Anda di halaman 1dari 17

TUGAS MAKRO

Makalah Siklus Bisnis dan Pengagguran

Makalah ini Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Ekonomi Makro

Dosen Pengampu : Dr.Ir.Hj.Hamsinah Baharuddin, M.Si

Disusun Oleh :

Rafi Rafsandjani 11180840000113

EKONOMI PEMBANGUNAN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

2019
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
BAB II
PEMBAHASAN

1. SIKLUS EKONOMI DAN SIKLUS BISNIS

Fenomena pasang-surut dalam gerak gelombang kegiatan ekonomi itu dalam


dunia ilmu ekonomi di Eropa barat lazim disebut konjungtur ekonomi, sedang
dalam karya pengarang Inggris mula-mula digunakan istilah Trade Cycle, dan
di Amerika Serikat diistilahkan Business Cycle. Dalam telaah tinjauan Prof
Soemitro Djojohadikusumo (1991) digunakan istilah “siklus kegiatan
ekonomi” atau singkatnya siklus ekonomi.

Siklus ekonomi secara teratur terus berulang dalam pengembangan ekonomi


pasar. Kecenderungan keseluruhan pertumbuhan ekonomi disertai dengan
fluktuasi periodik dalam kegiatan ekonomi: Alternatif kontraksi dan ekspansi
produksi, mengurangi investasi, dan meningkatkan tingkat pendapatan,
pekerjaan, harga, suku bunga, tingkat efek.

Pengertian tentang teori siklus ekonomi sangat relevan dalam rangka


pembangunan ekonomi. Pembangunan ekonomi yang menyangkut kebijakan
negara untuk melakukan perubahan struktural dalam tata susunan ekonomi
masyarakat yang memakan usaha jangka panjang untuk masa waktu beberapa
generasi.

Siklus bisnis (Bussiness Cycle) atau juga dikenal dengan siklus ekonomi
(Economic Cycle) adalah pola jangka panjang pertumbuhan (ekspansi) dan
resesi (kontraksi ekonomi).
1.1. ANATOMI SIKLUS EKONOMI

Biasanya indikator yang digunakan untuk menganalisis siklus ekonomi adalah


pertumbuhan ekonomi atau jumlah output rill, serta tingkat harga. Diagram
memberikan gambaran tentang fluktuasi ekonomi, dengan pertumbuhan ekonomi
per-periode, misalnya persen pertahun. Sedangkan sumbu horizontal menunjukan
periode waktu. Kurva trend yang berbentuk garis lurus menggambarkan
kecendrungan pertumbuhan ekonomi jangka panjang. Untuk sementara ini, dalam
jangka panjang pertumbuhan ekonomi diangkap kostan, sehingga garis lurusnya
sejajar dengan sumbu horizontal.

Siklus ekonomi dapat digambarkan sebagai gelombang naik – turun aktivitas


ekonomi, yang terdiri atas empat elemen :

1) Ekspansi / Gerakan menaik (upturn)


Pemulihan ekonomi (recovery) ditandai dengan gerakan perekonomian
yang menaik (upturn). Kadang-kadang gerakan menaik ini disebut juga
ekspansi (expansion) bila gerakan menaik ini terjadi minimal selama dua
triwulan berturut-turut.
2) Puncak / Titik kulminasi (peak)
Ekspansi ekonomi tidak akan terjadi selamanya, suatu ketika gerakan
menaik ini mencapai titk tertinggi. Titik ini disebut titik puncak atau
kulminasi (peak). Pada titik ini, pengangguran mencapai tingkat terendah
atau menghilang seluruhnya dan ekonomi yang beroperasi dengan beban
maksimal (atau dekat dengan itu), yaitu seluruh ibukota negara dan
sumber daya tenaga kerja yang terlibat dalam produksi.

3) Resesi / Gerakan menurun (downturn)


Resesi adalah periode dari mengurangi output dan kegiatan usaha. Sebagai
hasil dari kontraktor pasar, penurunan biasanya ditandai dengan
menumbuhkan pengangguran. Sebagian besar ekonom percaya bahwa
penurunan ekonomi atau resesi hanya penurunan dalam kegiatan usaha,
yang berlangsung setidaknya enam bulan.

