Anda di halaman 1dari 10

SIKLUS EKONOMI INDONESIA

1.1 Latar Belakang


Pada umumnya perekonomian mengalami gelombang pasang surut, setidaknya dilihat
dari perkembangan tingkat output dan harga. Gelombang naik turun tersebut relatif teratur
dan terjadi berulang-ulang dengan waktu (durasi) yang bervariasi. Ada yang berdurasi pendek
(bulanan atau tahunan), panjang (belasan tahun), dan sangat panjang (puluhan tahun). Dalam
ilmu ekonomi, gerak naik turun tersebut dikenal dengan siklus ekonomi (business cycle).
Siklus Ekonomi (Bussines Cycle) adalah sebagai fluktuasi dari tingkat kegiatan
perekonomian(PDB

Riil)

yang

saling

bergantian

antar

masa

depresi

dan

kemakmuran(booms).Siklus ekonomi dapat pula diartikan sebagi fluktuasi aktifitas ekonomi


dari trend pertumbuhan jangka panjang.

1.2 Tinjauan pustaka


Beberapa bagian penting dalam teori siklus ekonomi sudah ditemukan sebagai
bagian-bagian dalam kerangka pemikir Klasik Ortodoks, dan diluar Mazhab Klasik adalah
pemikiran Karl Marx dan Friederich Engels. Pertengahan abad XIX, John Stuart Mill, dalam
Principles of Political Economy (1848) mengungkapkan tentang adanya krisis krisis
komersial (commercial crisis) yang muncul secara periodik. Dalam tahun yang sama, Marx
dan Engels di Communist Manifesto (1848) juga menyatakan krisis komersial yang dialami
secara berulang-ulang dan periodik sebagai salah satu ciri pokok sistem kapitalis. Kemudian
dalam bagian kedua abad XIX Clement Juglar (ilmuwan bangsa Perancis) membeberkan
secara empiris sistematis sifat dan corak krisis komersial yang berulang secara periodik.
Juglar adalah pengarang pertama kali yang menggunakan istilah siklus (cycle) dengan
menonjolkan perkiraan-perkiraan lamanya masa waktu menaik dan menurunnya kegiatan
ekonomi di antara peristiwa dua krisis. Dengan kata lain, ditunjukkannya panjang-pendeknya
gelombang suatu siklus kegiatan ekonomi: dari titik terendah sampai titik terendah
berikutnya.
Clement Juglar harus dianggap pakar perintis yang meletakkan dasar
pengembangan teori siklus ekonomi selanjutnya. Kemudian lama tidak ada pemikiran baru,

setelahnya akhir abad XIX awal abad XX muncul pemikiran Tugan-Baranowski (ekonom
dari Rusia) yang menyajikan kerangka analisis dan dasar teori sebagai landasan pemikiran
modern ilmu siklus ekonomi. Juglar dan Tugan-Baranowski adalah dua pakar ekonomi yang
pemikirannya mengawali perkembangan teori siklus ekonomi, yang selama bagian pertama
abad XX dikembangkan, dipaparkan sejumlah tokoh pemikir lain diantaranya: Arthur
Spiethof (Jerman), Albert Aftalion (Perancis), Joseph Schumpeter (Austria), Wesley Mitchell
(Amerika), Gottfried von Haberler (Jerman), Friederich von Hayek (Austria).
A. Anatomi Siklus Ekonomi
Siklus ekonomi dapat digambarkan sebagai gelombang naik turun aktivitas
ekonomi, yang terdiri atas empat elemen :
1) Ekspansi
Setelah mencapai titik terendah dari siklus terdapat tahap pemulihan, yang dicirikan
oleh pertumbuhan lapangan kerja dan produksi. Banyak ekonom percaya bahwa tahap ini
memiliki inflasi yang rendah sampai perekonomian mulai beroperasi pada kapasitas penuh
atau, dengan kata lain, sampai mencapai puncaknya.
2)

Puncak
Sebuah puncak, atau puncak siklus bisnis, adalah titik tertinggi pemulihan ekonomi.
Pada titik ini, pengangguran mencapai tingkat terendah atau menghilang seluruhnya dan
ekonomi yang beroperasi dengan beban maksimal (atau dekat dengan itu), yaitu seluruh
ibukota negara dan sumber daya tenaga kerja yang terlibat dalam produksi. Biasanya,
meskipun tidak selalu, selama peningkatan tekanan puncak inflasi.
3) Resesi
Resesi adalah periode dari mengurangi output dan kegiatan usaha. Sebagai hasil dari
kontraktor pasar, penurunan biasanya ditandai dengan menumbuhkan pengangguran.
Sebagian besar ekonom percaya bahwa penurunan ekonomi atau resesi hanya penurunan
dalam kegiatan usaha, yang berlangsung setidaknya enam bulan.
4) Bawah
Bawah siklus ekonomi adalah titik terendah dari produksi dan kerja. Hal ini diyakini
bahwa pencapaian bawah adalah akhir dari resesi karena fase siklus tidak panjang. Setelah
mencapai titik nadir atau titik bawah ini, perekonomian akan pulih kembali dilihat dari
adanya gerakan menaik.

