Anda di halaman 1dari 6

LANDASAN TEORI

A. Pertumbuhan Ekonomi
1. Pengertian Pertumbuhan Ekonomi
Pertumbuhan Ekonomi diartikan sebagai suatu ukuran kuantitatif yang menggambarkan
perkembangan suatu perekonomian dalam suatu tahun tertentu apabila dibandingkan
dengan tahun sebelumnya. Pertumbuhan ekonomi diartikan sebagai kenaikan PDB atau
PNB tanpa memandang apakah kenaikan itu lebih besar atau lebih kecil dari tingkat
pertumbuhan penduduk, dan apakah terjadi perubahan struktur ekonomi atau
perbaikan sistem kelembagaan atau tidak tidak.
2. Teori-teori Pertumbuhan Ekonomi
a. Teori Pertumbuhan Klasik
Dalam sejarah pemikiran ekonomi para penulis ekonomi pada bagian kedua
abad ke-18 dan permulaan abad ke-20 lazim digolongkan sebagai kaum Klasik.
Tokoh yang termasuk kedalam golongan Klasik diantaranya adalah Adam Smith,
David Ricardo, Robert Malthus, dan John Stuart Mill. Mereka menggambarkan,
apabila jumlah penduduk sedikit, dan kekayaan alam relatif berlebihan , maka
tingkat pengembalian modal dari investasi yang dihasilkan tinggi, sehingga di sini
para pengusaha akan mendapatkan keuntungan besar, yang akan menciptakan
investasi baru, dan pada akhirnya akan mewujudkan pertumbuhan ekonomi.
b. Teori Schumpeter
Schumpeter berpendapat bahwa seorang pengusaha memegang peranan
penting dalam hal pertumbuhan ekonomi. Pengusaha dinilai sebagai golongan yang
secara terus-menerus akan melakukan pembaharuan dan inovasi dalam kegiatan
ekonomi yang akan menciptakan investasi baru, meliputi barang-barang baru,
meningkatkan efisiensi dalam memproduksi suatu barang, memperluas pangsa
pasar, mengembangkan sumber bahan mentah yang baru, serta pengadaan
perubahan-perubahan dalam suatu organisasi dengan tujuan meningkatkan efisiensi
kegiatan perusahaan.
c. Teori Harrod-Domar
Teori ini melihat pertumbuhan dari sisi permintaan. Pertumbuhan ekonomi
hanya akan berlaku ketika pengeluaran agregat, melalui kenaikan investasi
bertambah secara kontinu pada tingkat pertumbuhan yang telah ditentukan.
Harrod-Domar memberikan penjelasan bahwa terdapat beberapa syarat sehingga
pertumbuhan ekonomi dapat tercapai, yaitu:
a) Barang modal telah mencapai kapasitas penuh
b) Tabungan adalah proporsional dengan pendapatan nasional
c) Rasio modal-produksi nilainya tetap
d) Perekonomian terdiri dari dua sektor
Analisis mereka menunjukkan bahwa meskipun pada suatu tahun tertentu
barang-barang modal telah mencapai kapasitas penuh, pengeluaran agregat
akan menyebabkan kapasitas barang modal menjadi semakin tinggi pada tahun
periode selanjutnya. Atau dengan kata lain, investasi yang ada pada tahun
tersebut akan menambah kapasitas barang modal pada tahun atau periode
berikutnya.
d. Teori Neo-Klasik
Teori pertumbuhan neo-klasik, teori pertumbuhan ekonomi yang
dikembangkan oleh Abramovits dan Solow melihat pertumbuhan ekonomi dari sisi
penawaran. Mereka menyebutkan bahwa pertumbuhan ekonomi tergantung pada
perkembangan faktor-faktor produksi, dan faktor terpenting dalam mewujudkan
pertumbuhan ekonomi menurut Solow ialah kemajuan teknologi dan pertambahan
kemahiran dan kepakaran para tenaga kerja, bukan ditentukan oleh pertambahan
modal dan penambahan tenaga kerja.
e. Teori Keynes
Jhon Maynard Keynes, mengemukakan pandangan dan menulis buku yang
pada akhirnya menjadi landasan kepada teori makroekonomi modern. Pandangan
tersebut dikemukakan dalam buku yang berjudul: The General Theory of
Employment, Interest and Money dan diterbitkan pada tahun 1936. Dalam bukunya
Keynes berpendapat pengeluaran agregat , yaitu perbelanjaan masyarakat ke 24
atas barang dan jasa, adalah faktor utama yang menentukan tingkat kegiatan
ekonomi yang dicapai suatu negara. Selain menerangkan faktor yang menentukan
tingkat kegiatan perekonomian negara dan keadaan yang menciptakan berbagai
masalah , analisis makroekonomi juga menjelaskan langkah-langkah yang dapat
digunakan pemerintah untuk mengatasi masalah tersebut.
