Anda di halaman 1dari 17

PERPAJAKAN I

Subjek &
Objek Pajak
Oleh:
• Ni Kadek Karisma Dewi (1907531130)
• Ni Putu Jessica Anggi Wijaya Putri (1907531154)
Sub Bab Materi
Pembahasan
• Subjek & Objek Pajak Penghasilan (PPh)
• Subjek & Objek Pajak Pertambahan Nilai (PPn)
• Subjek & Objek Pajak Bumi dan Bangunan
• Subjek & Objek Pajak Bea Perolehan Hak atas
Tanah dan Bangunan
• Subjek dan Objek Pajak Bea Materai
Subjek pajak adalah orang,
Definisi
badan atau
kesatuanlainnya yang telah Subjek
memenuhi syarat-syarat Pajak
subjektif, yaitu bertempat
tinggal atau berkedudukan
di Indonesia.
Subjek pajak baru menjadi
wajib pajak bila telah
memenuhi syarat-syarat
obyektif.
Subjek Pajak Berdasarkan pasal 2 Undang Undang PPh
Penghasilan (PPh) No. 36 tahun 2008, yang menjadi subjek
pajak adalah :
• Orang pribadi
• Warisan
• Badan
• Bentuk Usaha Tetap (BUT)

Subjek PPh dibedakan menjadi subjek pajak


dalam negeri dan subjek pajak luar negeri
Subjek pajak dalam negeri berdasarkan Pasal Subjek pajak luar negeri berdasarkan Pasal 2
2 ayat (3) UU PPh Tahun 1984 adalah sebagai ayat (4) UU PPh Tahun 1984 adalah sebagai
berikut berikut
• Orang peibadi yang bertempat tinggal di • Orang pribadi yang tidak bertempat di
Indonesia, orang probadi yang berada di Indonesia, orang pribadi yang berada di
Indonesia lebih dari 183 hari dalam jangka Indonesia tidak lebih dari 183 hari dalam
waktu 12 jam, atau orang pribadi yang dalam jangka waktu 12 bulan, dan badan yang tidak
suatu tahun pajak berada di Indonesia dan didirikan dan tidak berkedudukan di
mempunyai niat untuk tinggal di Indonesia Indonesia, yang menjalankan usaha atau
• Badan yang didirikan atau bertempat di melakukan kegiatan melalui bentuk usaha
Indonesia, kecuali unit tertentu dari badan tetap di Indonesia.
pemerintah yang memenuhi kriteria tertentu • yang dapat menerima atau memperoleh
penghasilan dari Indonesia tidak dari
menjalankan usaha atau melakukan kegiatan
melalui bentuk usaha tetap di Indonesia
Subjek Pajak Subjek PPn adalah pengusaha Kena Pajak (PKP)
yang melakukan penyerahan Barang Kena Pajak
Pertambahan Nilai dan Jasa Kena Pajak yang dikenai pajak
(PPn) berdasarkan Undang-Undang PPn
Subjek PPn :
• Pengusaha
• Pengusaha Kena Pajak
• Pembeli
• Penerima Jasa
Subjek Pajak Bumi
Subjek PBB adalah orang atau
dan Bangunan (PBB) badan yang secara nyata memiliki
status atas bumi dan bangunan,
yang memperoleh manfaat atas
bangunan. Subjek PBB yang
ditetapkan berkewajiban membayar
PBB berdasarkan ketentuan
perundang-undangan perpajakan
yang berlaku akan menjadi wajib
pajak.
Subjek BPHTB adalah orang pribadi atau badan yang
Subjek Pajak Bea
memperoleh hak atas suatu tanah dan bangunan. Pihak
Perolehan Hak atas yang memiliki kewajiban melunasi BPHTB tersebut
Tanah dan Bangunan adalah orang pribadi atau badan hukum.
Namun, ada juga pihak yang dikecualikan diantaranya:
• perwakilan diplomatik dan konsulat dengan asas timbal
balik
• negara untuk melaksanakan kepentingan umum
• badan atau perwakilan organisasi internasional yang
ditetapkan oleh keputusan menteri untuk menjalankan
fungsinya
• orang pribadi atau badan, karena konversi hak atas
tanah dan bangunan dengan tidak ada perubahan
nama
• orang pribadi atau badan yang diperoleh dari wakaf
• orang pribadi atau badan yang diperuntukan untuk
kepentingan ibadah
Subjek Pajak Bea Dokumen yang dikenakan Bea Materai hanya
Materai dokumen yang disebutkan dalam UU No. 13 Tahun
1985

