian dari anak. peningkatan tekanan intrakranial selama rawat
Hampir semua meningoensefalokel inap. Lingkar kepala diukur dan dibuat grafik
memerlukan intervensi bedah saraf, kecuali sekali atau dua kali seminggu. Keadaan pasien di
massanya terlalu besar dan dijumpai follow up dan menunjukan perbaikan setiap
mikrosefali yang jelas. Bila mungkin, tindakan harinya.

Februari 2021 |1
Arninda Rahman, Danny Yovita Maharani, Nurul Islamy, Javedh Iqbal | Bayi Baru Lahir dengan Kelainan Kongenital berupa
Meningoensefalokel Parietal: Sebuah Laporan Kasus
Menigoensefalokel Oksipital Ilmu Bedah; Penerbit Buku Kedokteran
Simpulan EGC; Jakarta; 2015.
Meningoensefalokel adalah kelainan 11. Lubis, N.U.; Encephalocele; in CKD –
kongenital akibat defek tuba neuralis. Herniasi Cermin Dunia Kedokteran Magazine;
atau benjolan ini dapat berisi meningen dan Kalbe Farma; PT. Temprint; Jakarta;
dan jaringan/parenkim otak. Kasus bayi laki-laki 2019.
dengan meningoensefalokel parietal 12. Mayasari, N.; Encephalocele; available
dilaporkan. Diagnosis didasarkan pada hasil dari at: http://upeeknouvelz.blogspot.com/
anamnesis, pemeriksaan fisik kepala CT-scan 2010/02/kelainan-pada-bayi-
kepala. Intervensi bedah yang dilakukan yaitu dengan.html; 2010.
reseksi meningoensefalokel transkranial. 13. Pahuja, HD, Deshmukh, SR, Lande, SA,
Pembedahan bertujuan untuk membuat eksisi Palsodkar, SR, Bhure, AR. Anaesthetic
dan untuk perbaiki kantung. Eksisi dilakukan Management of Neonate with Giant
oleh menghilangkan jaringan ekstrakranial lalu Occipital Meningoencephalocele: Case
tutup defek dengan tutup durafasial. Dilakukan Report. Egyptian Journal of
pengamatan yang cermat dan pemantauan Anaesthesia. 2015. Available at
tanda vital bayi selama operasi. Setelah www.sciencedirect.com.
operasi, tidak ada bukti infeksi serebrospinal 14. Ganapathy, A., Sadeesh, T., Swer, MH.,
dan kebocoran cairan serebrospinal. Rao, S. Occipital meningoencephalocele
with Cleft Lip, Cleft Palate and Limb
Daftar Pustaka Abnormalities- A Case Report. Journal
1. Nelson, B.; Arvin K.; Buku Ilmu of Clinical and Diagnostic Research.
Kesehatan Anak 15th edition; Penerbit 2014; Vol. 8(12). Available at
Buku Kedokteran EGC; Jakarta; 2010. www.jcdr.net.
2. Meadow, R.; Simon N.; Lecture Notes: 15. Raja, RA., Qureshi, AA., Memon, AR.,
Pediatrika 7th edition; Erlangga; 2013. Ali, H., Dev, V. Pattern of
3. Hull, D.; Derek I.J.; Dasar-Dasar Encephaloceles: A Case Series. Journal
Pediatri 3rd edition; Penerbit Buku of Ayub Med Coll Abbooabad. 2008:
Kedokteran EGC; Jakarta; 2018. 20(1). Available at
4. Saanin, S.; Disrafisme Kranial; in www.ayubmed.edu.pk/JAMC/PAST/2
Anomali Susunan Saraf Pusat; Ilmu 0-1/Raja.pdf.
Bedah Saraf; Ka. SMF Bedah Saraf 16. Khan AN., Turnbull, I., Macdonald, S.,
RSUP. Dr. M. Djamil/FK-UNAND Sabih, D. Encephalocele Imaging. 2019.
Padang; available at: Available from :
http://www.angelfire.com/nc/neurosu https://emedicine.medscape.com/articl
rgery/Disrafisme.html; 2018. e/403308-overview#a1.
5. Muscari, M.E.; Keperawatan Pediatrik 17. Kiymaz, N., Yilmaz, N., Demir, I., Keskin,
3rd edition; Penerbit Buku Kedokteran S. Prognostic factors in patients with
EGC; Jakarta; 2015. occipital Encephalocele. Pediatric
6. Taufan, V.R.; Ensefalokel Neurosurgery. 2010; 46: 6–11.
(Encephalocele); available at: 18. Jeong, DH., Kim, CH., Kim, MO.,Chung
http://dokter H., Kim, TH., Jung, HY. Arnold-Chiari
rosfanty.blogspot.com/2019/07/ensefa Malformation Type III with
lokel.html; 2019. Meningoencephalocele: A Case Report.
7. Dorland, W.A.N.; Kamus Kedokteran Annals of Rehabilitation Medicine.
Dorland; Penerbit Buku Kedokteran 2014. Available at
EGC; Jakarta; 2012. http://dx.doi.org/10.5535/arm.2014.38
8. Fenichel, G.M.; Clinical Pediatric . 3.401.
Neurology 4th edition; Saunders 19. Kinsman SL & Johnston MV. Congenital
Company; Philadelphia; 2010. Anomalies of the Central Nervous
9. Tsementzis, S.A.; Differential Diagnosis System in Nelson Textbook of Pediatric,
of Neurology and Neurosurgery; Kliegman RM e al. 18th Edition.
Thieme Stuttgart; New York; 2019. Saunders Elsevier. Philadelphia. 2007.
10. Sjamsuhidajat, R.; Wim d.J.; Buku Ajar Hal: 2447.

Februari 2021 |1
Arninda Rahman, Danny Yovita Maharani, Nurul Islamy, Javedh Iqbal | Bayi Baru Lahir dengan Kelainan Kongenital berupa
Meningoensefalokel Parietal: Sebuah Laporan Kasus
20. Jain, K.,
Menigoensefalokel Sethi, SK., Jain, N., Patodi, V.
Oksipital
Anaesthetic management of a huge
occipital meningoencephalocele in a 14
days old neonate. Ain-Shams Journal of
Anesthesiology. 2018. Available at
https://doi.org/10.1186/s42077-018-
0005-7.

Februari 2021 |1

Anda mungkin juga menyukai