Disusun Oleh :
KELOMPOK 4
UNIVERSITAS TADULAKO
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
TAHUN AKADEMIK 2021/2022
KATA PENGANTAR
Kegiatan auditing sangat diperlukan pada masa sekarang ini. Karena sudah
banyak perusahaan yang mengundang auditor meminta pengauditan atas laporan
keuangan perusahaan. Laporan auditing biasanya digunakan oleh pihak ketiga,
misalnya kreditur, investor, pemerintah dan lain-lain. Namun, auditing tidak
hanya memperhatikan laporan keuangan perusahaan, melainkan juga sistem
operasi perusahaan, berjalannya keuangan perusahaan dan lain-lain.
Penulis,
ii
DAFTAR ISI
BAB I .................................................................................................................................. 4
PENDAHULUAN .............................................................................................................. 4
A. LATAR BELAKANG.................................................................................................... 4
BAB II................................................................................................................................. 6
PEMBAHASAN ................................................................................................................. 6
PENUTUP ........................................................................................................................ 16
A. KESIMPULAN ......................................................................................................... 16
B. SARAN ................................................................................................................... 16
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
4
B. RUMUSAN MASALAH
C. TUJUAN MAKALAH
5
BAB II
PEMBAHASAN
6
B. JENIS-JENIS PENGUJIAN RISIKO PENGENDALIAN
Beberapa jenis pengujian pengendalian yang dapat dipilih auditor adalah sebagai
berikut:
1. Pengajuan pertanyaan berkaitan dengan pelaksanaan tugas-tugas personil perusahaan.
2. Observasi pelaksanaan tugas para personil.
3. Inspeksi atas dokumen-dokumen dan laporan-laporan yang menunjukkan pelaksanaan
pengendalian.
4. Pengerjaan ulang (reperform) pengendalian oleh auditor.
Tiga prosedur yang disebut pertama, dilakukan juga oleh auditor dalam mendapatkan
pemahaman tentang sistem pengendalian internal (SPI), sedangkan prosedur keempat
yaitu pengerjaan ulang (reperformance) tidak digunakan pada saat itu. Dalam melakukan
pengujian, auditor memilih prosedur-prosedur yang akan menghasilkan bukti yang paling
dapat dipercaya tentang efektivitas kebijakan dan dapat diterapkan dan sama efektifnya
dalam memperoleh bukti.
Pengujian tersebut meliputi pemilihan suatu sampel dan inspeksi atas dokumen-
dokumen yang bersangkutan, pengujian pertanyaan pada personil perusahaan,
mengobservasi personil perusahaan dalam melaksanakan prosedur pengendalian, dan
melakukan ulang pengendalian tertentu. Hasil dari setiap pengujian pengendalian harus
memberikan bukti tentang efektivitas rancangan dan/atau pengoperasian pengendalian
yang diperlukan. Sebagai contoh, dengan membandingkan tanda tangan otorisasi dalam
suatu dokumen dengan contoh tanda tangan yang dimiliki auditor dari perusahaan, dapat
diperoleh bukti mengenai efektivitas pengendalian berupa pemberian otorisasi secara
tepat yang bertujuan agar pemberian otorisasi hanya dapat dilakukan oleh personil yang
ditetapkan perusahaan.
7
a. Mempertimbangkan pengetahuan yang diperoleh dari prosedur-prosedur untuk
mendapatkan pemahaman tentang apakah pengendalian yang berhubungan dengan
asersi telah dirancang dan dioperasikan oleh manajemen perusahaan.
b. Mengidentifikasi salah saji potensial yang dapat terjadi dalam asersi perusahaan.
c. Mengidentifikasi pengendalian yang diperlukan yang diperkirakan akan mampu
untuk mencegah dan mendeteksi salah saji.
d. Melakukan pengujian pengendalian terhadap pengendalian yang diperlukan untuk
menetapkan efektivitas rancangan dan pengoperasiannya.
e. Mengevaluasi bukti dan menetapkan risiko.
Auditor dapat mengidentifikasi pengendalian yang diperlukan yang
diperkirakan dapat mencegah atau mendeteksi salah saji pontesial tertentu,baik
dengan menggunakan perangkat lunak computer ataupun secara manual,yaitu
dengan menggunakan daftar pengecekan ,misalnya seperti contoh berikut ini :
8
diterbitkan dengan penjurnalan ke dan/atau lakukan
pengeluaran kas. pengecekan independen.
Rekonsiliasi bank periodik secara Obsevasi pembuatan
independen. rekonsiliasi dan/atau
P periksa rekonsiliasi bank.
e
netapan pengendalian yang diperlukan harus dilakukan dengan memperhatikan
keadaan dan pertimbangan-pertimbangan lain. Sebagi contoh, apabila volume
transaksi pengeluaran kas cukup tinggi, maka pengecekan independen mengenai
kecocokan antara ikhtisar cek yang dikeluarkan harian dengan jurnal pengeluaran kas
yang memungkinkan terdeteksinya kesalahan dengan segera menjadi cukup
penting.Namun apabila volume transaksi pengeluaran kas tidak begitu banyak dan
deteksi kesalahan segera tidak begitu penting, maka rekonsiliasi bank independen
secara periodik sudah dipandang cukup.Dalam situasi seperti ini, rekonsiliasi bank
disebut sebagai pengendalian pengganti.