4) Bawah / Titik nadir (trough)


Bawah siklus ekonomi adalah titik terendah dari produksi dan kerja. Hal
ini diyakini bahwa pencapaian bawah adalah akhir dari resesi karena fase
siklus tidak panjang. Setelah mencapai titik nadir atau titik bawah ini,
perekonomian akan pulih kembali dilihat dari adanya gerakan menaik.

1.2. DURASI SIKLUS DAN FAKTOR-FAKTOR YANG


MEMPENGARUHINYA

Waktu yang dibutuhkan dalam pergerakan satu siklus telah lama menjadi
pengamatan para ahli ekonomi. Mereka menemukan beberapa variasi siklus.
a. Siklus jangka pendek (Kitchin Cycle)

Durasi siklus jangka pendek sekitar 40 bulan. Pola siklus ini ditemukan oleh
Joseph Kitchin (1923).

Faktor yang diduga memengaruhi siklus jangka pendek adalah pengaruh alamiah
(nature) dan adat-istiadat atau kebiasaan (custom).

Pengaruh adat-istiadat maupun kebiasaan terhadap aktivitas ekonomi jangka


pendek juga amat terlihat. Di negara-negara Barat pengaruh perayaan Natal dan
Tahun Baru terhadap aktivitas perekonomian barangkali dapat disamakan dengan
pengaruh bulan Ramadhan dan Hari Raya Lebaran terhadap perekonomian di
Indonesia.

b. Siklus jangka menengah (Juglar Cycle)

Durasi siklus jangka menengah adalah berkisar 7-11 tahun. Pola siklus ini pertama
kali ditemukan oleh Clement Juglar (1860). Ada beberapa penjelasan tentang
penyebab siklus ini. Salah satu yang cukup unik adalah penjelasan ekonom
Inggris, William Stanley Jevon. Menurutnya, siklus ekonomi di bumi (dalam hal
ini perekonomian Inggris) dipengaruhi oleh faktor eksternal, yaitu siklus bintik
matahari (sunspot) yang berdaur ulang 11 tahun sekali. Aktivitas bintik matahari
tersebut menurut Jevon, akan memengaruhi siklus iklim/cuaca. Selanjutnya siklus
ikim/cuaca akan memengaruhi output perekonomian, yang muaranya
memengaruhi output perekonomian nasional.

c. Siklus jangka panjang (Kondratief Cycle)

Pada siklus jangka panjang pertama kali ditemukan oleh Nikolai D.Kondratief
(1925). Durasi siklusnya berkisar antara 48-60 tahun. Salah satu faktor yang
diduga berada di belakang siklus jangka panjang adalah ditemukan dan
diterapkannya teknologi baru (invention and innovation). Schumpeter
menunjukkan bahwa siklus jangka panjang yang terjadi di Amerika Serikat antara
lain adalah periode 1787-1842 dan 1843-1897. Siklus 1787-1842 dipengaruhi oleh
penemuan mesin uap dan aplikasinya di dunia industri yang melahirkan revolusi
industri. Siklus 1843-1897 disebabkan oleh ditemukannya teknologi transportasi
masal, yaitu kereta api (rail road).

• Siklus Investasi (7-11 tahun) yang dipelajari oleh Clement Juglar;

• Siklus investasi Infrastruktur (15-25 tahun) yang dipelajari oleh Simon


Kuznets;

• Seri Kondratieff (45-60 tahun) yang digambarkan oleh ekonom Rusia Nikolai
Kondratiev;

