Anda di halaman 1dari 10

RANGKUMAN MATERI KULIAH

TEORI KONJUNGTUR

DOSEN PEMBIMBING
Made Pradnyan Permana Usadi, SE., MM

DISUSUN OLEH
Dewa Ayu Ratih Febriyanti Putri (26)
Ni Wayan Juniawangi (27)

UNIVERSITAS MAHASARASWATI DENPASAR


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
PRODI MANAJEMEN
2021/2022
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perekonomian yang ideal yang sering diharapkan adalah
perekonomianyang terus menerus mengalami pertumbuhan tanpa satu tahun atau
bahkansatu triwulan pun mengalami penurunan. Pertumbuhan tersebut
disertaistabilitas harga dan dan kesempatan kerja yang terbuka luas. Neraca
perdagangan dan neraca pembayaran pun mengalami surplus yang baik.
Perekonomian seperti ini dipercaya akan mampu memberikan kemakmurandan
kesejahteraan bagi masyarakat dari suatu generasi ke generasi selanjutnya.

Namun, perekonomian yang ideal hanya ada di dunia khayal. Dalam dunianyata,
perekonomian akan selalu mengalami gelombang pasang surut,setidaknya jika
dilihat dari perkembangan tingkat output dan harga. Gelombang naik turun
tersebut relative teratur dan terjadi secara berulang –ulang dengan rentang waktu yang
bervariasi. Pasang surut perekonomian atau kenaikan kemunduran dalam kegiatan
ekonomi disebut dengan konjungtur.

B. Rumusan Masalah
1) Menjelaskan Pengertian Konjungtur.
2) Menjelaskan tahap-tahap konjungtur.
3) Menjelaskan teori terjadinya konjungtur.
4) Menjelaskan pengelolaan konjungtur.
5) Memahami study kasus konjungtur.
C. Tujuan
1) Agar kita memahami ap aitu konjungtur.
2) Agar kita mengetahui bagaimana tahap-tahap konjungtur.
3) Agar kita mengetahui bagaimana teori terjadinya konjungtur.
4) Agar kita mengetahui bagaimana pengelolaan dari konjungtur.
5) Agar kita memahami study kasus mengenai konjungtur.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Konjungtur

Konjungtur adalah kenyataan yang berlaku dalam perekonomian yang


menunjukkan bahwa kegiatan ekonomi tidak berkembang secara teratur tetapi
mengalami kenaikan atau kemunduran yang selalu berubah-ubah dari waktu kewaktu.
Gambaran atau grafik mengenai konjungtur adalah suatu grafik yang
menunjukkan perubahan pendapatan nasional dan kegiatan ekonomi dari
satuwaktu ke waktu yang lain.

Perekonomian tidak selalu berkembang secara teratur dari satu period ekeperiode
lainnya. Ia selalu mengalami masa naik dan turun. Ada kalanya kegiatan perekonomian
berkembang dengan sangat pesat sehingga menimbulkan kenaikan harga-harga. Pada
periode lainnya perekonomian mengalami perlambatan dalam perkembangan dan ada
kalanya ia merosot dan berada di tingkat yang lebihrendah dari periode
sebelumnya. Pergerakan naik turun kegiatan perusahaan-perusahaan di dalam
jangka Panjang dinamakan konjungtur atau siklus kegiatan perusahaan.

B. Tahap-Tahap Konjungtur

Tahapan – tahapan konjungtur dapat dibagi menjadi 4, yaitu :

1) Tahap Depresi ( Kemerosotan )Tahap depresi terjadi saat kondisi ekonomi semakin
merosot. Ciri ciri daritahap depresi ini adalah :
a) Jumlah produksi yang semakin berkurang
b) Banyak perusahaan tutup karena mengalami kerugian
c) Banyak terjadi pengangguran
d) Pendapatan masyarakat yang semakin berkurang dan jumlah permintaan
semakin menurun sehingga penjualan yang terjadi semakin sedikit
e) Harga barang mengalami kemerosotan
f) Sehingga para pengusaha akan menjadi pesimis akan kelangsungan
bisnisnya.
2) Tahap Ekspansi ( Prosperity )
Tahap ekspansi adalah tahapan saat kegiatan ekonomi saat
mengalamiperkembangan atau pertumbuhan yang drastis hingga mencapai
puncak( sering disebut “boom” atau “hausse”. Namun, dalam beberapa saat ,
dalamtahapan ini akan timbul hambatan – hambatan yang dapat
menyebabkansituasi berubah atau berbalik menjadi kemunduran. Ciri – ciri
perekonomiansaat berada pada tahap ekspansi adalah:
a) Tingkat permintaan agregat kuat dan naik
b) Adanya peningkatan permintaan impor barang dan jasa
c) Meningkatnya investasi keuntungan dan perusahaan
d) Meningkatnya produktivitas para pelaku ekonom