9
3. Lingkup Pengujian pengendalian
Semakin luas lingkup pengujian pengendalian yang dilakukan oleh auditor, akan
dapat dikumpulkan bukti lebih banyak mengenai efektifitas pengendalian intern.
Semakin banyak orang yang dimintai keterangan tentang pengendalian intern atas
asersi tertentu, semakin banyak bukti yang dapat dikumpulkan oleh auditor untuk
menilai efektifitas pengendalian intern atas asersi tersebut.
10
Untuk “salah-saji telah diketahui”, auditor diwajibkan—oleh tuntutan profesinya—untuk
meminta manajemen perusahaan (auditee) untuk melakukan koreksi terhadap masing-
masing item salah-saji. Dalam banyak kasus, perusahaan (auditee) biasanya keberatan
untuk memenuhi permintaan tersebut. Jika itu yang terjadi biasanya auditor perlu
menjelaskan alasannya—secara terperinci. Jika masih tetap tidak mau, auditor biasanya
menyertakan “sangkalan” (disclaimer) dalam opininya.
Sedangkan untuk “kemungkinan salah-saji”, diperlakukan sebagai berikut:
1. Jika berasal dari ekstrapolasi (proyeksi terhadap populasi dari uji secara sampling),
maka auditor meminta manajemen untuk meneliti keseluruhan populasi dari mana sample
diambil. Populasi ini bisa jadi berupa kelompok transaksi, saldo akun, atau informasi
tambahan yang tercatum dalam disklosur laporan keuangan. Tujuan dari permintaan ini
agar pihak menajemen perusahaan (auditee) menemukan semua salah-saji yang ada di
dalam populasi, tanpa terkecuali—sehingga bisa melakukan koreksi yang diperlukan.
2. Jika berasal dari perbedaan estimasi—antara auditor dengan estimasi perusahaan—
maka auditor meminta pihak manajemen untuk meninjau kembali metode dan asumsi yang
digunakan untuk melakukan estimasi, termasuk perhitungannya.
Auditor diharapkan dapat berkomunikasi dengan pihak manajemen perusahaan setelah
salah-saji ditemukan, yang manapun typenya. Makin cepat komunikasi dilakukan makin
bagus, karena sangat mungkin manajemen membutuhkan waktu yang cukup panjang
untuk memenuhi permintaan auditor. Selanjutnya auditor meminta pihak manajemen
melakukan koreksi atau meminta bukti transaksi/data/informasi tambahan. Perusahaan di
sisi lainnya, diharapkan mampu (terutama sekali “mau”) menggunakan pertimbangan
kualitatif dalam menilai suatu salah-saji—disamping kuantitatif.
11
Untuk menentukan apakah semua transaksi telah memenuhi tujuan audit untuk
transaksi:
- Esixtence
- Completeness
- Accuracy
- Classification
- Timing
- Posting and summarizing
Jika auditor percaya bahwa transaksi di catat dengan benar dalam jurnal dan
diposting dengan benar, maka auditor akan percaya bahwa total buku besar adalah
benar.
Pengujian detail transaksi ini dilakukan untuk menentukan :
a. Ketepatan otorisasi transaksi akuntansi
b. Kebenaran pencatatan dan peringkasan transaksi dalam jurnal
c. Kebenaran pelaksanaan posting atas transaksi dalam buku besar dan buku
pembantu.
Metodologi Perancangan Program Audit untuk Pengujian atas Transaksi.
Program audit pengujian atas transaksi, biasanya mencakup :
a. Bagaimana penjelasan yang mendokumentasikan pemahaman yang diperoleh
mengenai struktur pengendalian intern.
b. Gambaran prosedur yang dilaksanakan untuk memperoleh pemahaman atas struktur
pengendalian intern
c. Rencana tingkat risiko pengendalian yang ditetapkan
Baik prosedur yang di jalankan maupu risiko pengendalian yang direncanakan
akan mempengaruhi program audit pengujian atas pengendalian dan pengujian
substantif atas transaksi.
Metodologi untuk merancang pengujian atas pengendalian dan pengujian
substantif atas transaksi:
a. Melaksanaka prosedur untuk memehami srtuktur pengendalian intern
b. Menetapkan risiko pengendalian
c. Mengevaluasi biaya dan manfaaat dari pengujian atas pengendalian
d. Merancang pengujian atas pengendalian dan pengujian substantif atas transaksi
untuk memenuhi tujuan audit berkaitan transaksi
12
- Prosedur audit
- besar sempel
- pos / unsure yang dipilh
- saat pelaksanaan
Prosedur audit pengujian atas transaksi akan mencakup baik pengujian atas
pengendalian maupun pengujian substantif atas transaksi dan bervariasi tergantung
kepada rencana risiko pengendalian yang di tetapkan.