• Siklus Forrester (200 tahun) dijelaskan oleh insinyur Amerika Jay Forrester

1.3. SIKLUS EKONOMI, KESEMPATAN KERJA, DAN INFLASI

a. Siklus ekonomi dan kesempatan kerja

Secara umum ada hubungan positif antara tingkat output dengan kesempatan
kerja, terutama bila analisanya janka pendek. Sebab, dalam janka pendek
teknologi dianggap konstan, barang modal merupakan input tetap. Sedangkan
yang dianggap variabel adalah tenaga kerja. Karenanya pengaruh siklus sangat
terasa bagi kesempatan kerja. Gerak menaik akan meningkatkan kesempatan
kerja, yang berarti menurunkan tingkat pengangguran, sementara gerak menurun
akan mengurangi kesempatan kerja, yang berarti meningkatkan angka
pengangguran. Hubungan antara siklus ekonomi dan tingkat pengangguran
digambarkan dalam Diagram berikut ini.
Pada diagram (a) menggambarkan siklus output, sedangkan Diagram (b)
menggambarkan siklus pengangguran. Garis lurus sejajar dengan sumbu
horizontal adalah tingkat pengangguran natural (natural rate of unemployment),
yaitu tingkat pengangguran pada tingkat output natural.

Dari diagram terlihat, bahwa output rill berada dibawah output natural, maka
tingkat penganggutan meningkat dan melebihi tingkat pengangguran natural.
Sebaliknya, bila output rill melebihi output natural, tingkat pengangguran akan
menurun lebih rendah dari pada tingkat pengangguran natural. Jika output output
rill sama dengan output natural,tingkat pengangguran akan sama dengan tingkat
pengangguran natural.Yang dapat disimpulkan adalah penurunan output (resesi)
akan meningkatkan pengangguran. Sebaliknya, ekspansi akan mengurangi
penganguran hanya saja pengaruh ekspansi terhadap penambahan kesempatan
kerja ada batasnya, bila ekspansi mencapai kulminasinya, perekonomian akan
mengalami gerakan menurun kembali. Jika penurunan ini terjadi selama minimal
dua triwulan berurutan, perekonomian dianggap telah memasuki kondisi resesi.

b. Siklus ekonomi dan inflasi

Jika output riil lebih kecil dari output natural , inflasi cenderung menurun dan
begitu pula sebaliknya jika output riil lebih besar dari output natural maka inflasi
cenderung meningkat. Karenanya pengaruh siklus sangat berpengaruh terhadap
inflasi.
1.4. PENGELOLAAN SIKLUS EKONOMI

Siklus Ekonomi memang sangat banyak memengaruhi kebijakan kebijakan


perekonomian suatu Negara. Oleh karenanya, untuk menekan danpak negatif dari
siklus ekonomi maka diperlukan kebijakan jangka pendek dan jangka panjang di
bidang moneter dan fiskal.

a. Kebijakan Jangka Pendek

Kebijakan jangka pendek dilakukan melalui kebijakan fiskal dan moneter yang
mempengaruhi permintaan dan penawaran agregat jangka pendek guna mengatasi
perbedaan output riil dengan output natural.

Target utama kebijakan jangka pendek adalah mengatasi perbedaan output riil
dengan output natural. Diagram menunjukkan bahwa output gap yang relatif
besar menunjukkan kondisi ekonomi yang kurang stabil dibanding output gap
yang kecil. Mengubah kondisi (a) ke kondisi (b) dapat dilakukan dengan
kebijakan fiskal dan moneter, yang memengaruhi permintaan dan penawaran
agregat jangka pendek.
b. Kebijakan Jangka Panjang

Target yang ingin dicapai dalam jangka panjang, selain memperkecil simpangan
tingkat pertumbuhan ekonomi, juga pencapaian pertumbuhan yang tinggi. Sebab,
simpangan yang mengecil tidak banyak artinya jika perekonomian bertumbuh
lamban. Diagram (a) dan (b) menggambarkan bahwa simpangan siklus telah
makin kecil. Tetapi kondisi dalam Diagram (a) kurang baik dibanding (b), sebab
pertumbuhan ekonominya relatif sangat rendah, dilihat dari sudut kemiringan
garis trend. Bahkan dapat dikatakan kondisi ekonomi dalam diagram adalah
stagnan (mandek).
Untuk mengubah kondisi (a) ke kondisi (b) juga dapat digunakan peralatan
kebijakan fiska dan moneter. Jika dalam jangka pendek penekanan tujuan
kebijakan fiskal dan moneter adalah stimulasi permintaan, maka dalam jangka
panjang lebih diarahkan kepada stimulasi penawaran. Misalnya pemberian kredit
kepada kelompok usaha kecil menengah, alokasi anggaran yang lebih besar
kepada pengeluaran-pengeluaran yang meningkatkan kualitas SDM dan
kesehatan.