3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan Ekonomi Modern
Faktor-faktor yang mempengaruhi ekonomi di era modern ini beragam. Para ahli
ekonomi menganggap faktor produksi sebagai kekuatan utama yang mempengaruhi
pertumbuhan. Beberapa faktor produksi tersebut terdiri dari:
1) Sumber Daya Alam merupakan faktor utama yang mempengaruhi pertumbuhan
ekonomi.
2) Akumulasi Modal atau pembentukan modal adalah peningkatan stok modal
dalam jangka waktu tertentu.
3) Organisasi bersifat melengkapi (komplemen) modal, buruh, dan membantu
meningkatkan produktivitasnya.
4) Kemajuan Teknologi merupakan yang paling penting dalam pertumbuhan
ekonomi yaitu untuk meningkatkan produktivitas, modal dan faktor produksi
lainnya.
5) Pembagian Kerja dan Skala Produksi, spesialisasi dan pembagian kerja
menciptakan peningkatan produktivitas. Keduanya membawa ke arah ekonomi
produksi skala besar, yang selanjutnya membantu perkembangan industri.
B. Inflasi
1. Pengertian Inflasi
Inflasi adalah kecenderungan dari harga harga umum untuk naik secara terus
menerus. Kenaikan harga dari satu atau dua barang saja tidak disebut inflasi, kecuali bila
kenaikan tersebut meluas kepada sebagian besar dari harga barang barang
lainnya.Kenaikan harga barang yang terjadi hanya dalam kurun waktu sekali saja tidak
bisa disebut inflasi. Kenaikan harga dari masing-masing barang tidak perlu sama. Yang
penting adalah kenaikan harga umum barang tersebut terjadi secara terus menerus
selama satu periode tertentu. Kenaikan harga dapat diukur menggunakan indeks harga.
Perubahan IHK dari waktu ke waktu menunjukan pergerakan harga dari barang dan jasa
yang dikonsumsi masyarakat.
2. Teori Inflasi
a. Teori Kuantitas
Inti dari teori kuantitas adalah, pertama, bahwa inflasi itu hanya bias terjadi kalau
ada penambahan volume uang beredar, baik uang kartal maupun uang giral. Inti
yang kedua adalah laju inflasi ditentukan oleh laju pertambahan jumlah uang
beredar dan psikologi atau harapan masyarakat mengenai kenaikan hargaharga di
masa yang akan datang.
b. Teori Keynes
Proses inflasi menurut Proses inflasi menurut Keynes adalah proses perebutan
pendapatan di antara kelompok-kelompok sosial yang menginginkan bagian yang
lebih besar daripada yang dapat disediakan oleh masyarakat. Dasar pemikiran model
inflasi dari Keynes bahwa ini terjadi karena masyarakat ingin hidup di luar batas
kemampuan ekonomisnya, sehingga menyebabkan permintaan egektif masyarakat
c. Mark-up Model
Dalam teori ini dasar pemikiranya ditentukan oleh dua komponen yakni cost
of production dan profit margin. Jadi apabila ada kenaikan antara kedua komponen
maka harga jual komoditi di pasar juga akan meningkat.
d. Teori Strukturalis
Teori ini biasa disebut juga dengan teori inflasi jangka panjang, karena
menyoroti sebab-sebab inflasi yang berasal dari kekakuan struktur ekonomi,
khususnya penawaran bahan makanan dan barang-barang ekspor.
3. Pembagian Inflasi Berdasarkan Kategori
Laju inflasi dapat berbeda antara suatu negara dengan negara lain atau dalam suatu
negara untuk waktu yang berbeda. Atas dasar besarnya laju inflasi dapat dibagi kedalam
empat ketegori, yakni:
a. Inflasi Merayap (Creeping Inflation), biasanya creeping inflation ditandai dengan laju
inflasi rendah (kurang dari 10% per tahun). Kenaikan harga berjalan secara lambat,
dengan presentase yang kecil serta dalam jangka yang relatif.
b. Inflasi Sedang yakni berkisar antara 10%-30% setahun yang ditandai dengan
kenaikan harga barang relatif cepat atau perlu diwaspadai dampaknya terhadap
perekonomian
c. Inflasi Menengah (Galloping Inflation), inflasi menengah ditandai dengan kenaikan
harga yang cukup besar (biasanya 30%-100% setahun) dan kadang kala berjalan
dalam waktu yang relatif pendek serta mempunyai sifat akselerasi. Artinya, harga-
harga minggu atau bulan ini lebih tinggi dari minggu atau bulan lalu dan seterusnya.