Kurva siklus ekonomi


B. Durasi Siklus dan Faktor-faktor yang mempengaruhinya
Berikut ini faktor faktor yang mempengaruhi siklus ekonomi:
a. Siklus jangka pendek
Durasi siklus jangka pendek adalah sekitar 40 bulan(3-4 tahun). pola siklus ini ditemukan
oleh Joseph Kitchin (1923)atau disebut siklus Kitchen, Faktor-faktor yang diduga
mempengaruhi siklus ini adalah pengaruh alamiah (nature) dan adat istiadat/kebiasaan
(custom).Yang termasuk pengaruh alamiah adalah siklus iklim,pengaruh sinar matahari,curah
hujan,kekuatan angin dan gelombang laut.Kekuatan alamiah ini mempengaruhi aktifitas
perekonomian.Pengaruh adat istiadat/kebiasaan misalnya pengaruh bulan ramadhan dan hari
raya lebaran terhadap perekonomian Indonesia.
b. Siklus Jangka Menengah (Juglar Cycle)
Durasi siklus jangka menengah adlah berkisar 7-11 tahun (rata-rata berkisar 9 tahun),
disebut Siklus Juglar, pola siklus ini pertama kali ditemukan oleh Clement Juglar(1860). Ada
beberapa penjelasan tentang penyebab siklus ini,salah satu yang cukup unik adalah
penjelasan ekonom Inggris,William Stanley Jevon. Menurutnya siklus ekonomi dibumi
(dalam hal ini perekonomian inggris) dipengaruhi oleh faktor eksternal yaitu siklus bintik
matahari (sunspot) yang berdaur ulang 11 tahun sekali.Aktifitas bintik matahari tersebut akan
mempengaruhi output perekonomian,yang muaranya mempengaruhi output perekonomian
nasional.
c. Siklus Jangka Panjang(Kondratief Cycle)
Durasi siklusnya berkisar antara 48-60 tahun, Pola siklus jangka panjang pertama kali
ditemukan oleh Nikolai D. Kondratief (1925) atau dikenal Gelombang Kondratieff. Salah
satu faktor tang diduga berada di siklus ini adalah ditemukannya teknologi baru (invention
and inovation).Schumpeter menunjukkan bahwa siklus ini terjadi di amerika pada periode
tahun 1787-1842 dan 1843-1897.siklus 1787-1842 dipengaruhi oleh penemuan mesin uap

dan aplikasinya didunia industri yang melahirkan revolusi industri.Sedangkan siklus 18431897 disebabkan ditemukannya teknologi transportasi masal yaitu kereta api (rail road).
C. Siklus Ekonomi,Kesempatan kerja dan Inflasi.
a.

Siklus ekonomi dan kesempatan kerja


Secara umum ada hubungan positif antara tingkat outputdengan kesempatan

kerja,terutama bila analisisnya jangka pendek.Sebab,dalam jangka pendek teknologi


dianggap konstan,barang modal merupakan input tetap.Sedangkan yang dianggap variabel
adalah tenaga kerja.Karenanya pengaruh siklus sangat terasa bagi kesempatan kerja.Gerak
menaik

akan

meningkatkan

pengangguran.sementara

gerak

kesempatan
menurun

kerja,yang
akan

berarti

mengurangi

menurunkan

kesempatan

tingkat

kerja

dan

meningkatkan pengangguran.Yang dapat disimpulkan adalah penurunan output(resesi) akan


meningkatkan pengangguran,sebaliknya ekspansi akan menurunkan pengangguran.Dari
penjelasan

tersebut

maka

dapat

dipahami

mengapa

pemerintah

umumnya

amat

berkepentingan untuk menhhindari resesi,setidaknya resesi tidak berkepanjangan.Sebab