2. PENGANGGURAN

Definisi dalam ekonomi tentang pengangguran tidak identik dengan tidak bekerja.
Seseorang baru dikatakan menganggur bila dia ingin bekerja dan telah berusaha
mencari kerja, namun tidak mendapatkannya.

Dalam ilmu kependudukan, orang yang mencari kerja masuk dalam kelompok
penduduk yang disebut angkatan kerja. Berdasarkan kategori usia, usia angkatan
kerja adalah 15-64 tahun. Tetapi tidak semua orang yang berusia 15-64 tahun
dihitung sebagai angkatan kerja. Yang dihitung sebagai angkatan kerja adalah
penduduk berusia 15-64 tahun yang bekerja dan sedang mencari kerja, sedangkan
yang tidak mencari kerja, tidak termasuk angkatan kerja.

Total Penduduk

Usia Kerja Bukan Usia Kerja


15-64 Tahun
0-14 Tahun + ≥ 65 tahun

Bukan Angkatan Kerja Angkatan Kerja


(Bukan Pengangguran)
Penduduk usia
kerja, tetapi
tidak mencari
Bekerja Tidak Bekerja
kerja
1. ≥35 Jam/Minggu Pengangguran
2.< 35 Jam/Minggu
2.1. JENIS DAN MACAM PENGANGGURAN

A. Berdasarkan Penyebab Terjadinya


1. Pengangguran Friksional
Pengangguran jenis ini bukanlah wujud sebagai akibat dari
ketidakmampuan memperoleh pekerjaan, melainkan sebagai akibat
dari keinginan untuk mencari kerja yang lebih baik. Didalam proses
mencari kerja yang lebih baik itu adakalanya mereka harus
menganggur. Namun pengangguran ini tidak serius karena bersifat
sementara.

2. Pengangguran Struktural
Dikatakan pengangguran struktural karena sifatnya yang mendasar.
Pencari kerja tidak mampu memenuhi persyaratan yang dibutuhka
untuk lowongan perkejaan yang tersedia. Hal ini terjadi dalam
perekonomian yang berkembang pesat. Makin tinggi dan rumitnya
proses produksi dan atau teknologi produksi yang digunakan,
menuntut persyaratan tenaga kerja yang juga makin tinggi.

3. Pengangguran Siklis
Pengangguran siklis atau konjungtur adalah pengangguran yang
diakibatkan oleh perubahan perubahan dalam tingkat kegiatan
perekonomian. pada waktu kegiatan ekonomi mengalami kemunduran,
perusahaan perusahaan harus mengurangi kegiatan memproduksi.
Dalam pelaksanaannya berarti jam kerja dikurangi sebagian meisn
produksi tidak digunakan, dan sebagian tenaga kerja diberhentikan.
Dengan demikian, kemunduran ekonomi akan menaikkan jumlah dan
tingkat pengangguran.
4. Pengangguran Musiman
Pengangguran ini berkaitan erat dengan fluktuasi kegiatan ekonomi
jangka pendek, terutama terjadi disektor pertanian. Misalnya, diluar
musim tanam dan panen, petani umumnya menganggur, sampai
menunggu musim tanam dan panen berikutnya.

B. Berdasarkan Jam Kerja


1. Pengangguran Terselubung (Disguised Unemployment) adalah
tenaga kerja yang tidak bekerja secara optimal karena suatu alasan
tertentu.

2. Setengah Menganggur (Under Unemployment) adalah tenaga kerja


yang tidak bekerja secara optimal karena tidak ada lapangan
pekerjaan, biasanya tenaga kerja setengah menganggur ini
merupakan tenaga kerja yang bekerja kurang dari 35 jam selama
seminggu.

