Anda di halaman 1dari 4

Nama : Faisal Talib Mata Kuliah : Ekonomi Makro

Nim : 17.140.102 Dosen : Idrus Abubakar, SE., MBA


Prodi : S1 Perbankan Syariah
Kelas/Semester : A/III (Tiga)
KONJUNGTUR (SIKLUS EKONOMI)

A. Pengertian Konjungtur

Menurut Sadono, konjungtur adalah kenyataan yang berlaku dalam perekonomian


yang menunjukkan bahwa kegiatan ekonomi tidak berkembang secara teratur tetapi
mengalami kenaikan atau kemunduran yang selalu berubah-ubah dari waktu ke waktu.

B. Tahap-Tahap Konjungtur

Tahap – tahap konjungtur dibagi menjadi empat tahap yaitu :

1. Tahap Depresi atau Kemerosotan


Kegiatan ekonomi semakin merosot yang terjadi karena banyak produksi berkurang,
banyak perusahaan tutup karena rugi, banyak terjadi pengangguran. Karena
pendapatan masyarakat berkurang, permintaan masyarakat sedikit, sehingga penjualan
hanya sedikit. Harga barang merosot dan dalam hal ini pandangan para pengusaha
menjadi sangat pesimis. Kegiatan ini juga disebut sebagai “konjungtur rendah”.
Adapun ciri – ciri perekonomian pada kondisi depresi :
 Tingginya pengangguran
 Kapasitas produksi yang menganggur cenderung tidak beroperasi dari pada
mengalami kerugian besar
 Rasa pesimis yang mendalam dikalangan para pengusaha

2. Tahap Ekspansi (Prosperity)


Yaitu tahap kegiatan ekonomi dalam perkembangan atau pertumbuhan yang cepat
sampai tercapai puncak kegiatan (sering juga disebut“boom” atau”hausse”). Tetapi
setelah beberapa waktu mulai timbul kemacetan – kemacetan dan hambatan –
hambatan yang akhirnya menyebabkan situasi berubah atau berbalik menjadi
kemunduran. Adapun ciri – ciri perekonomian pada kondisi ekspansi :
 Tingkat permintaan agregat kuat dan naik
 Peningkatan permintaan untuk barang-barang impor dan jasa
 Meningkatnya investasi dan keuntungan perusahaan
 Meningkatnya produtivitas

3. Tahap Resesi atau Kelesuan


Semula kemacetan – kemacetan yang timbul menyebabkan laju pertumbuhan
ekonomi terhenti (stagnasi) dan / atau mundur sedikit. Kalau kelesuan itu berlangsung
lama, dimana semua sektor ekonomi ikut terkena dampak, maka kelesuan tersebut
dapat menjadi kemerosotan. Adapun ciri – ciri perekonomian pada kondisi resesi :
 Turunnya daya beli akibat inflasi yang tinggi, harga naik, daya beli turun,
masyarakat mengurangi belanja, dan memilih untuk lebih banyak
menabung.
 Turunnya investasi akibat turunnya konsumsi, produksi berlebihan,
investasi tidak diperlukan.
 Turunnya kesempatan kerja akibat investasi turun, lowongan kesempatan
kerja tidak ada ,pengangguran menjadi meningkat.

4. Tahap Recovery atau Pemulihan


Kegiatan ekonomi mulai normal kembali sehingga ada dorongan untuk
menghidupkan kembali kegiatan produksi. Dengan demikian pengangguran berkurang
jumlahnya. Penjualan mulai bertambah dan harga – harga dapat naik sedikit.
Pandangan dunia bisnis menjadi lebih optimis lagi, dan mulai ada lagi pengusaha
yang mulai dengan usaha-usaha baru. Kehidupan ekonomi mulai normal kembali.
Adapun ciri-ciri perekonomian pada kondisi recovery :
 Membaiknya indikator ekonomi
 Suku bunga turun, inflasi berhasil dikendalikan, gejolak buruh turun, nilai
mata uang mulai stabil
 Meningkatnya investasi
 Adanya stimulus rangsangan ekonomi (melalui pengeluaran pemerintah),
bagusnya indikator makro, pelaku usaha mulai optimis akan hari
kedepannya dan perusahaan mulai mengkaji investasi baru.
Berdasarkan hal tersebut siklus eknomi dapat digambarkan sebagai gelombang naik-
turun aktivitas ekonomi, yang terdiri atas empat elemen:

a) Gerakan Menaik (Upturn atau Expansion)


Pemulihan ekonomi (recovery) ditandai dengan gerakan perekonomian yang menaik
(upturn). Kadang-kadang gerakan menaik ini disebut juga ekspansi (expansion) bila
gerakan menaik ini terjadi selama minimal dua triwulan berturut-turut

b) Titik Puncak atau Kulminasi (Peak)


Ekspansi ekonomi tidak akan terjadi selamanya. Suatu ketika gerakan menaik ini
mencapai titik tertinggi. Titik ini disebut titik puncak atau kulminasi (peak). Setelah
mencapai titik kulminasi, perekonomian akan mengalami penurunan kembali.

c) Gerakan Menurun (Downturn atau Recession)


Yang dimaksud dengan gerak menurun adalah menurunnya output yang dilihat dari
menurunnya tingkat pertumbuhan ekonomi. Kadang-kadang gerakan penurunan ini
disebut resesi (recession), bila terjadi selama minimal dua triwulan berturut-turut.

d) Titik Terendah (Trough)


Gerakan menurun akan berlanjut hingga mencapai titik yang paling rendah, yang
disebut titik nadir (trough). Setelah mencapai titik terendah, perekonomian akan pulih
kembali dilihat dari adanya gerakan menaik.

3. Teori Terjadinya Konjungtur

1) Jevons dan Moore (1923): Fluktuasi kegiatan ekonomi terjadi karena adanya
perubahan alam

2) Pigou (1927): Fluktuasi kegiatan ekonomi terjadi karena adanya faktor psikologis
para pelaku bisnis (harapan pesimistis atau optimistis)
3) Mitchell (1951): Fluktuasi kegiatan ekonomi tidak dapat dilepaskan dari sistem
ekonomi kapitalis-liberalis.

4) Malthus (1936): penyebab munculnya krisis ekonomi karena adanya kekurangan


konsumsi (under consumption). Alasan: sektor industri manufaktur makin
berkembang dan masyarakat lebih banyak melakukan kegiatan ekonomi pada
sektor tersebut.

5) Hawtrey (1928) dan Friedman (1957): Fluktuasi ekonomi disebabkan oleh sistem
moneter dan sistem kredit.

6) Shcumpeter (1934) menyebut penyebab utama tidak stabilnya inovasi teknologi.

7) Lucas danBarro (1976), Fisher (1979), dan Phelps (1997): Ekspektasi masyarakat
yang rasional sebagai penyebab fluktuasi ekonomi.

8) Keynes : Sistem moneter dan kredit bukan penyebab, tetapi merupakan akibat.
Penyebab utama adalah tidak stabilnya investasi.

9) Siklus konjungtur kegiatan ekonomi menurut Ellis (1991) berbeda-beda :

 Kondratif: setiap 50 tahun sekali

 Juglar: 11 tahun sekali

 Kitchin: 4 tahun sekali

 Batra (1990): 60 tahun sekali

 Mubyarto: 7 tahun sekali untuk perekonomian Indonesia

Anda mungkin juga menyukai