resesi cenderung membawa dampak negatif bagi tersedianya kesempatan kerja.Hanya saja
pengaruh ekspansi terhadap penambahan kesempatan kerja ada batasnya.Karena apabila
ekspansi mencapai kulminasinya perekonomian akan mengalami penurunan kembali.Jika
penurunan ini terjadi selama minimal 2 triwulan berurutan perekonomian dianggap telah
memasuki kondisi resesi.
b. Siklus ekonomi dan Inflasi
Keterkaitan siklus ekonomi dengan inflasi,bila output riil berada dibawah output
natural,inflasi cenderung menurun.Sebaliknya bila output riil berada diatas output natural
maka inflasi akan meningkat.
D. Pengelolaan siklus ekonomi
Karena siklus ekonomi tidak terhindari,yang dapat dilakukan adlah mengelola siklus
agar dampak negatifnya dapat ditekan seminimal mungkin,sementara pola siklus diusahakan
stabil meningkat.Dalam arti simpangan gerak naik turun output diusahakan tidak terlalu
lebar,sementara kecenderunagn output jangka panjangterus meningkat.
a.

Kebijakan jangka pendek

Target utama jangka pendek adalah mengatasi perbedaan output riil dengan output
natural (output gap).Perubahan kondisi perekonomian dapat dilakukan denhgan kebijakan
fiskal dan moneter yang mempengaruhi permintaan dan penawaran agregat jangka pendek.
b. Kebijakan jangka panjang
Target yang ingin dicapai dalam jangka panjang,selain memperkecil simpangan
tingkat pertumbuhan ekonomi,juga pencapaian pertumbuhan yang tinggi.Sebab simpangan
yang mengecil tidak banyak artinya jika perekonomian bertumbuh lamban.Pertumbuhan
ekonomi relatif rendah,dilihat dari sudut kemiringan trend.Bahkan dapat dikatakan kondisi
ekonomi adalah stagnan(mandek).Jika dalam jangka pendek kebijakan fiskal dan moneter
adalah stimulasi permintaan,maka jangka panjangnya adalah melakukan stimulasi penawaran.
E. Siklus Ekonomi Indonesia
a.

Periode 1969-1995
1). indikator PDB riil
Menunjukkan bila menggunakan PDB riil bertahun dasar 1990,perekonomian

Indonesia selama 1969-1994 terus mengalami pertumbuhan,dan dapat diartikan tak sekalipun
perekonomian indonesia mengalami kontraksi (pertumbuhan negatif).Kondisi yang paling
buruk terjadi pada tahun 1982 (2,3% per tahun) atau 1985 (2,4% per tahun).Data-data ini
menunjukkan bahwa pemerintah dapat mempertahankan pertumbuhan jangka panjang.Hal
inilah yang menyebabkan PDB riil menjadi sekitar 6 kali lipat,dari tahun 1969 PDB riil baru
mencapai Rp.49 triliun menjadi Rp.276 triliun ditahun 1995.
2).Indikator pertumbuhan Ekonomi
Menunjukkan pertumbuhan ekonomi adalah 6,8% pertahun.Yang menjadi persoalan
adalah fluktuasi tingkat pertumbuhan ekonomi yang relatif lebih rendah dari 6,8% yaitu tahun
1975,1979,1982,1985,1987,1993,1994.Besarnya fluktuasi pertumbuhan ekonomi dapat
dilihat pula dari jarak antara pertumbuhan ekonomi tertinggi dengan terendah.Pertumbuhan
ekonomi tertinggi dicapai pada tahun 1973 (11,4% per tahun) sedangkan terendah pada tahun
1982 (2,3% per tahun).Tingkat pertumbuhan ekonomi yang fluktuatif disebabkan
perekonomian indonesia sangat tergantung pada kondisi Eksternal.
b. Periode 1971-1973
Disebabkan membumbungnya harga minyak bumi,yang meningkatkan penerimaan
ekspor migas (oil boom).Hal ini dimanfaatkan pemerintah untuk menaikkan APBN,yang
merupakan salah satu mesin utama pertumbuhan ekonomi.sedangkan pertumbuhan ekonomi

yang rendah terutama pada tahun 1982,disebabkan perekonomian dunia mengalami


resesi.Melemahnya perekonomian dunia bermakna melemahnya permintaan terhadap ekspor
Indonesia yang pada gilirannyaakan melemahkan kemampuan indonesia mengimpor bahan
baku dan barang modal guna meningkatkan produksi.
c.