3) Tahap Resesi ( Kelesuan )


Tahap resesi terjadi saat semua hambatan yang timbul pada tahap
sebelumnya menyebabkan laju pertumbuhan ekonomi terhenti ( stagnasi ).Jika
kelangsungan ini terjadi dalam jangka waktu yang Panjang, maka seluruh sector
ekonomi akan terkena dampaknya, sehingga akan terjadi kelesuan yang nantinya
dapat menyebabkan kemerosotan. Ciri – ciri perekonomian berada pada tahap resesi
adalah:
a) Turunnya daya beli masyarakat akibat inflasi yang tinggi
b) Turunnya tingkat investasi karena daya beli masyarakat

4) Tahap Recovery ( Pemulihan )


Pada tahap recovery ini kondisi ekonomi mulai pulih dan normal
lagisehingga kegiatan produksi hidup kembali. Perekonomian memasuki
tahaprecovery apabila:
a) Kondisi indikator ekonomi semakin membaik
b) Inflasi berhasil dikendalikan dan nilai mata uang mulai stabil
c) Meningkatnya investasi
d) Adanya stimulus rangsangan ekonomi berupa subsidi dari pemerintah
e) Pelaku usaha mulai optimis dengan produksi mereka.
C. Teori Terjadinya Konjungtur

Beberapa ahli telah menyimpulkan beberapa penyebab terjadinya


konjungtur diantaranya:

 Jevons dan Moore (1923): Fluktuasi kegiatan ekonomi terjadi karenaadanya


perubahan alam.
 Pigou (1927): Fluktuasi kegiatan ekonomi terjadi karena adanyafaktor
psikologis parapelaku bisnis (harapan pesimistis atau optimistis).
 Malthus (1936): penyebab munculnya krisis ekonomi karenaadanya
kekurangan konsumsi (under consumption). Alasan: sektorindustri
manufaktur makin berkembangdan masyarakat lebih banyakmelakukan
kegiatan ekonomi pada sektor tersebut.
 Mitchell (1951): Fluktuasi kegiatan ekonomi tidak dapat dilepaskan darisistem
ekonomikapitalis-liberalis.
 Hawtrey (1928) dan Friedman (1957): Fluktuasi ekonomidisebabkan oleh
sistemmoneter dan sistem kredit.
 Shcumpeter (1934) menyebut penyebab utama tidak stabilnya
inovasiteknologi.
 Lucas dan Barro (1976), Fisher (1979), dan Phelps (1997):
Ekspektasimasyarakat yangrasional sebagai penyebab fluktuasi ekonomi.
 Keynes: Sistem moneter dan kredit bukan penyebab, tetapi merupakanakibat.
Penyebabutama adalah tidak stabilnya investasi.
 Siklus konjungtur kegiatan ekonomi menurut Ellis (1991) berbeda-beda:
- Kondratif: setiap 50 tahun sekali
- Juglar: 11 tahun sekali
- Kitchin: 4 tahun sekali
- Batra (1990): 60 tahun sekali
- Mubyarto: 7 tahun sekali untuk perekonomian Indonesia (jawa: pitu-lungan)
D. Pengelolaan Konjungtur

Siklus ekonomi tidak dapat dihindari, yang dapat dilakukan adalah


mengelola siklus agar dampak negatifnya dapat ditekan seminimal mungkin,
sementara pola siklus diusahakan stabil meningkat. Dalam arti, simpangan gerak naik
turun output diusahakan tidak terlalu lebar, sementara kecenderungan output jangka
panjang terus meningkat.

