Anda di halaman 1dari 9

RANGKUMAN MATERI KULIAH

KONSEP MULTIPLIER DAN AKSELERATOR

DOSEN PEMBIMBING
Made Pradnyan Permana Usadi, SE., MM

DISUSUN OLEH
Dewa Ayu Ratih Febriyanti Putri (26)
Ni Wayan Juniawangi (27)

UNIVERSITAS MAHASARASWATI DENPASAR


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
PRODI MANAJEMEN
2021/2022
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Makro merupakan bagian dari ilmu ekonomi yang mengkhususkan mempelajari
mekanisme bekerjanya perekonomian sebagai suatu keseluruhan. Dengan demikian
hubungan – hubungan kausal yang ingin dipelajari oleh ekonomi makro adalah konsep
Multiplier dan akselerator. Multiplier atau angka pengganda memberikan gambaran
tentang intensitas hubungan kasual antara variabel tertentu dengan pendapatan nasional.
Apabila angka pengganda menunjukan angka tinggi, maka ini berati bahwa perusahaan
yang terjadi pada variabel tersebut akan besar pengaruhnya terhadap tingkat pendapatan
nasional, begitu pula sebaliknya. Sedangkan akselerator secara sederhana adalah
perubahan dalam pendapatan nasional akan menyebabkan terjadinya perubahan dalam
jumlah investasi. Perubahan investasi menyebabkan bertambahnya pendapatan nasional
melalui proses akselerasi, yang bersifat kumulatif. Interaksi antara multiplier dan
akselerator berdampak terhadap pendapatan nasional menjadi semakin berlipat ganda.

B. Rumusan Masalah
1. Menjelaskan pengertian dan perhitungan akselerator!
2. Menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi akselerator!
3. Memahami studi kasus multiplier efek dan akselerator
C. Tujuan
Tujuan dari dibuatnya Rangkuman Materi Kuliah ini, agar kita sebagai mahasiswa
memahami materi yang dijelaskan oleh pengajar, dan mampu menjawab pertanyaan yang
berkaitan dengan materi tersebut.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian dan Perhitungan Akselerator
Pengertian akselerator adalah alat pemercepat partikal subatomic agar mempunyai
energyyang sangat besar untuk menimbulkan transmutasi inti yang dikehendaki. Alat
pengukurnya disebut akselerometer yang bekerja berdasarkan hokum kedua Newton
(F=m.a) termasuk akselerator antara lain siklotron, betatron, generator van de graff, dan
sinkrotron.
Perhitungan keekonomian sangat dibutuhkan pada setiap perusahaan agar dapat
mengetahui proyek yang akan atau sedang dilaksanakan apakah layak secara ekonomis
atau tidak. Demikian juga halnya dengan proyek akselerator elektron, dimana jasa
perhitungan keekonomian terhadap akselerator sangat diperlukan untuk mengetahui
kelayakan ekonominya. Perbandingan biayairadiasi pada kasus referensi dengan kasus
Indonesia serta analisis sensitivitasnya dapat dipakaiuntuk mencari pemecahan yang
optimal dalam pengambilan keputusan. Diasumsikan nilai tukarsebesar Rp 6500 tiap 1
US dollars, umur ekonomis 20 tahun dan data referensi yang sudah disesuaikan dengan
keadaan sekarang. Perhitungan dilakukan untuk mendapatkan nilai NPV, IRRdan B/C
untuk masing-masing kasus. Kesimpulan yang dapat diambil bahwa kasus referensi
sebaiknya tidak diambil sebab tidak layak secara ekonomi, karena NPV negatif, B/C
kurang dari 1. Demikian halnya dengan kasus Indonesia walaupun biaya iradiasi
lebih tinggi dari kasus referensi, tetapi untuk NPV, B/C, maupun IRR sama dengan kasus
referensi oleh karena itu tidak layak juga secara ekonomi. Untuk layak secara ekonomi
sebaiknya menggunakan kasus referensi dengan biaya iradiasi minimal sebesar 'Rp1432/
kg, karena NPV menjadi positif, B/C lebih dari1. Demikian juga untuk kasus Indonesia
sebaiknya menggunakan biaya iradiasi minimal sebesarRp 2600/ kg agar layak secara
ekonomi. ( Sumber : Mochamad Nasrullah dkk : 2000 )

B. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Akselerator

Faktor akselerator dapat dilihat dari asasnya yaitu akselerato rmenerengkan


bagaimanadan berapa besar tambahan tingkat konsumsi masyarakat akan mendorong
tambahan tingkat investasi masyarakat, melalui proses tambah tingkatan pendapatan
masyarakat. Apabila terdapat tambahan permintaan akan barang-barang konsumsi dalam
jumlah yang besar sekali, sedangkan tidak cukup dilayani dengan persediaan yang ada,
maka akibatnya timbul dorongan bagi para pengusaha mengadakan penanaman-
penanaman baru dalam pembelian barang-barang modalataupun perluasan pabrik untuk
menghasilkan barang-barang konsumsi.