Periode 1990-an

Memasuki tahun 1990an perekonomian Indonesia kembali menikmati pertumbuhan yang


tinggi.Kondisi perekonomian 1990-1997 makin diperkuat dengan data perkembangan PDB
riil triwulanan,tidak satu tahunpun yang mengalami resesi,yaitu menurunnya PDB riil selam
triwulan akhir setiap tahunnya,hal ini mungkin berkaitan dengan siklus akhir tahun yang
cenderung mengurangi output.
d. Krisis ekonomi 1998
Resesi terjadi pada triwulan pertama dan kedua 1998.Resesi ini merupakan awal dimulainya
krisis ekonomi Indonesia,setelah sebelumnya krisis nilai tukar rupiah pertengahan tahun
1997.Memasuki tahu 1999 perekonomian tidak mengalami penurunan output lagi,sedangkan
tahun 2000 output sudah bisa mulai tumbuh kembali.namun tingkat pertumbuhan masih
dibawah rata-rata 1990-1999.
Pemerintah mulai mengurangi perannya dalam memacu pertumbuhan ekonomi dan
memberikan keleluasaan pada pasar untuk bekerja agar alokasi sumber daya ekonomi makin
efisien.Mekanisme pasar juga meningkatkan kemampuan individu (produsen/konsumen)
untuk mengoptimalkan dirinya.kemampuan optimalisasi individu ini dipercaya akan
memberikan sumbangan positif terhadap perekonomian.Kunci dari pertumbuhan ekonomi
yang tinggi adalah tingginya investasi selama periode 1990an yang hampir mencapai 40%
PDB.Sebagian besar investasi tersebut adalah invetasi swasta.Invetasi ini umumnya berasal
dari utang,baik domestik maupun luar negri.Selama periode 1990an pertumbuhan utang luar
negri swasta melebihi tingkat pertumbuhan ekonomi.Sedangkan utang sektor terhadap
perbankan domestik juga meningkat pesat.Membengkaknya utang sektor swasta bahwa
industri keuangan domestik maupun asing begitu mempercayai sektor swasta Indonesia.Jika
kepercayaan ini ternyata salah,dapat dijelaskan dalam dunia nyata informasi yang diterima
pemberi pinjaman tidak sempurna,atau telah terjadi penyimpangan moral di kalangan pelaku
ekonomi Indonesia.Hal-hal itulah yang menyebabkan kegagalan pasar sebagai alat alokasi
sumber daya yang efisien.Salah satu wujud kegagalan pasar adalah salah alokasi
investasi.Sebagian besar utang swasta disalurkan ke kegiatan ekonomi yang tidak

menghasilkan devisa,terutama sektor properti,hal ini memicu krisis nilai tukar rupiah sebagai
akibat dari mekanisme pasar.
F. Pertumbuhan Ekonomi Indonesia & Outlook Perekonomian Indonesia 2012,
Pertumbuhan Di Tengah Badai Krisis
Laju pertumbuhan ekonomi dapat diketahui dengan cara membandingkan nilai PDB
(Produk Domestik Bruto) tahun sekarang dengan tahun-tahun sebelumnya. PDB adalah
merupakan nilai akumulasi seluruh kegiatan ekonomi selama satu tahun. Untuk mendapatkan
gambaran pertumbuhan ekonomi akan dikemukakan perkembangan nilai PDB atas dasar
harga konstan selama beberapa tahun belakangan.
Pertumbuhan perekonomian Indonesia dalam lima tahun belakangan ini, meskipun
berfluktuasi namun memperlihatkan adanya peningkatan, pada tahun 2004 tercatat PDB
sebesar Rp. 1.656.516,8 milyar, kemudian meningkat menjadi Rp. 1.750.815,2 milyar di
tahun 2005 dengan peningkatan sebesar 5,7%. Pada tahun 2006 nilai PDB menjadi Rp.
1.847.126,7 miliar pertumbuhannya menurun 0,20% dari tahun sebelumnya atau
pertumbuhan sebesar 5,5%. Kemudian dua tahun berikutnya terjadi peningkatan menjadi
6,28% (Rp. 1.963.091,8 miliar) pada tahun 2007 serta 6,7% (Rp. 2.082.103,7 miliar) di tahun
2008. Memasuki awal tahun 2009 terjadi krisis keuangan global, dampaknya laju
pertumbuhan ekonomi turun signifikan hingga menjadi 4,00% (Rp. 1.998.819,6 miliar) dan
sempat membuat stagnasi berbagai kegiatan perekonomian nasional khususnya bagi sektor
properti, banyak pengembang menunda pembangunan propertinya. Untuk jelasnya mengenai
perkembangan ekonomi nasional dapat dilihat pada tabel berikut.
Secara keseluruhan pertumbuhan ekonomi Indonesia dari tahun 2004 sampai tahun 2009
masih positif rata-rata sebesar 5,51% per tahun dan diprediksi Pemerintah akan mencapai di
atas 7,00% di tahun 2014 mendatang, memberikan petunjuk bahwa prospek dan peluang
bisnis bidang perhotelan pun akan lebih baik.
Tabel. Laju Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Periode Tahun 2004-2009

Produk Domestik Bruto

Pertumbuhan

(Rp. Milyar)

(%)

Tahun

2004

1.656.516,8

2005

1.750.815,2

5,70

2006

1.847.126,7

5.50

2007

1.963.091,8

6,28

2008

2.082.103,7

6,07

2009

1.998.819,6

4,00

Rata rata

5,51

2010

Prediksi Pemerintah RI

5,50

2011

Prediksi Pemerintah RI

7,00

Sumber : Badan Pusat Statistik, 2010.


