Disusun Oleh :
Kelompok 2
3. Jubaydah (D2.1901576)
Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat, berkah, dan
hidayahnya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Etika Profesi
Akuntan Publik”
Makalah ini disusun guna untuk memberikan informasi tambahan mengenai “Etika
Profesi Akuntan Publik”. Dan juga untuk memenuhi tugas mata kuliah “Auditing I”
Penulis juga menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, karena
penulis masih dalam proses pembelajaran serta kekurangan dan keterbatasan yang dimiliki.
Dalam penulisan makalah ini, banyak sekali hambatan dan kesulitan yang penulis hadapi,
namun berkat bimbingan dan juga dukungan serta bantuan dari banyak pihak, akhirnya
makalah ini dapat diselesaikan. Pada kesempatan ini, penulis ingin mengucapkan terima
kasih yang tidak terhingga kepada yang terhormat :
2. Kedua orang tua yang yang memberikan dukungan kepada penulis baik secara
material maupun spiritual serta memebrikan bimbingan dan nasihat kepada penulis.
4. Semua pihak yang ikut membantu baik secara langsung maupun tidak dalam
pembuatan makalah ini.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan khususnya bagi penulis
sendiri, serta mendapat ridho Allah SWT.
Apabila ada kritik dan saran pada makalah ini maka penulis akan menerima dengan
senang hati, karena hal itu demi perbaikan makalah ini dimasa yang akan datang.
ix
DAFTAR ISI
COVER……………………………………………………………………………………
KATA PENGANTAR……………………………………………………………………ix
DAFTAR ISI……………………………………………………………………………...x
BAB I PEMBAHASAN
1.3 Tujuan………………………………………………………………………………….2
BAB II PEMBAHASAN
3.1 Simpulan………………………………………………………………………….......8
3.2 Saran………………………………………………………………………………….8
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………………...9
x
BAB I
PENDAHULUAN
Etika secara umum didefinisikan sebagai perangkat prinsip moral atau nilai. Dengan
kata lain, etika merupakan ilmu yang membahas dan mengkaji nilai dan norma moral. Etika
(luas) berarti keseluruhan norma dan penilaian yang dipergunakan oleh masyarakat untuk
mengetahui bagaimana manusia seharusnya menjalankan kehidupannya.Etika (sempit) berarti
seperangkat nilai atau prinsip moral yang berfungsi sebagai panduan untuk berbuat, bertindak
atau berperilaku. Karena berfungsi sebagai panduan, prinsip-prinsip moral tersebut juga
berfungsi sebagai kriteria untuk menilai benar/salahnya perbuatan/perilaku. Kode etik
adalah nilai-nilai, norma-norma, atau kaidah-kaidah untuk mengatur perilaku moral dari suatu
profesi melalui ketentuan-ketentuan tertulis yg harus dipenuhi dan ditaati setiap anggota
profesi
Kode Etik berlaku efektif sejak tanggal 1 Januari 2011 dan menggantikan Aturan
Etika yang berlaku sebelum diterbitkannya Kode Etik ini, menetapkan prinsip dasar dan
aturan etika profesi yang harus diterapkan oleh setiap individu dalam KAP atau jaringan
KAP, baik yang merupakan anggota IAPI maupun yang bukan merupakan anggota IAPI,
yang memberikan jasa profesional (baik jasa assurance maupun jasa selain assurance)
kepada pengguna jasa.