Jika pengendalian efektif dan risiko pengendalian yang direncanakan rendah,
penekanaan akan banyak diberikan kepada pengujian atas pengendalian. Beberapa
pengujian substantif atas transaksi juga akan ditekankan.
Jika risiko pengendalian ditetapkan, maka hanya pengujian substantif atas
transaksi yang akan digunakan. Prosedur yang dilakukan dalam memperoleh
pemahaman pengendalian intern akan mempengaruhi pengujian atas pengendalian
dan pengujian substantif atas transaksi.
Prosedur Audit yang dilakukan dalam Pengujian Detai Transaksi:
a. Tracing : pilih satu sempel sales invoice dan telusur ke sales journal
b. Vouching: pilih satu sempel transaksi yang di catat dalam sales journaldan telusur
ke sales invoices.
c. Reperforming :periksa kercermatan perkaliandan penjumlahan pada sales invoice.
d. Inquiring : tanyakan pada klien apakah ada transaksi- transaksi related parties.
Pada pegujian detail transaksi, auditor mengarahkan pengujianya untuk
memperoleh temuan mengenai ada tidaknya kesalahan yang bersifat moneter. Auditor
tidak mengarahkan pengujian detail transaksi untuk memperoleh temuan tentang
penyimpangan kebijakan dan prosedurpengendalian.
Pengujian ini umunya leihanyak menyita waktu dibandingkan prosedur
analitis, oleh karenanya pengujian ini lebih banyak membutuhkan biaya dari pada
prosedur anatilis.
13
b. Menetapkan kemampuan kelangsungan hidup entitas
c. Indikasi timbulnya kemungkinan salah saji dalam laporan keuangan
d. Menggurangi pengujian audit yang lebih rinci
Efektifitas dan efisiensi prosedur analitis dalam mendeteksi kemungkinan
terjadi salah saji material, tergantung pada faktor:
1. Sifat asersi
2. Kelayakan dan kemampuan untuk memprediksi suatu hubungan
3. Tersedianya dan keandalan data yang digunakan untuk mengembangakan harapan
4. Ketepatan harapan
Prosedur analaitias dilakukan pada tiga tahap audit yang berbeda, yaitu :
a. Tahap perencanaan untuk membantu auditor menentukan bahan bukti lain yang di
perlukan untuk memenuhi resiko audit yang di inginkan (disyaratkan)
b. Selama pelaksanaan audit bersama- sama dengan pengujian atas transaksi dan
pengujian terinci atas saldo (bebas pilih)
c. Mendekati penyelesaian akhir audit sebagai pengujian kelayakan akhir
(disyaratkan)
14
linkungan atau operasi klien yang mengindikasikan kemungkinan besar terjadi
salah saji dalam tahun berjalan.
c. Menetapkan resiko pengendalian untuk suatu siklus akuntansi
d. Pengendalian yang efektif akan mengurangi resiko pengendalian dan dengan
demikian mengurangi barang bukti yang diperlukan untuk pengujian substantif
atas transaksi dan pengujian terinci atas saldo. Pengendalian yang tidak memadai
meningkatkan bahan bukti substantif yang dibutuhkan.
e. Merancang pengujian pengendalian, transaksi dan prosuder analisis untuk suatu
siklus akuntansi. Pengujian dirancang dengan ekspektasi bahwa hasil tertentu
akan diperoleh hasil yang diperkirakan ini akan mempengaruhi rancangan
pengujian terinci atas saldo.
15
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
B. SARAN
Pengujian audit sangat diperlukan, meskipun audit harus dilakukan dengan cepat,
proses pengauditan tetap harus memperhatikan pengujian audit untuk mengurangi
kemungkinan adanya risiko audit.
16
DAFTAR PUSTAKA
http://www.jtanzilco.com/blog/detail/416/slug/penetapan-risiko-pengendalian-dan-pengujian-
pengendalian
https://id.scribd.com/document/362524418/Bab-10-Penetapan-Risiko-Pengendalian-Dan-
Pengujian-Pengendalian
https://www.academia.edu/30152448/PENETAPAN_RISIKO_PENGENDALIAN_DAN_PE
NGUJIAN_PENGENDALIAN.docx
https://www.academia.edu/30516714/PENGUJIAN_PENGENDALIAN_DAN_PENGUJIA
N_SUBSTANTIF.docx
https://www.e-akuntansi.com/2015/09/berbagai-macam-pengujian-audit.html?m=1
https://www.google.com/amp/s/dokumen.tips/amp/documents/penetapan-risiko-
pengendalian-dan-pengujian-pengendalian.html
https://www.kompasiana.com/muh_roni/563ab386ee96734805e29fc3/pengujian-substantif-
audit
17