3. Pengangguran Terbuka (Open Unemployment) adalah tenaga kerja


yang sungguh-sungguh tidak mempunyai pekerjaan. Pengganguran
jenis ini cukup banyak karena memang belum mendapat pekerjaan
padahal telah berusaha secara maksimal.

2.2. DAMPAK DARI PENGANGGURAN

A. Dampak Bagi Perekonomian Negara


- Penurunan pendapatan rata-rata penduduk perkapita
- Penurunan penerimaan pemerintah dari sektor pajak
- Meningkatnya biaya sosial yang harus dikeluarkan pemerintah
- Menambah hutang negara
B. Dampak Bagi Masyarakat
- Penurunan pendapatan rata-rata penduduk perkapita
- Penurunan penerimaan pemerintah dari sektor pajak
- Meningkatnya biaya sosial yang harus dikeluarkan pemerintah
- Menambah hutang negara

2.3. TINGKAT PENGANGGURAN DAN INFLASI : KURVA


PHILLIPS

Hubungan antara inflasi dan pengangguran menjadi salah satu tema sentral
ekonomi makro. Hasil penelitian menunjukkan adanya hubungan negatif
dan non linier antara kenaikan tingkat upah/inflasi tingkat upah dengan
pengangguran seperti dalam Diagram .
Dari diagram tersebut terlihat biaya dari pengurangan tingkat
pengangguran adalah inflasi. Misalnya, kondisi awal yang dihadapi adalah
titik B, dimana tingkat upah W2 dan tingkat pengangguran U2. Jika
tingkat pengangguran ingin dikurangi menjadi U1, tingkat upah naik
menjadi W1. Berarti terjadi inflasi. Seandainya yang ditargetkan adalah
penurunan inflasi, secara grafis yang harus dilakukan adalah mengubah
titik B ke titik C, karena W3 < W2. Namun harga yang harus dibayar
adalah meningkatnya pengangguran, karena U3 > U2.

2.4.. HUBUNGAN PERTUMBUHAN EKONOMI TERHADAP


PENGANGGURAN

Hubungan antara pertumbuhan ekonomi dan pengangguran dapat


dijelaskan dengan hukum okun (okun’s law), diambil dari nama Arthur
Okun, Yang menyatakan adanya pengaruh empiris antara pengangguran
dengan output dalam siklus bisnis. Hasil studi empirisnya menunjukan
bahwa penambahan 1 (satu) point pengangguran akan mengurangi GDP
(Gross Domestik Product) sebesar 2 persen. Ini berarti terdapat pengaruh
yang negatif antara pertumbuhan ekonomi dengan pengangguran dan juga
sebaliknya pengangguran terhadap pertumbuhan ekonomi. Penurunan
pengangguran memperlihatkan ketidak merataan. Hal ini mengakibatkan
konsekuensi distribusi.

Pengangguran berhubungan juga dengan ketersediaan lapangan pekerjaan,


ketersediaan lapangan kerja berhubungan dengan investasi, sedangkan
nvestasi didapat dari akumulasi tabungan, tabungan adalah sisa dari
pendapatan yang tidak dikonsumsi. Semakin tinggi pendapatan nasional,
maka semakin besarlah harapan untuk pembukaan kapasita produksi baru
yang tentu saja akan menyerap tenaga kerja baru.
BAB III
PENUTUP

DAFTAR PUSTAKA

Rahardja, Prathama dan Mandala Manurung. 2008. Pengantar Ilmu Ekonomi.


Jakarta: Lembaga Penerbit FE UI.

Karl E. Case dan Ray. C Fair. 2007. Prinsip-prinsip Ekonomi. Jakarta: Erlangga

https://rerenie.wordpress.com/2013/05/17/pengangguran-inflasi-dan-kebijakan-
pemerintah/

https://salamadian.com/pengertian-jenis-jenis-pengangguran/

http://digilib.unila.ac.id/7268/16/BAB%20II.pdf

Anda mungkin juga menyukai