Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

ETIKA PROFESI AKUNTAN PUBLIK

Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Auditing I

Dosen Pengampu : Erpi Rahman, S. E, M. Ak

Disusun Oleh :

Kelompok 2

Nama Anggota : 1. Anisa Yustina (D2.1901538)

2. Indri Sri Rahayu (D2.1901573)

3. Jubaydah (D2.1901576)

4. Resta Novelita (D2.1901604)

5. Wega Devina D I (D2.1901631)

Kelas/Semester : Akuntansi C/5

SEKOLAH TINGGI ILU EKONOMI SEBELAS APRILSUMEDANG

TAHUN AJARAN 2021


KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat, berkah, dan
hidayahnya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Etika Profesi
Akuntan Publik”

Makalah ini disusun guna untuk memberikan informasi tambahan mengenai “Etika
Profesi Akuntan Publik”. Dan juga untuk memenuhi tugas mata kuliah “Auditing I”

Penulis juga menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, karena
penulis masih dalam proses pembelajaran serta kekurangan dan keterbatasan yang dimiliki.
Dalam penulisan makalah ini, banyak sekali hambatan dan kesulitan yang penulis hadapi,
namun berkat bimbingan dan juga dukungan serta bantuan dari banyak pihak, akhirnya
makalah ini dapat diselesaikan. Pada kesempatan ini, penulis ingin mengucapkan terima
kasih yang tidak terhingga kepada yang terhormat :

1. Bapak Erpi Rahman, S. E, M. Ak sebagai dosen pengajar mata kuliah Auditing I

2. Kedua orang tua yang yang memberikan dukungan kepada penulis baik secara
material maupun spiritual serta memebrikan bimbingan dan nasihat kepada penulis.

3. Seluruh rekan-rekan yang memeberikan semangat dan dorongan dalam pembuatan


makalah ini.

4. Semua pihak yang ikut membantu baik secara langsung maupun tidak dalam
pembuatan makalah ini.

Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan khususnya bagi penulis
sendiri, serta mendapat ridho Allah SWT.

Apabila ada kritik dan saran pada makalah ini maka penulis akan menerima dengan
senang hati, karena hal itu demi perbaikan makalah ini dimasa yang akan datang.

ix
DAFTAR ISI
COVER……………………………………………………………………………………

KATA PENGANTAR……………………………………………………………………ix

DAFTAR ISI……………………………………………………………………………...x

BAB I PEMBAHASAN

1.1 Latar Belakang…………………………………………………………………………1

1.2 Rumusan Masalah………………………………………………………………….......1

1.3 Tujuan………………………………………………………………………………….2

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Prinsip Dasar Etika Profesi Seorang


Akuntan……………………………………………………………………………………3

2.2 Aturan Etika Profesi


Akuntan………………………………………………………………………………....…4

2.3 Larangan Bagi Seorang Akuntan dan


KAP…………………………………………………………………………………….....5

2.4 Penerapan Etika Profesi di


KAP……………………………………………………………………………………….6

BAB III KESIMPULAN

3.1 Simpulan………………………………………………………………………….......8

3.2 Saran………………………………………………………………………………….8

DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………………...9

x
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Etika profesi sangatlah dibutuhkan dalam hal berbagai bidag pekerjaan khususnya
bidang Audit. Kode etik pun sangat dibutuhkan dalam bidang Audit, karena kode etik
tersebut dapat menentukan apa yang baik dan apa yang tidak baik serta apakah suatu kegiatan
tersebut dilakukan oleh Auditor dapat dikatakan bertanggung jawab atau tidak.