Prinsip akselerator yang menyatakan bahwa investasi merupakan respon terhadap


perubahan pada output yang secara tidak langsung menekan kapasitas sebenarnya sudah
lama ada, namun secara formal perkembangannya baru dimulai manakala muncul
kesadaran di kalangan para ekonom bahwa gabungan antara prinsip ini dengan model
multiplier bisa membentuk model yang lebih baik tentang perilaku ekonomi siklikal. J.M
. Clarkadalah orang pertama yang mengemukakan adanya kemungkinan itu, namun
model formalnya untuk pertama kalinya dikembangkan oleh Lundberg (1937) dan
Harrod (1936), disusul olehSamuelson (1939a; 1939b), Hicks (1949; 1950), Goodwin
(1948), dan sejumlah ekonom lainnya yang turut berjasa menyempurnakan modelnya.
Bertolak belakang dengan model penggandaan atau multiplier (aliran Keynesian) yang
menghubungkan output dengan perubahan pada investasi,
model akselerator menghitung nilai investasi atas dasar perubahan- perubahan pada
output.

Untuk memahami investasi, yakni arus pembelanjaan barang-barang modal


(capitalgoods), kita perlu mengetahui seberapa cepat para investor menutup setiap
kesenjangan yangterjadi antara stok modal aktual (yang benar-benar ada) dengan stok
modal optimal. Jika X kitatetapkan sebagai koefisien penyesuaian yang menghitung
seberapa cepat kesenjangan antara stokmodal aktual dan optimal itu dapat tertutup.
Koefisien X dan a bersama-sama mengaitkaninvestasi dengan selisih pertama dalam
tingkat-tingkat output, dan hal itulah yang disebutsebagai koefisien pemacu atau
akselerator, yang dilambangkan dengan V. Dalam tingkat analisiselementer ini pun,
pengenalan prinsip akselerator menguak sejumlah implikasi penting. Pertama,investasi
netto yang bersumber dari prinsip akselerator akan positif (negatif, atau nol) jika (Y,–  Yt
l) positif (negatif atau nol). Kedua, investasi netto itu akan turun kalau tingkat
kenaikanoutputnya berkurang. Di sisi lain, dari tinjauan sederhana ini pun kita dapat
melihat kelemahanmendasar dalam konsep akselerator. Pertama, hasil-hasil hitungan di
atas hanya berlaku jikainvestasinya memang ditentukan oleh akselerator, yakni keinginan
menambah investasi dalamrangka memperbesar kapasitas output. Itu memang saiah satu
motif pokok investasi, namundalam prakteknya perilaku para investor juga sering
dipengaruhi oleh aneka faktor lainnya seperti perubahan perkiraan, adanya teknologi
baru. dan sebagainya. Jadi, konsep akselerator inihanya menjelaskan sebagian motif
investasi yang tentunya tidak bisa diandalkan untukmemahami total investasi yang
tercipta. Lagipuia, argumen investasi atas dasar kapasitas outputseperti ini hanya
bertumpu pada model stok modal optimal Untuk mengetahui arus atau  perkembangan
investasinya,  kita  masih  memerlukan  penerapan koefisiensi yang sesungguhnyahanya
bisa dibenarkan untuk kasus-kasus tertentu seperti dalam kajian kondisi penawaran
investasi barang industri, atau dalam kasus perkiraan investasi tertentu. Tanpa didukung
oleh asumsi-asumsi tambahan seperti itu, maka kita hanya bisa mengatakan bahwa I bisa
lebih besaratau lebih kecil dari O tergantung pada apakah K, lebih besar atau lebih kecil.
Jadi, prinsip akselerator hanya akar. bermanfaat jika dipadukan dengan konsep
penggandaan (multiplier).Masalahnya adalah, meskipun model itu dapat dipakai untuk
memahami sebab - sebab terjadinya fluktuasi siklikai berulang-ulang), penerapan konsep
V memunculkan taksiran instabilitas ekonomi yang bar biasa besarnya, dan tentu saja tak
sesuai dengan, kenyataan sehari-hari. Kelemahan ini dapa: diatasi dengan memadukan
akselerator (V) ITU dengan sejumlahdeterminan investasi yang lazim dalam model-
model yang lebih umum dengan penetapan “batas atas” dan “batas bewah fluktuasi
pendapatan dalam perhitungannya agar meredam interaksi
berlebihan antara akselerator dan multiplier. Namun terlepas dari kelemahan itu. Model-
model umum akselerator telah terbukti berguna sebagai basis penyehdikan empiris
terhadap perilaku investasi.

C. Studi Kasus Multiplier Efek dan Akselerator

Demikian halnya dengan harapan adanya multiplier effect dari pembangunan


Bandara Kediri. Pemerintah dalam hal ini Kementerian Perhubungan (Kemenhub) telah
menyetujui adanya rencana pembangunan bandar udara baru di Provinsi Jawa Timur yang
akan menyasar potensi jalur udara di selatan Pulau Jawa dengan mengembangkan bandar
udara di jalur selatan karena selama ini konektivitas terpusat di jalur utara Pulau Jawa.
Sejak tahun 2016 Pemerintah Provinsi Jawa Timur melalui perjalanan panjang diawali
studi kelayakan yang meliputi kelayakan ekonomi, kelayakan teknis, kelayakan
operasional, kelayakan lingkungan serta kelayakan dari segi usaha angkutan udara maka
Pemerintah menetapkan Kabupaten Kediri sebagai lokasi yang layak dan siap untuk
dibangun bandara baru dibandingkan Kabupaten Tulungagung yang terpilih sebagai
lokasi alternatif lainnya.