Apabila suatu dokumen belum dibubuhi Bea


Materai, namun apabila akan digunakan sebagai alat
bukti di pengadilan, maka pihak yang akan
menggunakan dokumen tersebut sebagai bukti,
dibebani kewajiban untuk melunasi Bea Materainya
terlebih dahulu. Pelunasan dilakukan melalui pejabat
pos yang disebut pemeteraian kemudian.
Definisi
Objek Pajak
Objek Pajak adalah suatu
transaksi (biasanya sumber
pendapatan) yang menurut
peraturan perpajakan
tergolong sebagai transaksi
yang harus dikenai pajak
Objek Pajak
Objek PPh adalah penghasilan. Penghasilan adalah
Penghasilan (PPh) setiap tambahan kemampuan ekonomis yang
diterima atau diperoleh, dari Indonesia maupun
dari luar Indonesia yang digunakan, untuk investasi
maupun konsumsi. Karena luasnya pengertian dan
jenis-jenis penghasilan yang dapat diperoleh oleh
subjek pajak, maka UU PPh mengatur lebih rinci
pembagian objek pajak yang diatur dalam pasal-
pasal yang penyebutannya lebih populer dengan
menyebutkan menurut pasal yang mengaturnya
diantaranya terdapat pada PPh pasal 21, PPh pasal
22, PPh pasal 23, dan PPh pasal 26
Objek dalam PPN adalah penyerahan atau kegiatan yang
dilakukan oleh pengusaha kena pajak. Objek pajak yang
Objek Pajak dikenakan PPN diatur dalam pasal 4 Undang-Undang
Pertambahan Nilai Nomor 8 Tahun 1984 tentang PPN dan perubahannya yakni
Undang-Undang 42 Tahun 2009 yang mulai berlaku sejak 1
(PPn) Januari 2010 :

• Penyerahan BKP di dalam Daerah Pabean yang dilakukan


oleh
• pengusaha.
• Impor BKP.
• Penyerahan JKP yang dilakukan di dalam Daerah Pabean
oleh
• pengusaha.
• Pemanfaatan BKP tidak berwujud dari luar Daerah Pabean
di dalam Daerah Pabean.
• Pemanfaatan JKP dari luar Daerah Pabean di dalam Daerah
Pabean.
• Ekspor BKP oleh Pengusaha Kena Pajak.
Objek Pajak Bumi Dalam Pajak Bumi dan Bangunan yang menjadi
dan Bangunan (PBB) objekpajak adalah bumi dan/atau bangunan. Pengertian
bumi disini adalah permukaan bumi yang meliputi tanah
dan perairanpedalaman, serta laut wilayah Indonesia, dan
tubuh bumi yang ada di bawahnya. Sementara itu,
bangunan adalah konstruksi teknik yang ditananm atau
dilekatkan secara tetap pada tansh atau perairan.
Termasuk dalam bangunan yang dapatdikenakan pajak
adalalah : Bangunan tempat tinggal (rumah), gedung
kantor, hotel, pabrik, jalan lingkungan pabrik dan
emplasemennya, kolam renang, tempat
penampungan/kilangminyak, air, dan gas, juga pipa
minyak, fasilitas lain yang memberikan manfaat.
Objek pajak Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan
Objek Pajak BPHTB
Bangunan (BPHTB) adalah perolehan hak atas
tanah dan bangunan yang berupa tanah dan
bangunan.
Perolehan hakatas tanah dan bangunan, yang
meliputi :
• Pemindahan hak karena : Jual beli, tukar
menukar,hibah, hibah wasiat, waris, pemasukan
dalam perseroan atau badan hukum lainnya,
pemisahan hak yang mengakibatkan peralihan,
penunjukan pembeli dalam lelang, pelaksanaan
putusan hakim yang mempunyai kekuatan hukum
tetap, penggabunganusaha, peleburan usaha,
pemekaran usaha, hadiah.
• Pemberian hak baru karena : kelanjutan pelepasan
hak dan di luar pelepasan hak.
Objek Pajak Bea Objek bea meterai adalah dokumen. Dokumen
Materai adalah kertas yang berisikan tulisan yang
mengandung arti dan maksud tentang perbuatan,.
keadaan atau kenyataan bagi seseorang dan pihak-
pihak yang berkepentingan.
Beberapa dokumen yang wajib dikenakan bea meterai,
adalah sebagai berikut :
• Surat perjanjian dan surat-surat lainnya yang dibuat
dengan tujuan untuk digunakan sebagai alat
pembuktian mengenai perbuatan,kenyataan, atau
keadaan yang bersifat perdata
• Akta-akta notaris termasuk salinannya
• Akta-akta yang dibuat oleh pejabat pembuat akta
tanah termasuk rangkap-rangkapnya
• Surat yang memuat jumlah uang, yaitu : yang
menyebutkan penerimaan uang, dsb.
- Sesi Diskusi -
Terimakasih!

Anda mungkin juga menyukai