Etika secara umum didefinisikan sebagai perangkat prinsip moral atau nilai. Dengan
kata lain, etika merupakan ilmu yang membahas dan mengkaji nilai dan norma moral. Etika
(luas) berarti keseluruhan norma dan penilaian yang dipergunakan oleh masyarakat untuk
mengetahui bagaimana manusia seharusnya menjalankan kehidupannya.Etika (sempit) berarti
seperangkat nilai atau prinsip moral yang berfungsi sebagai panduan untuk berbuat, bertindak
atau berperilaku. Karena berfungsi sebagai panduan, prinsip-prinsip moral tersebut juga
berfungsi sebagai kriteria untuk menilai benar/salahnya perbuatan/perilaku. Kode etik
adalah nilai-nilai, norma-norma, atau kaidah-kaidah untuk mengatur perilaku moral dari suatu
profesi melalui ketentuan-ketentuan tertulis yg harus dipenuhi dan ditaati setiap anggota
profesi

Kode Etik berlaku efektif sejak tanggal 1 Januari 2011 dan menggantikan Aturan
Etika yang berlaku sebelum diterbitkannya Kode Etik ini, menetapkan prinsip dasar dan
aturan etika profesi yang harus diterapkan oleh setiap individu dalam KAP atau jaringan
KAP, baik yang merupakan anggota IAPI maupun yang bukan merupakan anggota IAPI,
yang memberikan jasa profesional (baik jasa assurance maupun jasa selain assurance)
kepada pengguna jasa.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa saja standar prinsip-prinsip etika profesi?

2. Apa saja aturan etika seorang Akuntan?

3. Apa saja larangan bagi seorang Akuntan dan KAP?

1
4. Bagaimana penerapan etika profesi di KAP?

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui apa saja standar prinsip-prinsip etika profesi

2. Untuk mengetahui apa saja aturan etika seorang Akuntan

3. Untuk mengetahui apa saja larangan bagi Akuntan dan KAP

4. Untuk megetahui bagaimana penerapan etika profesi di KAP

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Prinsip Dasar Etika Profesi Seorang Akuntan

Prinsip dasar etika profesi memberikan kerangka konseptual untuk penerapan prinsip
tersebut. Kerangka konseptual tersebut memberikan pedoman terhadap prinsip dasar etika
profesi. Setiap praktisi wajib menerapkan kerangka konseptual tersebut untuk
mengidentifikasi ancaman (threats) terhadap kepatuhan pada prinsip dasar etika profesi dan
mengevaluasi signifikansi ancaman tersebut. Jika ancaman tersebut merupakan ancaman
selain ancaman yang secara jelas tidak signifikan, maka pencegahan (safeguards) yang tepat
harus dipertimbangkan dan diterapkan untuk menghilangkan ancaman tersebut atau
menguranginya ke tingkat yang dapat diterima, sehingga kepatuhan terhadap prinsip dasar
etika profesi tetap terjaga. Setiap praktisi wajib mematuhi prinsip dasar etika profesi di
bawah ini:

1. Prinsip Integritas

Setiap praktisi harus tegas dan jujur dalam menjalin hubungan profesional dan
hubungan bisnis dalam melaksanakan pekerjaannya.

2. Prinsip Objektivitas

Setiap praktisi tidak boleh membiarkan subjektivitas, benturan kepentingan, atau


pengaruh yang tidak layak (undue influence) dari pihak-pihak lain, memengaruhi
pertimbangan profesional atau pertimbangan bisnisnya.

3. Prinsip Kompetensi serta Sikap Kecermatan dan Kehati-hatian Profesional.

Setiap praktisi wajib memelihara pengetahuan dan keahlian profesionalnya pada suatu
tingkatan yang dipersyaratkan secara berkesinambungan, sehingga klien atau pemberi
kerja dapat menerima jasa profesional yang diberikan secara kompeten berdasarkan
perkembangan terkini dalam praktik, perundang-undangan, dan metode pelaksanaan
pekerjaan. Setiap praktisi harus bertindak secara profesional dan sesuai dengan standar
3
profesi dan kode etik profesi yang berlaku dalam memberikan jasa profesionalnya.
4. Prinsip Kerahasiaan

Setiap praktisi wajib menjaga kerahasiaan informasi yang diperoleh sebagai hasil dari
hubungan profesional dan hubungan bisnisnya, serta tidak boleh mengungkapkan
informasi tersebut kepada pihak ketiga tanpa persetujuan dari klien atau pemberi kerja,
kecuali jika terdapat kewajiban untuk mengungkapkan sesuai dengan ketentuan hukum
atau peraturan lainnya yang berlaku. Informasi rahasia yang diperoleh dari hubungan
profesional dan hubungan bisnis tidak boleh digunakan oleh praktisi untuk keuntungan
pribadinya atau pihak ketiga.