Contoh Peranan Sektor Konstruksi dalam Krisis Ekonomi Indonesia: Tinjauan
terhadap Teori Siklus Bisnis

Sejak tahun 1997 kurs Rupiah mengalami depresiasi terhadap Dollar Amerika Serikat (AS)
yang dipicu oleh turunnya nilai Bath Thailand terhadap Dollar. Dan seperti efek domino, hal
ini mempengaruhi kurs negara di kawasan Asia Tenggara lainnya seperti Malaysia dan
Indonesia. Bagi Indonesia sendiri, krisis ini meluas akibatnya ke segala bidang, seperti
struktur investasi, perbankan dan keuangan, bahkan ketenagakerjaan. Hal ini terlihat dari

didirikannya BPPN untuk mengatasi krisis perbankan, menurunnya kinerja ekonomi sektor
riil, khususnya sektor industri, dan meningkatnya jumlah pengangguran terbuka.
Banyak ekonom yang telah mencoba menjelaskan fenomena krisis tersebut dengan berbagai
teori, tetapi tampaknya sedikit yang mencoba menjelaskannya sebagai bagian dari siklus
bisnis. Teori ekonomi mengenai siklus bisnis ini sebenarnya telah lama berkembang, dan
telah diuraikan oleh beberapa ahli ekonomi terkenal, contohnya Schumpeter. Bila
diklasifikasi, ada empat siklus bisnis dilihat dari jangka waktu terjadinya, yaitu Siklus
Kitchen, Siklus Juglar, Siklus Kuznets, dan Gelombang Kondratieff. Siklus Kitchen adalah
siklus yang mengalami satu gelombang kegiatan ekonomi, dari titik terendah yang satu ke
titik terendah lainnya selama 3-4 tahun. Siklus Juglar meliputi masa waktu 9-11 tahun, dan
Siklus Kuznets dalam masa waktu 15-22 tahun. Gelombang Kondratieff sendiri mengalami
siklus selama 40-60 tahun. Untuk ketiga jenis siklus bisnis yang pertama, penyebab utama
pergerakan gelombang kegiatan ekonomi adalah investasi. Bedanya, Siklus Kitchen
menekankan peran investasi dalam stok barang-barang atau inventory investment, yang terdiri
dari bahan baku atau penolong, suku cadang, barang setengah jadi maupun final goods.
Siklus Juglar sendiri menekankan pada faktor investasi pada barang modal tetap, dan Siklus
Kuznets-lah yang menekankan peranan penting dari sektor konstruksi.

Gelombang

Kondratieff sendiri menekankan peran empat faktor dinamika, yaitu inovasi dan teknologi,
peperangan dan revolusi, produksi emas, dan sumber daya alam.

References
Bank. Indonesia. Statistik Ekonomi dan Keuangan Indonesia. Desember 1990.
Bank. Indonesia. Statistik Ekonomi dan Keuangan Indonesia. Desember 1994.
Bank. Indonesia. Statistik Ekonomi dan Keuangan Indonesia. Agustus 1998.
Biro Pusat Statistik. Statistik Indonesia. 1989.
Biro Pusat Statistik. Statistik Indonesia. 1991.
Biro Pusat Statistik. Statistik Indonesia. 1992.
Biro Pusat Statistik. Statistik Indonesia. 1994.

Biro Pusat Statistik. Statistik Indonesia. 1995.


Biro Pusat Statistik. Statistik Indonesia. 1997.
Biro Pusat Statistik. Statistik Indonesia. 1998.
Djojohadikusumo, Sumitro, Perkembangan Pemikiran Ekonomi, (Jakarta : Yayasan Obor
Indonesia, 1991)
Spiethof, Arthur, Krisen Handwoerterbuch der Staatswissenschafen (1925)
Simarmata, Djamester A., dalam "Ekonomi Pertanahan dan Properti di Indonesia" (Jakarta :
CPIS, 1997)
Tugan-Baranowski, Mikhail, Studien zur Theorie and geschichte Der -Handelskrisen in
England (1901)

Anda mungkin juga menyukai