Sumbu vertikal dalam diagram adalah output riil sedangkan garis


horizontal adalah trend output natural. Pada awalnya, memang fluktuasi output sangat
besar, karena simpangan siklus selama periode sangat besar. Namun karena pengelolaan
yang baik, maka simpangan dalam periode selanjutnya mengecil, sementara
ekonomi mampu mempertahankan pertumbuhan jangka panjangnya karena output
natural terus meningkat.

E. Study Kasus Konjungtur

Hiperinflasi Indonesia 1963-1965 adalah sebuah hiperinflasi yang terjadi di


Indonesia pada akhir masa Orde Lama, tepatnya di era Demokrasi Terpimpin.Dengan
latar belakang ambisi proyek mercusuarnya, Presiden Indonesia Sukarno mencetak
Rupiah hingga inflasi pada saat itu mencapai 600% sehingga pada tanggal 13
Desember 1965 pemerintah melakukan pemotongan nilai rupiah (Sanering) dari
1000 Rupiah menjadi 1 Rupiah. Selama masa kolonialisme Belanda, terdiri dari
beberapa kekuatan politik yakni militer, nasionalis, Islamis, dan komunis. Namun,
mereka mengkesampingkan perbedaan-perbedaan mereka untuk melawan satu
musuh bersama yakni pemerintah Hindia Belanda. Setelah kemerdekaan Indonesia,
perpecahan kembali muncul. Melalui konsep Pancasila, Sukarno mencoba
menyatukan kelompok-kelompok yang berbeda ini di dalam sebuah bangsa yang baru.
Setelah Revolusi Nasional Indonesia, negara tersebut mengalami kesulitanuntuk
membangun pemerintahan dan kebangsaan melalui system parlementer karena
berbagai kelompok saling bersaing merebut kekuatan politik dan ingin memaksakan
pandangan mereka pada negara tersebut. Ketika kondisi politik negara ditandai oleh
ketidak jelasan dan ketidakstabilan yang besar, ini menjadi masalah berat yang
menghambat pertumbuhan ekonomi karena sektor swasta ragu untuk berinvestasi.
Sekalipun pada tahun-tahun awalnya setelah kemerdekaan Indonesia mengalami
sedikit perkembangan ekonomi, perkembangan ini segera hilang karena ketidakstabilan
situasi politik (terutamasetelah pemberontakan-pemberontakan wilayah dan
nasionalisasi aset-aset Belanda pada 1957-1958).

Pemerintahan Sukarno menerbitkan Rencana Delapan Tahun 1960 sebagai usaha


untuk membuat negara ini memiliki swasembada makanan (terutama beras), pakaian dan
kebutuhan-kebutuhan dasar dalam periode 3 tahun. Lima tahun setelah itu
direncanakan menjadi periode pertumbuhan mandiri. Pada tahun1960an,
ekonomi Indonesia dengan cepat hancur karena hutang dan inflasi, sementara
ekspor menurun. Pendapatan devisa dari sektor perkebunan jatuh dari442 juta dolar
Amerika Serikat pada tahun 1958 ke 330 juta dollar AS pada tahun1966. Puncak inflasi
berada di atas 100% (year-on-year) pada tahun 1962-1965karena pemerintah dengan
mudahnya mencetak uang untuk membayar hutang dan mendanai proyek-proyek megah
(seperti pembangunan Monas). Pendapatan perkapita Indonesia menurun secara
signifikan (terutama pada tahun 1962-1963).Sementara itu, bantuan asing yang
sangat dibutuhkan berhenti mengalir setelah Sukarno menolak bantuan dari AS dan
mengeluarkan Indonesia dari keanggotaan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) karena
masuknya Malaysia sebagai negara anggota PBB (Indonesia menentang
pendirian Malaysia pada tahun 1963). Sebaliknya, Sukarno menjalin hubungan
lebih erat dengan Republik Rakyat Tiongkok dan Korea Utara. Namun, Rencana
Delapan Tahun 1960 ditinggalkanpada tahun 1964 karena ekonomi yang menurun dan
target-target yang tidak bisa tercapai. Faktanya, perekonomian jatuh bebas karena
hiperinflasi, pengurangan sumber pajak, dan juga larinya dari aset keuangan
menjadi aset real. Politik Konfrontasi yang mahal terhadap Malaysia juga menyerap
porsi signifikan daripengeluaran pemerintah. Namun hiperinflasi tetap tidak dapat
dihindari akibatpencetakaan uang yang terus menerus, sehingga pada tanggal
13Desember 1965 pemerintah melakukan pemotongan nilai uang dari 1000
rupiahmenjadi 1 rupiah. Kebijakan ini memberikan pukulan besar bagi
perbankannasional, terutama yang telah menyetor modal tambahan karena tergerus
drastisdalam sekejab. Dana simpanan para nasabah perbankan juga menciut
1/1000.Segala usaha pemotongan nilai uang ini ternyata tidak berhasil meredam
inflasi,dan harga tetap naik membumbung tinggi maka terjadilah hiperinflasi.