5. Prinsip Perilaku Profesional

Setiap praktisi wajib mematuhi hukum dan peraturan yang berlaku dan harus
menghindari semua tindakan yang dapat mendiskreditkan profesi.

2.2 Aturan Etika Seorang Akuntan

Aturan etika seorang akuntan memberikan ilustrasi mengenai penerapan kerangka


konseptual pada situasi tertentu dan contoh-contoh pencegahan yang diperlukan untuk
mengatasi ancaman terhadap kepatuhan pada prinsip dasar etika profesi, serta memberikan
contoh-contoh situasi ketika pencegahan untuk mengatasi ancaman tidak tersedia. Oleh
karena itu, setiap kegiatan atau hubungan yang terjadi sehubungan dengan pelaksanaan
pekerjaan oleh praktisi yang dapat menimbulkan ancaman terhadap kepatuhan pada prinsip
dasar etika profesi harus dihindari.

Aturan Etika Akuntan terdiri dari:


1. Ancaman dan Pencegahan
2. Penunjukan KAP, Praktisi, atau Jaringan KAP
3. Benturan Kepentigan
4. Pendapat Kedua
5. Imbalan jasa professional dan bentuk remunerasi lainnya

4
6. Pemasaran Jasa Profesional

7. Penerimaan Hadiah atau Bentuk Keramah-Tamahan Lainnya

8. Penyimpanan Aset Milik Klien

9. Objektivitas – Semua Jasa Profesional

10. Independensi dalam Perikatan Assurance

2.3 Larangan Bagi Seorang Akuntan dan KAP

Larangan Bagi Seorang Akuntan Publik Dan KAP :

1. Dilarang memberikan jasa audit umum atas laporan keuangan (general audit) untuk
klien yang sama berturut-turut untuk kurun waktu lebih dari 3 tahun. Hal ini dimaksudkan
untuk mencegah terjadinya kolusi antara Akuntan Publik dengan klien yang merugikan pihak
lain.

2. Apabila Akuntan Publik tidak dapat bertindak independen terhadap pemberi


penugasan (klien), maka dilarang untuk memberikan jasa.

3. Akuntan Publik juga dilarang merangkap jabatan yang tidak diperbolehkan oleh
ketentuan perundang-undangan / organisasi profesi seperti sebagai pejabat negara,
pimpinan atau pegawai pada instansi pemerintah, Badan Usaha Milik Negara (BUMN) atau
Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) atau swasta, atau badan hukum lainnya, kecuali yang
diperbolehkan seperti jabatan sebagai dosen perguruan tinggi yang tidak menduduki
jabatan struktural dan atau komisaris atau komite yang bertanggung jawab kepada
komisaris atau pimpinan usaha konsultansi manajemen.

Sedangkan, KAP harus menjauhi :

1. Memberikan jasa kepada suatu pihak, apabila KAP tidak dapat bertindak independen.
5
2. Memberikan jasa audit umum (general audit) atas laporan keuangan untuk klien yang
sama berturut-turut untuk kurun waktu lebih dari 5 (lima) tahun.
3. Memberikan jasa yang tidak berkaitan dengan akuntansi, keuangan dan manajemen.
4. Mempekerjakan atau menggunakan jasa Pihak Terasosiasi yang menolak atau tidak
bersedia memberikan keterangan yang diperlukan dalam rangka pemeriksaan terhadap
Akuntan Publik dan KAP.