Sesuai dengan Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 3 Tahun 2018 tentang


Percepatan Pelaksanaan Proyek Strategis Nasional (PSN), dalam lampiran Perpres
tersebut salah satunya Bandara Kediri dimasukkan dalam PSN yang akan mendapat
prioritas percepatan dan fasilitas-fasilitas lainnya yang mendukung salah satunya
pembebasan BPHTB (Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan). Pembangunan PSN
Bandara Kediri ini dimulai setelah Keputusan Menteri Perhubungan Republik Indonesia
Nomor KM 28 Tahun 2020 tentang Penetapan Lokasi Bandar Udara Baru di Kabupaten
Kediri Provinsi Jawa Timur ditetapkan pada tanggal 4 Februari 2020 dengan estimasi
kebutuhan luas lahan 454,5 hektare (ha). Tepatnya groundbreaking Pembangunan PSN
Bandara Kediri pada tanggal 15 April 2020 dimulai.
Sejak saat itu penampakan kawasan sekitar lokasi pembangunan Bandara Kediri
seketika berubah yang semula perbukitan sejalur dengan Pegunungan Wilis menjadi rata
dengan tanah untuk dijadikan landasan pacu pesawat. Kondisi perekonomian yang semula
kawasan sawah, tegalan, perkebunan menjadi lahan persiapan, jalan akses kendaraan
proyek, dan jalan baru untuk mengganti jalan yang tertutup atau hilang karena adanya
proyek tersebut. Sehingga mata pencaharian beberapa warga juga mengalami perubahan
karena sudah tidak memiliki lahan pertanian maupun perkebunan. Mereka beralih
menjadi pemilik kontrakan kamar, supermarket, rumah makan, warung kopi, yang
diperuntukkan sebagian besar bagi para pekerja PSN.
Menjadi satu-satunya PSN bandara yang 100 persen dibiayai swasta, Bandara
Kediri dibuat dengan skema Kerja Sama Pemerintah Badan Usaha (KPBU) dengan waktu
konsesi 50 tahun dan dapat diperpanjang. PT Gudang garam Tbk. (GGRM) melalui anak
usahannya yaitu PT Surya Dhoho Investasma (SDHI) sebagai pelaksana proyek yang
akan menyiapkan lahan dan membangun Bandara Kediri dengan desain berkelas
internasional. Adapun operator bandara tersebut diserahkan kepada PT Angkasa Pura I.
Kehadiran PSN tersebut akan sangat berpengaruh dan membuat perubahan yang
signifikan dari semula lahan kurang produktif saat ini menjadi lahan yang memberikan
produktivitas maksimal. Dengan adanya bandara otomatis daerah di sekitarnya akan
menjadi fasilitas pendukung berupa perumahan, jalan tol, pariwisata, perkantoran, pusat
perdagangan, hotel dan ekspedisi (kargo).
Pembangunan fasilitas pendukung akan terus bermunculan seiring dengan
selesainya PSN Bandara Kediri. Roda perekonomian terus berputar, uang beredar tidak
diam dalam bentuk tabungan namun bekerja menjadi aset lain yang menghasilkan
pendapatan. Kabupaten Kediri akan menjadi sentral pertumbuhan ekonomi di Jawa
Timur. Dengan demikian PSN Bandara Kediri mampu memberikan multiplier effect
dengan munculnya investor-investor baru yang akan melakukan investasi mewujudkan
fasilitas pendukung keberadaan bandara. Akselerasi ekonomi di sekitar, penyerapan
tenaga kerja dan peningkatan kesejahteraan merupakan multiplier effect yang dapat
dilihat dan dirasakan pada PSN Bandara Kediri.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Akselerator adalah alat pemercepat partikal subatomic agar mempunyai energyyang
sangat besar untuk menimbulkan transmutasi inti yang dikehendaki. Alat pengukurnya
disebut akselerometer yang bekerja berdasarkan hokum kedua Newton (F=m.a) termasuk
akselerator antara lain siklotron, betatron, generator van de graff, dan sinkrotron.
Faktor akselerator dapat dilihat dari asasnya yaitu akselerato rmenerengkan
bagaimanadan berapa besar tambahan tingkat konsumsi masyarakat akan mendorong
tambahan tingkat investasi masyarakat, melalui proses tambah tingkatan pendapatan
masyarakat.
DAFTAR PUSTAKA

https://www.academia.edu/33780882/EKONOMI_MAKRO
https://www.djkn.kemenkeu.go.id/artikel/baca/13957/Multiplier-Effect-Proyek-
Strategis-Nasional-Pembangunan-Bandara-Kediri.html

Anda mungkin juga menyukai