Efeknya terhadap perekonomian lebih berat dari pada inflasi merayap.
d. Inflasi Tinggi (Hyperinflation), inflasi tinggi merupakan inflasi yang paling parah
akibatnya (>100% setahun). Keinginan untuk menyimpan uang menurun dan nilai
dari uang seiring waktu merosot dengan tajam. Kecenderungan timbulnya ketika
pemerintah mengalami struktur anggaran belanja (misalnya timbul akibat perang)
yang dibiayai atau ditutup dengan mencetak uang
4. Efek Inflasi
Kenaikan harga-harga yang tinggi dan terus menerus bukan saja menimbulkan beberapa
efek buruk dalam kegiatan ekonomi tetapi juga pada kemakmuran individu masayarakat,
antara lain:
a. Efek terhadap kemakmuran masyarakat
Inflasi akan menurunkan pendapatan riil orang-orang yang berpendapatan
tetap, mengurangi nilai kekayaan yang berbentuk uang dan memperburuk
pembagian kekayaan. Namun, kenaikan upah berjalan lamba dengan tidak
mengiringi kenaikan hargaharga. Sehingga nilai uang turun, dan menjadi tidak
merata.
b. Efek terhadap perkembangan ekonomi
Inflasi yang tinggi tingkatannya tidak akan menggalakkan perkembangan
ekonomi. Biaya yang terus menerus naik menyebabkan kegiatan produkti sangat
tidak menguntungkan permintaan berbagai macam barang yang naik akan
mengakibatkan terjadinya perubahan dalam produksi beberapa barang tertentu.
5. Pengendalian Inflasi
Pengendalian inflasi secara umum oleh pemerintah terbagi melalui kebijakan
moneter, kebijakan fiskal, dan kebijakan non moneter. Sedangkan dalam Islam tidak
mengenal sebuah inflasi, karena mata uang yang dipakai adalah dinar dan dirham yang
pada dasarnya memiliki nilai yang stabil. Untuk mengatasi inflasi, pemerintah melakukan
bebarapa kebijakan sebagai berikut :
a. Kebijakan moneter, adalah kebijakan pemerintah melalui bank sentral mengatur
jumlah uang yang beredar. kebijakan moneter berupa kebijakan diskonto, pasar
terbuka, Cash ratio dan pembatasan kredit.
b. Kebijakan fiskal, adalah kebijakan mengatur pengeluaran pemerintah dan mengatur
perpajakan. untuk mengatasi inflasi pemerintah mengambil langkah :
1) menekan pengeluaran
2) menaikkan pajak.
3) mengadakan pinjaman pemerintah.
c. Kebijakan non Moneter adalah kebijakan yang dilakukan pemerintah dalam
mengatasi inflasi diluar kebijakan Moneter dan kebijakan fiskal. kebijakan non
moneter yang dilakukan pemerintah antara lain : mengendalikan harga, menaikkan
hasil produksi, dan kebijakan upah.
C. Kesempatan Kerja
Kesempatan kerja secara umum yaitu suatu keadaan yang mencerminkan jumlah
dari total angkatan kerja yang dapat diserap atau ikut secara aktif dalam kegiatan
perekonomian. Kesempatan kerja adalah penduduk berusia 15 tahun ke atas yang bekerja
atau disebut pula pekerja. Bekerja yang dimaksudkan di sini adalah paling sedikit satu jam
secara terus menerus selama seminggu yang lalu. Kesempatan kerja dapat diartikan sebagai
jumlah penduduk atau orang yang bekerja atau yang sudah memperoleh pekerjaan, semakin
banyak orang yang bekerja akibat dari suatu kegiatan ekonomi, dengan demikian
kesempatan kerja mencakup lapangan pekerjaan yang sudah diisi dan kesempatan kerja juga
dapat diartikan sebagai partisipasi dalam pembangunan (Sagir, 1995).

Anda mungkin juga menyukai