2.4 Penerapan Etika Profesi di KAP

Terkait dengan penerapan etika profesi di KAP tempat para informan bekerja.
Pertama, yang paling berperan dalam penerapan kode etik di KAP kecil adalah pemimpin.
Hal ini sesuai dengan apa yang ditulis oleh Ludigdo dalam Paradoks Etika Akuntan. Menurut
Ludigdo (2007: 115), dalam KAP kecil, peran pimpinan dalam banyak hal sangat dominan.
Pimpinan adalah pemilik sekaligus aktor utama yang banyak menentukan kelangsungan
hidup sebuah KAP.
Yang kedua, kultur organisasinya yang bisa berfungsi sebagai aturan informal yang
membuat para individu di dalamnya berperilaku sesuai ritme organisasi. Ritme ini nantinya
akan berdampak positif bagi kondusivitas kerja yang pada akhirnya juga dapat mengarahkan
para individu untuk berperilaku lebih etis. Jika kebanyakan staf dalam suatu organisasi
mempunyai etos kerja yang baik, maka jika ada salah seorang yang kinerjanya kurang baik
pun akan termotivasi untuk meningkatkan kemampuannya. Begitupun untuk masalah etika.
jika para staf patuh terhadap kode etik, maka salah seorang yang hendak melakukan
perbuatan tidak etis pun akan malu dan enggan untuk melanggar etika. Hal ini sejalan dengan
penelitian yang dilakukan oleh Maryani dan Ludigdo (2001) serta Widyastuti (2009). Dalam
kedua penelitian tersebut disebutkan bahwa budaya organisasi mempunyai pengaruh yang
signifikan terhadap perilaku etis auditor.
Budaya organisasi juga bisa dijadikan sebagai perekat agar tercipta hubungan yang
kuat antara individu yang ada dalam organisasi tersebut dengan individu lainnya. Hubungan
yang kuat akan memudahkan antar staf berdiskusi ketika ada yang mengalami kendala di
lapangan sehingga bisa menghasilkan solusi yang lebih tepat.

6
Lalu terkait dengan kontrol yang disusun melalui SPM. SPM merupakan sistem yang
mencakup kebijakan dan prosedur pengendalian mutu, penetapan tanggung jawab,
komunikasi, dan pemantauan. Baik Peraturan Menteri Keuangan no 17 tahun 2008 maupun
Undang-Undang Akuntan Publik (UU AP) tahun 2011 mewajibkan setiap KAP memiliki dan
menjalankan SPM.
Ketiga KAP yang menjadi tempat para informan bekerja tersebut telah memiliki
SPM. SPM tersebut sudah dikomunikasikan kepada tiap staf. Dengan pengomunikasian
tersebut diharapkan masing-masing staf dapat memahami dan menjalankan prosedur yang
dibuat. Pengontrolan terhadap kode etik juga dilaksanakan dengan melakukan pemantauan
terhadap SPM ini.

7
BAB III

KESIMPULAN

3.1 Simpulan

Etika profesi adalah etika yang harus dimiliki oleh setiap profesional, tak terkecuali
akuntan publik. Etika profesi yang baik akan memperkuat profesi dan bisa dijadikan sebagai
kunci untuk memperoleh kepercayaan masyarakat terhadap jasa yang diberikan. Karena
posisi akuntan publik berada di tengah-tengah para pemangku kepentingan, hadirnya dilema
etis atau konflik audit tidak bisa dihindari. Dilema etis yang sering muncul adalah yang
berkaitan dengan (1) Penerimaan perikatan (Klien versus Keahlian Profesional); (2) Imbalan
jasa profesional (fee minimal); (3) Independensi.

3.2 Saran

Makalah ini masih banyak kekurangannya untuk sarannya bagi penulis dan bagi
pembaca lebih banyak menggali lagi sumber materinya.

8
DAFTAR PUSTAKA

http://www.iaiglobal.or.id/v03/files/Kode%20etik/files/basic-html/page23.html

Safira Widya. 2018. Etika Profesi Akuntan Publik. Makalah

Susanti Beny. 2008. Modul Etika Profesi Akuntansi. Universitas Gunadarma. Fakultas
Ekonomi

Anda mungkin juga menyukai