Campuran politik ciptaan Sukarno (mencakup komunis, agama,


danmiliter) terbukti menjadi sebuah bom waktu. Kekacauan total terjadi
setelahkudeta misterius pada 30 September 1965 dan pihak militer menjadi pemenang
ditengah kekacauan. Perlahan, Jenderal Suharto berhasil mengambil alih kekuasaandari
Sukarno pada periode 1965-1967 (pada tahun 1967, Suharto secara resmidilantik menjadi
Presiden Kedua Indonesia). Salah satu prioritas utama Suhartoadalah meningkatkan
kondisi perekonomian Indonesia. Dia mengandalkan sebuahtim ahli ekonomi yang
dilatih di AS untuk memulai periode rehabilitasi danpemulihan ekonomi. Pada
tahun 1966-1970, pemerintah berhasil mengontrolinflasi, membangun kembali
hubungan-hubungan internasional sehingga bantuanasing yang sangat dibutuhkan
bisa masuk ke Indonesia, memulai rehabilitasiinfrastruktur fisik, dan
memperkenalkan peraturan baru yang menarik pihak asinguntuk berinvestasi di
Indonesia. Pada tahun 1966 indonesia mengalamihiperinflasi hingga 635%, hingga
saat memasuki orde baru inflasi berhasil ditekansampai 112%. Di tahun 1973-1974
indonesia mengalami inflasi 47% akibatpengucutan kredit perbankan yang
terlalu deras dan banyaknya jumlah uangberedar. Inflasi berhasil turun menjadi
21% pada tahun 1974-1975. Di penghujungera orde baru, inflasi kembali melejit
menjadi 77,63% pada 1998. Hal inidisebabkan karena ketidakstabilan politik
di Indonesia yang berujung padagoyahnya perekonomian.

Di era reformasi, setelah kondisi politik Indonesia mulai pulih dan


kebijakan-kebijakan ekonomi yang baru diberlakukan, berdasarkan data Reuters sejak
1998, Indonesia berhasil mencapai inflasi terendahnya pada angka 2,13% ditahun 2019.
Hal ini terjadi karena pemerintah telah berbenah dengan menghindari hal-hal yang dapat
meningkatkan persentasi inflasi.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Konjungtur adalah kenyataan yang berlaku dalam perekonomian


yangmenunjukkan bahwa kegiatan ekonomi tidak berkembang secara teratur
tetapimengalami kenaikan atau kemunduran yang selalu berubah-ubah dari waktu
kewaktu. Tahapan – tahapan konjungtur dapat dibagi menjadi 4, yaitu tahap
depresi,tahap ekspansi, tahap resesi, tahap recovery. Kemudian pengelolaan
konjungturdapat diatas dengan kebijakan jangka panjang dan kebijakan
jangka pendek. Contoh kasus konjungtur yang kami ambil adalah Hiperinflasi
Indonesia 1963-1965 yaitu sebuah hiperinflasi yang terjadi di Indonesia pada
akhir masa OrdeLama, tepatnya di era Demokrasi Terpimpin.
DAFTAR PUSTAKA

https://www.studocu.com/id/document/universitas-udayana/pengantar-ekonomi-makro/teori-
konjungtur/9364923

https://id.scribd.com/document/373710187/Ekonomi-Makro

Anda mungkin juga menyukai