Anda di halaman 1dari 2

1.

4 Keseimbangan Konsumen

Keseimbangan konsumen menggambarkan konsumen menggunakan seluruh pendapatannya


untuk melakukan konsumsi. Konsumen mempunyai motif untuk memaksimumkan kepuasan dan
meminimkan biaya. Keseimbangan konsumen tercapai ketika ada pertemuan antara tingkat
kepuasan maksimum (indifference curve maksimum yang dapat dicapai) dengan biaya yang
mimimum (garis anggaran yang minimum).

Pada gambar kurva keseimbangan konsumen diatas, menggambarkan keseimbangan konsumen


terjadi pada titik E dimana IC 2 bertemu dengan BL 2. Ada beberapa anggapan yang yang
digunakan dan harus dipahami kenapa, keseimbangan konsumen terjadi pada titik E.

Pada kurva keseimbangan konsumen diatas, menggambarkan bahwa pendapatan yang dimiliki
(kendala anggaran) yang dimiliki oleh konsumen yaitu pada BL 2. Sedangkan BL 1 dan BL3
(berwarna merah) hanya untuk ilustrasi sebagai garis anggaran yang tidak dipilih. Karena
pendapatan konsumen pada BL2, maka BL 3 tidak dapat dicapai. Sedangkan pada BL1 tidak
dipilih karena tingkat kepuasan yang dicapai akan lebih rendah. Konsumen dapat
membelanjakan lagi pendapatannnya untuk mendapatkan tingkat kepuasan yang lebih tinggi.

Sedangkan indifference curve IC 1 dan IC3 (warna hitam) juga tidak dipilih oleh konsumen. Maka
mengasumsikan bahwa batasan pendapatan yang dimiliki oleh konsumen adalah BL 2. Karena
batasan anggaran pada BL 2, maka tingkat kepuasan paling tinggi yang dapat dicapai yaitu
pada IC 2. Pada IC 2 bersinggungan dengan BL2 sehingga titik E menjadi titik keseimbangan
konsumen.

Kenapa konsumen tidak memilih tingkat kepuasan maksimum pada IC 3 padahal memberikan
tingkat kepuasan yang lebih tinggi? Alasannya karena adanya batasan anggaran. Karena
menganggap bahwa anggaran yang dimiliki terbatas pada BL 2 sehingga dana yang dimiliki
tidak cukup untuk membeli barang untuk mencapai IC 3.

Dengan biaya pada BL 2, konsumen juga tidak akan memilih IC 1. Karena tingkat kepuasan yang
dicapai lebih rendah dari IC 2. Dengan garis anggaran pada BL2 konsumen dapat mencapai
tingkat kepuasan yang lebih tinggi pada IC 2.

1.5 Pendekatan Atribut

Pendekatan atribut mendasarkan pada asumsi bahwa pertimbangan konsumen dalam memilih
suatu barang/jasa didasarkan pada atribut yang melekat pada barang/jasa tersebut. Atribut suatu barang
mencakup semua jasa yang dihasilkan dari penggunaan dan atau pemilikan barang tersebut. Seperti
halnya dengan pendekatan ordinal, alat analisis yang digunakan dalam pendekatan Atribut adalah
kepuasan digabung dengan analisis kurva indiferensi.

Adanya pembagian anggaran pada semua kelompok kebutuhan menimbulkan beberapa macam
garis anggaran dan kurva indiferensi. Konsumen akan memperoleh kepuasan maksimum (keseimbangan
konsumen) manakala anggaran untuk tiap kelompok kebutuhan bisa didistribusikan diantara berbagai
pilihan yang ada dengan kepuasan marginal tertinggi. Pendekatan atribut, menjelaskan prilaku konsumen
dalam memilih suatu barang tidak hanya karena daya gunanya yang diberikan barang tersebut. Namun
juga karena karakteristik atau atribut-atribut yang disediakan oleh produk tersebut.

Pendekatan ini diperkenalkan oleh Kelvin Lancester pada tahun 1966 dan dikembangkan lagi
pada tahun 1971. Setiap konsumen memilih produk untuk memaksimalkan daya guna yang diturunkan
dari atribut-atribut yang melekat dari produk tersebut dengan kendala anggaran yang terbatas. Dengan
demikian, konsumen harus memilih kombinasi terbaik berdasarkan anggaran yang ada. Adapun atribut
yang biasa melekat dalam suatu produk diantaranya: harga, pendapatan dan persepsi. Dalam pendekatan
atribut konsumen akan mendapatkan kepuasan yang maksimal pada saat garis anggaran bersinggungan
dengan kurva frontier. Titik persinggungan ini disebut efisiency frontier (Amaliah dan Westi Riani,
2013).

Anda mungkin juga menyukai