1
4. Bagaimana penerapan etika profesi di KAP?
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui apa saja standar prinsip-prinsip etika profesi
2
BAB II
PEMBAHASAN
Prinsip dasar etika profesi memberikan kerangka konseptual untuk penerapan prinsip
tersebut. Kerangka konseptual tersebut memberikan pedoman terhadap prinsip dasar etika
profesi. Setiap praktisi wajib menerapkan kerangka konseptual tersebut untuk
mengidentifikasi ancaman (threats) terhadap kepatuhan pada prinsip dasar etika profesi dan
mengevaluasi signifikansi ancaman tersebut. Jika ancaman tersebut merupakan ancaman
selain ancaman yang secara jelas tidak signifikan, maka pencegahan (safeguards) yang tepat
harus dipertimbangkan dan diterapkan untuk menghilangkan ancaman tersebut atau
menguranginya ke tingkat yang dapat diterima, sehingga kepatuhan terhadap prinsip dasar
etika profesi tetap terjaga. Setiap praktisi wajib mematuhi prinsip dasar etika profesi di
bawah ini:
1. Prinsip Integritas
Setiap praktisi harus tegas dan jujur dalam menjalin hubungan profesional dan
hubungan bisnis dalam melaksanakan pekerjaannya.
2. Prinsip Objektivitas
Setiap praktisi wajib memelihara pengetahuan dan keahlian profesionalnya pada suatu
tingkatan yang dipersyaratkan secara berkesinambungan, sehingga klien atau pemberi
kerja dapat menerima jasa profesional yang diberikan secara kompeten berdasarkan
perkembangan terkini dalam praktik, perundang-undangan, dan metode pelaksanaan
pekerjaan. Setiap praktisi harus bertindak secara profesional dan sesuai dengan standar
3
profesi dan kode etik profesi yang berlaku dalam memberikan jasa profesionalnya.
4. Prinsip Kerahasiaan
Setiap praktisi wajib menjaga kerahasiaan informasi yang diperoleh sebagai hasil dari
hubungan profesional dan hubungan bisnisnya, serta tidak boleh mengungkapkan
informasi tersebut kepada pihak ketiga tanpa persetujuan dari klien atau pemberi kerja,
kecuali jika terdapat kewajiban untuk mengungkapkan sesuai dengan ketentuan hukum
atau peraturan lainnya yang berlaku. Informasi rahasia yang diperoleh dari hubungan
profesional dan hubungan bisnis tidak boleh digunakan oleh praktisi untuk keuntungan
pribadinya atau pihak ketiga.
Setiap praktisi wajib mematuhi hukum dan peraturan yang berlaku dan harus
menghindari semua tindakan yang dapat mendiskreditkan profesi.
4
6. Pemasaran Jasa Profesional
1. Dilarang memberikan jasa audit umum atas laporan keuangan (general audit) untuk
klien yang sama berturut-turut untuk kurun waktu lebih dari 3 tahun. Hal ini dimaksudkan
untuk mencegah terjadinya kolusi antara Akuntan Publik dengan klien yang merugikan pihak
lain.
3. Akuntan Publik juga dilarang merangkap jabatan yang tidak diperbolehkan oleh
ketentuan perundang-undangan / organisasi profesi seperti sebagai pejabat negara,
pimpinan atau pegawai pada instansi pemerintah, Badan Usaha Milik Negara (BUMN) atau
Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) atau swasta, atau badan hukum lainnya, kecuali yang
diperbolehkan seperti jabatan sebagai dosen perguruan tinggi yang tidak menduduki
jabatan struktural dan atau komisaris atau komite yang bertanggung jawab kepada
komisaris atau pimpinan usaha konsultansi manajemen.
1. Memberikan jasa kepada suatu pihak, apabila KAP tidak dapat bertindak independen.
5
2. Memberikan jasa audit umum (general audit) atas laporan keuangan untuk klien yang
sama berturut-turut untuk kurun waktu lebih dari 5 (lima) tahun.
3. Memberikan jasa yang tidak berkaitan dengan akuntansi, keuangan dan manajemen.
4. Mempekerjakan atau menggunakan jasa Pihak Terasosiasi yang menolak atau tidak
bersedia memberikan keterangan yang diperlukan dalam rangka pemeriksaan terhadap
Akuntan Publik dan KAP.
Terkait dengan penerapan etika profesi di KAP tempat para informan bekerja.
