Anda di halaman 1dari 3

Ringkasan Teori Siklus Bisnis

Siklus bisnis ialah naik turunnya peforma ekonomi secara nasional. Cara
mengukurnya dengan GDP/PDB. Jadi khusus untuk resesi (proses menurunnya peforma
ekonomi nasional) dalam jangka pendek sekitar 2 bulan. Namun jika sampai satu tahun lebih
disebut depresi. Yang mana terjadi di amerika pada tahun 32 dan 2008. Siklus bisnis ini
hanya terjadi pada jangka pendek. Secara teoritis perekonomian hanya akan mengalami naik
dan turun dalam jangka pendek. Karena jika dalam jangka panjang perekonomian akan dalam
kondisi stabil dimana output tidak akan berubah dalam kondisi full employment. Dalam
komponen agregat demand.
Dalam Interpretasi pasar tenaga kerja, yaitu teori siklus bisnis riil menekankan
kuantitas tenaga kerja yang yang ditawarkan pada waktu tertentu bergantung pada insentif
yang diterima pekerja. Keinginan merealokasi jam kerja disebut juga substansi tenaga kerja
antar waktu (intertemporal substitution of labor). Menurut teori siklus bisnis riil, semua
pekerja melakukan analisis biaya manfaat ketika memutuskan apakah akan bekerja atau
santai diwaktu senggang. Jika upah tinggi atau jika bunga tinggi itu adalah waktu yang baik
untuk bekerja. Namun jika upah atau bunga rendah, maka itu adalah waktu yang baik untuk
menikmati waktu senggang. Khorunzhina, Natalia (2015), mengemukakan bahwa setelah
terjadi peperangan model siklus bisnis tersebut tidak mampu untuk menyeimbangkan
kebiasaan konsumsi leisure. Yang menyebabkan guncangan (shock) disini ialah produktivitas
sehingga berpengaruh terhadap jam kerja. Adapun kritikus teori siklus bisnis riil percaya
yaitu :
a. Fluktuasi kesempatan kerja tidak merefleksikan perubahan jumlah orang yang ingin
bekerja
b. Kesempatan yang diinginkan tidak sensitif terhadap upah riil dan tingkat bunga riil.
Pengangguran berfluktuasi selama siklus bisnis
c. Ppengangguran tinggi selama resesi enyatakan bahwa pasar tidak jelas dan upah tak
menyeimbangkan permintaan dan penawaran tenaga kerja.
Teori siklus bisnis riil mengasumsikan perekonomian mengalami fluktuasi teknologi,
yang menyebabkan fluktuasi output dan kesempatan kerja. Marinko berpendapat bahwa tidak
ada tidak ada solusi yang tepat untuk mengukur siklus bisnis semuanya mempunyai
kekurangan. Dengan mencoba guncangan lain selain guncangan teknologi yang berpengaruh
terhadap siklus bisnis. Dia memperkenalkan pendekatan baru yaitu Spectral analisis sebagai
perkembangan terbaru dalam studi pergerakan siklus bisnis. Yaitu metode yang
menggambarkan kecendrungan osilasi atau getaran dari sebuah data pada frekuensi tertentu.
Teori siklus bisnis riil berasumsi bahwa uang itu netral, bahkan dalam jangka panjang.
Yakni, uang diasumsikan tidak mempengaruhi variabel riil seperti output dan kesempatan
kerja. Pengkritik berpendapat bukti tidak mendukung netralitas moneter jangka pendek.
Mereka menunjukkan bahwa penurunan pertumbuhan uang dan inflasi hampir selalu
dikaitkan dengan perioda pengangangguran tinggi. Huseyin Tastan (2013) memberikan
gambaran siklus bisnis lebih nyata yaitu gesekan keuangan. Saran dari Tastan ini ialah bahwa
dalam mengukur siklus bisnis sebaiknya di masukan dalam aspek keuangan dan kekakuan
pasar, karna pengeluaran di dalam negeri memberi andil terhadap guncangan yang terjadi
dalam neraca perdagangan. Pendukung teori siklus bisnis riil percaya asumsi harga fleksibel
adalah superior secara metodologis terhadap asumsi harga kaku. Dalam perekonomian
keynesian baru Kekakuan ini membuat kurva penawaran agregat jangka-pendek miring ke
atas bukannya vertikal. Hasilnya, fluktuasi permintaan agregat menyebabkan fluktuasi
jangka-pendek pada output dan kesempatan kerja.
Sebagian ekonom Keynesian baru menyatakan resesi berasal dari kegagalan
koordinasi di antara pembuat keputusan. Kegagalan koordinasi dapat muncul dalam
penetapan upah dan harga, karena yang menetapkannya harus mengantisipasi tindakan
pembuat upah dan harga yang lain. Moral dari cerita ini adalah harga bisa kaku karena orang
mengharapkannya demikian, meskipun tak ada yang menginginkannya.
Siklus bisnis adalah fluktuasi ekonomi yang melanda produksi nasional, pendapatan,
kesempatan kerja, yang biasanya berlangsung selama 2 sampai 10 th, yang ditandai dengan
adanya kontraksi dan ekspansi di seluruh sektor ekonomi. Adapun tahapan siklus bisnis yaitu
peak (puncak), kontraksi (resesi), trough (kondisi buruk), ekspansi (pertumbuhan). Berikut
macam-macam model peramalan terhadap siklus bisnis yaitu Leading Indicator, Model
Econometrics (dipelpori oleh Jan Tinbergen dan Lawrence Klein), Naïve Forecast
(timeseries). Adapun bentuk kurva Permintaan Mikro dan Makro Makro yaitu : Kurva
permintaan miring dari kiri atas ke kanan bawah, karena dampak harga untuk jumlah uang
beredar yang sama sedangkan Mikro : Efek Substitusi dan Efek Pendapatan. Namun Apakah
Siklus Bisnis dapat dihindari?
a. Dengan berjalannya waktu, siklus bisnis semakin berkurang kualitasnya. Faktor-
Faktor Penentu Stabilitas yaitu :
 Semakin sempurnanya aliran modal
 Kebijakan pemerintah semakin terbuka dan dapat diprediksi
 Pemahaman pemerintah yang semakin baik terhadap kondisi
 perekonomian dapat mencegah perekonomian menuju resesi
b. Pada dekade 1990, ekonom AS berfikir bahwa siklus bisnis sudah mati. Di AS siklus
bisnis sudah tidak terjadi, tetapi SB muncul di negara lain.
c. Okun mengatakan bahwa memang karena penyebab resesi sudah dikenali, sehingga
resesi dapat ditekan terjadinya, tetapi kita tidak akan mampu menghadang terjadinya
resesi.
d. Untuk mengubah konsisi tersebut dapat digunakan kebijakan fiskal dan kebijakan
moneter. Jika dalam jangka pendek penekanan tujuan terhadap kebijakan fiskal dan
moneter terdapat pada sisi permintaan, namun jika dalam jangka panjang ditekankan
pada sisi penawaran. Dalam hal tersebut bahwa kebijakan moneter dan fiskal sangat
berperan penting dalam stabilitas siklus bisnis. Efektivitas kebijakan ini tergantung
bagaimana sensitivitas respon sebuah perekonomian terhadap dua kebijakan tersebut.

Anda mungkin juga menyukai