Pertama, yang paling berperan dalam penerapan kode etik di KAP kecil adalah pemimpin.
Hal ini sesuai dengan apa yang ditulis oleh Ludigdo dalam Paradoks Etika Akuntan. Menurut
Ludigdo (2007: 115), dalam KAP kecil, peran pimpinan dalam banyak hal sangat dominan.
Pimpinan adalah pemilik sekaligus aktor utama yang banyak menentukan kelangsungan
hidup sebuah KAP.
Yang kedua, kultur organisasinya yang bisa berfungsi sebagai aturan informal yang
membuat para individu di dalamnya berperilaku sesuai ritme organisasi. Ritme ini nantinya
akan berdampak positif bagi kondusivitas kerja yang pada akhirnya juga dapat mengarahkan
para individu untuk berperilaku lebih etis. Jika kebanyakan staf dalam suatu organisasi
mempunyai etos kerja yang baik, maka jika ada salah seorang yang kinerjanya kurang baik
pun akan termotivasi untuk meningkatkan kemampuannya. Begitupun untuk masalah etika.
jika para staf patuh terhadap kode etik, maka salah seorang yang hendak melakukan
perbuatan tidak etis pun akan malu dan enggan untuk melanggar etika. Hal ini sejalan dengan
penelitian yang dilakukan oleh Maryani dan Ludigdo (2001) serta Widyastuti (2009). Dalam
kedua penelitian tersebut disebutkan bahwa budaya organisasi mempunyai pengaruh yang
signifikan terhadap perilaku etis auditor.
Budaya organisasi juga bisa dijadikan sebagai perekat agar tercipta hubungan yang
kuat antara individu yang ada dalam organisasi tersebut dengan individu lainnya. Hubungan
yang kuat akan memudahkan antar staf berdiskusi ketika ada yang mengalami kendala di
lapangan sehingga bisa menghasilkan solusi yang lebih tepat.
6
Lalu terkait dengan kontrol yang disusun melalui SPM. SPM merupakan sistem yang
mencakup kebijakan dan prosedur pengendalian mutu, penetapan tanggung jawab,
komunikasi, dan pemantauan. Baik Peraturan Menteri Keuangan no 17 tahun 2008 maupun
Undang-Undang Akuntan Publik (UU AP) tahun 2011 mewajibkan setiap KAP memiliki dan
menjalankan SPM.
Ketiga KAP yang menjadi tempat para informan bekerja tersebut telah memiliki
SPM. SPM tersebut sudah dikomunikasikan kepada tiap staf. Dengan pengomunikasian
tersebut diharapkan masing-masing staf dapat memahami dan menjalankan prosedur yang
dibuat. Pengontrolan terhadap kode etik juga dilaksanakan dengan melakukan pemantauan
terhadap SPM ini.
7
BAB III
KESIMPULAN
3.1 Simpulan
Etika profesi adalah etika yang harus dimiliki oleh setiap profesional, tak terkecuali
akuntan publik. Etika profesi yang baik akan memperkuat profesi dan bisa dijadikan sebagai
kunci untuk memperoleh kepercayaan masyarakat terhadap jasa yang diberikan. Karena
posisi akuntan publik berada di tengah-tengah para pemangku kepentingan, hadirnya dilema
etis atau konflik audit tidak bisa dihindari. Dilema etis yang sering muncul adalah yang
berkaitan dengan (1) Penerimaan perikatan (Klien versus Keahlian Profesional); (2) Imbalan
jasa profesional (fee minimal); (3) Independensi.
3.2 Saran
Makalah ini masih banyak kekurangannya untuk sarannya bagi penulis dan bagi
pembaca lebih banyak menggali lagi sumber materinya.
8
DAFTAR PUSTAKA
http://www.iaiglobal.or.id/v03/files/Kode%20etik/files/basic-html/page23.html
Susanti Beny. 2008. Modul Etika Profesi Akuntansi. Universitas Gunadarma. Fakultas
Ekonomi